Anda di halaman 1dari 29

Oleh :

ILMU KEDOKTERAN FORENSIK DAN MEDIKOLEGAL


FAKULTAS KEDOKTERAN UKRIDA
RS BHAYANGKARA SARTIKA ASIH
Periode 13 November – 09 Desember 2017

Pembimbing : dr. Ihsan W, SpF


 Adalah tata cara atau prosedur penatalaksanaan dan
berbagai aspek yang berkaitan dengan pelayanan kedokteran
untuk kepentingan hukum.
 Prosedur medikolegal mengacu kepada :
 peraturan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia
 sumpah dokter
 etika kedokteran
Pengadaan visum et repertum

Tentang pemeriksaan kedokteran terhadap tersangka


Pemberian keterangan ahli pada masa sebelum persidangan dan
di dalam persidangan
Kaitan visum et repertum dengan rahasia kedokteran

Tentang penerbitan surat kematian dan surat keterangan medik


Tentang kompetensi pasien untuk menghadapi pemeriksaan
penyidik
 PASAL 183 KUHAP :
Hakim tidak boleh menjatuhkan pidana
kepada seseorang kecuali apabila dengan
sekurang-kurangnya dua alat bukti sah ia
memperoleh keyakinan bahwa suatu tindak
pidana benar-benar terjadi dan bahwa
terdakwalah yang bersalah melakukannya.
Diperlukan dalam
Sekurang-kurangnya
membuat putusan
2 alat bukti yang sah
hakim

Meyakinkan hakim
telah terjadi tindak
pidana dan
terdakwalah yang
melakukan tindak
tsb
 Keterangan saksi
 Keterangan ahli
 Surat
 Petunjuk
 Keterangan terdakwa
“Suatu surat keterangan seorang dokter yang memuat
kesimpulan suatu pemeriksaan yang telah
dilakukannya, misalnya atas mayat seseorang untuk
menentukan sebuah kematian dan lain sebagainya,
keterangan mana diperlukan oleh hakim dalam suatu
perkara “ (Prof. Subketi SH)
PASAL 133 KUHAP
Dalam hal penyidik untuk kepentingan peradilan
menangani seorang korban baik luka, keracunan
ataupun mati yang diduga karena peristiwa yang
merupakan tindak pidana, ia berwenang mengajukan
permintaan keterangan ahli kepada ahli kedokteran
kehakiman atau dokter dan atau ahli lainnya
Ps 133 (2-3) KUHAP
• Permintaan keterangan ahli sebagaimana dimaksud
dalam ayat (1) dilakukan secara tertulis, yang dalam
surat itu disebutkan dengan tegas untuk pemeriksaan
luka atau pemeriksaan mayat dan atau pemeriksaan
bedah mayat
• Mayat yang dikirim kepada ahli kedokteran kehakiman
atau dokter pada rumah sakit harus diperlakukan
secara baik dengan penuh penghormatan terhadap
mayat tersebut dan diberi label yang memuat identitas
mayat, dilak dengan diberi cap jabatan yang
dilekatkan pada ibu jari kaki atau bagian lain badan
mayat.
 Wewenang penyidik
 Tertulis (resmi)
 Terhadap korban, bukan tersangka
 Ada dugaan akibat peristiwa pidana
 Bila mayat :
 Identitas pada label
 Jenis pemeriksaan yang diminta
 Ditujukan kepada :
▪ Ahli kedokteran forensik
▪ Dokter di rumah sakit
(2) Dalam hal keluarga keberatan, penyidik wajib
menerangkan dengan sejelas-jelasnya tentang
maksud dan tujuan perlu dilakukannya pembedahan
tersebut.
PASAL 216 KUHP
Barangsiapa dengan sengaja tidak menuruti perintah
atau permintaan yang dilakukan menurut undang-
undang oleh pejabat yang tugasnya mengawasi
sesuatu, atau oleh pejabat berdasar- kan tugasnya,
demikian pula yang diberi kuasa untuk mengusut
atau memeriksa tindak pidana; demikian pula
barangsiapa dengan sengaja mencegah,
menghalang-halangi atau mengga-galkan tindakan
guna menjalankan ketentuan, diancam dengan
pidana penjara paling lama empat bulan dua minggu
atau denda paling banyak sembilan ribu rupiah.
Pasal 187 (c):
Surat keterangan dari seorang ahli yang
dimuat pendapat berdasarkan keahliannya
mengenai sesuatu hal atau sesuatu keadaan
yang diminta secara resmi dari padanya.
Kedua pasal tersebut termasuk dalam alat
bukti yang sah sesuai dengan ketentuan dalam
KUHAP.
VeR digolongkan ke dalam alat bukti “surat”.
Peran lain dokter dalam persidangan setara
dengan VeR adalah:
 KUHAP pasal 184 ayat (c): Surat keterangan
dari seorang ahli yang memuat pendapat
berdasarkan keahliannya mengenai suatu hal
atau suatu keadaan yang diminta secara
resmi daripadanya.
Pasal 37 ayat 2 KUHAP berbunyi
"Pada waktu menangkap tersangka atau dalam
hal tersangka sebagaimana dimaksud dalam
ayat 1 dibawa ke penyidik, penyidik berwenang
menggeledah pakaian dan atau menggeledah
badan tersangka."
Tersangka juga dapat diperiksa dari kondisi
jiwanya dan dibuat visum et repertum psikiatris
dan meminta bantuan dari ahli kejiwaan, seperti
disebutkan dalam pasal 120 KUHAP yang
berbunyi;
"Dalam hal penyidik dianggap perlu, dapat
meminta bantuan pada orang ahli dan atau
memiliki keahlian khusus."
Berdasarkan pasal 1 butir 28 KUHAP:
"Keterangan ahli adalah keterangan yang diberikan oleh
seseorang yang memiliki keahlian khusus tentang hal yang
diperlukan dalam membuat terang suatu perkara pidana guna
kepentingan pemeriksaan".
Keterangan ahli diberikan secara lisan
Pasal 186 KUHAP
"Keterangan ahli adalah keterangan apa yang seorang ahli nyatakan dalam
persidangan".

Keterangan ahli diberikan secara tertulis


Pasal 187 KUHAP
"Surat sebagaimana disebut pada pasal 184 ayat 1 dibuat atas sumpah
jabatan atau dikuatkan dengan sumpah adalah:
Surat keterangan dari seorang ahli yang memuat pendapat berdasarkan
keahliannya akan sesuatu hal atau sesuatu keadaan yang diminta secara
resmi daripadanya."
Berdasarkan pasal 133 KUHAP
Dalam hal penyidik untuk kepentingan peradilan
menangani seorang korban baik luka,keracunan ataupun
mati yang diduga karena peristiwa yang merupakan
tindak pidana, ia berwenang meminta keterangan ahli
kepada ahli kedokeran kehakiman atau dokter atau ahli
lainnya.

Berdasarkan pasal 179 ayat 1 KUHAP


"Setiap orang yang diminta pendapatnya sebagai ahli
kedokeran kehakiman atau doker atau ahli lainnya wajib
memberikan keterangan ahli demi keadilan."
Berdasarkan pasal 224 KUHAP
"Barangsiapa dipanggil sebagai saksi, ahli/juru
bahasa menurut UU dengan sengaja atau tidak
memenuhi kewajiban berdasarkan UU yang
harus dipenuhi dikenakan: dalam perkara
pidana, dengan penjara paling lama 9 bulan.

Agar dapat diajukan ke pengadilan sebagai upaya


pembuktian harus dibuat dalam bentuk alat bukti yang sah.
1. Keterangan saksi sebagai alat bukti ialah apa yang saksi
nyatakan didepan sidang pengadilan.
2. Keterangan seorang saksi saja tidak cukup membuktikan
bahwa terdakwa bersalah terhadap perbuatan yang
didakwakan kepadanya.
3. Ketentuan sebagaimana yang dimaksud dalam ayat (2) tidak
berlaku apabila tidak disertai dengan suatu alat bukti yang
sah lainnya.
4. Keterangan beberapa saksi yang berdiri sendiri-sendiri
tentang suatu kejadian atau keadaan dapat digunakan
sebagai suatu alat bukti yang sah, apabila keterangan saksi
itu ada hubungannya satu dengan yang lain sedemikian
rupa sehingga dapat membenarkan adanya suatu kejadian
atau keadaan tertentu.
5. Baik pendapat maupun rekaan, yang diperoleh dari hasil
pemikiran saja bukan merupakan keterangan saksi.
6. Dalam menilai kebenaran keterangan seorang
saksi, hakim harus dengan sungguh-sungguh
memperhatikan:
▪ Persesuaian antara keterangan saksi 1 dengan yang lain.
▪ Persesuaian antara keterangan saksi dengan alat bukti
lain.
▪ Alasan yang mungkin yang dipergunakan oleh saksi
untuk memberi keterangan yang tertentu.
▪ Cara hidup dan kesusilaan saksi dan segala sesuatu yang
pada umumnya dapat mempengaruhi dapat tidaknya
keterangan itu dipercaya.
7. Keterangan dari saksi yang tidak
disumpah meskipun sesuai dengan yang
lain tidak merupakan alat bukti, namun
apabila keterangan itu sesuai dengan
keterangan dari saksi yang disumpah,
dapat dipergunakan sebagai tambahan
alat bukti sah yang lain.
Selanjutnya dalam Pasal 171 KUHAP juga menambahkan
pengecualian untuk memberi kesaksian dibawah sumpah
yakni, yang boleh diperiksa untuk memberi keterangan
tanpa sumpah ialah:
 Anak yang umurnya belum cukup lima belas tahun dan
belum pernah kawin.
 Orang sakit ingatan atau sakit jiwa meskipun kadang-
kadang ingatannya baik kembali.
Keterangan saksi dianggap sah apabila diajukan
sedikitnya oleh dua orang, sedangkan apabila hanya
berasal dari satu orang saja harus didukung oleh alat
bukti yang sah. Oleh karena itu, visum et repertum dapat
dijadikan sebagai salah satu alat bukti sah surat, dapat
mengakibatkan keterangan saksi korban yang hanya
satu orang menjadi alat bukti yang sah apabila
substansinya mendukung substansi keterangan saksi.
 VeR berbeda dengan catatan atau surat keterangan medik
lainnya.
 Catatan medik terikat rahasia pekerjaan dokter dan diatur
dalam PP No. 10 tahun 1966, dengan sanksi hukum tertulis
pada pasal 322 KUHP. Dokter hanya boleh membuka isi
catatan medik ke pihak ketiga hanya setelah memperoleh
izin dari pasien, akan tetapi, VeR dibuat atas kehendak
undang-undang sehingga dokter tidak dapat dituntut karena
membuka rahasia pekerjaan walaupun tanpa seizin pasien
(Pasal 50 KUHP; perbuatan untuk melaksanakan ketentuan
undang-undang tidak dipidana).
Surat keterangan dokter (medik) adalah keterangan tertulis yang
dibuat oleh dokter yang memiliki tujuan tertentu atas permintaan
pasien atau pihak ketiga atas persetujuan pasien atau untuk
kepentingan hukum.

Surat keterangan ini, dapat digunakan untuk :


 Kepentingan pengadilan ketika pasien sebagai
terdakwa
 Kepentingan pengadilan ketika pasien menjadi
korban tindak pidana
 Kepentingan perdata (pasien dengan tempat
bekerjanya atau sekolahnya, dan perusahaan
asuransi)

Anda mungkin juga menyukai