Anda di halaman 1dari 15

Penatalaksanaan Klien

Fraktur
Oleh :
Sugeng Sri Utami, SKep.
1. Pengertian
► Adalah terputusnya kontinuitas tulang dan
ditentukan sesuai jenis dan luasnya
► Terjadi jika tulang dikenai stres yg lebih besar dari
yg dapat diabsorbsinya
► Penyebabnya : pukulan langsung, gaya meremuk,
gerakan puntir mendadak bahkan kontraksi otot
eksterm
► Dpt trrjadi edema jaringan lunak, perdarahan ke
otot dan sendi, dislokasi sendi, ruptur endo,
kerusakan saraf dan pembuluh darah
► Organ tubuh dpt mengalami cedera akibat fraktur
atau fragmen tulang
2. Jenis Fraktur secara umum
► Fraktur komplit : patah pd seluruh garis tengah
tulang dan biasanya mengalami pergeseran dari
posisi normal
► Fraktur tdk komplit : patah hanya terjadi pd
sebagian dari garis tengah tulang
► Fraktur dibedakan sesuai pergeseran anatomis :
bergeser dan tidak bergeser
► Fraktur tertutup/ F simpel : tdk menyebabkan
robeknya kulit
► Fraktur terbuka/ komplikata/ kompleks : fraktur dg
luka pd kulit/ membrana mukosa sampai ke patah
tulang
Digradasi fraktur terbuka
► Grade I : dg luka bersih kurang dari 1 cm
panjangnya
► Grade II : luka lebih luas tanpa kerusakan
jaringan lunak yg ekstensif
► Grade III : luka yang sangat terkontaminasi
dan mengalami kerusakan jaringan lunak
ekstensif, merupakan yg paling berat.
3. Jenis Khusus Fraktur
► Greenstick ;dimana salah satu sisi tulang patah sdg sisi
lainnya membengkok
► Transversal ; sepanjang garis tengah tulang
► Oblik ; membentuk sudut dg garis tengah tulang
► Spiral ; memuntir seputar batang tulang
► Kominutif ; tulang pecah mjd bbrp fragmen
► Depresi ; fragmen patahan terdorong kedalam
► Kompresi ; tulang mengalami kompresi
► Patologik ; terjadi pd tulang yg berpenyakit
► Avulsi ; tertariknya fragmen tulang oleh ligamen atau
tendo pd perlekatannya
► Epifisial ; melalui epifisis
► Impaksi ; fragmen tulang terdorong ke fragmen tulang yg
lain
4. Manifestasi klinis
a. Nyeri ; terus menerus dan bertambah beratnya sampai
fragmen tulang diimobilisasi
b. Hilangnya fungsi ; bagian2 tdk dapat digerakkan dan
cenderung bergerak scr tdk alamiah.
c. Deformitas ; Pergeseran tulang pd fraktur lengan/
tungkai menyebabkan deformitas ( terlihat maupun
teraba)
d. Pemendekan; pd fraktur panjang terjdi kontraksi otot yg
melekat di atas dan dibawah tempat fraktur shg terjadi
pemendekan
e. Krepitus ; adanya derik tulang ketika ekstremitas diraba
akibat gesekan antar fragmen satu dg lainnya
f. Pembengkakan dan perubahan warna lokal kulit ; terjadi
beberapa jam/ hari sth klien cedera sebagai akibat
trauma dan perdarahan yg mengikuti fraktur
5. Penatalaksanaan Kedaruratan
a. Imobilisasi daerah cedera dg bidai,
disangga diatas dan dibawah tempat patah
tulang untuk mencegah gerakan rotasi
ataupun angulasi karena gerakan fragmen
tulang dpt menyebabkan nyeri, kerusakan
jaringan lunak dan perdarahan lebih lanjut
b. Pd F. terbuka ; luka ditutup dg pembalut
steril, jgn melakukan reduksi fraktur
kemudian pasanglah bidai
c. Kaji keadekuatan perfusi area distal dari
fraktur
6. Prinsip Penanganan Fraktur
a. Reduksi fraktur ; mengembalikan fragmen tulang
pd kesejajaran dan rotasi anatomis. Dilakukan
sesegera mungkin untuk mencegah jaringan
lunak kehilangan elastisitasnya akibat infiltrasi
karena edema dan perdarahan
 Reduksi tertutup : manipulasi dan traksi manual gips,
bidai dan traksi.
 Reduksi terbuka : pin, kawat, sekrup, plat, paku/
batangan logam
b. Immobilisasi fraktur ; sampai terjadi penyatuan
c. Mengembalikan dan mempertahankan fungsi ;
segala upaya dilakukan untuk penyembuhan
tulang dan jaringan lunak
Mengembalikan dan mempertahankan fungsi

► Pertahankan reduksi dan immobilisasi


► Kaji status neurovaskuler ; peredaran darah,
nyeri, perabaan, gerakan
► Pendekatan untuk mengatasi segala
kegelisahan, ansietas dan ketidaknyamanan
► Latihan isometrik untuk mencegah atrofi
disuse dan meningkatkan eredaran darah
► Pengembalian aktivitas scr bertahap sesuai
batasan terapeutik
7. Faktor yg mempengaruhi penyembuhan fraktur

a. Faktor yg mempercepat penyembuhan


 Immobilisasi fragmen tulang
 Kontak fragmen tulang maksimal
 Asupan darah yg memadai
 Nutrisi yg baik
 Latihan pembebanan BB untuk tulang panjang
 Hormon2 pertumbuhan, tiroid, kalsitonin,
vitamin D dan steroid anabolik
 Potensial listrik pd patahan tulang
b. Faktor yang menghambat penyembuhan
 Trauma lokal ekstensif
 Kehilangan tulang
 Immobilisasi tak memadai
 Rongga atau jaringan diantara fragmen tulang
 Infeksi
 Keganasan lokal
 Penyakit tulang metabolik
 Radiasi tulang
 Nekrosis avaskuler
 Fraktuir intraartikuler
 Usia
 kortikosteroid
8. Perawatan fraktur tertutup
► Diusahakan kembali ke aktivitas biasa sesegera
mungkin
► Penyembuhan dan pengembalian kekuatan penuh
memerlukan waktu berbulan2
► Ajarkan klien mengontrol nyeri dan pembengkakan
► Motivasi klien unttuk mobilisasi sesuai batas dan
tirah baring diusahan seminimal mungkin
► Ajarkan penggunaan alat bantu
► Bantu dan ajarkan klien memenuhi kebutuhan
dasarnya
Diagnosa keperawatan yg muncul

a. Nyeri
b. Resiko terhadap cedera bd kerusakn
neurovaskuler, tekanan dan disuse
c. Kurang perawatan diri
9. Perawatan fraktur terbuka
► Klien dibawa ke ruang operasi, luka dibersihkan,
didebridemen dan diirigasi
► Reduksi dan distabilisasi dg fiksasi eksterna
► Memperbaiki setiap kerusak pd pembuluh darah,
jaringan lunak, otot, saraf dan tendon
► Ekstremitas ditinggikan untuk mengurangi edema
► Kaji status neurovaskuler
► Pantau tanda2 infeksi dan suhu tubuh scr teratur
► Berikan profilaksis tetanus, antibiotik
► Luka ditutup dg jahitan atau graft/ flap kulit
autogen pd hari ke 5 - 7
10. Komplikasi Fraktur
► Komplikasi awal ; syok (bbrp jam sth
cedera), emboli lemak (48 jam/>), sindroma
kompartemen ( dpt menimbulkan
kehilangan fungsi permanen), infeksi,
tromboemboli dan emboli paru, KID/
koagulopati intravaskuler diseminata.
► Komplikasi lambat ; penyatuan terlambat/
tdk ada penyatuan, nekrosis avaskuler
tulang. Reksi terhadap alat fiksasi interna

Anda mungkin juga menyukai