Anda di halaman 1dari 89

REFERAT PENYAKIT KULIT

OVIECHRISTY KHAMELIA SIMANJUNTAK


42160020
SELULITIS
• Selulitis merupakan infeksi bakterial akut pada kulit.
• Infeksi yang terjadi menyebar ke dalam hingga ke lapisan dermis dan sub
kutis.
• Infeksi ini biasanya didahului luka atau trauma dengan penyebab
tersering adalah Streptococcus betahemolitikus Grup A (GAS) dan
Staphylococcus aureus.
Faktor Predisposisi
• Faktor predisposisi selulitis adalah kaheksia, diabetes melitus, malnutrisi,
alkoholisme dan keadaan yang dapat menurunkan daya tahan tubuh terutama bila
disertai higiene yang jelek.
• Selulitis umumnya terjadi akibat komplikasi suatu luka atau ulkus atau lesi kulit yang
lain.
Gambaran Klinis
• Gambaran klinis tergantung akut atau tidaknya infeksi.
• Umumnya semua bentuk ditandai dengan kemerahan dengan batas jelas,
nyeri tekan dan bengkak.
• Selulitis biasanya didahului oleh gejala sistemik seperti demam,
menggigil dan malaise. Daerah yang terkena terdapat kardinal
peradangan yaitu rubor(eritema), color (hangat), dolor (nyeri) dan tumor
(pembengkakan).
A. Selulitis Orbita
• Selulitis orbita adalah infeksi yang
menyerang mata dan jaringan kulit
disekitar mata. Infeksi ini ditandai
dengan pembengkakan kelopak mata,
sulit menggerakkan bola mata,
kemerahan dan nyeri pada area kulit
sekitar mata dan febris.
B. Selulitis Kepala
• Infeksi ini biasanya menyerang anak-anak dan
dewasa, terutama pada penderita dengan penurunan
daya tahan tubuh atau pada anak-anak yang masih
memiliki daya imun yang lemah.
• Infeksi biasanya diawali dengan infeksi primer
seperti tinea kapitis, scabies kemudian berlanjut
menjadi infeksi sekunder karena ada jalan masuk
kuman ke dalam jaringan kulit. Sehingga berakibat
menimbulkan selulitis scalp atau selulitis kulit
kepala.
C. Selulitis pada ekstremitas

• Sellulitis sering terjadi di kulit tangan atau


kaki, karena daerah tangan dan kaki adalah
daerah yang sering mengalami trauma dan
daerah kulit pada ekstremitas memiliki hygiene
yang paling kotor.
• Pada penderita diabetes mellitus sering terjadi
selulitis di daerah ekstremitas terutama kaki.
Karena pada penderita diabetes mellitus
pembuluh darah mengalami atherosclerosis
yang menyebabkan supply nutrisi menuju
ujung kaki menurun, sehingga menyebabkan
jaringan kaki menjadi mati atau mengalami
nekrosis mengakibatkan penetrasi kuman ke
dalam kulit.
Patogenesis
Diagnosis
• Diagnosis selulitis ditegakkan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan klinis.
• Pada pemeriksaan klinis selulitis ditemukan makula eritematous, tepi tidak meninggi,
batas tidak jelas, edema, infiltrat dan teraba panas.
• Penderita biasanya demam dan dapat menjadi septikemia.
• Dengan menyentuh daerah kulit yang terinfeksi, akan terasa lunak, hangat, dan si
penderita merasa nyeri, tampak ruam merah pada daerah kulit yang terinfeksi.
• Untuk memastikannya kita periksa, apakah terdapat luka terbuka yang memfasilitasi
masuknya bakteri ke dalam pembuluh darah orang tersebut sehingga menyebabkan
infeksi kulit, pada pemeriksaan darah tepi selulitis terdapat leukositosis dan dengan
hitung jenis bergeser ke kiri.
Tatalaksana
• Selulitis karena streptokokus diberi penisilin selama 10-14 hari.
• Pada yang alergi terhadap penisilin, sebagai alternatif digunakan eritromisin
selama 10 hari. Dapat juga digunakan klindamisin.
• Terapi non farmakologi, Perawatan lokal meliputi elevasi dan imobilisasi
pada daerah selulitis untuk mengurangi pembengkakan.
• Melakukan pengompresan untuk mengurangi rasa sakit.
• Intervensi bedah (insisi dan drainase) tetapi hal ini jarang dilakukan pada
kasus selulitis
ERISIPELAS
• Erisipelas merupakan bentuk selulitis superfisial yang mengenai pembuluh limfe dan
disebabkan oleh Streptokokus betahemolitikus grup A (jarang ditemukan
streptococcus grup C dan G) dan jarang yang disebabkan oleh S.aureus.
• Erisipelas paling sering terjadi pada bayi, anak dan usia lanjut. Sekitar 85 %
Erysipelas terjadi di kaki dan wajah, sedangkan sebagian kecil dapat terjadi di
tangan, perut dan leher serta tempat lainnya.
Faktor Predisposisi
• Erysipelas terjadi oleh penyebaran infeksi yang diawali dengan berbagai kondisi
yang berpotensi timbulnya kolonisasi bekteri, misalnya: luka, koreng, infeksi
penyakit kulit lain, luka operasi dan sejenisnya, serta kurang bagusnya hygiene.
Selain itu, Erisipelas dapat terjadi pada seseorang yang mengalami penurunan daya
tahan tubuh, misalnya: diabetes millitus, malnutrisi (kurang gizi), dan lain-lain.
Gambaran Klinis
• Gejala-gejala prodormal, yaitu panas,
menggigil, sakit kepala, nyeri sendi, muntah
dan rasa lemah.
• Pada kulit nampak kemerahan, berbatas tegas
dengan bagian tepi meninggi, nyeri dan teraba
panas pada area tersebut.
• Di permukaan kulit adakalanya dijumpai
gelembung kulit (bula) yang berisi cairan
kekuningan (seropurulen). Pada keadaan yang
berat, kulit nampak melepuh dan kadang
timbul erosi (kulit mengelupas).
Tatalaksana
• Penisilin merupakan obat pilihan untuk erisipelas.
• Pada penderita yang alergi terhadap penisilin diberikan eritomisin atau klindamisin
• Penderita dianjurkan istirahat (masuk rumah sakit) atau bed rest total dirumah. Bila lokasi lesi pada
tungkai bawah dan kaki, maka bagian yang terserang ini ditinggikan.
• Secara lokal, dapat diberikan kompres terbuka yaitu kompres dingin untuk mengurangi rasa sakit.
• Bila terdapat vesikula atau bulla dapat dikompres dulu dengan rivanol 1%, setelah cairan mengering
dilanjutkan dengan pemberian topikal antibiotika seperti kombinasi basitrasin dan polimiksin B atau
framisetin sulfat.
• Pembedahan dibutuhkan pada kasus yang sangat jarang yaitu ketika penyakit bertambah parah dengan
cepat dan menyebabkan jaringan sehat menjadi mati. Pembedahan dibutuhkan untuk memotong
jaringan tubuh yang mati.
GANGLION
• Kista Ganglion/Ganglion merupakan kista yang
terbentuk dari kapsul suatu sendi atau sarung
suatu tendo.
• Kista ini berisi cairan kental jernih yang mirip
dengan jelly yang kaya protein.
• Kista merupakan tumor jaringan lunak yang
paling sering didapatkan pada tangan.
• Konsistensi dapat lunak hingga keras seperti
batu akibat tekanan tinggi cairan yang mengisi
kista sehingga kadang didiagnosis sebagai
tonjolan tulang.
Ganglion timbul pada tempat-tempat berikut ini
o Pergelangan tangan – punggung tangan ("dorsal wrist ganglion"), pada telapak tangan
("volar wrist ganglion") atau kadang pada daerah ibu jari. Kista ini berasal dari salah
satu sendi pergelangan tangan, dan kadang diperberat oleh cedera pada pergelangan
tangan.
o Telapak tangan pada dasar jari-jari ("flexor tendon sheath cyst"). Kista ini berasal dari
saluran yang menjaga tendon jari pada tempatnya dan kadang terjadi akibat iritasi pada
tendon - tendinitis.
o Bagian belakang tepi sendi jari ("mucous cyst"), terletak di sebelah dasar kuku. Kista
ini dapat menyebabkan lekukan pada kuku, dan dapat menjadi terinfeksi dan
menyebabkan infeksi sendi walaupun jarang. Hal ini biasanya disebabkan arthritis atau
taji tulang pada sendi.
• Kista ganglion dapat berupa kista tunggal ataupun berlobus.
• Biasanya memiliki dinding yang mulus, jernih dan berwarna putih. Isi
kista merupakan musin yang jernih dan terdiri dari asam hialuronik,
albumin, globulin dan glukosamin.
• Dinding kista terbuat dari serat kolagen.
Gambaran Klinis
• Meskipun kista ganglion umumnya asimtomatik, gejala yang muncul dapat berupa
keterbatasan gerak, parestesia dan kelemahan.
• Ganglion umumnya tidak nyeri, namun dapat menyebabkan nyeri ketika digerakkan
atau menyebabkan masalah mekanis (terbatasnya ruang gerak) tergantung dari lokasi
ganglion tersebut.
Diagnosa
• Dari anamesis bisa didapatkan benjolan yang tidak bergejala namun kadang
ditemukan nyeri serta riwayat penggunaan lengan yang berlebihan. Pada
pemeriksaan fisik ditemukan benjolan lunak yang tidak nyeri tekan.
Tatalaksana
Terdapat tiga pilihan utama penatalaksanaan ganglion.
• Pertama, membiarkan ganglion tersebut jika tidak menimbulkan keluhan apapun. Setelah diagnosis
ditegakkan dan pasien diyakinkan bahwa massa tersebut bukanlah kanker atau hal lain yang
memerlukan pengobatan segera, pasien diminta untuk membiarkan dan menunggu saja.
• Jika ganglion menimbulkan gejala dan ketidaknyamanan ataupun masalah mekanis, terdapat dua
pilihan penatalaksanaan: aspirasi (mengeluarkan isi kista dengan menggunakan jarum) dan
pengangkatan kista secara bedah.
• Aspirasi dilakukan dengan anestesi lokal. Karena diperkirakan bahwa inflamasi berperan dalam
produksi dan akumulasi cairan di dalam kista, obat anti inflamasi (steroid) kadang diinjeksikan ke
dalam kista sebagai usaha untuk mengurangi inflamasi serta mencegah kista tersebut terisi kembali
oleh cairan kista.
Pembedahan Ganglion
• Jika kista rusak, menimbulkan nyeri, masalah mekanis dan komplikasi saraf
(hilangnya fungsi motorik dan sensorik akibat tekanan ganglion pada saraf) atau
timbul kembali setelah aspirasi, maka eksisi bedah dianjurkan.
• Hal ini melibatkan insisi di atas kista, identifikasi kista, dan mengangkatnya bersama
dengan sebagian selubung tendo atau kapsul sendi dari mana kista tersebut berasal.
Lengan kemudian dibalut selama 7-10 hari.
KELOID DAN PARUT HIPERTROFIK
• Keloid merupakan suatu tumor jinak jaringan fibrosa padat yang
berkembang dari respon abnormal terhadap penyembuhan cedera kulit,
dimana terjadi pertumbuhan berlebihan dari kolagen yang meluas keluar
dari batas luka atau inflamasi.

• Jaringan parut hipertrofik (JPH) merupakan variasi proses penyembuhan


luka, yaitu terjadinya reaksi jaringan penyambung dermis yang
berlebihan akibat trauma, yang tumbuh hanya terbatas pada daerah
trauma semula.
Etiologi
• Kebanyakan jenis luka pada kulit dapat menjadi penyebab keloid, diantaranya: Bekas
jerawat, Luka bakar, Luka bekas cacar, Tindik telinga, Luka goresan, Luka bedah (operasi),
Suntikan vaksinasi.

• Etiologi terjadinya JPH hingga saat ini masih belum diketahui dengan pasti. Namun terdapat
beberapa hal yang dianggap sebagai faktor pencetus terjadinya JPH. Trauma sering
dianggap merupakan faktor utama yang dapat menyebabkan JPH karena JPH sering terjadi
pada tempat pasca trauma kulit, misalnya seksio sesaria, abrasi, insisi, luka bakar, terkena
cairan kimia, dan tato.
KELOID PARUT HIPERTROFIK
Tatalaksana Keloid
• Suntikan cortisone (injeksi steroid intralesi). Obat suntik keloid ini termasuk aman
dan tidak begitu menyakitkan. Suntikan biasanya diberikan sebulan sekali sampai
diperoleh manfaat maksimal.
• Suntik keloid ini aman karena sangat sedikit steroid yang masuk ke aliran darah dan
terbukti efektif membantu menghilangkan keloid, namun suntikan steroid juga bisa
membuat keloid yang rata menjadi merah, karena merangsang pembentukan
pembuluh darah yang lebih dangkal. Keloid akan terlihat lebih kecil setelah
penyuntikan rutin, tapi hasil terbaik sekalipun akan tetap meninggalkan bekas berupa
kulit yang terlihat agak kasar dan berbeda warna dari normalnya.
• Bedah / operasi. Terapi keloid dengan operasi ini termasuk tindakan yang
berisiko, karena memotong keloid dapat memicu pembentukan keloid
yang sama atau bahkan lebih besar.
Tatalaksana parut hipertrofik
• Banyak pilihan pengobatan JPH dengan hasil bervariasi, namun hingga saat ini tak satupun dari
pilihan tersebut dapat menyembuhkan total seperti yang diharapkan. Hal ini disebabkan karena
rekurensinya masih sangat tinggi, yaitu > 50%.
• Dasar terapi yang digunakan ialah dengan mengkoreksi pembentukan dan degradasi kolagen yang
abnormal, memanipulasi proses penyembuhan luka, serta menghambat respons inflamasi.
• Terapi JPH dapat berupa eksisi, bedah beku, kortikosteroid topikal atau intralesi, radioterapi, tekanan
secara mekanik, gel silikon, interferon, 5-fluorourasil, laser vaskular, serta terapi kombinasi.
• Terapi kombinasi yang banyak digunakan adalah terapi bedah eksisi dengan penyuntikan
kortikosteroid intralesi, radiasi, bedah beku, laser, 5-luorourasil, dan tekanan mekanik atau bedah beku
dengan penyuntikan kortikosteroid intralesi.
CLAVUS DAN CALLUS
• Kapalan atau Callus adalah penebalan atau pengerasan kulit akibat tekanan dan
gesekan yang berlebihan. Umumnya kulit yang mengalami kapalan akan berwarna
kekuningan. Kulit kapalan yang menebal akan membuat bagian kulit tersebut juga
menjadi kurang sensitif terhadap sentuhan.
• Clavus (klavus) = mata ikan. Clavus bukanlah tumor, bukan pula tanda awal kanker,
melainkan penebalan dari kulit. Mata ikan adalah kelainan pada kaki berupa kulit
yang menebal, tidak merata, tampak seperti kerucut terbalik dengan alasnya ada pada
permukaan kulit. Kalau dipegang akan terasa keras, namun kalu dibawa berjalan
akan terasa nyeri.
ETIOLOGI DAN PATOGENESIS
• Klavus dan kalus terjadi akibat pajanan trauma mekanis atau gesekan yang
berlebihan pada kulit secara terus-menerus dalam jangka waktu yang lama.
• Secara teoritis, kondisi tersebut memicu terjadinya hiperkeratinisasi, yang
mengakibatkan penebalan dari stratum korneum, namun mekanisme terjadinya belum
diketahui secara pasti.
Tanda dan Gejala
• Klavus dan Kalus terjadi akibat pajanan tekanan atau gesekan yang berkepanjangan pada kulit dan
menimbulkan rasa nyeri
• Rentan terjadi pada setiap orang yang harus menumpu berat badannya
• Lesi terjadi pada lokasi-lokasi tertentu pada telapak kaki
• Klavus dan Kalus memperlihatkan adanya perubahan pada lapisan epidermis, dermis dan adipose
• Tidak berhubungan dengan kelainan sistemik

Gambaran klinisnya adalah penebalan/hiperkeratosis kulit, kuning hingga kecoklatan dengan inti sentral.
Klavus terdiri dari 2 jenis yaitu :
A.Klavus yang keras : biasanya terdapat pada telapak kaki atau pada tumit, tampak mengkilap
B.Klavus yang lunak : biasanya maserasi oleh karena keringat, infeksi sekunder dari jamur atau bakteri
Tatalaksana clavus
• Bila tidak mengganggu biarkan saja, bila mengganggu pengobatannya adalah operasi. Tapi jika ingin
mencoba cara tanpa operasi, mungkin dapat dicoba dengan mengoleskan salep keratolik pada mata
ikan, memberikan obat-obat oles yang dapat menipiskan lapisan kulit yeng menebal yaitu yang
mengandung urea, asam glikolat/malat/salisilat. Untuk mengurangi nyeri, sementara dapat
ditempelkan plester tebal pada clavus.
• Harus memperhatikan sepatu atau sandal yang dipakai selama ini. Apakah sudah nyaman atau terlalu
sempit. Jika perlu, gantilah alas kaki selama ini. Yang penting, hindari hak tinggi.
Teknik operasi:
1.Lakukan tindakan aseptik
2.Dreping dengan duk bolong
3.Lakukan anastesi lokal
(blok/infiltrasi) dengan lidocaine
HCl 2%
4.Lakukan insisi tangensial sampai
terlihat inti sentral dari klavus
5.Tandai batas insisi yang akan dilakukan,
berbentuk elips hanya seluas inti sentral.
Bukan seluas seluruh klavus
Eksisi secara tajam bagian dasar klavus
sampai subkutis (lemak subkutis bisa
diidentifikasi)
7.Pegang ujung insisi dengan klem
lalu diangkat
8.Lakukan diseksi tajam dengan
gunting menelusuri masa ke
sekelilingnya
9.Jika masa sudah terangkat,
potonglah jaringan dibawahnya
10. Perdarahan dirawat
11. Jahit luka operasi dengan nylon
2-0 sampai 3-0
Tatalaksana Callus
• Ganti sepatu, pakai kaus kaki, pakai sarung tangan, jangan nyeker dll.
• Jangan pernah memotongnya sendiri, karena bisa terjadi infeksi
• Menangani penyakit utama agar tidak memperburuk keadaan
• Memberikan antibiotik bila dicurigai terjadi suatu infeksi
• Tindakan operasi untuk membuang kelebihan kulit calluses atau mengangkat seluruh
bagian dari callus yang biasanya menyebabkan rasa nyeri
• Menyarankan untuk memakai custom shoes yang dirancang sesuai dengan struktur
tulang kaki
Jika kapalan tetap terasa sakit meski sudah diberikan pengobatan di rumah,maka beberapa pengobatan
kapalan secara medis yang biasa dilakukan dokter adalah:
• Pemotongan kulit keras. Mungkin dokter ahli kulit akan memotong sebagian kapalan yang menebal
dan mengeras agar menurunkan tekanan pada jaringan di bawah kulit keras tersebut.
• Plester anti kapalan, plester dengan asam salisilat untuk ditempelkan pada kapalan.
• Salep antibiotik, untuk mengurangi risiko infeksi.
• Alas sepatu khusus. Jika pengidap kapalan memiliki kelainan bentuk kaki, dokter mungkin akan
menyarankan alas kaki untuk dimasukkan ke sepatu agar kaki terhindar dari gesekan yang
menimbulkan kapalan.
• Operasi. Meskipun kemungkinannya kecil sekali, namun dokter bisa saja menyarankan tindakan
operasi untuk memperbaiki posisi atau struktur tulang yang selama ini menyebabkan kapalan.
Kista Sebasea
I. DEFINISI
Kista sebasea (kista keratinosa) adalah suatu
kantung tertutup yang ditemukan tepat di bawah
kulit mati, ekskresi kulit dan bagian-bagian kulit
lainnya.
II. PENYEBAB
Penyebabnya tidak diketahui. Kista sebasea sering
kali berasal dari selubung akar rambut (folikel)
yang membengkak atau sumbatan dari kelenjar
sebasea. Cedera pada kulit juga bisa merangsang
terbentuknya sebuah kista.
• Kista ini berukuran kecil dan bisa
ditemukan dibagian tubuh manapun,
tetapi paling sering muncul di kulit
kepala, telinga, wajah, leher, punggung
dan skrotum.
• Kista ini teraba kenyal dan mudah
digerakkan, biasanya tidak
menimbulkan nyeri. Warnanya bisa
kekuningan atau berwarna daging, jika
pecah akan mengeluarkan bahan
berminyak yang menyerupai keju.
Kadang bisa terjadi infeksi.
Tatalaksana
• Kista sebasea biasanya dipecahkan dengan tusukan jarum atau
sayatan pisau bedah dan isinya dikeluarkan.
• Jika terjadi infeksi, sebelum kista diangkat melalui
pembedahan, terlebih dahulu diberikan antibiotik.
KARBUNKEL
• Karbunkel adalah infeksi bakteri pada
sekelompok folikel rambut dan
jaringan sekitarnya yang berdekatan.
Karbunkel terbentuk dari gabungan
beberapa furunkel yang berkelompok
dan dibatasi oleh trabekula fibrosa
yang berasal dari jaringan subkutan
yang padat. Karbunkel merupakan
nodul inflamasi pada daerah folikel
rambut yang lebih luas dan dasarnya
lebih dalam daripada furunkel.
Etiologi
• Karbunkel disebabkan infeksi bakteri, umumnya stafilokokus (Staphylococcus
aureus).
FAKTOR RESIKO
Setiap orang dapat beresiko terkena karbunkel, namun terdapat beberapa faktor yang dapat meningkatkan
resiko, antara lain:
1. Karier S.aureus kronik (pada hidung, aksila, perineum, vagina).
2. Diabetes. Pada diabetes terjadi gangguan fungsi leukosit sehingga membuat tubuh sulit untuk melawan
infeksi.
3. Higiene yang buruk. Hal ini mempermudah bakteri berkolonisasi di permukaan kulit, sehingga
meningkatkan resiko infeksi.
4. Pakaian yang ketat. Iritasi yang terus menerus dari pakaian yang ketat dapat menyebabkan luka pada
kulit, membuat bakteri mudah untuk masuk kedalam tubuh.
5. Kondisi kulit tertentu. Karena kerusakan barier protektif kulit, masalah kulit seperti jerawat, dermatitis,
scabies, atau pedukulosis membuat kulit rentan menjadi furunkel atau karbunkel.
Diagnosa
Anamnesa
• Penderita datang dengan keluhan terdapat nodul yang nyeri. Ukuran nodul tersebut meningkat dalam
beberapa hari dan dapat mencapai diameter 3-10 cm atau bahkan lebih. Beberapa pasien mengeluh
demam dan malaise.
Pemeriksaan Fisik
• Terdapat nodul berwarna merah, hangat dan berisi pus. Supurasi terjadi setelah kira-kira 5-7 hari dan
pus dikeluarkan melalui saluran keluar yang multipel (multiple follicular orifices). Karbunkel yang
pecah dan kering kemudian membentuk lubang yang kuning keabuan ireguler pada bagian tengah dan
sembuh perlahan dengan granulasi.
Pemeriksaan Penunjang
• Karbunkel biasanya menunjukkan leukositosis. Pemeriksaan histologis dari karbunkel menunjukkan
proses inflamasi dengan PMN yang banyak di dermis dan lemak subkutan.
Tatalaksana
Pembedahan
Terapi adekuat dari karbunkel adalah insisi dan drainase pus.
antibiotik sistemik mempercepat resolusi penyembuhan dan wajib diberikan pada seseorang yang
beresiko mengalami bakteremia. Antibiotik diberikan selama empat sampai tujuh hari.
FOLIKULITIS
Folikulitis adalah peradangan pada selubung akar rambut atau folikel rambut, yang
umumnya disebabkan oleh gram positif staphylococcus aureus.
Berdasarkan lokasinya dalam jaringan, folikulitis dibagi menjadi 2 yaitu:
1.Folikulitis superfisialis
• Folikulitis superfisialis adalah radang folikel rambut dengan pustul berdinding tipis
pada orifisium folikel yang terbatas pada epidermis.
2.Folikulitis profunda
• Folikulitis profunda adalah radang folikel rambut dengan pustul perifolikular kronik
yang ditandai dengan adanya pustul, papul dan sering terjadi rekurensi
Gambaran Klinis
• Pada bentuk kelainan superfisial, bintik-bintik kecil (papul) berkembang di sekeliling
satu atau beberapa folikel. Papul kadang-kadang mengandung pus (pustul), di
tengahnya mengandung rambut serta adanya krusta di sekitar daerah inflamasi.
Infeksi terasa gatal dan agak sakit, tetapi biasanya tidak terlalu menyakitkan.

• Folikulitis profunda akan merusak seluruh folikel rambut sampai ke subkutan


sehingga akan teraba infiltrat di subkutan dan dapat menimbulkan gejala yang lebih
berat yaitu sangat sakit.
Tatalaksana
• Kadang folikulitis dapat sembuh sendiri setelah dua atau tiga hari, tetapi pada
beberapa kasus yang persisten dan rekurens perlu penanganan lebih lanjut.
• Pengobatan dapat diberikan antibiotik sistemik.
• Antibiotik topikal serta penggunaan antiseptik (contoh, chlorhexidine) dapat
diberikan sebagai terapi tambahan, tetapi jangan digunakan tanpa pemberian
antibiotik sistemik. Dianjurkan pemberian antibiotik sistemik dengan harapan dapat
mencegah terjadinya infeksi kronik
KONTRAKTUR
• Kontraktur didefinisikan sebagai pengikatan permanen kulit yang dapat
mempengaruhi otot dan tendon yang berada dibawahnya yang akan
membatasi ruang gerak, serta kemungkinan defek maupun degenerasi
saraf di daerah tersebut.
• Kontraktur adalah pemendekan permanen dari kulit dan atau jaringan
dibawahnya yang menyebabkan deformitas dan keterbatasan gerak.
• Kontraktur terjadi ketika jaringan ikat normal yang bersifat elastis
digantikan oleh jaringan fibrous yang tidak elastis.
ETIOLOGI
Proses terjadinya kontraktur didasarkan pada empat etiologi primer yaitu immobilisasi
eksternal, trauma, beberapa penyakit sendi, dan kerusakan neurologis.
1. Immobilisasi eksternal - terjadi ketika sendi dalam posisi stasioner (tetap) dalam
periode waktu yang lama, sehingga terjadi adhesi antar jaringan ikat sendi.
2. Trauma - jaringan ikat di sekitar sendi mengalami tarikan atau robekan
3. Penyakit sendi - diantaranya adalah rheumatoid arthritis.
4. Defek Neurologis - trauma pada sistem saraf sentral maupun perifer dapat
menghasilkan impuls abnormal yang berakibat restriksi (ketegangan) pada jaringan
sendi.
Berdasarkan jaringan yang menyebabkan ketegangan, kontraktur dibagi
menjadi :
1. Kontraktur Dermatogen. Erat hubungannya dengan : Parut (scar), Hypertropic scar, Keloid. Setiap
penyembuhan luka memberikan jaringan parut, hipertropic scar dan keloid, penyebabnya adalah infeksi,
ketegangan , kehilangan kulit luas.
2. Kontraktur Tendogen
- Dupuytren kontraktur
Terutama di negara-negara dingin. Gangguan pada tendo dan fasia, laki laki lebih sering daripada wanita.
Penyebaab belum jelas :
- Trauma kronis
- Kebiasaaan minum alkohol
- Pemakaian obat yang lama
- Penyakit endokrin, syraf, artritis
- Penyakit menurun
Gejala-gejala :
- Dimulai nyeri/tidak
- Nodul-nodul kecil, nyeri tekan menyebar
seluruh telapak tangan
MEKANISME
• Adanya fibroblast like cells dalam trauma kulit terbuka yang mengalami kontraktur
dimana terdapat komponen otot polos pada sitoplasma, terdapat pula sifat-sifat
fibroblas, hal ini dinamakan myofibroblas. Ketika stripe dari jaringan granulasi pada
trauma terbuka ditempatkan pada air, terjadi kontraktur, dibuktikan dengan adanya
smooth muscle antagonist, selanjutnya myofibril diidentifikasi berdasarkan jumlah
dari jaringan tubuh yang mengalami kontraktur, antara lain dupuytren’s contracture,
burn contracture, dan kontraktur kapsul di sekeliling payudara yang dipasang silikon.
Tatalaksana
• Bila skar kontraktur kemungkinan menyebabkan retriksi ruang gerak, skin grafting
atau flap diindikasikan untuk menutup defek jaringan.
Metode:
1. Skin flap (Pedicle Flap)
• Suatu teknik operasi untuk dapat memperbaiki skar dan kontraktur dimana kulit dan
subkutan dan lain-lain dipindah dari suatu bagian badan ke bagian badan yang lain
dengan suatu pedicle vascular.
Macam-macam skin graft:
1. STSG (Split Thickness Skin Graft/Tandur Alih Kulit Sebagian)
Jenis-jenis:
a. Thin Split Thickness Graft (tipis)
b. Medium (tebal kulit sedang)
c. Thick split Thickness Graft (tebal)
Berbagai lokasi donor menurut kebutuhan resipien (paling sering paha).
2. FTSG (Full Thickness Skin Graft/Tandur Kulit Seluruh Tebal)
Ketebalan : epidermis dan seluruh dermis
Sifat-sifat:
- Mendekati tekstur kulit normal meliputi: tekstur/kelenturan, warna, pertumbuhan rambut, retraksi kulit
lebih sedikit.
Donor:
Paling sering dipakai: retro auricular, supra clavicular, lengan atas sebelah dalam, lipat paha (inguinal),
abdomen bagian bawah.
Baik untuk: muka, daerah sendi
ULKUS DEKUBITUS
• Ulkus dekubitus adalah kerusakan/kematian kulit sampai jaringan di bawah kulit,
bahkan menembus otot sampai mengenai tulang akibat adanya penekanan pada suatu
area secara terus menerus sehingga mengakibatkan gangguan sirkulasi darah
setempat. Ulkus dekubitus ini disebabkan karena tekanan yang berlebihan dan
gesekan kuat yang terjadi pada jaringan atau tulang yang menonjol.
Etiologi
• Ulkus dekubitus disebabkan oleh tekanan yang cukup kuat dalam jangka
waktu lebih pendek atau dengan tekanan yang rendah dalam jangka
waktu yang lebih lama sehingga mengganggu jalannya aliran darah ke
kapiler. Kebutuhan oksigen dan nutrisi jaringan juga terganggu. Tekanan
ini lebih besar dari tekanan arteri yang menyebabkan gangguan aliran
darah sehingga terjadi iskemia dan kerusakan jaringan.
Lokasi yang sering terjadi ulkus dekubitus
Tipe Ulkus Dekubitus
Berdasarkan waktu yang diperlukan untuk penyembuhan dari suatu ulkus
decubitus dan perbedaan temperature dari ulkus dengan kulit sekitarnya,
decubitus dapat dibagi menjadi tiga tipe :
1. Tipe normal
2. Tipe arteriosklerotik
3. Tipe terminal
TIPE MANIFESTASI KLINIS PERKIRAAN LAMA
PERAWATAN
Normal Beda temperatur dengan kulit sekitarnya hingga 6 minggu
dibawah ± 2,5℃
Arteriosklerosis Selain faktor tekanan, terdapat gangguan aliran darah 16 minggu
akibat ateriosklerosis. Beda temperatur dengan kulit
sekitar < 1℃

Terminal Terjadi pada pasien yang akan meninggal Tidak sembuh


Patofisiologi
• Patofisiologi dari ulkus decubitus dimulai dari meningkatnya tekanan cairan interstitial, lalu terjadi
penurunan sirkulasi arteri, akibat tertekannya arteri yang terlalu lama, maka kapiler akan kolaps dan
mengalami thrombosis. Terjadi kehilangan cairan interstitial melalui kapiler.Tidak lama kemudian,
terjadi edema pada jaringan, lalu terjadi lisis pada jaringan. Setelah lisis, maka nutrisi dan oksigen
jaringan akan menurun. Pada akhirnya terjadi proses inflamasi lalu iskemik,tidak lama kemudian
jaringan nekrosis / mati dan ulkus muncul.
Selain faktor tekanan ada beberapa faktor lain yang dapat memengaruhi timbulnya dekubitus yaitu
sebagai berikut :
• Terjadinya regangan pada kulit oleh karena tubuh bergerak melorot ke bawah pada penderita yang
berada pada posisi setengah duduk atau separuh berbaring
• Pada penderita usia lanjut yang cachectis atau sangat kurus, kulit pada daerah yang terkena yang
terkena tekanan dapat terlipat oleh karena gesekan dengan alas tempat tidur sehingga kulit seakan
akan tertinggal dari bagian tubuh yang lain.
Tatalaksana
1.Pada suspected deep tissue injury dan Dekubitus stadium I : Kulit kemerahan dibersihkan hati – hati
dengan air hangat dan sabun, diberi lotion, pemijatan secara hati – hati 2 – 3 kali sehari.
2.Dekubitus stadium II : Perawatan luka secara septik dan aseptik. Daerah yang terkena diberi rangsang
dingin dan panas berganti ganti untuk merangsang sirkulasi. Salep topical dapat diberikan untuk
merangsang jaringan granulasi
3.Dekubitus stadium III : Usahakan luka selalu bersih, eksudat sedapatnya dapat mengalir keluar.
Pembalut tidak terlalu tebal agar jaringan tetap mendapatkan oksigen dan penguapan secara
optimal.Kelembapan luka dijaga tetap bersih, hal ini untuk mempermudah regenerasi sel – sel kulit.Luka
yang kotor dapat dibersihkan dengan cadiran NaCl fisiologis. Antibiotik sistemik juga dapat diberikan.
4.Dekubitus stadium IV : Penatalaksanaan seperti derajat III. Dilakukan nekrotomi, agar jaringan–
jaringan dapat timbul dan tidak terhalang jaringan nekrotik. Beberapa usaha untuk mempercepat
penyembuhan luka antara lain adalah preparat enzim, fototerapi dengan infra merah monokromatik, obat
anti-agregaai platelet untuk maksud preventif dan preparat topical yang mengandung kolagenase.
Pada dekubitus yang unstageable harus dilakukan debridemen sebelum dilakukan terapi selanjutnya
TUKAK DIABETIK
• Diabetes mellitus merupakan penyakit endokrin akibat defek dalam sekresi dan kerja
insulin atau keduanya sehingga terjadi defisiensi insulin relatif atau absolut dimana
tubuh mengeluarkan terlalu sedikit insulin atau insulin yang dikeluarkan resisten
sehingga mengakibatkan kelainan metabolisme kronis berupa hiperglikemia kronik
disertai berbagai kelainan metabolik akibat gangguan hormonal yang menimbulkan
komplikasi kronik pada sistem tubuh. Kaki diabetik merupakan tukak yang timbul
pada penderita diabetes mellitus yang disebabkan karena angiopati diabetik,
neuropati diabetik atau akibat trauma.
ETIOLOGI

• Penyebab kaki diabetik biasanya melibatkan banyak komponen. Kaki


diabetik disebabkan oleh neuropati perifer yang menimbulkan gangguan
sensorik, motorik dan autonom yang masing-masing memegang peranan
penting pada terjadinya luka kaki. Faktor lain yang berperan adalah
iskemia, pembentukan kalus dan edema.
• Paralisis otot kaki menyebabkan perubahan keseimbangan di sendi kaki, perubahan
cara berjalan dan akan menimbulkan titik tekan baru pada telapak kaki sehingga
terjadi kalus ditempat itu. Neuropati sensorik menyebabkan hilangnya sinyal
terhadap rasa sakit (mati rasa) setempat dan hilangnya perlindungan terhadap trauma,
sehingga penderita mengalami cedera tanpa disadari, akibatnya kalus yang sudah
terbentuk berubah menjadi ulkus yang bila disertai infeksi berkembang menjadi
selulitis dan berakhir dengan gangren.
Manifestasi Klinis
Kaki neuropati
Pada keadaan ini terjadi kerusakan saraf somatik, baik sensoris maupun motorik serta saraf
otonom, tetapi sirkulasi masih utuh. Neuropati menghambat impul rangsangan dan memutus
jaringan komunikasi dalam tubuh. Neuropati sensoris memberikan gejala berupa keluhan kaki
kesemutan dan kurang rasa terutama di daerah ujung kaki. Neuropati motorik ditandai dengan
kelemahan otot, atropi otot, mudah lelah, deformitas ibu jari dan sulit mengatur keseimbangan
tubuh. Pada kaki neuropati kaki masih teraba hangat, denyut nadi teraba, reflek fisiologi
menurun dan kulit jadi kering. Bila terjadi luka, sembuhnya lama.
Kaki iskhemia
Ditandai dengan berkurangnya suplai darah. Namun pada keadaan ini sudah ada kelainan
neuropati pada berbagai stadium. Pasien mengeluh nyeri tungkai bila berdiri, berjalan atau saat
melaksanakan aktivitas fisik lain. Kesakitan juga dapat terjadi pada arkus pedis saat istirahat
atau malam hari. Pada pemeriksaan terlihat perubahan warna kulit jadi pucat, tipis dan berkilat
atau warna kebiruan. Kaki teraba dingin dan nadi poplitea atau tibialis posterior sulit di raba.
Dapat ditemukan ulkus akibat tekanan lokal. Ulkusnya sukar sembuh dan akhirnya menjadi
ganggren.
Berdasarkan berat ringannya lesi, kelainan kaki diabetik menurut Wagner di bagi atas
6 derajat, yaitu:
• Fokus utama penanganan kaki diabetik adalah
pencegahan terhadap terjadinya luka. Strategi
pencegahan meliputi edukasi kepada pasien,
perawatan kulit, kuku dan kaki dan penggunaan alas
kaki yang dapat melindungi.
• Sepatu atau sandal dengan bantalan yang lembut
dapat mengurangi risiko terjadinya kerusakan
jaringan akibat tekanan langsung yang dapat
memberi beban pada telapak kaki.
Tatalaksana
Berdasarkan pembagian berat ringannya lesi, maka tindakan pengobatan
atau pembedahan dapat di tentukan sebagai berikut :
1.Derajat 0 : Perawatan lokal secara khusus tidak ada
2.Derajat I – IV : Pengelolaan medik dan tindakan bedah minor.
3.Derajat V : Tindakan bedah minor, bila gagal di lanjutkan dengan
tindakan bedah mayor.
• Pengobatan kelainan kaki diabetik terdiri dari pengendalian diabetes dan
penanganan terhadap kelainan kaki.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai