AskepPenangana Kasus Paliatif DG Kasus Lansia
AskepPenangana Kasus Paliatif DG Kasus Lansia
0 – 1 th = masa bayi
1 – 6 th = masa pra sekolah
6 – 10 th = masa sekolah
10 – 20 th = masa pubertas
40 -65 th = masa setengah umur (prasenium)
65 th keatas = masa lanjut usia (senium)
3. Dra Ny. Jos Masdani (Psikolog UI) Usia lanjut
merupakan kelanjutan dari usia dewasa.
Young old = 70 – 75 th
Old = 75 – 80 th
Kenangan (memory) :
a. Kenangan jangka panjang : Berjam-jam sampai berhari-hari
yang lalu mencakup beberapa perubahan.
b. Kenangan jangka pendek atau seketika : 0 – 10 menit,
kenangan buruk
IQ (Intelegensi Quantion) :
a. tidak berubah dengan informasi matematika dan perkataan
verbal.
b. Berkurangnya penampilan, persepsi dan keterampilan.
1. Pensiun :
Nilai seseorang sering diukur oleh
produktivitasnya dan identitas dikaitkan
dengan peranan dalam pekerjaan. Bila ia
pensiun akan mengalami kehilangan antara
lain :
kehilangan finansial
Kehilangan status (dulu mempunyai jabatan
dengan posisi yang tinggi lengkap dengan
fasilitasnya)
Kehilangan teman/relasi atau kenalan
Kehilangan pekerjaan/kegiatan
2. Merasakan atau sadar akan kematian
3. Perubahan dalam cara hidup, yaitu memasuki
rumah perawatan bergerak lebih sempit.
4. Ekonomi akibat pemberhentian dari jabatan,
meningkatnya biaya hidup pada penghasilan
yang sulit, bertambahnya biaya pengobatan
5. Penyakit kronis dan ketidakmampuan.
6. Gangguan saraf pancaindera; timbul
kebutaan dan ketulian
7. Gangguan gizi akibat kehilangan jabatan
8. Rangkaian dari kehilangan; kehilangan
teman dan family
9. Hilangnya kekuatan dan ketegapan fisik
; perubahan terhadap gambaran diri dan
konsep diri
Agama atau kepercayaan makin terintegrasi
dalam kehidupannya
Lansia makin matang dalam kehidupan
keagamaannya
Berpikir dan bertindak dengan cara
memberikan contoh cara mencintai dan
keadilan
Sensitivitas emosional yang akhirnya menjadi
sumber banyak masalah pada masa menua :
pada masa usia dewasa tampil cantik/tampan,
pada usia lanjut seseorang merasa kehilangan
kecantikannya/ketampanannya akibat
kemunduran fisik.
Kecemasan timbul karena merasa diri mulai
kurang menarik/kurang mampu.
Klimakterium pada pria dan wanita yang
menyebabkan dorongan seksualitas
menurun
Menopause pada wanita : haid tidak
teratur, gelombang rasa panas kadang
timbul dimuka, leher, dada bagian atas,
keluar keringat yang banyak (rasa panas 30’
– 1 jam).
gejala psikologis : rasa takut, tegang,
gugup, mental kurang mantap, mudah
sedih, cepat marah, mudah tersinggung.
Semua dampak perubahan yg tjd disebut
proses menua
Proses meua sudah mulai berlangsung sejak
seseorg mencapai usia dewasa
Perubahan tubuh yg terjadi sehingga tubuh
“mati”
Menghadapi proses kematian
Kematian adalah penghentian permanen
semua fungsi tubuh yang vital, akhir dari
kehidupan manusia (Mass, 2011).
Pengertian kematian / mati adalah apabila
seseorang tidak teraba lagi denyut nadinya
tidak bernafas selama beberapa menit dan
tidak menunjukan segala refleks, serta tidak
ada kegiatan otak.(Nugroho, 2008)
1. Gerakan dan pengindraan menghilang secara
berangsur – angsur. Biasanya dimulai pada
anggota badan, khususnya kaki dan ujung kaki
2. Badan dingin dan lembab, terutama pada kaki,
tangan dan ujung hidungnya
3. Kulit tampak pucat
4. Denyut nadi mulai tak teratur
5. Tekanan darah menurun
6. Relaksasi otot muka sehingga dagu menjadi turun.
7. Pernafasan cepat dangkal dan tidak teratur.
Secara tradisional, tanda-tanda klinis kematian dapat
dilihat melalui perubahan-perubahan nadi, respirasi
dan tekanan darah.
3. Bargaining (tawar–menawar)
4. Depression (depresi)
5. Acceptance (penerimaan/menerima
kematian)
1. Tahap Pertama ( Penolakan )
Tahap ini adalah tahap kejutan dan penolakan.
Biasanya, sikap itu ditandai dengan komentar
“saya?tidak, itu tidak mungkin”. Selama tahap ini klien
lanjut usia sesungguhnya mengatakan bahwa maut
menimpa semua orang, kecuali dirinya.
3. Tanda vital
Perubahan fungsi tubuh sering kali tercermin
pada suhu badan, denyut nadi, pernapasan,
dan tekanan darah. Mekanisme fisiologis yang
mengaturnya berkaitan satu sama lain. Setiap
perubahan yang berlainan dengan keadaan
yang normal dianggap sebagai indikasi yang
penting untuk mengenali keadaan kesehatan
seseorang.
4. Kesadaran.
Kesadaran yang sehat dan adekuat dikenal
sebagai awas waspada, yang merupakan
ekspresi tentang apa yang dilihat, didengar,
dialami, dan perasaan keseimbangan, nyeri,
suhu, raba, getar, gerak, gerak tekan, dan
sikap, bersifat adekuat, yaitu tepat dan sesuai
d) Bergerak
Apabila kondisinya memungkinkan, klien dapat dibantu untuk
bergerak, seperti: turun dari tempat tidur, ganti posisi tidur untuk
mencegah decubitus dan dilakukan secara periodik, jika
diperlukan dapat digunakan alat untuk menyokong tubuh klien,
karena tonus otot sudah menurun.
e) Nutrisi
Klien seringkali anorexia, nausea karena
adanya penurunan peristaltik. Dapat diberikan
annti ametik untuk mengurangi nausea dan
merangsang nafsu makan serta pemberian
makanan tinggi kalori dan protein serta
vitamin. Karena terjadi tonus otot yang
berkurang, terjadi dysphagia, perawat perlu
menguji reflek menelan klien sebelum
diberikan makanan, kalau perlu diberikan
makanan cair atau Intra Vena atau Invus.
f) Eliminasi
Karena adanya penurunan atau kehilangan
tonus otot dapat terjadi konstipasi, inkontinen
urin dan feses. Obat laxant perlu diberikan
untuk mencegah konstipasi. Klien dengan
inkontinensia dapat diberikan urinal, pispot
secara teratur atau dipasang duk yang diganjti
setiap saat atau dilakukan kateterisasi. Harus
dijaga kebersihan pada daerah sekitar
perineum, apabila terjadi lecet, harus diberikan
salep.
g) Perubahan Sensori
Klien dengan dying, penglihatan menjadi
kabur, klien biasanya menolak atau
menghadapkan kepala kearah lampu atau
tempat terang. Klien masih dapat mendengar,
tetapi tidak dapat atau mampu merespon,
perawat dan keluarga harus bicara dengan
jelas dan tidak berbisik-bisik.
Untuk menggambarkan ungkapan sikap dan perasaan klien
lanjut usia dalam menghadapi kematian:
a) Mungkin klien lanjut usia mengalami ketakutan yang hebat (
ketakutan yang timbul akibat menyadari bahwa dirinya tidak
mampu mencegah kematian).
JAZAKUMULLOHU KHOIRAN