Anda di halaman 1dari 41

REFERAT OTOREA

Luthfi Octafyan Prakoso


1710221048

Fakultas Kedokteran UPN Veteran Jakarta


Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan THT-KL
RSUP Persahabatan Jakarta
Pendahuluan
■ Telinga merupakan organ yang penting karena fungsinya sebagai organ
pendengaran dan keseimbangan. Telinga mampu mendeteksi suara, mengenal
suara dan berperan dalam keseimbangan posisi tubuh.
■ Keluhan utama telinga dapat berupa gangguan pedengaran /pekak (tuli), suara
berdenging/berdengung (tinitus), rasa pusing yang berputar (vertigo), rasa nyeri
dalam telinga (otalgia), keluar cairan dari telinga (otorea).
■ Salah satu gejala yang sering dikeluhkan pasien mengenai telinga adalah keluarnya
cairan atau sekret dari telinga. Keluarnya cairan dari liang telinga ini disebut otorea.
Gangguan ini bisa dialami oleh bayi, anak-anak, orang dewasa maupun geriatri.
■ Otorea dapat disebabkan oleh banyak penyakit telinga. Diantaranya adalah otitis
eksterna sirkumsripta (furunkel) yang pecah, otitis eksterna difus, otitis media
supuratif akut stadium perforasi, otitis media supuratif kronik, mastoiditis dan
kebocoran cairan serebrospinal. Setiap penyakit tersebut memiliki gejala dan
tatalaksana yang berbeda.
Anatomi Telinga
Perforasi Membran Timpani

■ Perforasi sentral ■ Perforasi Subtotal ■ Perforasi Total

■ MT Intak

■ Perforasi marginal ■ Perforasi Atik


Fisiologi Mendengar
■ Ditangkapnya gelombang suara oleh daun telinga  menggetarkan membran
timpani  diteruskan ke telinga tengah melalui rangkaian tulang pendengaran.
■ Gelombang suara yang ditangkap, akan diamplifikasikasi melalui daya ungkit tulang
pendengaran dan perbandingan antara luas membran timpani dengan tingkap
lonjong.
■ Gelombang tersebut diteruskan ke tingkap lonjong sehingga perilimfa vestibuli
bergerak.
■ Getaran diteruskan ke membran Reissner’s yang mendorong endolimfe sehingga
akan menimbulkan gerak relatif antara membran basilaris dan tektoria.
■ Proses ini merupakan rangasang mekanik yang menyebabkan terjadinya defleksi
stereosilia sel-sel rambut sehingga kanal ion terbuka dan terjadi pelepasan ion
bermuatan listrik dari badan sel, sehingga melepaskan neurotrasmiter ke dalam
sinapsis yang menimbulkan potensial aksi pada saraf auditorius lalu dilanjutkan ke
nukleus auditorius sampai ke korteks pendengaran di lobus temporalis.
Otorea

■ Definisi : Sekret yang keluar dari telinga.


■ Sekret dapat berupa serumen, darah, pus dan cairan lain dari liang telinga
■ Jenis cairan : jernih, purulent, mukoid, mukopurulen, blood stained otorea atau
berbau busuk
Etiologi

■ Infeksi
■ Benda asing
■ Trauma
■ Kontak dengan air (mandi / berenang)
■ Kebocoran CFS
Jenis Eksudat
Eksudat Deskripsi
Serosa Eksudat jernih, mengandung sedikit protein akibat
radang yang ringan
Mukoid Eksudat hasil sekresi sel goblet berwarna bening
kental dengan fungsi sebagai proteksi mukosa
Purulen Eksudat yang mengandung nanah/pus yaitu
campuran leukosit yang rusak, jaringan nekrotik
serta mikroorganisme yg musnah
Mukopurulen Eksudat gabungan mukoid dan purulen
Hemoragik Eksudat yang mengandung merah
Karakteristik Otore Bedasarkan Etiologi

Karakteristik Otore Etiologi yang mungkin


Jernih / Watery Eksim pada MAE , Cairan Serebrospinal
Purulen Otitis Eksterna Akut, misal furunkolosis
Mukoid Otitis Media Supuratif Kronik (tipe Benigna) disertai
Perforasi

Mukopurulen Otitis media akut


Blood stained otorea Trauma, Karsinoma pada telinga
Otorea berbau busuk Otitis Media Supuratif Kronik (tipe Maligna) disertai
kolesteatom
Penyakit yang berhubungan dengan
Otorea
■ Telinga Luar
– Otitis Eksterna Sirkumskripta
– Otitis Eksterna Difus
– Otitis Eksterna Jamur / Otomikosis
– Otitis Eksterna Maligna
– Benda asing dalam liang telinga
■ Telinga Tengah
– Otitis Media Akut Stadium Perforasi
– Otitis Media Supuratif Kronik
■ Lainnya
– Mastoiditis
– Otorea akibat kebocoran CSF
Otitis Eksterna Sirkumskripta
■ Definisi : infeksi pada pilosebasea (folikel rambut) di kulit 1/3 luar liang telinga
■ Etiologi : Staphylococcus aureus atau Staphylococcus albus
■ Manifestasi Klinis :
– Otalgia (Nyeri) telinga hebat
– Gangguan pendengaran (furunkel besar  Menyumbat liang telinga)
– Otorea (Furunkel pecah)
■ Tatalaksana :
■ Sesuai keadaan furunkel.
– Abses  Aspirasi steril + antibiotik salep (polymixin B / bacitracin) atau
antiseptik (asam Asetat 2-5% dalam alkohol)
– Dinding Furunkel tebal  Insisi kemudian dipasang drain untuk
mengalirkan nanah
■ Otitis Eksterna Sirkumskripta
Otitis Eksterna Difus
■ Definisi : infeksi pada kulit 2/3 dalam liang telinga.
■ Etiologi : Pseudomonas, Staphilococus aureus, Staphilococus albus, atau Escherichia
coli
■ Manifestasi Klinis :
– Nyeri tekan Tragus
– Liang telinga terasa penuh
– Otore berbau  tidak mengandung musin / lendir
– Pembesaran dan Nyeri tekan KGB regional
■ Tatalaksana :
■ Membersihkan liang telinga
■ Memasukkan tampon antibiotik ke liang telinga supaya terdapat kontak antara obat dengan
kulit yang meradang
■ Kadang dibutuhkan antibiotik sistemik
■ Otitis Eksterna Difus
Otomikosis
■ Definisi : infeksi jamur pada liang telinga
■ Etiologi : Aspergillus niger, Pityrosporum, Aktinomises, atau Candida albicans.
■ Manifestasi Klinis :
– Gatal
– Telinga terasa penuh
– Otalgia
– Otore
– Penurunan pendengaran
■ Tatalaksana
■ Membersihkan liang telinga dengan asam asetat 2% dalam alkohol, larutan iodium
povidon 5% atau tetes telinga yang mengandung antibiotik dan steroid
■ Kadang diperlukan antijamur topikal (salep) yg mengandung nistatin dan klotrimazaol
■ Otomikosis
OE Maligna
■ Definisi : Infeksi difus pada liang telinga luar dan struktur lain disekitarnya termasuk basis kranii
yang berpotensi letal.
■ Etiologi :
– Sering pada pasien lanjut usia dengan DM dan imunokompromais
– Pseudomonas aeruginosa
■ Manifestasi Klinis
• Gatal
• Otalgia, nyeri semakin karena jaringan granulasi pd dinding liang telinga dekat sambungan tulang
kartilago
• Otorea banyak
• Pembengkakakn di liang telinga
• Paresis nervus fasialis
■ Tatalaksana :
– Tangani penyakit dasar
– Antibiotik sesuai hasil kultur
■ Sementara menunggu hasil kultur diberikan golongan fluoroquinolone (ciprofloxacin)
– Debridement secara radikal
Otitis Media Akut : stadium Perforasi
■ Definisi : infeksi telinga akut yang disebabkan oleh gangguan pertahanan tubuh
pada silia mukosa tuba eustachius, enzim dan antibody.
■ Etiologi : Streptococus pneumoniae dan Haemophilus influenza
■ Stadium OMA:
– Stadium Oklusi Tuba
– Stadium Hiperemis
– Stadium Supurasi
– Stadium Perforasi
– Stadium Resolusi
Otitis Media Akut : stadium Perforasi

■ Manifestasi Klinis :
– Otore
– Demam yang tadinya pada stadium supurasi tinggi yaitu sekitar 39,5oC, pada
stadium perforasi demam mulai turun.
– Pada pemeriksaan fisik ditemukan sekret keluar secara berdenyut (pulsasi)
■ Tatalaksana :
■ Obat cuci Telinga H2O2 3% selama 3-5 Hari serta antibiotik yang adekuat
■ Otitis Media Akut Stadium Perforasi
Otitis Media Supuratif Kronis
■ Definisi : infeksi kronis liang telinga tengah dengan perforasi membran timpani dan
sekret yang keluar dari telinga tengah terus menerus atau hilang timbul. Sekret
mungkin encer, kental, bening atau berupa nanah
■ Manifestasi Klinis :
– Otore
– Otalgia
– Penurunan pendengaran
– Perforasi membrane timpani
– Jaringan Granulasi / Kolesteatom
Otitis Media Supuratif Kronis

■ Tatalaksana
 OMSK Tipe Aman
• Cuci telinga dengan larutan H2O2 3% selama 3-5 Hari
• Apabila sekret berkurang berikan obat tetes leinga yang mengandung antibiotik dan
korikosteroid
• Apabila sekret telah kering, tetapi perforasi masih ada setelah di observasi 2 bulan,
maka idealnya dilakukan miringoplasti atau timpanoplasti
 OMSK Tipe Bahaya
• Mastoidektomi
• Sederhana
• Radikal
• Dengan Modifikasi
■ Otitis Media Supuratif Kronis
Mastoiditis
■ Definisi : inflamasi pada rongga mastoid di tulang temporal
■ Etiologi : Streptococus pneumoniae, Streptococus β-haemolyticus grup A,
Straphylococus aureus
■ Manifestasi Klinis :
– Otore persisten > 3 minggu
– Otalgia
– Demam tinggi
– Nyeri Kepala
– Pendengaran menurun
■ Tatalaksana
– Medikamentosa: antibiotik oral  Observasi
– Operatif : Mastoidektomi
■ Mastoiditis
Kebocoran CFS (Fistula CFS)
■ Fistula serebrospinal fluid (CSF) ditandai dengan keluarnya CSF dari ruang intrakranial melalui hubungan
yang tidak normal antara ruang subaraknoid dan struktur pneumatic di dasar tengkorak, biasanya
melalui saluran sinonasal, telinga tengah, atau sistem mastoid, dan menunjukkan defek osteodural
■ Etiologi :
– Traumatik (80-90% Kasus)
– Non-Traumatik : Tumor, Infeksi
– Fistula spontan
■ Manifestasi Klinis
■ Otore
■ Rinore
■ Vertigo
■ Tinnitus
■ Paresis nervus facialis
■ Afasia
■ Tatalaksana :
– Pembedahan
– Fistula Spontan biasanya bisa sembuh sendiri
Diagnosis

■ Untuk menegakkan diagnosis, perlu dilakukan anamnesis yang cermat,


pemeriksaan fisik, serta pemeriksaan penujang yang sesuai. Gejala penyerta serta
sifat cairan yang keluar dari telinga sangat penting dalam mengarahkan diagnosis.
■ Otitis Externa
■ Bakterial otitis eksterna akut : Sedikit mukus putih, mungkin kental
■ Otitis Externa akibat jamur (Otomycosis): Discharge seperti benang halus, warna:
putih, hitam, abu, biru kehijauan, atau kuning
■ Otitis Media
■ Otitis Media Akut perforasi membrane timpani : Mukus Purulen putih atau kuning,
Berkaitan dengan nyeri dalam
■ Otitis Media Serous : Mukus jernih, Berkaitan dengan rhinitis alergika
■ Otitis media supuratif kronik : Mukus purulen yang intermiten, Tidak berkaitan
dengan rasa nyeri
■ Penyebab lainya
■ Kebocoran cairan serebrospinal: discharge berupa cairan jernih
■ Trauma: mukus berdarah
Pemeriksaan Penunjang

■ Pemeriksaan penunjang lain yang dapat dipertimbangkan adalah sebagai berikut:


– Pemeriksaan darah perifer lengkap
– Leukositosis dan laju endap darah meningkat.
– Pemeriksaan kultur dan sensitifitas
– Dengan bahan apusan sekret telinga untuk mengetahui bakteri apa yang
menginfeksi dan antibiotik apa yang sensitif.
– Foto mastoid
– Tes pendengaran, yang berupa tes bisik, tes garpu tala dan tes audiometri.
Pencegahan

■ Hindari infeksi telinga.


■ Memberi ASI pada bayi sehingga bayi mendapat antibodi dari ibu dan meningkatkan
daya tahan tubuhnya.
■ Hindari masuknya benda asing ke dalam telinga
■ Bila berada di daerah yang bising, gunakan pelindung telinga.
■ Jaga telinga tetap kering setelah kontak dengan air (mandi, berenang).
Prognosis

■ Prognosis dari otorrhea sendiri sangat bervariasi tergantung dari penyebabnya.


■ Pada trauma yang menimbulkan perdarahan minimal, otitis eksterna, otitis media
akut, OMSK tipe aman  baik.
■ Pada keadaan trauma berat yang menyebabkan perdarahan masif atau fraktur
basis cranii, serta OMSK tipe bahaya  lebih buruk.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai