PAJAK
MAGISTER AKUNTANSI
UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
PERTAMBAHAN
2016
NILAI
HAL : 1
MAGISTER AKUNTANSI
UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2016
3
HAL : 2
MAGISTER AKUNTANSI
UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2
2016
HAL : 3
MAGISTER AKUNTANSI
UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
1
2016
HAL : 4
UNIVERSITAS RIAU
Agenda
1. Karakteristik dan Mekanisme Pengedaan PPN dan PPnBM
2. Objek pajak dan yang dikecualikan
3. Pengusaha Kena Pajak
4. 4. Penyerahan dan Bukan Penyerahan
5. Barang dan Jasa Kena Pajak
6. Daerah Pabean dan Kawasan Berikat
7. Saat dan tempat terutang
8. Faktur pajak, nota retur
9. Dasar Pengenaan Pajak
10. Hubungan istimewa dan kaitannya dengan DPP
11. Penghitungan dan pelaporan
12. Kredit pajak masukan
13. Pencatatan transaksi PPN dan PPnBM
BEBERAPA DEFINISI
Barang Kena Pajak (BKP) adalah barang yang dikenakan pajak
berdasarkan UU PPN dan PPnBM.
Jasa Kena Pajak (JKP) adalah jasa yang dikenakan pajak
berdasarkan UU PPN dan PPnBM.
Jasa adalah setiap kegiatan pelayanan berdasarkan suatu perikatan
atau perbuatan hukum yang menyebabkan suatu barang atau
fasilitas atau kemudahan atau hak yg tersedia untuk dipakai,
termasuk jasa yang dilakukan untuk mengha-silkan barang karena
pesanan/permintaan dengan bahan dan atas petunjuk pemesan.
Impor adalah setiap kegiatan memasukkan barang dari luar daerah
pabean ke dalam daerah pabean.
Ekspor adalah setiap kegiatan mengeluarkan barang dari dalam
daerah pabean ke luar daerah pabean.
BEBERAPA DEFINISI
• Faktur Pajak adalah bukti pungutan pajak yang dibuat oleh
PKP yang melakukan penyerahan BKP/JKP atau bukti
pungutan pajak karena impor BKP yang digunakan oleh Ditjen
Bea Cukai.
• Pajak Masukan (PM) adalah PPN yang seharusnya sudah
dibayar oleh PKP karena perolehan BKP/JKP dan atau
pemanfaatan BKP tak berwujud/JKP dari luar daerah pabean
dan atau impor BKP.
• Pajak Keluaran (PK) adalah PPN terutang yang wajib
dipungut oleh PKP yang melakukan penyerahan BKP/JKP atau
ekspor BKP.
KEWAJIBAN PKP
• Melaporkan usahanya utk dikukuhkan sebagai Pengusaha
Kena Pajak (PKP), kepadanya diberikan NPPKP (Nomor Pokok
Pengusaha Kena Pajak).
• Memungut PPN dan PPnBM yang terutang.
• Menyetor PPN yg masih harus dibayar dalam hal Pajak
Keluaran lebih besar dari Pajak Masukan dan membayar
PPnBM yg ter-utang ke Kas Negara paling lambat tanggal 15
bulan berikutnya.
• Melaporkan penghitungan pajak yang terutang.
Menurut KMK No. 253/KMK.01/1998 yg bukan subjek PPN:
KARAKTERISTIK PPN
PPN adalah pajak tidak langsung, artinya beban pajak
dilimpahkan kepada pihak lain. Sehingga pemikul beban pajak
dan penyetor pajak ke negara berada pada pihak yang berbeda.
PPN adalah pajak objektif, artinya timbulnya kewajiban pajak
ditentukan oleh objek pajak.
PPN Indonesia menggunakan tarif tunggal 10%, kecuali PPN
ekspor tarifnya 0%.
PPN bersifat multi stage tax, artinya dikenakan pada setiap
mata rantai jalur produksi dan jalur distribusi.
PPN merupakan pajak atas konsumsi di dalam negeri
(destination principle).
Pemungutan pajaknya menggunakan faktur pajak.
Penghitungan PPN terutang yg disetor ke negara menggunakan
indirect substraction method/credit method/invoice
method dengan cara mengkreditkan pajak masukan (PK-PM).
16/01/2018 H.AMIR HASAN HAL : 11
UNIVERSITAS RIAU
Karakteristik PPN
• PPN merupakan Pajak Tidak Langsung
• PPN adalah Pajak Obyektif
• PPN bersifat Multi-stage
• PPN menggunakan
– Indirect subtraction method
– Credit method
– Invoice method
• PPN merupakan pajak atas konsumsi umum dalam
negeri
• PPN bersifat netral
• PPN tidak menimbulkan pajak berganda
Karakteristik PPN
• PPN merupakan Pajak Tidak Langsung
Otoritas Pajak
PPN
BKP/JKP
Penjual Pembeli
PPN
Karakteristik PPN
• PPN bersifat Multi-stage dan Tidak Menimbulkan
pajak berganda
Pakaian
Karakteristik PPN
• PPN bersifat Multi-stage dan Tidak Menimbulkan
pajak berganda
Nilai Tambah Harga Jual PPN Setor ke Kas Negara Harga Dibayar
Mekanisme PPN
• Susunan Biaya Produksi dan Harga Jual
Pembelian
Bahan Baku 2,000
Bahan Pembantu 1,000
Suku Cadang dll. 1,000
Jumlah 4,000
Biaya
Penyusutan 250
Bunga 750
Gaji/Upah 1,000
Biaya Manajemen 750
Margin/Laba 750
Jumlah 3,500
Mekanisme PPN
Addition Method
Pembelian
Bahan Baku 2,000
Bahan Pembantu 1,000
Nilai Tambah 3.500
Suku Cadang dll. 1,000
Jumlah 4,000
PPN : Biaya
10% X 3.500 = 350
Penyusutan 250
Bunga 750
Gaji/Upah 1,000
Biaya Manajemen 750
Margin/Laba 750
Jumlah 3,500
Mekanisme PPN
Subtraction Method
Pembelian
Bahan Baku 2,000
Bahan Pembantu 1,000
Suku Cadang dll. 1,000
Harga Jual 7.500 Jumlah 4,000
Harga Beli 4.000 Biaya
Selisih 3.500 Penyusutan 250
Bunga 750
PPN : Gaji/Upah 1,000
10% X 3.500 = 350 Biaya Manajemen 750
Margin/Laba 750
Jumlah 3,500
Mekanisme PPN
Credit Method
Pembelian
Harga Beli 4.000 Bahan Baku 2,000
PPN Beli : Bahan Pembantu 1,000
10% X 4.000 = 400 Suku Cadang dll. 1,000
Jumlah 4,000
Harga Jual 7.500 Biaya
PPN Jual : Penyusutan 250
10% X 7.500 = 750 Bunga 750
Gaji/Upah 1,000
PPN Wajib Disetor : Biaya Manajemen 750
750 – 400 = 350 Margin/Laba 750
Jumlah 3,500
Kelebihan PPN
• Mencegah pajak berganda
• Netral dalam perdagangan dalam dan
luar negeri
• Konsumen sebagai pemikul beban pajak
tidak merasa dibebani oleh PPN sehingga
memudahkan fiskus untuk memungutnya
Kelemahan PPN
• Biaya administrasi relatif tinggi
dibandingkan dengan PTL lainnya
• Dampak regresif
• Rawan manipulasi/penyelundupan
sehingga menuntut tingkat pengawasan
yang lebih cermat dalam administrasi
pajak
• PT. A membeli/menerima BKP/JKP dari Supplier. Atas pembelian ini dikenakan PPN
10%. Sehingga PT. A akan membayar sebesar harga jual ditambah PPN. PPN yang
dibayar tersebut dicatat sebagai Pajak Masukan oleh PT. A.
• PT. A menyerahkan BKP/JKP ke konsumen. Atas penyerahan tsb dikenakan PPN
10%. Sehingga PT. A akan menerima sebesar harga jual ditambah PPN. PPN yang
diterima oleh PT. A dicatat sebagai Pajak Keluaran, yang harus disetorkan ke Kas
Negara setiap bulannya.
• Setiap bulan PT. A harus menghitung total Pajak Keluaran yang diterima dari
seluruh penyerahan BKP/JKP dikurangi total Pajak Masukan yang sudah dibayar
dalam bulan yang sama dengan Pajak Keluaran. Selisihnya merupakan PPN yang
harus disetor ke Kas Negara.
16/01/2018 H.AMIR HASAN HAL : 24
UNIVERSITAS RIAU
MEKANISME PENGKREDITAN PM
1. Mobil bekas :
PK = 10 x harga jual
PM = 90% x PK
PPN = PK – PM = 10% - (90% x10%) x jual
= 1% x harga jual
2. Pedagang Emas Perhiasan :
PK = 10 x harga jual
PM = 80% x PK
PPN = PK – PM = 10% - (80% x10%) x jual
= 2% x harga jual
Semua Pajak masukan atas perolehan BKP/JKP tidak dpt
dikreditkan
MEKANISME UMUM
MEKANISME PK -PM
PK-PM PPN
PAJAK KELUARAN
Ps. 1 angka 25
PAJAK MASUKAN
Ps. 1 angka 24
PEROLEHAN BKP
PENERIMAAN JKP
PEMANFAATAN BKP D LUAR
TIDAK BERWUJUD A
R DAERAH
I
PEMANFAATAN JKP PABEAN
IMPOR BKP
Contoh :
PT Mecanica bergerak dibidang distributor alat listrik,
transaksi dalam bulan Jan 2013 sbb:
1. Tgl 3/1 membeli barang dagangan Rp. 15.000.000
2. Tanggal 5/1 menjual barang dagangan Rp. 10.000.000
3. Tanggal 7/1 menjual barang dagangan Rp. 20.000.000
Harga tersebut tidak termasuk PPN,
Berapa Pajak Keluaran dan Masukannya?
** Pajak Keluaran (10% dari penjualan) yaitu
+ 10% X 10.000.000 (nomor 2) = 1.000.000
+ 10% X 20.000.000 (nomor 3) = 2.000.000
Jumlah Pajak Keluaran = 3.000.000
OBJEK PPN
(UU PPN ps. 4, ps. 16C, ps. 16D)
1. Penyerahn BKP didalam daerah pabean yang dilakukan oleh
pengusaha
2. Impor BKP.
3. Penyerahn JKP didalam daerah pabean yang dilakukan oleh
pengusaha
4. Pemanfaatan BKP tak berwujud dari luar daerah pabean di dalam
daerah pabean.
5. Pemanfaatan JKP dari luar daerah pabean di dalam daerah pabean.
6. Ekspor BKP yang dilakukan PKP.
7. Kegiatan membangun sendiri yang dilakukan oleh OP atau badan,
tidak dalam kegiatan usaha atau pekerjaannya.
8. Penyerahan aktiva yang dilakukan PKP, yang menurut tujuan semula
tidak untuk diperjualbelikan, sepanjang PPN yang dibayar atas
perolehannya dapat dikreditkan.
16/01/2018 H.AMIR HASAN HAL : 36
UNIVERSITAS RIAU
JENIS BARANG YANG TIDAK DIKENAKAN PPN (PP No. 143 Tahun 2000)
FAKTUR PAJAK
Faktur Pajak adalah bukti pungutan pajak yang dibuat oleh PKP yang
melakukan penyerahan BKP atau penyerahan JKP atau bukti pungutan
pajak karena impor BKP yang digunakan oleh DitJen Bea Cukai.
Sanksi:
• Jika bukan PKP membuat Faktur Pajak, atau
• PKP membuat Faktur Pajak tetapi tidak tepat waktu atau tidak
mengisi selengkapnya.
Dikenakan denda administrasi 2% x Dasar Pengenaan Pajak.
PEMUNGUT PPN
• Berdasarkan KMK No. 563/KMK.03/2003, sejak tanggal 1 Januari
2004, yang menjadi pemungut PPN (WAPU):
– Bendaharawan Pemerintah.
– Kantor Perbendaharaan dan Kas Negara.
PERHITUNGAN PPN
PPN = 10% x Dasar Pengenaan Pajak
• Setiap akhir masa pajak (tiap bulan takwim), PKP menghitung total
Pajak Keluaran dan Total Pajak Masukan.
• Pajak Masukan dikreditkan terhadap Pajak Keluaran.
• Jika Pajak Keluaran > Pajak Masukan, berarti kurang bayar.
– PKP harus membayar kurang bayar tersebut ke Kas Negara paling
lambat tanggal 15 bulan berikutnya. Pembayaran dengan
menggunakan Surat Setoran Pajak (SSP) dilakukan di Bank Persepsi
atau tempat lain yang ditunjuk.
• Jika Pajak Keluaran < Pajak Masukan, berarti lebih bayar.
– Lebih bayar dapat di restitusi atau dikompensasi.
• PKP wajib melaporkan hasil perhitungannya (Form 1195) paling lambat
tanggal 20 bulan berikutnya.
PEDOMAN PENGKREDITAN PM
Pajak masukan (PM) dikreditkan dengan Pajak keluaran (PK) yang
dipungut pada masa pajak yang sama.
PM yang belum dikreditkan dengan PK dalam masa pajak yang sama dapat
dikreditkan sampai dengan selambat-lambatnya tiga bulan setelah akhir
masa pajak, dengan syarat:
PM tersebut belum dibebankan sebagai biaya.
Belum dilakukan pemeriksaan, kecuali perolehannya telah dicatat dalam
pembukuan PKP yang bersangkutan.
Penghapusan piutang tidak mengakibatkan koreksi terhadap PK yang
telah dilaporkan dan PM yang dikreditkan atau dibebankan sebagai biaya
oleh PKP pembeli.
BKP yang musnah atau rusak karena bencana alam atau sebab lain
tidak harus dilakukan penyesuaian pajak yang telah dikreditkan atau yang
telah dibebankan sebagai biaya untuk perolehan BKP yang musnah
tersebut.
HAL : 57
UNIVERSITAS RIAU
DASAR PERTIMBANGAN
Perlu keseimbangan pembebanan pajak antara konsumen penghasilan rendah dengan konsumen
penghasilan tinggi.
Perlu adanya pengendalian pola konsumsi atas BKP mewah.
Perlu adanya perlindungan atas produsen kecil/tradisional.
Perlu untuk mengamankan penerimaan negara.
Karakteristik PPnBM
• Merupakan pungutan tambahan disamping PPN.
• Hanya dipungut satu kali, yaitu pada saat impor BKP mewah, pabrikan
BKP mewah.
• PPnBM tidak dapat dikreditkan dengan PPN.
• Namun jika eksportir mengekspor BKP mewah, PPnBM yang dibayar
pada saat perolehannya dapat diminta kembali.
• Tarif 10%:
– Mobil berpenumpang 10 orang atau lebih dgn bahan bakar solar.
– Mobil berpenumpang kurang dari 10 orang (selain sedan atau station
wagon), 2WD, kapasitas silinder sampai 1500 CC.
• Tarif 20%:
– Mobil berpenumpang kurang dari 10 orang (selain sedan atau station
wagon) 2WD, kapasitas silinder diatas 1500 s.d. 2500 CC.
– Mobil double cabin berpenumpang lebih dari 3 orang untuk semua
kapasitas silinder yang masanya tidak lebih dari 5 ton.
• Tarif 30%:
– Sedan/station wagon berpenumpang kurang dari 10 orang, kapasi-
tas silinder sampai 1500 CC.
– Selain sedan/station wagon, 4WD, kapasitas silinder smpai 1500 CC
• Tarif 10%:
– Kel. alat rumah tangga, pesawat pendingin/pemanas, dan pesawat
penerima siaran tv.
– Kel. peralatan dan perlengkapan olah raga.
– Kel. mesin pengatur suhu udara.
– Kel. alat perekam/reproduksi gambar, pswt penerima siaran radio.
• Tarif 20%:
– Kel. alat rumah tangga, pesawat pendingin/pemanas selain diatas.
– Kel. hunian mewah spt rumah mewah, apartemen, kondominium,
dll.
– Kel. pesawat penerima siaran tv dan antena serta reflektor antena
selain yang tarif 10%.
– Kel. mesin pengatur suhu udara, pencuci piring, pengering, pesawat
elektromagnetik, dan instrumen musik.
–16/01/2018
Kel. wangi-wangian. H.AMIR HASAN HAL : 63
UNIVERSITAS RIAU
71
16/01/2018 H.AMIR HASAN HAL : 71
UNIVERSITAS RIAU
Terima kasih.