Anda di halaman 1dari 43

HANDOUT IKA

10 PENYAKIT TERBANYAK DAN LAINNYA


DIBAGIAN IKA RSUD BANGKINANG

kepaniteraan senior (Coass) FK Universitas


Abdurrab periode 13 februari – 22 April
NAMA-NAMA COASS
1. Aulia Lestari
2. Laura Citra P
3. Fitri Handayani
4. Yunis Eka Shinta
5. Desi kartika Sari
6. Dewi Suspita Angreyeni
7. Tiara Sri Annisa
8. Vera Ronika
DAFTAR ISI
10 penyakit Terbanyak
1. Diare Akut
2. Kejang Demam
3. Demam Berdarah Dengue
4. Bronkopneumonia
5. Febris Typoid
6. Laringitis Akut / Croup / Batuk Rejan
7. Asma Bronkiale / Status Asmatikus
8. Sindrome Nefrotik
9. Glomerulonefritis Akut
10. Morbili
VOMITUS
OBSERVASI MUNTAH

Oleh :
Dewi Suspita Angreyeni

Pembimbing :
Dr. Hj Rahayu Suharmadji, Sp. A
Vomitus dapat disebabkan oleh penyakit-
penyakit terdiri dari :
1. Tonsilitis
2. Faringitis
3. Gastritis
4. Comosio cerebri
1. TONSILITIS
&
FARINGITIS
DEFENISI
 Tonsilitis

Tonsilitis adalah peradangan pada tonsil palatina yang


merupakan bagian dari cincin waldeyer.

Insiden terbanyak pada usia 3 - 10 tahun


dan anak remaja berusia 15 - 25 tahun
 Faringitis

Faringitis merupakan peradangan dinding faring


yang disebabkan oleh :
1. virus (40-60%)
2. bakteri (5-40%)
3. Alergi
4. trauma dan iritan.
 Tonsillofaringitis

Tonsillopharyngitis adalah
peradangan pada tenggorokan yang terletak dibagian faring
dan tonsil yang disebabkan oleh bakteri atau virus.
Etiologi

1. VIRUS
Influenzae A dan B
Parainfluenzae
Adenovirus
Rhinovirus

2.BAKTERI
Streptococcus beta
hemoliticus Grup A
Staphylococcus
aureus
Corynebacterium
difteriae

3. ALERGI
4. TRAUMA dan
IRITAN
PATOFISIOLOGY

Bakteri dan virus masuk kedalam tubuh melalui saluran nafas atas

Infeksi pada hidung atau mulut dan menyebar melalui sistem limfa ke tonsil

Proses inflamasi dan infeksi :


Tonsil membesar dan dapat menghambat keluar masuknya udara
Kemerahan dan edema pada faring serta ditemukannya eksudat berwarna putih
keabuan pada tonsil

Sakit tenggorokan, nyeri menelan, demam tinggi dan bau mulut serta otalgia
MANIFESTASI KLINIS

Pilek, batuk, nafas berbau (halitosis), mual, suara serak, dan terjadinya pembesaran
kelenjar limfe yang terdapat di sekitar bagian leher.

Nyeri ketika menelan makanan dan minuman bahkan ludah, dan berakibat penderita
menjadi malas untuk melakukan aktifitas makan.

Penderita mengalami sakit kepala, demam, lemas, menggigil, nyeri otot.

Obstruktive Sleep Apnea (OSA) mendengkur atau mengorok ketika tidur dan disertai
adanya pembesaran pada bagian kelenjar adenoid.

Rasa kering pada tenggorokan, atau seperti ada yang mengganjal pada bagian leher.
PEMERIKSAAN
PENUNJANG

1. Darah Lengkap
2. Kultur apusan tenggorokan : dilakukan
pada daerah tonsil dan dinding faring
posterior
3. Rapid antigen detection test : mendeteksi
antigen streptococcus grup A
DIAGNOSIS

1. TONSILLOPHARYNGITIS AKUT

2. TONSILLOPHARYNGITIS KRONIS

DIAGNOSIS BANDING

1. TONSILLOPHARYNGITIS AKUT
DD : Laringitis, Tonsilitis

2. TONSILLOPHARYNGITIS KRONIS
DD: Tonsilitis Difteri, Scarlet Fever
DIAGNOSIS

1. TONSILLOPHARYNGITIS AKUT

2. TONSILLOPHARYNGITIS KRONIS

DIAGNOSIS BANDING

1. TONSILLOPHARYNGITIS AKUT
DD : Laringitis, Tonsilitis

2. TONSILLOPHARYNGITIS KRONIS
DD: Tonsilitis Difteri, Scarlet Fever
PENATALAKSANAAN

Terapi komprehensif terdiri dari


1. Medikamentosa : obat etiologi, simptomatis,
suportif
2. Dietetik : makanan
3. Edukasi orangtua
MEDIKAMENTOSA

ETIOLOGY SIMPTOMATIS SUPORTIF

1. ANTIVIRUS Paracetamol 10-15 mg/kg Vitamin


setiap 4-6 jam, max 2,6 g/hari
Acyclovir 30-50-
100mg/BB/Kg/hari Ibuprofen 10 mg/kg/dosis
dibagi 3-5 dosis setiap 6-8 jam, max 40
mg/kg/hari

S DA S DA
1. ANTIBIOTIKA
Amoksisilin 50 mg / kg / hari
PO dalam 2 atau 3 dosis
terbagi untuk 10d
Cefuroxime axetil 10 mg / kg
DIETETIK

Gizi baik Gizi kurang Gizi buruk


1. Bentuk Makanan biasa Makanan biasa Makanan lunak
makanan

1. Komposisi 100 kkal/bb/hari 200-400 kkal/BB/Hari 400-600


a. karbohidrat 2-3 gr/bb/hari 3-4 gr/bb/hari kkal/BB/hari
b. protein 4-5 gr/bb/hari
EDUKASI ORANGTUA

1. Hindari pencetus : makanan dan minuman yang mengiritasi tenggorokan


2. Melakukan pengobatan yang adekuat karena risiko kekambuhan cukup tinggi
3. Menjaga daya tahan tubuh dengan mengkonsumsi makanan yang bergizi
4. Selalu menjaga kebersihan mulut seperti menggosok gigi pada waktu pagi,
sore, setiap habis makan dan malam hari sebelum tidur
5. Mencuci tangan secara teratur
2. GASTRITIS
DEFENISI

Gastritis adalah suatu peradangan pada


mukosa dan submukosa lambung yang
disebabkan oleh faktor iritasi dan infeksi.
ETIOLOGY
Gastritis Akut Gastritis KroniS

1. Virus ( sitomegalovirus) Ada 2 predisposisi penting


2. Bakteri ( Helicobacter 1. Gastritis Infeksi
Pylori) - bakteri ( Helicobacter
3. Jamur ( candidiasis, Phylori)
Histoplasmosis dan 2. Gastritis Non-Infeksi
phycomycosis) - autoimmune atrophic
4. Stres gastritis
5. Alergi atau intoksitasi dari
makanan dan minuman
6. Faktor obat-obatan (OAINS
(aspirin dan Ibuprofen),
Sulfonamide, Mitomisin
dan Asam Salisilat)
pemakaian berlebihan
PATOFISIOLOGY
Manifestasi Klinis

GASTRITIS AKUT GASTRITIS KRONIS

Sakit perut berulang Umumnya tidak mempunyai keluhan


Nyeri diepigastrium Nyeri ulu hati
Sering muntah Anoreksia
Sering rewel Nausea (mual)
Terbangun pada malam hari
Malabsorpsi dengan penurunan BB
Gangguan pertumbuhan
Anemia defisiensi besi
Diare berulang
malnutrisi
Pemeriksaan Penunjang

Darah Lengkap
Uji Serologi (ELISA)
sebagai penapisan tindakan endoskopi.
Polimerase Chain Reaction (PCR)
mendeteksi H. pylori dan menghitung jumlah bakteri
dalam jaringan biopsi.
 Endoskopi
DIAGNOSIS

1. GASTRITIS AKUT
2. GASTRITIS KRONIS

DIAGNOSIS BANDING

1. GASTRITIS AKUT
DD : DHF
2. GASTRITIS KRONIS
DD : GERD (Gastro Esofageal Reflux Diases),Ulkus Peptikus
PENATALAKSANAAN

Terapi komprehensif terdiri dari


1. Medikamentosa : obat etiologi, simptomatis,
suportif
2. Dietetik : makanan
3. Edukasi orangtua
MEDIKAMENTOSA

ETIOLOGY SIMPTOMATIS SUPORTIF


Antasida (untuk Metoklorpamid Vitamin
menetralisir hcl) Donperidone
Ranitidin (untuk Ondansetrone (narfoz)
mengurangi rasa nyeri dan
menekan produksi hcl)
Proton Pump Inhibitor 2
x/hari ( omeprazole
20mg/kali, lansoprazole
30mg/kali) dikonsumsi 30-
60 menit sebelum makan
klaritromisin
Amoxicilin
DIETETIK

Gizi baik Gizi kurang Gizi buruk


1. Bentuk Makanan biasa Makanan biasa Makanan lunak
makanan Tidak boleh pedas Tidak boleh pedas Tidak boleh pedas

1. Komposisi 400-600
a. karbohidrat 100 kkal/bb/hari 200-400 kkal/BB/Hari kkal/BB/hari
b. protein 2-3 gr/bb/hari 3-4 gr/bb/hari 4-5 gr/bb/hari
EDUKASI ORANGTUA

Hindari faktor stres


Menghindari pemicu terjadinya keluhan seperti dengan
makan tepat waktu, makan sering dengan porsi kecil dan
hindari dari makanan yang meningkatkan asam lambung.
Hindari makanan yang pedas atau asam, jangan
menggunakan bumbu yang merangsang (merica dan cuka)
3.COMOSIO
CEREBRI
DEFENISI

Comosio Cerebri adalah suatu kerusakan pada kepala


yang disebabkan oleh serangan atau benturan fisik dari luar
yang dapat mengurangi atau mengubah kesadaran yang mana
menimbulkan kerusakan kemampuan kognitif dan fungsi fisik.
Etiology

Kendaraan bermotor (27 – 37%)


Jatuh dari ketinggian (24% pada usia <4 th)
Aktivitas rekreasi (21% pada usia 10 -14 th)
Kekerasan pada anak (child abuse) (24% pada usia
<2 th)
Kejang
Patofisiology

CEDERA PRIMER
CEDERA SEKUNDER
Manifestasi Klinis
Pemeriksaan Penunjang
DIAGNOSIS
1. COMOSIO CEREBRI PRIMER
2. COMOSIO CEREBRI SEKUNDER

DIAGNOSIS BANDING

1. COMOSIO CEREBRI PRIMER


DD : Subdural Hematome, Fraktur Basis Cranii
1. COMOSIO CEREBRI SEKUNDER
DD : TIK, Hidrosefalus, Tumor Otak
Penatalaksanaan

Terapi komprehensif terdiri dari


1. Medikamentosa : obat etiologi, simptomatis,
suportif
2. Dietetik : makanan
3. Edukasi orangtua
Penatalaksanaan

MEDIKAMENTOSA

ETIOLOGI SIMPTOMATIS SUPORTIF

Neurotropik Untuk anak <5 th : Ensevabol (citicolin) untuk


1. Pirasetam dan Nootrofil Diazepam intravena 0,3 meningkatkan
(vasodilatasi pembuluh mg/koagulan BB, max 5 mg metabolisme otak
darah otak,
meningkatkan fungsi Untuk anak >5 th :
sel otak) Diazepam intravena 10
mg/koagulan BB
DIETETIK

Gizi baik Gizi kurang Gizi buruk


1. Bentuk Makanan biasa Makanan biasa Makanan lunak
makanan

1. Komposisi 100 kkal/bb/hari 200-400 kkal/BB/Hari 400-600


a. karbohidrat 2-3 gr/bb/hari 3-4 gr/bb/hari kkal/BB/hari
b. protein 4-5 gr/bb/hari
EDUKASI ORANGTUA
DAFTAR PUSTAKA
1. FKUI. Ilmu Kesehatan Anak 2. 1985. Infomedika. Jakarta
2. Triastuti, NJ., Rahman, F., Akbar, MA., Dasuki, MS., Sintowati, R. 2015. PENGARUH
STATUS GIZI DAN TONSILITIS KRONIK TERHADAP PRESTASI BELAJAR PADA SISWA
SEKOLAH DASAR. Biomedika. Vol 7 (1)
3. Damayanti, E., Iriani, E., Yuwono. 2014. Ketepatan Skoring Mclsaac untuk
Mengidentifikasi Faringitis Grup A Streptococcus Pada Anak. Sari pediatri. Vol 15 (5)
4. IDI. 2013. PANDUAN PRAKTIK KLINIS BAGI DOKTER DI FASILITAS
PELAYANAN KESEHATAN PRIMER. Jakarta. EDISI 1
5. Hegar, B. 2000. Infeksi Helicobacter Pylori Pada Anak. Sari Pediatri. Jakarta. Vol 2 (2)
6. Simon, HK. 2016. Pediatric Pharyngitis. Medscape
7. Shah, UK. 2015. Tonsillitis and Pharyngitis Empiric Therapy. Medscape
8. Verive, MJ. 2016. Pediatric Head Trauma. Medscape

Anda mungkin juga menyukai