JURNAL - Radiologi
JURNAL - Radiologi
Indikasi :
Membedakan efusi pleura atau penebalan pleura
Mendeteksi efusi pleura dan pemandu untuk punksi terutama efusi yan
g minimal dan terlokalisir
Membedakan efusi pleura dan kelumpuhan diafragma, dilihat dari gam
baran radiologi meragukan
Menentukan pneumotoraks terutama dalam keadaan gawat darurat dan
peralatan radiologi tidak tersedia atau masih menunggu lama hasil radi
ologi
Menilai invasi tumor ke pleura atau dinding dada dan memandu biopsi
jarum untuk tumor
Mengevaluasi pasien dengan pleuritis yang sangat nyeri
Gambaran dinding dada normal terdiri dari lapisan jaringan lunak, otot da
n fascia adalah echogenic.
Tulang rusuk digambarkan seperti garis echogenic diatas lapisan jaringan
lunak, otot dan
Pleura parietal digambarkan seperti dua garis echogenic dibawah tulang r
usuk.
Aplikasi klinis USG toraks
Kelainan Pleura
Efusi pleura tampak seperti lapisan hipoechoic diantara pleura parietal dan visceral.
Gerakan bagian paru yang atelektasis dapat terlihat melalui cairan pleura.
Efusi pleura paling baik terlihat dari dinding luar dada dibelakang linea midaksilaris
pada posisi terlentang dengan probe mengarah ke atas.
Gambaran efusi pleura dapat dilihat pada gambar Transudat dan eksudat terlihat an
echoic atau hypoechoic.
Efusi pleura dengan echogenicity merata tampak seperti badai salju umumnya men
andakan empiema yang mengandung protein atau sisa jaringan
Penebalan pleura, empiema dan pelebaran pleura digambarkan hypoechoic. Efusi ga
nas, lesi metastasis atau mesotelioma umumnya terlihat hypoechoic
Penumothorax
Udara terlokalisir dalam kavum pleura paling bagus terlihat pada posisi
terlentang dengan posisi probe dipegang tegak lurus di dinding anterio
r dada.
Kedalaman pneumotoraks tidak dapat diukur.
Pneumotoraks umumnya didiagnosis dengan tidak terdapat tanda gera
kan normal pleura viseral dan parietal seperti ekor komet dan terdapat
gambaran gema yang berlebihan.
Tanda khas pneumothorax pada pemeriksaan USG:
Seashore sign
Pleural line tipis, hiperechoic, hori
sontal line menyebrangi anak panah
M-mode
Pneumothorax stratosphere/barcode
sign (Tidak adanya tanda seashore diba
wah garis pleura dengan beberapa gari
s horizontal yang mengindikasikan pne
umothorax)
Barcode sign seashore sign (-)
Lung point area chest wall dimana lun
g sliding (-)
(c) mengindari studi yang memasukan populasi penyakit (populasi yang diketahui
penumothorax)
(d) mendiskripsikan kriteria diagnosa untuk pneumothorax dalam USG dengan det
ail yang jelas
(e) memenuhi standar kualitas, yang dinilain denagn 14 item Quality Assesment of
Diagnostic Accuracy Studies (QUADAS2)
Review process
Data synthesis
Kriteria true positif (TP), false positive (FP), False negaive (FN) dan true negativ
e (TN)
Operator
Subject study (trauma dan nonrauma), tanda dalam USG yang dinilai se
rta kemungkinan sumber bias
Diasumsikan bahwa USG dan CXR mempunyai perbedaan akurat ketika diaplikasikan ke pop
ulasi pasien yang berbeda dengan operator yang berbeda pula.
Untuk alasan tersebut, kami menggunakan random effect model dalam meta-analisis untu
k mengumpulkan sensitivitas dan spesifitas dengan koresponding confidence intervals/interv
al kepercayaan (CIs) 95%.
Data lain diagnostik odds ratio (DOR) dan receiver operative curve (ROCs) juga diperoleh.
Software Meta-DiSc version 1.4 software dan Review Manager 5.2 ( Untuk mengaskses ku
alitas dan faktor reisko bias).
Untuk menjelaskan pengamatan heterogenitas, kami melakukan meta-regresi dan
analisa subgroup, sebagaimana berlaku, menggunakan semua kovariat.
Meta-regresi adalah analisa regresi efek dari kovariat dalam hubungan satu sama l
ain dalam level study. Pengaruh ukuran dijelaskan sebagai diagnostik odds ratio (
DOR) dan relative diagnostik odds ratio (RDOR) dalam kaitannya dengan variabel
dependen.
Spesitifitas untuk CXR adalah 39.8% (95% CI, 29.4 to 50.3) dan spesifitas
99.3% (95% CI, 98.4 to 100)
Sensitivitas untuk USG 78.6% (95% CI, 68.1 to 98.1) dan Spesifitas 98.4% (95
% CI, 97.3 to 99.5)
DOR USG adalah 279.31 (95% CI, 106.29 to 733.94) dan untuk CXR 87.1
9 (95% CI, 33.44 to 229.34)
Area under the curve (AUC) untuk USG dan x-ray thorax adalah 0,98 (SE 0.000
65) dan 0.959 (SE 0.014).
Hasil penelitian ini menunjukan heterogenitas yang tinggi, seperti pada meta-a
nalisis sebelumnya.
Foto thorax consecutive sample = (RDOR 6.77; 95% CI, 1.53 to 29.93; P = 0.0
17) dan trauma (RDOR = 27.42; 95% CI, 5.36 to 140.31; P = 0.0013) hasil yan
g signifikan berbeda, dengan DOR yang lebih tinggi untuk consecutive sample
dan trauma sample
Sebaliknya, pada convenience sample studi, sensitifitas nya signifikan lebih rend
ah pada 32.6% (95% CI, 20.7 to 44.5), sedangkan spesitas sebanding di semua
subgroup.
USG trauma (RDOR = 32.87; 95% CI, 2.42 to 447.03; P = 0.018) dan consecuti
ve sampling (RDOR = 21.99; 95% CI, 1.98 to 244.93; P = 0.021)
Studi yang yang mengunakan \inear array probe frekunesi tinggi mempunyai sens
itivitas 82.2% (95% CI, 68.8 to 95.5), dimana yang menggunakan convex array pro
be mempunyai sensitivitas 76% (95% CI, 59.8 to 92.3).
Semua studi mengevaluasi time performance test, kecuali satu, waktu USG jauh
lebih singkat dibandingkan dengan waktu foto thorax (mean <5 menit dibandin
gkan 10-15 menit).
Discussion
Hasil Sensitivitas dari USG dalam studi ini merupakan yang terendah dari 2 analis
a sebelumnya (78.6% versus 88% and 90.9%).
Dari DOR (diagnostik odds ratio) menunjukan berdasarkan meta analisa sebelumn
ya adalah 3.3 kali lebih tinggi dari hasil kami (993 with 95% CI, 333 to 2,957)
Kedua laporan sensitivitas dan DOR berbeda jauh dari hasil yang ditunjukan pada
penelitian sebelumnya, seperti yang ditunjukan dari laporan confidence interval.
Penenlitian ini diduga memberikan perkiraan parameter yang lebih baik karena ma
suknya sejumlah penelitian yang berkualitas dan pupulasi pasien yang banyak (1,5
14) dalam analisis.
Ini yang pertama kalinya untuk membandingkan Ct scan, USG dan CXR dalam sat
u pupulasi dalam skala besar.
Dari semua data USG menunjukan lebih unggul dari CXR untuk deteksi pneum
othorax, bahkan setelah dilakukan kontrol untuk kemungkinan heterogenitas ( the l
owest USG subgroup sensitivitas 73.6 %).
Dengan hasil test positif, pasien yang diperiksa dengan USG mempunyai odds yan
g lebih baik pada diagnosa pneumothorax yang kebih akurat dibandingkan uji pem
eriksaan dengan CXR (DOR, 279.31 versus 87.19).
Probe linear mempunyai sensitivitas yang lebih baik (82% versus 76%) dapat le
bih mendeteksi lung sliding
Dalam penelitian ini, dokter emergency menunjukan performa yang lebih baik pada pemeriksaa
n USG dibandingkan dokter non-emergency (sensitivity, 82.3% versus 72.8%).
Hal ini mungkin berkaitan dengan pengalaman awal mereka untuk penggunaan USG thorax se
bagai bagian dari the eFAST (Extended Focused Assessment with Sonography for Trauma) yan
g menekananya pentingnya pelatihan dan pengalaman pada test yang hasilnya tergantung dari
operator.
Kekurangan tidak menjelaskan beberapa sumber kecil, terutama pada analisa USG, dimana
memiliki beberapa heterogenitas minimal setelah meta-regression (T2= 0,2 additional file 1, eTa
ble S3). Kami tidak melakukan evaluasi pada meta analisa kami untuk bias publik.
CXR dilakukan dengan posisi supine pada sebagian besar pasien, dan mungkin hal tersebut m
embuat test menjadi diremehkan.
Pada kasus non trauma, dimana terdapat sebagian besar pasien dengan posisi semierect CXR,
hanya menunjukan kenaikan sensitifitas sebesar 42.3% (95% CI, 14.3 to 70.3).
Meta analisa sebelumnya, termasuk studi CXR untuk menetralisisr efek posisi pasien, melapork
an sensitivitasnya hanya 52%.
Sebagian besar penelitian yang dianalisa merupakan kasus trauma/emergency.
Karena hasil studi tersebut membandingkan dengan gold standart yaitu ct-scan.
Perlu dicatat bahwa keparahan trauma tidak diassesmen pada sebagian besar studi tersebut.
Sample studi berturut-turut (yang menunjukan sensitivitas yang lebih tinggi) mungkin telah
memungkinkan spektrum yang luas dari pasien untuk dimasukan kedalam studi tersebut.
Selain itu, sebagian penumothorax tidak terdeteksi dengan CXR dan hanya dapat dideteksi d
engan USG dan Ct-scan.
Dalam satu studi, melaporkan score keparahan cedera (ISS), pneumothorak 8x lebih parah d
engan skor ISS > 16.
Permasalahan etik Studi yang membandingkan USG dan CXR dengan Ct-scan pada evalusi
postbronchoscopypneumothorax, akan mengexpose pasien dengan radiasi Ct-scan yang tida
k perlu dan hal tersebut menjadi tidak etis.
Kekurangan Faktor penting lain seperti bahaya sebagai konsekuensi dari pemeriksaan (ionisa
si radiasi), presepsi dokter dan keyakinan dari hasil test, serta kemampuan untuk membuat kepu
tusan pengobatan berdasarkan hasil pemeriksaan tidak dibahas
Conclusion
Meskipun sensitivitas dan DOR (diagnostik odds ratio) lebih rendah dala
m analisi ini, USG tetap jauh lebih sensitif dibandingkan dengan foto ront
gen thorax untuk identifikasi pneumothorax.
Analisa ini mendukung bukti yang tersedia dalam keunggulan USG diban
dingkan foto rontgen thorax dan memberikan penilaian objectif dari kinerj
a diagnostik dari kedua pemeriksaan pada studi yang sudah dirancang d
engan baik yang dimasukan kedalam meta-analisa penelitian.
• Alrajab, Saadah et al. Pleural ultrasonography versus chest radiography for the dia
gnosis of pneumothorax: review of the literature and meta-analysis. 2013. Biomed
Central
• Bacon AK, Paix AD, Williamson JA, Webb RK, Chapman MJ. Crisis management d
uring anaesthesia: pneumothorax. Qual Saf Health Care. 2005;14(3):e18. doi:10.1
136/qshc.2002.004424.