Anda di halaman 1dari 20

1

Meta-analysis of randomized, controlled trials


comparing griseofulvin and terbinafine in the
treatment of tinea capitis

Journal Reading Report

Jesisca (42160013)

Supervisor :
dr. Trijanto Agung N., M.Kes, Sp.KK
2
3

Identitas Jurnal
Title Meta-analysis of randomized, controlled trials comparing griseofulvin and
terbinafine in the treatment of tinea capitis
Author Hong Liang Tey, Andy Soon Leong Tan, Yuin Chew Chan

Publish Journal of the American Academy of Dermatology, April 2011


Volume 64, Number 4
4

Pendahuluan
• Tinea kapitis sering terjadi pada anak remaja dan jarang terjadi pada orang dewasa
• Griseofulvin merupakan pilihan terapi sistemik yang telah lama digunakan, terbukti aman, murah, dengan
sediaan tablet maupun sirup
• Griseofulvin memiliki rasa yang pahit, perlu diminum bersamaan dengan makan untuk penyerapan yang
lebih baik, dan perlu diminum dalam jangka waktu lama (biasanya 8 minggu)

• Selain fungsi dan keamanan, kemudahan pemberian obat antijamur sangat penting pada anak-anak
• Oleh karena itu obat yang memiliki rasa lebih enak dan lebih singkat jangka waktu minumnya cenderung
meningkatkan kepatuhan

• Agen antifungal yang lebih baru : terbinafin, itrakonazol, flukonazol


• (+) : durasi pengobatan lebih singkat, tingkat penyerapan lebih konsisten, lebih lama pada jaringan yang
terinfeksi
• (-) : mahal
5

Tujuan
Membandingkan Terbinafine dan Griseofulvin sebagai terapi terhadap
Tinea Kapitis, melalui analisis data gabungan dari beberapa uji coba
terkontrol secara acak (RCT)
6

Metode
Metode penelitian Meta-analysis

Strategi pencarian MEDLINE, EMBASE, Cochrane Register of Clinical Trials, Cochrane Skin
Group Ongoing Skin Trials Register

Pemilihan Penelitian sampai Januari 2010, dengan kata kunci pencarian


“tinea capitis”, “ griseofulvin” dan “terbinafine”

Sampel Berdasar kriteria inklusi


7

Metode
▫ Kriteria inklusi
 Penelitian Randomized Controlled Trial (RCT)
 Subjek : anak dan orang dewasa imunokompeten, didiagnosis tinea kapitis
berdasarkan hasil temuan dermatofit di pemeriksaan mikroskopis, kultur atau
keduanya
 Outcome :
Hasil primer : Penyembuhan klinis dan mikologi
Hasil sekunder :
 Penyembuhan mikologi (tidak ada dermatofit pada pemeriksaan mikroskop dan kultur)
 Penyembuhan klinis (resolusi gejala dan tanda klinis, misal pruritus, eritem, edema,
papul, pustul, kulit bersisik)
 Frekuensi dan tingkat keparahan efek samping
8

Hasil
Studi Tahun N Usia Tricho- Micro- Dosis Durasi Dosis Durasi
(tahun) phyton sporum Griseo- Griseofulvin Terbi- Terbinafine
sp (%) sp (%) fulvin (minggu) nafine (minggu)
Haroon et al 1995 105 2-65 99 1 Gc 8 Ta 4

Memisoglu et 1999 78 2-13 49 48 Gc 8 Ta 4


al
Caceres-Rios 2000 50 1-14 74 26 Gc 8 Ta 4
et al
Fuller et al 2001 147 2-16 84 14 Gb 8 Ta 4

Gupta et al 2001 100 5,8 (mean) 100 0 Ga 6 Ta 2-3

Lipozencic et 2002 134 7,7 (mean) 0 100 Ga 12 Ta 6-12


al
Elewski et al 2008 1549 4-12 65 34 Gd 6 Tb 6

Ga = 20 mg/kg/d Ta = 62,5 mg/d (10-20 kg, 125 mg/d (20-40 kg), 250 mg/d (>40 kg)
Gb = 10 mg/kg/d Tb = 125 mg/d (<25 kg), 187,5 mg/d (25-35 kg), 250 mg/d (>35 kg)
Gc = 125 mg/d (<20 kg), 250 mg/d (20-40 kg)
Gd = 125 mg/d (<14 kg), 250 mg/d (14-23 kg), 500 mg/d (>23 kg)
9

Hasil
10

Hasil

Fig 1. Forest plot of all studies reviewed ([CI] = 0.785-1.919; P = .37).


11

Hasil (Trichophyton species predominantly)

Fig 2. Forest plot of studies consisting of Trichophyton species predominantly (≥65%)


(1.49; 95% CI = 0.975-2.277; P = .065).
12

Hasil (Trichophyton-infected cases only)

Fig 3. Forest plot of studies including Trichophyton-infected cases only


(confidence interval = 1.274-2.051; P<.001)
13

Hasil (Microsporum-infected cases only)

Fig 4. Forest plot of studies including Microsporum-infected cases only


confidence interval = 0.254-0.656; P<.001)
Adverse effects
Obat Adverse effects
Griseofulvin Muncul sedikit :
• Gastrointestinal symptoms (muntah, nyeri perut, diare)
• Upper respiratory tract symptoms (nasofaringitis, batuk, infeksi)
• Nyeri kepala
• Ruam kulit
Efek berat tidak muncul.

Terbinafine Paling sering :


• Gastrointestinal symptoms (muntah, nyeri perut, diare)
• Upper respiratory tract symptoms (nasofaringitis, batuk, infeksi)
• 1 subjek neutropenia asimtomatik (membaik setelah pengobatan)
Tidak ada kelainan hematologi lain dan kerusakan hati.
15

Diskusi
Griseofulvin Terbinafine

Griseofulvin berasal dari Penicillium Menghambat produksi ergosterol yang


griseofulvum. merupakan unsur penting dari
membran sel jamur.
Bekerja menghambat pembelahan sel
dan merusak sintesis dinding sel Menyebakan akumulasi toksik
jamur. squalene di sitoplasma jamur yang
dapat membunuh jamur
16

Kesimpulan
Terbinafine > Griseofulvin | T tonsurans
 spesies Trichophyton

Terbinafine < Griseofulvin | M canis


 Spesies Microsporum

Implikasi klinis :
Perlu identifikasi jenis jamur
patogen agar penggunaan antifungal
lebih efektif dalam Tinea kapitis
17

Critical Appraisal
Pertanyaan Jawaban
18

1. What question did the systematic review Populasi : anak dan orang dewasa dengan tinea
address? kapitis
Intervensi : pemberian obat oral griseovulfin dan
terbinafine
Outcome : perbaikan klinis dan pemeriksaan
mikologi
2. Is it likely that all relevant studies Tertulis dalam penelitian mesin pencari berupa MEDLINE,
(published and unpublished) were identified? EMBASE, Cochrane Register of Clinical Trials, Cochrane Skin
Group Ongoing Skin Trials Register, dan itu relevan.

3. Were the criteria used to select articles for Penelitian ini menyebutkan dengan lengkap metode
inclusion predetermined, clearly stated, and penelitian (kriteria inklusi, metode pencarian,
appropriate? pengumpulan data, analisis dataa)
4. Were the included studies sufficiently valid? Setiap penelitian yang di analisis adalah jenis uji
coba terkontrol secara acak (RCT)
5. Were studies selected and data extracted by Judul dan abstrak dari semua artikel di ambil dan di
2 or more individuals? analisis oleh dua pengulas (H.L.T. Dan Y.C.C).
Untuk abstrak yang desain penelitiannya tidak jelas,
dilakukan review full teks. Jika terdapat perbedaan
pendapat, artikel dirujuk ke pengulas ketiga
(A.S.L.T)
19

Pertanyaan Jawaban
6. Were the results similar from study Hasil penelitian telah di uji dengan I²
to study? index, dan menunjukkan heterogenitas
yang tidak signifikan.
7. Clinical importance Penelitian ini memberi pertimbangan
dalam efektifitas pemberian terapi
tinea kapitis berdasarkan jamur
penyebab, yang dapat ditunjang
dengan melakukan pemeriksaan
lanjutan misal pemeriksaan lampu
wood.
8. How are the results presented? Forest plot
20

Terima Kasih
Mohon saran dan masukan

Anda mungkin juga menyukai