PERMINTAAN AGREGAT Bagaimana Kebijakan Moneter Mempengaruhi Permintaan Agregat Kemiringan kurva permintaan agregat bergerak menurun karena: pengaruh kekayaan, pengaruh suku bunga, pengaruh nilai tukar. Untuk memahami bagaimana kebijakan mempengaruhi permintaan, dapat dilihat dari pengaruh suku bunga. Teori tentang bagaimana suku bunga ditentukan disebut dengan Teori Preferensi Likuiditas: Teori Keynes ini menyatakan bahwa suku bunga berubah- ubah untuk membuat jumlah uang yang beredar dan permintaan uang menjadi seimbang. 1. Jumlah Uang Beredar
Bagian pertama dari preferensi likuiditas adalah
JUB. JUB dikendalikan oleh Bank Sentral.
Banyak kebijakan yang dapat dilakukan Bank
sentral dalam mempengaruhi JUB, yaitu operasi pasar terbuka, syarat cadangan minimum, tingkat diskonto. 2. Permintaan Uang
Bagian kedua dari Teori Preferensi Likuiditas
adalah Permintaan Uang. Salah satu faktor yang mempengaruhi permintaan uang adalah suku bunga. Kenaikan suku bunga menaikkan biaya kepemilikan uang sehingga mengurangi jumlah permintaan uang. Penurunan suku bunga, mengurangi biaya kepemilikan uang sehingga menaikkan jumlah permintaan uang. Keseimbangan Dalam Pasar Uang Suku bunga keseimbangan, menyebabkan jumlah permintaan uang tepat seimbang dengan jumlah uang beredar. Perhatikan Figur 1 (Keseimbangan Pasar Uang) Jika suku bunga tinggi, uang yang dipegang kecil. Pihak yang memiliki surplus uang akan membeli obligasi atau menyimpan uang. Maka respon terhadap surplus ini membuat pihak penerbit surat berharga dan bank menurunkan suku bunga (dan sebaliknya). Keseimbangan dalam Pasar Uang Kemiringan Ke Bawah Kurva Permintaan Agregat
1. Pengaruh Suku Bunga Terhadap Kemiringan
Kurva Permintaan Agregat: Tingkat harga yang lebih tinggi menaikkan permintaan uang. Permintaan uang lebih tinggi menyebabkan suku bunga tinggi. Suku bunga tinggi mengurangi jumlah permintaan barang dan jasa. Perhatikan Figur 2 Suku Bunga dan Kemiringan Kurva Permintaan Agregat Perubahan JUB 2. Pengaruh JUB Terhadap Kemiringan Kurva Permintaan Agregat: Apabila Bank Sentral menaikkan JUB, suku bunga turun, dan jumlah permintaan untuk barang dan jasa untuk tingkat harga tertentu naik,kurva permintaan agregat bergeser ke kanan. Apabila Bank Sentral menurunkan JUB, suku bunga naik, dan jumlah permintaan untuk barang dan jasa untuk tingkat harga tertentu turun,kurva permintaan agregat bergeser ke kiri. JUB dan Kemiringan Kurva Permintaan Agregat Peranan Target Suku Bunga dalam Kebijakan Moneter 1. Perubahan kebijakan moneter yang bertujuan untuk menaikkan permintaan agregat, dapat dijabarkan sebagai kenaikan JUB atau sebagai penurunan Suku Bunga. 2. Perubahan kebijakan moneter yang bertujuan untuk menurunkan permintaan agregat, dapat dijabarkan sebagai penurunan JUB atau sebagai kenaikan Suku Bunga. Bagaimana Kebijakan Fiskal Mempengaruhi Permintaan Agregat 1. Perubahan Dalam Pembelanjaan Negara Ketika pemerintah mengubah belanja barang dan jasanya sendiri, maka pemerintah mengubah kurva permintaan agregat. Jika belanja naik, kurva bergeser ke kanan. Jika belanja turun, kurva bergeser ke kiri. Efek yang ditimbulkan dari Perubahan Pembelanjaan 1. Efek Penggandaan Pergeseran tambahan pada permintaan agregat yang muncul jika kebijakan fiskal ekspansif meningkatkan pendapatan yang menyebabkan kenaikan belanja konsumen. RUMUS Penggandaan: Pengganda = 1 : (1- MPC) Semakin besar MPC maka semakin besar penggandaannya. Efek yang ditimbulkan dari Perubahan Pembelanjaan
2. Efek Pembatasan Paksa
Imbangan permintaan agregat yang muncul apabila kebijakan fiskal yang mengekspansi menaikkan suku bunga dan akibatnya menurunkan belanja investasi. Perhatikan Figur 5 Efek pembatasan paksa 2. Perubahan dalam Perpajakan
Apabila pajak diturunkan, maka pendapatan
bersih meningkat, sehingga kurva permintaan agregat bergeser ke kanan.
Apabila pajak dinaikkan, maka pendapatan
bersih menurun, sehingga kurva permintaan agregat bergeser ke kiri. Menggunakan Kebijakan Untuk Menstabilkan Perekonomian Stabilisator Otomatis Perubahan kebijakan fiskal yang mendorong permintaan agregat ketika perekonomian mengalami resesi yang tidak mengharuskan pemerintah melakukan tindakan yang disengaja. Stabilisator otomatis adalah pajak dan belanja pemerintah.