Anda di halaman 1dari 72

Pertemuan 9

PAJAK
MAGISTER AKUNTANSI
UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU

PERTAMBAHAN
2016

NILAI

HAL : 1
MAGISTER AKUNTANSI
UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2016

3
HAL : 2
MAGISTER AKUNTANSI
UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU

2
2016

HAL : 3
MAGISTER AKUNTANSI
UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU

1
2016

HAL : 4
UNIVERSITAS RIAU

Agenda
1. Karakteristik dan Mekanisme Pengedaan PPN dan PPnBM
2. Objek pajak dan yang dikecualikan
3. Pengusaha Kena Pajak
4. 4. Penyerahan dan Bukan Penyerahan
5. Barang dan Jasa Kena Pajak
6. Daerah Pabean dan Kawasan Berikat
7. Saat dan tempat terutang
8. Faktur pajak, nota retur
9. Dasar Pengenaan Pajak
10. Hubungan istimewa dan kaitannya dengan DPP
11. Penghitungan dan pelaporan
12. Kredit pajak masukan
13. Pencatatan transaksi PPN dan PPnBM

16/01/2018 H.AMIR HASAN HAL : 5


UNIVERSITAS RIAU

BEBERAPA DEFINISI
 Barang Kena Pajak (BKP) adalah barang yang dikenakan pajak
berdasarkan UU PPN dan PPnBM.
 Jasa Kena Pajak (JKP) adalah jasa yang dikenakan pajak
berdasarkan UU PPN dan PPnBM.
 Jasa adalah setiap kegiatan pelayanan berdasarkan suatu perikatan
atau perbuatan hukum yang menyebabkan suatu barang atau
fasilitas atau kemudahan atau hak yg tersedia untuk dipakai,
termasuk jasa yang dilakukan untuk mengha-silkan barang karena
pesanan/permintaan dengan bahan dan atas petunjuk pemesan.
 Impor adalah setiap kegiatan memasukkan barang dari luar daerah
pabean ke dalam daerah pabean.
 Ekspor adalah setiap kegiatan mengeluarkan barang dari dalam
daerah pabean ke luar daerah pabean.

16/01/2018 H.AMIR HASAN HAL : 6


UNIVERSITAS RIAU

BEBERAPA DEFINISI
• Faktur Pajak adalah bukti pungutan pajak yang dibuat oleh
PKP yang melakukan penyerahan BKP/JKP atau bukti
pungutan pajak karena impor BKP yang digunakan oleh Ditjen
Bea Cukai.
• Pajak Masukan (PM) adalah PPN yang seharusnya sudah
dibayar oleh PKP karena perolehan BKP/JKP dan atau
pemanfaatan BKP tak berwujud/JKP dari luar daerah pabean
dan atau impor BKP.
• Pajak Keluaran (PK) adalah PPN terutang yang wajib
dipungut oleh PKP yang melakukan penyerahan BKP/JKP atau
ekspor BKP.

16/01/2018 H.AMIR HASAN HAL : 7


UNIVERSITAS RIAU

SUBJEK PAJAK: PKP


 Pengusaha adalah OP atau badan yg dalam kegiatan usaha atau
pekerjaannya menghasilkan barang, mengimpor barang, mengekspor
barang, melakukan perdagangan, memanfaatkan barang tak berwujud
dari luar daerah pabean, melakukan usaha jasa atau memanfaatkan jasa
dari luar daerah pabean
 Pengusaha Kena Pajak (PKP) adalah pengusaha yang melaku-kan
penyerahan Barang Kena Pajak (BKP) dan atau penyerahan Jasa Kena
Pajak (JKP) yang dikenakan pajak menurut UU ini, tidak termasuk
pengusaha kecil yang ditetapkan KMK.
 Batasan Pengusaha Kecil per-Januari 2004 adalah jika pengusaha
tersebut melakukan penyerahan BKP dan atau JKP tidak lebih dari Rp
600.000.000,00
 Pengusaha kecil boleh memilih untuk dikukuhkan sebagai PKP.
 PKP wajib dikukuhkan dan memiliki NPPKP (Nomor Pokok Pengusaha
Kena Pajak) yang bentuknya sama dengan NPWP.
 Kewajiban PKP adalah mengenakan, memungut, menyetor dan
melaporkan PPN dan PPnBM.
16/01/2018 H.AMIR HASAN HAL : 8
UNIVERSITAS RIAU

SUBJEK PAJAK: NON-PKP


• Non-PKP dapat menjadi subjek PPN jika:
– Mengimpor BKP.
– Memanfaatkan BKP tidak berwujud/JKP dari
luar daerah pabean di dalam daerah pabean/
– Melakukan kegiatan membangun sendiri tidak
dalam lingkungan perusahaan atau
pekerjaannya.

16/01/2018 H.AMIR HASAN HAL : 9


UNIVERSITAS RIAU

KEWAJIBAN PKP
• Melaporkan usahanya utk dikukuhkan sebagai Pengusaha
Kena Pajak (PKP), kepadanya diberikan NPPKP (Nomor Pokok
Pengusaha Kena Pajak).
• Memungut PPN dan PPnBM yang terutang.
• Menyetor PPN yg masih harus dibayar dalam hal Pajak
Keluaran lebih besar dari Pajak Masukan dan membayar
PPnBM yg ter-utang ke Kas Negara paling lambat tanggal 15
bulan berikutnya.
• Melaporkan penghitungan pajak yang terutang.
Menurut KMK No. 253/KMK.01/1998 yg bukan subjek PPN:

Perwakilan negara asing.


Badan internasional di Indonesia yang memperoleh
kekebalan diplomatik serta pejabat/tenaga ahlinya.

16/01/2018 H.AMIR HASAN HAL : 10


UNIVERSITAS RIAU

KARAKTERISTIK PPN
 PPN adalah pajak tidak langsung, artinya beban pajak
dilimpahkan kepada pihak lain. Sehingga pemikul beban pajak
dan penyetor pajak ke negara berada pada pihak yang berbeda.
 PPN adalah pajak objektif, artinya timbulnya kewajiban pajak
ditentukan oleh objek pajak.
 PPN Indonesia menggunakan tarif tunggal 10%, kecuali PPN
ekspor tarifnya 0%.
 PPN bersifat multi stage tax, artinya dikenakan pada setiap
mata rantai jalur produksi dan jalur distribusi.
 PPN merupakan pajak atas konsumsi di dalam negeri
(destination principle).
 Pemungutan pajaknya menggunakan faktur pajak.
 Penghitungan PPN terutang yg disetor ke negara menggunakan
indirect substraction method/credit method/invoice
method dengan cara mengkreditkan pajak masukan (PK-PM).
16/01/2018 H.AMIR HASAN HAL : 11
UNIVERSITAS RIAU

Karakteristik PPN
• PPN merupakan Pajak Tidak Langsung
• PPN adalah Pajak Obyektif
• PPN bersifat Multi-stage
• PPN menggunakan
– Indirect subtraction method
– Credit method
– Invoice method
• PPN merupakan pajak atas konsumsi umum dalam
negeri
• PPN bersifat netral
• PPN tidak menimbulkan pajak berganda

16/01/2018 H.AMIR HASAN HAL : 12


UNIVERSITAS RIAU

CONTOH: MULTI STAGE LEVY


(NON-KUMULATIF)
Pajak Penjualan (PPn) bersifat kumulatif
Pengusaha Harga Jual PPn 10% Setor ke Negara Harga
Benang 1,000 100 100 1,100
Tekstil 2,100 210 210 2,310
Garment 3,310 331 331 3,641
Pedagang Besar 4,641 464 464 5,105
Pedangan Eceran 6,105 611 611 6,716

Jml yang dibayar pembeli 6,716


Jml pajak ditanggung pembeli 1,716
Maka beban pajak 28%
Pajak Pertambahan (PPN) bersifat non-kumulatif
Pengusaha Harga Jual PPn 10% Setor ke Negara Harga
Benang 1,000 100 100 1,100
Tekstil 2,000 200 200 - 100 = 100 2,200
Garment 3,000 300 300 - 200 = 100 3,300
Pedagang Besar 4,000 400 400 - 300 = 100 4,400
Pedangan Eceran 5,000 500 500 - 400 = 100 5,500

Jml yang dibayar pembeli 5,500


Jml pajak ditanggung pembeli 500
Maka beban pajak 10%

16/01/2018 H.AMIR HASAN HAL : 13


UNIVERSITAS RIAU

Karakteristik PPN
• PPN merupakan Pajak Tidak Langsung

Otoritas Pajak

PPN
BKP/JKP
Penjual Pembeli
PPN

Penanggung jawab Pemikul beban pajak

16/01/2018 H.AMIR HASAN HAL : 14


UNIVERSITAS RIAU

Karakteristik PPN
• PPN bersifat Multi-stage dan Tidak Menimbulkan
pajak berganda

Pabrik Benang Pabrik Tekstil Pabrik


Benang Tekstil Pakaian Jadi

Pakaian

Pakaian Pedagang Eceran Pakaian Pedagang Besar


Konsumen Pakaian Jadi Pakaian Jadi

16/01/2018 H.AMIR HASAN HAL : 15


UNIVERSITAS RIAU

Karakteristik PPN
• PPN bersifat Multi-stage dan Tidak Menimbulkan
pajak berganda

Nilai Tambah Harga Jual PPN Setor ke Kas Negara Harga Dibayar

- 1000 100 100 1.100


400 400+1000=1.400 140 140 - 100=40 1.540
350 350+1400=1.750 175 175 - 140=35 1.925
300 300+1750=2.050 205 205 - 175=30 2.255
250 250+2050=2.300 230 230 - 205=25 2.530

16/01/2018 H.AMIR HASAN HAL : 16


UNIVERSITAS RIAU

Mekanisme PPN
• Susunan Biaya Produksi dan Harga Jual

Pembelian
Bahan Baku 2,000
Bahan Pembantu 1,000
Suku Cadang dll. 1,000
Jumlah 4,000
Biaya
Penyusutan 250
Bunga 750
Gaji/Upah 1,000
Biaya Manajemen 750
Margin/Laba 750
Jumlah 3,500

Harga Jual 7,500

16/01/2018 H.AMIR HASAN HAL : 17


UNIVERSITAS RIAU

Mekanisme PPN
Addition Method
Pembelian
Bahan Baku 2,000
Bahan Pembantu 1,000
Nilai Tambah 3.500
Suku Cadang dll. 1,000
Jumlah 4,000
PPN : Biaya
10% X 3.500 = 350
Penyusutan 250
Bunga 750
Gaji/Upah 1,000
Biaya Manajemen 750
Margin/Laba 750
Jumlah 3,500

Harga Jual 7,500

16/01/2018 H.AMIR HASAN HAL : 18


UNIVERSITAS RIAU

Mekanisme PPN
Subtraction Method
Pembelian
Bahan Baku 2,000
Bahan Pembantu 1,000
Suku Cadang dll. 1,000
Harga Jual 7.500 Jumlah 4,000
Harga Beli 4.000 Biaya
Selisih 3.500 Penyusutan 250
Bunga 750
PPN : Gaji/Upah 1,000
10% X 3.500 = 350 Biaya Manajemen 750
Margin/Laba 750
Jumlah 3,500

Harga Jual 7,500

16/01/2018 H.AMIR HASAN HAL : 19


UNIVERSITAS RIAU

Mekanisme PPN
Credit Method
Pembelian
Harga Beli 4.000 Bahan Baku 2,000
PPN Beli : Bahan Pembantu 1,000
10% X 4.000 = 400 Suku Cadang dll. 1,000
Jumlah 4,000
Harga Jual 7.500 Biaya
PPN Jual : Penyusutan 250
10% X 7.500 = 750 Bunga 750
Gaji/Upah 1,000
PPN Wajib Disetor : Biaya Manajemen 750
750 – 400 = 350 Margin/Laba 750
Jumlah 3,500

Harga Jual 7,500

16/01/2018 H.AMIR HASAN HAL : 20


UNIVERSITAS RIAU

Kelebihan PPN
• Mencegah pajak berganda
• Netral dalam perdagangan dalam dan
luar negeri
• Konsumen sebagai pemikul beban pajak
tidak merasa dibebani oleh PPN sehingga
memudahkan fiskus untuk memungutnya

16/01/2018 H.AMIR HASAN HAL : 21


UNIVERSITAS RIAU

Kelemahan PPN
• Biaya administrasi relatif tinggi
dibandingkan dengan PTL lainnya
• Dampak regresif
• Rawan manipulasi/penyelundupan
sehingga menuntut tingkat pengawasan
yang lebih cermat dalam administrasi
pajak

16/01/2018 H.AMIR HASAN HAL : 22


UNIVERSITAS RIAU

MEKANISME PEMUNGUTAN PPN


 Setiap PKP yang menyerahkan BKP atau JKP diwajibkan
membuat Faktur Pajak untuk memungut pajak yang terutang.
Pajak yang dapat dipungut disebut Pajak Keluaran (output tax).
 Pada saat suatu PKP membeli/menerima BKP atau JKP dari PKP
lain, maka PKP pemberli/penerima membayar pajak yang
terutang kepada negara lewat PKP penjual. Pajak yang dibayar
disebut Pajak Masukan (input tax).
 Pada akhir masa pajak, Pajak Masukan dapat dikreditkan
terhadap Pajak Keluaran.
 Jika Pajak Keluaran > Pajak Masukan, berarti kurang bayar,
harus dibayar ke Kas Negara paling lambat tanggal 15 bulan
berikutnya. Pembayaran dengan menggunakan Surat Setoran
Pajak (SSP).

16/01/2018 H.AMIR HASAN HAL : 23


UNIVERSITAS RIAU
Menyerahkan BKP
PT.A Menerima BKP Wajib Membuat FP

Supplier PT. A Konsumen

• PT. A membeli/menerima BKP/JKP dari Supplier. Atas pembelian ini dikenakan PPN
10%. Sehingga PT. A akan membayar sebesar harga jual ditambah PPN. PPN yang
dibayar tersebut dicatat sebagai Pajak Masukan oleh PT. A.
• PT. A menyerahkan BKP/JKP ke konsumen. Atas penyerahan tsb dikenakan PPN
10%. Sehingga PT. A akan menerima sebesar harga jual ditambah PPN. PPN yang
diterima oleh PT. A dicatat sebagai Pajak Keluaran, yang harus disetorkan ke Kas
Negara setiap bulannya.
• Setiap bulan PT. A harus menghitung total Pajak Keluaran yang diterima dari
seluruh penyerahan BKP/JKP dikurangi total Pajak Masukan yang sudah dibayar
dalam bulan yang sama dengan Pajak Keluaran. Selisihnya merupakan PPN yang
harus disetor ke Kas Negara.
16/01/2018 H.AMIR HASAN HAL : 24
UNIVERSITAS RIAU

MEKANISME PENGHITUNGAN PPN

1. Mekanisme Nilai Lain


2. Mekanisme Pedoman pengkreditan Pajak Masaukan
(PM)
3. Mekanisme Pajak Keluaran – Pajak Masukan (PK – PM)

16/01/2018 H.AMIR HASAN HAL : 25


UNIVERSITAS RIAU

MEKANISME NILAI LAIN


(75/PMK.03/2010)

Dipergunakan untuk usaha :


- Usaha Jasa pengiriman paket
- Usaha Jasa paket wisata

PPN yang dibayar = 10% x DPP Nilai lain


= 10% X (10% x nilai tagihan)
= 1% x nilai tagihan/penj.
Ex. Paket wisata ke Bali Rp. 100.000.000
PPN = 10% x 10% x 100.000.000 = Rp. 1.000.000

16/01/2018 H.AMIR HASAN HAL : 26


UNIVERSITAS RIAU

MEKANISME PENGKREDITAN PM

Mekanisme penghitungan PPN terhadap usaha2


tertentu atau penjualan batas tertentu dengan cara
mengkreditkan Pajak masukan terhadap pajak keluaran
namun pajak masukan berdasarkan prosentase dr
pajak keluaran :
a. Usaha Semata2 penjualan mobil bekas
b. Usaha semata2 pedagang emas perhiasan
c. Usaha dgn omzet s.d. 1,8 M

16/01/2018 H.AMIR HASAN HAL : 27


UNIVERSITAS RIAU

USAHA MOBIL BEKAS DAN EMAS PERHIASAN (PMK 79/PMK.03/2010)

1. Mobil bekas :
PK = 10 x harga jual
PM = 90% x PK
 PPN = PK – PM = 10% - (90% x10%) x jual
= 1% x harga jual
2. Pedagang Emas Perhiasan :
PK = 10 x harga jual
PM = 80% x PK
 PPN = PK – PM = 10% - (80% x10%) x jual
= 2% x harga jual
Semua Pajak masukan atas perolehan BKP/JKP tidak dpt
dikreditkan

16/01/2018 H.AMIR HASAN HAL : 28


UNIVERSITAS RIAU

OMZET S.D. 1.8 M (PMK 74/PMK.03/2010)

Bagi PKP yang penyerahan BKP/JKP tidak lebih dari


1.8 M setahun  dapat menggunakan mekanisme
ini
1. Untuk usaha BKP :
PK = 10% x harga jual
PM = 70% x PK
PPN = PK – PM = 3% x harga jual
2. Untuk usaha JKP :
PK = 10% x harga jual
PM = 60% x PK
PPN = PK – PM = 4% x harga jual
Pajak masukan tidak dapat dikreditkan
16/01/2018 H.AMIR HASAN HAL : 29
UNIVERSITAS RIAU

MEKANISME UMUM PK -PM

 Yaitu mekanisme penghitungan PPN dengan cara


mengurangkan pajak masukan (PM) dengan Pajak
keluaran (PK) dalam masa yang sama
 PPN = PK - PM

16/01/2018 H.AMIR HASAN HAL : 30


UNIVERSITAS RIAU

MEKANISME UMUM
MEKANISME PK -PM
PK-PM PPN

1.PENGENAAN PPN DILAKSANAKAN BERDASARKAN


SISTEM FAKTUR
2.SETIAP TERJADINYA PENYERAHAN BKP / JKP, WAJIB
DIBUATKAN FAKTUR PAJAK

FAKTUR PAJAK MERUPAKAN


BUKTI PUNGUTAN PPN

FAKTUR PAJAK BAGI FAKTUR PAJAK BAGI


PENJUAL PEMBELI
MERUPAKAN BUKTI MERUPAKAN BUKTI
PAJAK KELUARAN PAJAK MASUKAN

16/01/2018 H.AMIR HASAN HAL : 31


UNIVERSITAS RIAU

PAJAK KELUARAN
Ps. 1 angka 25

PPN YANG TERUTANG YANG WAJIB


DIPUNGUT OLEH PKP KARENA
PENYERAHAN BKP / JKP, ATAU
KARENA EKSPOR BKP

16/01/2018 H.AMIR HASAN HAL : 32


UNIVERSITAS RIAU

PAJAK MASUKAN
Ps. 1 angka 24

PPN YG SEHARUSNYA SUDAH


DIBAYAR OLEH PKP KARENA :

PEROLEHAN BKP
PENERIMAAN JKP
PEMANFAATAN BKP D LUAR
TIDAK BERWUJUD A
R DAERAH
I
PEMANFAATAN JKP PABEAN
IMPOR BKP

16/01/2018 H.AMIR HASAN HAL : 33


UNIVERSITAS RIAU

Contoh :
PT Mecanica bergerak dibidang distributor alat listrik,
transaksi dalam bulan Jan 2013 sbb:
1. Tgl 3/1 membeli barang dagangan Rp. 15.000.000
2. Tanggal 5/1 menjual barang dagangan Rp. 10.000.000
3. Tanggal 7/1 menjual barang dagangan Rp. 20.000.000
Harga tersebut tidak termasuk PPN,
Berapa Pajak Keluaran dan Masukannya?
** Pajak Keluaran (10% dari penjualan) yaitu
+ 10% X 10.000.000 (nomor 2) = 1.000.000
+ 10% X 20.000.000 (nomor 3) = 2.000.000
Jumlah Pajak Keluaran = 3.000.000

16/01/2018 H.AMIR HASAN HAL : 34


UNIVERSITAS RIAU

** Pajak Masukan (10% dari Pembelian) yaitu


 + 10% X 15.000.000 (nomor 1) = 1.500.000
 *** Jadi jumlah
 Pajak keluaran sebesar Rp. 3.000.000
 Pajak Masukan Rp. 1.500.000
sehingga Pajak yang harus dibayar ke kas negara adalah
(PK-PM) yaitu Rp. 3.000.000 – 1.500.000 = Rp.
1.500.000,-

16/01/2018 H.AMIR HASAN HAL : 35


UNIVERSITAS RIAU

OBJEK PPN
(UU PPN ps. 4, ps. 16C, ps. 16D)
1. Penyerahn BKP didalam daerah pabean yang dilakukan oleh
pengusaha
2. Impor BKP.
3. Penyerahn JKP didalam daerah pabean yang dilakukan oleh
pengusaha
4. Pemanfaatan BKP tak berwujud dari luar daerah pabean di dalam
daerah pabean.
5. Pemanfaatan JKP dari luar daerah pabean di dalam daerah pabean.
6. Ekspor BKP yang dilakukan PKP.
7. Kegiatan membangun sendiri yang dilakukan oleh OP atau badan,
tidak dalam kegiatan usaha atau pekerjaannya.
8. Penyerahan aktiva yang dilakukan PKP, yang menurut tujuan semula
tidak untuk diperjualbelikan, sepanjang PPN yang dibayar atas
perolehannya dapat dikreditkan.
16/01/2018 H.AMIR HASAN HAL : 36
UNIVERSITAS RIAU

JENIS BARANG YANG TIDAK DIKENAKAN PPN (PP No. 143 Tahun 2000)

 Hasil pertambangan/pengeboran yang diambil langsung dari


sumbernya:
 Minyak mentah (crude oil),
 Gas bumi, kecuali gas bumi yg langsung dikonsumsi masyarakat spt
elpiji,
 Panas bumi,
 Pasir dan kerikil,
 Batubara sebelum diproses dari briket batubara,
 Bijih (besi, timah, emas, tembaga, nikel, dan perak serta bauksit).
 Barang-barang kebutuhan pokok yang dibutuhkan rakyat
banyak seperti beras, gabah, jagung, sagu, kedelai, dan garam
beryodium/tidak.
 Makanan dan minuman yang disajikan di hotel, restoran, rumah
makah, warung, dan lain-lain.
 Uang, emas batangan dan surat-surat berharga.

16/01/2018 H.AMIR HASAN HAL : 37


UNIVERSITAS RIAU

JENIS JASA YANG TIDAK DIKENAKAN PPN (PP No. 144


Tahun 2000)

• Jasa dibidang pelayanan jasa medik: dukun kampung, para-


normal, dokter, mulai dari puskesmas sampai rumah sakit
mahal.
• Jasa dibidang pelayanan sosial: panti asuhan, panti wreda,
krematorium, yayasan pemakaman, jasa pemadam kebakaran.
• Jasa dibidang pengiriman surat dengan perangko.
• Jasa dibidang perbankan, asuransi, dan sewa guna usaha
dengan hak opsi.
• Jasa dibidang keagamaan.
• Jasa dibidang pendidikan, baik pendidikan sekolah ataupun luar
sekolah seperti kursus. Kecuali jasa pendidikan tersebut
berkaitan dengan penyerahan BKP.
16/01/2018 H.AMIR HASAN HAL : 38
UNIVERSITAS RIAU

JENIS JASA YANG TIDAK DIKENAKAN PPN


(PP No. 144 Tahun 2000)

• Jasa dibidang kesenian dan hiburan yang sudah dikenakan pajak


tontonan.
• Jasa dibidang penyiaran yang bukan bersifat iklan.
• Jasa dibidang angkutan umum di darat dan air, termasuk jasa
angkutan udara luar negeri.
• Jasa dibidang tenaga kerja, selama penyedia jasa tidak
bertanggung-jawab atas hasil kerja tenaga kerja dimaksud.
• Jasa dibidang perhotelan, meliputi persewaan kamar, rumah
penginapan, motel, losmen, hostel, serta fasilitas utk tamu
mengi-nap, dan jasa persewaan ruangan untuk kegiatan acara.
• Jasa yang disediakan pemerintah dalam rangka menjalankan pe-
merintahan secara umum.
16/01/2018 H.AMIR HASAN HAL : 39
UNIVERSITAS RIAU

FAKTUR PAJAK
Faktur Pajak adalah bukti pungutan pajak yang dibuat oleh PKP yang
melakukan penyerahan BKP atau penyerahan JKP atau bukti pungutan
pajak karena impor BKP yang digunakan oleh DitJen Bea Cukai.

KEP-323/PJ./2001 dan KEP-433/PJ./2002 tentang Saat Pembuatan,


Bentuk, Ukuran, Pengadaan, Tata Cara Penyampaian, dan Tata Cara
Pembetulan Faktur Pajak Standar.

KEP-425/PJ./2001 tentang Syarat-syarat Faktur Pajak Sederhana.

KEP-312/PJ./2001 tentang Dokumen Tertentu Sbg Faktur Pajak Standar.

SE-01/PJ.9/1995 tentang Penggantian/Pemberian Kode Seri Faktur Pajak


16/01/2018 H.AMIR HASAN HAL : 40
UNIVERSITAS RIAU

JENIS FAKTUR PAJAK (FP)


1) Faktur pajak standar (FPS), yaitu faktur pajak yang bentuk dan
isinya telah ditetapkan oleh keputusan Dirjen Pajak.
2) Faktur pajak gabungan, adalah FP standar yang memuat lebih dari
satu transaksi dlm satu masa pajak untuk satu pelanggan.
3) Faktur pajak sederhana.
Faktur Pajak Standar, yaitu faktur pajak yang bentuk dan isinya
telah ditetapkan oleh peraturan per UU. Isi faktur harus
mencantukan minimal:
– Nama, alamat, NPWP yang menyerahkan BKP/JKP.
– Nama, alamat, NPWP pembeli BKP atau penerima JKP.
– Jenis barang, jumlah harga jual/penggantian dan potongan harga.
– PPN/PPnBM yang dipungut.
– Kode, nomor seri dan tanggal pembuatan Faktur Pajak.
– Nama, jabatan dan tanda tangan yg berhak menandatangani FP.

16/01/2018 H.AMIR HASAN HAL : 41


UNIVERSITAS RIAU

TATA CARA PEMBUATAN FP STANDAR


 Pembutan Faktur dilakukan oleh PKP dengan ijin kepala KPP untuk
mendapat nomor Faktur pajak.
 Bentuk dan ukuran sesuai kebutuhan PKP
 Dicetak dalam warna putih semua termasuk rangkapnya atau berwarna
warni untuk tiap rangkapntya terserah kepada PKP.
 Ukuran dari kolom sesuai kebutuhan PKP.
 Kolom PPnBM tidak boleh dihilangkan walaupun tidak pernah terjadi
dalam usaha PKP tersebut.
 Dibuat minimal rangkap 2, satu rangkap diserahkan kepada pembeli
BKP atau penerima JKP sebagai Pajak Masukan, dan rangkap ke-2 sbg
arsip penjual BKP/JKP sebagai Pajak Keluaran.
 Dapat dibuat dengan komputer asal memenuhi syarat.
 Faktur Pajak Standar harus diisi dengan lengkap, jelas dan benar.

16/01/2018 H.AMIR HASAN HAL : 42


UNIVERSITAS RIAU

FAKTUR PAJAK STANDAR CACAT


 Diisi dengan data tidak benar.
 NPWP salah, nomor seri faktur pajak kurang dari 7 dijit.
 Nama salah ditulis.
 Nama perusahaan salah ditulis.
 Diisi tidak lengkap.
 Kolom dan baris tidak diisi dengan lengkap kecuali kolom PPnBM.
 Baris NPWP pembeli BKP atau penerima JKP tidak diisi.
 Jabatan yang menandatangani faktur pajak tidak diisi.
 Pada baris “Jumlah Harga Jual/Penggantian/Uang Muka/Termijn”
tidak dicoret pada bagian kalimat yang tidak perlu sebagaimana diminta.
 Tanda tangan menggunakan cap tanda tangan. Dilarang menurut
Lampiran II butir 13 Kep Dirjen Pajak Nomor KEP-549/PJ./2000.
 Pembetulan dilakukan dengan dicoret, dihapus atau di tipe-ex.
Pembetulan yg diperkenankan dengan membuat FP Standar Pengganti.
 FP dibuat melampaui batas waktu yang telah ditentukan.
 FP yang dibuat oleh Pengusaha yang belum/tidak dikukuhkan sbg PKP.
16/01/2018 H.AMIR HASAN HAL : 43
UNIVERSITAS RIAU

DOKUMEN TTT SBG FP STANDAR


 Pemberitahuan Impor Barang (PIB) yang dilampiri SSP dan atau bukti
pungutan pajak oleh DJBC untuk impor BKP.
 Pemberitahuan Ekspor Barang (PEB) yg telah difiat muat oleh pejabat
yang berwenang dari DJBC dan dilampiri invoice yang merupakan satu
kesatuan yang tidak terpisahkan dengan PEB tersebut.
 Surat perintah Penyerahan Barang (SPPB) yang dibuat oleh Bulog/ Dolog
untuk penyaluran tepung terigu.
 Faktur Nota Bon Penyerahan yang dibuat oleh Pertamina untuk penye-
rahan BBM dan atau bukan BBM.
 Tanda pembayaran atau kuitansi utk penyerahan jasa telekomunikasi.
 Tiket, Tagihan, Surat Muatan Udara (airway bill), delivery bill, yang dibuat
untuk penyerahan jasa angkutan udara dalam negeri.
 SSP untuk pembayaran PPN atas pemanfataan BKP tidak berwujud atau
JKP dari luar daerah pabean.
 Nota penjualan jasa yang dibuat untuk penyerahan jasa pelabuhan.
 Tanda pembayaran atau kuitansi listrik.

16/01/2018 H.AMIR HASAN HAL : 44


UNIVERSITAS RIAU

BATAS WAKTU PEMBUATAN FPS


Berdasarkan KEP-549/PJ./2000, FP Standar harus dibuat pada saat:

• Paling lambat pada akhir bulan berikutnya setelah bulan


dilakukan penyerahan keseluruhan BKP/JKP.
– Kecuali terjadi pembayaran sebelum akhir bulan
berikutnya, maka FP dibuat paling lambat pada saat
pembayaran.
• Pada saat pembayaran, dalam hal penerimaan pembayaran
terjadi sebelum penyerahan BKP/JKP.
• Paling lambat pada saat penerimaan pembayaran termijn, dalam
hal penyerahan sebagian tahap pekerjaan.
• Paling lambat pada saat PKP Rekanan menyampaikan tagihan
kepada pemungut PPN.
• FP Gabungan dibuat paling lambat pada akhir bulan berikutnya
setelah bulan dilakukan penyerahan BKP/JKP.
16/01/2018 H.AMIR HASAN HAL : 45
UNIVERSITAS RIAU

LAIN-LAIN TENTANG FAKTUR PAJAK

FAKTUR PAJAK GABUNGAN:


Menurut pasal 13 ayat (2) UU PPN, PKP dpt membuat satu
Faktur Pajak yg meliputi seluruh penyerahan BKP/JKP untuk
pembeli/peneriman yg sama dalam satu Masa Pajak.
Faktur Pajak Gabungan pada dasarnya adalah Faktur Pajak
Standar sehingga tidak digolongkan sbg bentuk tersendiri
terpisah dari Faktur Pajak Standar.

TRANSAKSI DENGAN VALUTA ASING:


 Penghitungan pajak dikonversi dalam mata uang rupiah menurut
kurs pada tanggal pembuatan faktur pajak.
 Transaksi dgn pemungut PPN, besarnya pajak dikonversi menurut
kurs pada tanggal pembayaran oleh pemungut.

16/01/2018 H.AMIR HASAN HAL : 46


UNIVERSITAS RIAU

FAKTUR PAJAK SEDERHANA


 FP Sederhana dibuat oleh PKP yang melakukan:
Penyerahan BKP adalah kepada konsumen akhir.
Pembeli BKP tidak memiliki atau tidak mau menunjukkan
identitas lengkap, misalnya nama, alamat, atau NPWP
tidak diketahui.
 Pembuatan faktur tidak perlu ijin pihak manapun.
 Bentuk faktur dapat berupa bon kontan, faktur penjualan,
segi kas register, karcis, kuitansi, nota, atau tanda bukti
penyerahan atau pembayaran lain yang sejenis.
 Dibuat rangkap 2 atau satu lembar yang terdiri dari 2
bagian/potongan yang disediakan untuk dirobek.

16/01/2018 H.AMIR HASAN HAL : 47


UNIVERSITAS RIAU

FAKTUR PAJAK SEDERHANA


 Memuat keterangan minimal:
 Nama, Alamat dan NPWP yang menyerahkan BKP/JKP.
 Jenis dan kuantum BKP/JKP yang diserahkan.
 Jumlah harga jual/penggantian yg sdh termasuk PPN atau belum.
 Tanggal pembuatan FP Sederhana.
 Faktur Pajak Sederhana tidak dapat dikreditkan sebagai Pajak
Masukan.
 Faktur Pajak Standar yang cacat tidak boleh dianggap sebagai
Faktur Pajak Sederhana.
 Pembuatan faktur pajak sederhana paling lambat saat
penyerahan BKP/JKP atau saat pembayaran apabila pembayaran
diterima sebelum penyerahan BKP/JKP

16/01/2018 H.AMIR HASAN HAL : 48


UNIVERSITAS RIAU

FUNGSI FAKTUR PAJAK


1. Bukti pungutan pajak bagi PKP yang menyerahkan
BKP/JKP dan bagi DJBC atas impor BKP
2. Bukti pembayaran PPN dan PPnBM bagi PKP pembeli
BKP/JKP
3. Sarana pengkreditan Pajak Masukan
4. Dasar Pembuatan Nota Retur.

16/01/2018 H.AMIR HASAN HAL : 49


UNIVERSITAS RIAU

LARANGAN DAN SANKSI


Larangan membuat FP:
• Pengusaha yang tidak/belum dikukuhkan sebagai PKP dilarang
membuat Faktur Pajak.
• Dalam hal Faktur Pajak terlanjur dibuat, pengusaha tersebut
wajib menyetor pajak yang tercantum dalam Faktur Pajak Ke
Kas Negara.

Sanksi:
• Jika bukan PKP membuat Faktur Pajak, atau
• PKP membuat Faktur Pajak tetapi tidak tepat waktu atau tidak
mengisi selengkapnya.
Dikenakan denda administrasi 2% x Dasar Pengenaan Pajak.

16/01/2018 H.AMIR HASAN HAL : 50


UNIVERSITAS RIAU

PEMUNGUT PPN
• Berdasarkan KMK No. 563/KMK.03/2003, sejak tanggal 1 Januari
2004, yang menjadi pemungut PPN (WAPU):
– Bendaharawan Pemerintah.
– Kantor Perbendaharaan dan Kas Negara.

• Sehingga sejak tanggal 1 Januari 2004, badan tertentu yg


sebelumnya WAPU tidak lagi sebagai WAPU:
– BUMN dan BUMD.
– Bank Pemerintah Pusat dan Bank Pembangunan Daerah.
– Bank Indonesia.
– Pertamina,
– Perusahaan Kontrak Karya/Kontrak Bagi Hasil dibidang
pertamba-ngan umum.
16/01/2018 H.AMIR HASAN HAL : 51
UNIVERSITAS RIAU

DASAR PENGENAAN PAJAK


 Dasar pengenaan pajak adalah harga jual, penggantian, nilai impor,
nilai ekspor, atau nilai lain yg ditetapkan dengan keputusan Menteri
Keuangan sbg dasar penghitungan PPN
 Harga jual adalah nilai berupa uang, termasuk semua biaya yg
diminta atau seharusnya diminta oleh penjual karena penyerahan BKP,
tidak termasuk PPN.
 Penggantian adalah nilai berupa uang, termasuk semua biaya yang
diminta atau seharusnya diminta oleh pemberi jasa karena penyerahan
JKP, tidak termasuk PPN.
 Nilai impor adalah nilai berupa uang yang menjadi dasar
penghitungan bea masuk ditambah pungutan menurut UU
Kepabeanan.
 Nilai ekspor adalah nilai berupa uang termasuk semua biaya yang
diminta atau seharusnya diminta oleh eksportir.

16/01/2018 H.AMIR HASAN HAL : 52


UNIVERSITAS RIAU

PERHITUNGAN PPN
PPN = 10% x Dasar Pengenaan Pajak

• Setiap akhir masa pajak (tiap bulan takwim), PKP menghitung total
Pajak Keluaran dan Total Pajak Masukan.
• Pajak Masukan dikreditkan terhadap Pajak Keluaran.
• Jika Pajak Keluaran > Pajak Masukan, berarti kurang bayar.
– PKP harus membayar kurang bayar tersebut ke Kas Negara paling
lambat tanggal 15 bulan berikutnya. Pembayaran dengan
menggunakan Surat Setoran Pajak (SSP) dilakukan di Bank Persepsi
atau tempat lain yang ditunjuk.
• Jika Pajak Keluaran < Pajak Masukan, berarti lebih bayar.
– Lebih bayar dapat di restitusi atau dikompensasi.
• PKP wajib melaporkan hasil perhitungannya (Form 1195) paling lambat
tanggal 20 bulan berikutnya.

16/01/2018 H.AMIR HASAN HAL : 53


UNIVERSITAS RIAU

PEDOMAN PENGKREDITAN PM
 Pajak masukan (PM) dikreditkan dengan Pajak keluaran (PK) yang
dipungut pada masa pajak yang sama.
 PM yang belum dikreditkan dengan PK dalam masa pajak yang sama dapat
dikreditkan sampai dengan selambat-lambatnya tiga bulan setelah akhir
masa pajak, dengan syarat:
 PM tersebut belum dibebankan sebagai biaya.
 Belum dilakukan pemeriksaan, kecuali perolehannya telah dicatat dalam
pembukuan PKP yang bersangkutan.
 Penghapusan piutang tidak mengakibatkan koreksi terhadap PK yang
telah dilaporkan dan PM yang dikreditkan atau dibebankan sebagai biaya
oleh PKP pembeli.
 BKP yang musnah atau rusak karena bencana alam atau sebab lain
tidak harus dilakukan penyesuaian pajak yang telah dikreditkan atau yang
telah dibebankan sebagai biaya untuk perolehan BKP yang musnah
tersebut.

16/01/2018 H.AMIR HASAN HAL : 54


UNIVERSITAS RIAU

PM TIDAK DAPAT DIKREDITKAN


 PM yang dibayar sebelum dikukuhkan sebagai PKP.
 Tidak berhubungan langsung dengan kegiatan usaha.
 Utk perolehan dan pemeliharaan mobil sedan, jip, station wagon, van,
combi, kecuali barang dagangan atau sesuai dengan usaha.
 Pemanfaatan BKP tak berwujud/JKP dari luar daerah pabean di dalam
daerah pabean sebelum ditetapkan sebagai PKP.
 Tercantum dalam Faktur Pajak (FP) sederhana.
 Tercantum dalam Faktur Pajak standar tapi cacat.
 Pemanfaatan BKP tak berwujud/JKP dari luar daerah pabean di dalam
daerah pabean, yang Faktur Pajaknya cacat.
 PM yang pembayarannya ditagih dengan Surat Ketetapan Pajak (SKP).
 Ditemukan dalam pemeriksaan, kecuali perolehannya telah dicatat dalam
pembukuan PKP yang bersangkutan.
 PM untuk kegiatan usaha yang menghasilkan penyerahan yang dibebaskan
dari pengenaan pajak (PK-nya dibebaskan).
 PM untuk perolehan BKP yang PK dibebaskan dari pengenaan pajak.
16/01/2018 H.AMIR HASAN HAL : 55
UNIVERSITAS RIAU

PM JIKA TERJADI PENYERAHAN BKP/JKP KEPADA


PEMUNGUT PPN

• Jika terjadi penyerahan BKP/JKP kepada pemungut PPN,


maka PK yang seharusnya kita pungut akan dipungut oleh
pemungut PPN.
• Sehingga PM yang berasal dari perolehan BKP/JKP yang
diserahkan merupakan pajak lebih bayar.
• Atas lebih bayar dapat direstitusi atau dikompensasi.

16/01/2018 H.AMIR HASAN HAL : 56


MAGISTER AKUNTANSI
UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2016
PAJAK PENJUALAN ATAS
BARANG MEWAH (PPnBM)

HAL : 57
UNIVERSITAS RIAU

DASAR PERTIMBANGAN
 Perlu keseimbangan pembebanan pajak antara konsumen penghasilan rendah dengan konsumen
penghasilan tinggi.
 Perlu adanya pengendalian pola konsumsi atas BKP mewah.
 Perlu adanya perlindungan atas produsen kecil/tradisional.
 Perlu untuk mengamankan penerimaan negara.

Latar Belakang Pengenaan PPnBM adalah:


PPN dengan tarif tunggal berdampak regresif, artinya tidak membedakan tingkat
kemampuan konsumen. Konsumen dengan kemampuan rendah dan tinggi
dikenakan PPN dgn tarifn sama besar. Sehingga utk barang mewah dikenakan
pajak tambah yang tidak bersifat regresif, artinya makin tinggi kemampuan
konsumen, maka tarifnya makin besar.
Konsumsi barang mewah bersifat kontra-produktif sehingga harus dikurangi
dengan cara memberikan beban pajak yang besar untuk barang-barang yang
tergolong mewah.
Melindungi produsen kecil dan tradisional dlm menghadapi saingan berat
komoditi impor.
Tuntutan penerimaan negara dari tahun ke tahun.
16/01/2018 H.AMIR HASAN HAL : 58
UNIVERSITAS RIAU

DEFINISI BKP MEWAH


Barang tersebut bukan merupakan kebutuhan pokok.
Dikonsumsi oleh masyarakat tertentu (bersifat eksklusif).
Pada umumnya dikonsumsi oleh masyarakat berpenghasilan tinggi.
Dikonsumsi untuk menunjukkan status.
Bila dikonsumsi bisa merusak kesehatan dan moral serta mengganggun
ketertiban masyarakat.

Karakteristik PPnBM
• Merupakan pungutan tambahan disamping PPN.
• Hanya dipungut satu kali, yaitu pada saat impor BKP mewah, pabrikan
BKP mewah.
• PPnBM tidak dapat dikreditkan dengan PPN.
• Namun jika eksportir mengekspor BKP mewah, PPnBM yang dibayar
pada saat perolehannya dapat diminta kembali.

16/01/2018 H.AMIR HASAN HAL : 59


UNIVERSITAS RIAU

OBJEK DAN SUBJEK PPnBM


Objek PPnBM meliputi:
 Penyerahan BKP yang tergolong mewah oleh pengusaha
dari hasil pabrikasi.
 Impor BKP yang tergolong mewah.

Subjek PPnBM meliputi:


Pengusaha pabrikan yang melakukan penyerahan
BKP Yang Tergolong Mewah.
Pengusaha yang melakukan impor BKP mewah.

16/01/2018 H.AMIR HASAN HAL : 60


UNIVERSITAS RIAU

PPnBM KENDARAAN BERMOTOR


Berdasarkan PP No. 41 Tahun 2005 PPnBM Kendaraan Bermotor:

• Tarif 10%:
– Mobil berpenumpang 10 orang atau lebih dgn bahan bakar solar.
– Mobil berpenumpang kurang dari 10 orang (selain sedan atau station
wagon), 2WD, kapasitas silinder sampai 1500 CC.
• Tarif 20%:
– Mobil berpenumpang kurang dari 10 orang (selain sedan atau station
wagon) 2WD, kapasitas silinder diatas 1500 s.d. 2500 CC.
– Mobil double cabin berpenumpang lebih dari 3 orang untuk semua
kapasitas silinder yang masanya tidak lebih dari 5 ton.
• Tarif 30%:
– Sedan/station wagon berpenumpang kurang dari 10 orang, kapasi-
tas silinder sampai 1500 CC.
– Selain sedan/station wagon, 4WD, kapasitas silinder smpai 1500 CC

16/01/2018 H.AMIR HASAN HAL : 61


UNIVERSITAS RIAU

PPnBM KENDARAAN BERMOTOR


 Tarif 40%:
 Mobil selain sedan/station wagon berpenumpang kurang dari 10 org,
bhn bkr bensin, 2WD, kapasitas silinder diatas 2500 s.d. 3000 CC.
 Seluruh jenis mobil 4WD, bahan bakar bensin, dgn kapasitas silinder
diatas 1500 s.d. 3000 CC.
 Seluruh jenis mobil 4WD, bahan bakar solar, dgn kapasitas silinder
diatas 1500 s.d. 2500 CC
 Tarif 50%, semua jenis kendaraan golf.
 Tarif 60%:
 Motor dengan kapasitas silinder diatas 250 s.d. 500 CC.
 Kendaraan khusus untuk perjalanan diatas salju, pantai, gunung, dll.
 Tarif 75%:
 Seluruh jenis mobil bensin dgn kapasitas silinder lebih dari 3000 CC.
 Seluruh jenis mobil solar dgn kapasitas silinder lebih dari 2500 CC.
 Motor dengan kapastitas silinder lebih dari 500 CC
 Trailer, semi trailer, mobil caravan untuk perumahan atau kemah.

16/01/2018 H.AMIR HASAN HAL : 62


UNIVERSITAS RIAU

PPnBM SLAIN KENDARAAN BERMOTOR


Berdasarkan PP No. 55 Tahun 2004 jo. KMK No. 620/PMK.03/2004:

• Tarif 10%:
– Kel. alat rumah tangga, pesawat pendingin/pemanas, dan pesawat
penerima siaran tv.
– Kel. peralatan dan perlengkapan olah raga.
– Kel. mesin pengatur suhu udara.
– Kel. alat perekam/reproduksi gambar, pswt penerima siaran radio.
• Tarif 20%:
– Kel. alat rumah tangga, pesawat pendingin/pemanas selain diatas.
– Kel. hunian mewah spt rumah mewah, apartemen, kondominium,
dll.
– Kel. pesawat penerima siaran tv dan antena serta reflektor antena
selain yang tarif 10%.
– Kel. mesin pengatur suhu udara, pencuci piring, pengering, pesawat
elektromagnetik, dan instrumen musik.
–16/01/2018
Kel. wangi-wangian. H.AMIR HASAN HAL : 63
UNIVERSITAS RIAU

PPnBM SLAIN KENDARAAN BERMOTOR


 Tarif 30%:
 Kel. kapal atau kendaraan lain, sampan dan kano, kecuali untuk
keperluan negara atau angkutan umum.
 Kel. peralatan dan perlengkapan olah raga selain yg disebut pada
kelompok 10%.
 Tarif 40%:
 Kel. minuman tertentu yang mengandung alkohol.
 Kel. barang yg sebagian/seluruhnya terbuat dari kulit atau kulit tiruan
 Kel. permadani tertentu yang terbuat dari sutera atau wool.
 Kel. barang kaca dari kristal timah hitam dan jenis yg digunakan utk
meja, dapur, rias, kantor, dekorasi, dalam ruangan, dll.
 Kel. barang yg sebagian/seluruhnya terbuat dari logam mulia atau
campuran daripadanya atau logam yang dilapisi logam mulia.
 Kel. kapal atau kendaraan lain, sampan dan kano, kecuali untuk
keperluan negara atau angkutan umum selain pd kel. 30%.
 Kel. balon udara dan balon udara yang dapat dikemudikan, pesawat
udara lainnya tanpa penggerak.

16/01/2018 H.AMIR HASAN HAL : 64


UNIVERSITAS RIAU

PPnBM SLAIN KENDARAAN BERMOTOR


 Kel. peluru senjata api dan senjata api, kecuali utk keperluan negara
 Kel. alat makan, alat dapur, barang rumah tangga, dan barang rias.
 Kel. barang perabotan rumah tangga dan kantor.
 Kel. barang dari porselin, tanah liat cina atau keramik.
 Kel. barang yang terbuat dari batu selain batu jalan/batu tepi jalan.
 Tarif 50%:
 Kel. permadani tertentu yg terbuat dari wool atau bulu hewan halus.
 Kel. pesawat udara selain yang disebut pd tarif 40%, kecuali untuk
keperluan negara atau angkutan udara niaga.
 Kel. peralatan dan perlengkapan olah raga selain yang disebut pd
kelompok 10% dan 30%.
 Kel. senjata api dan senjata api lainnya kecuali utk keperluan negara
 Tarif 75%:
 Kel. minuman beralkohol selain yang disebut pada kelompok 40%.
 Kel. barang yg sebagian/seluruhnya terbuat dari batu mulia/mutiara atau
campuran daripadanya.
 Kel. kapal pesiar mewah kecuali untuk keperluan negara.

16/01/2018 H.AMIR HASAN HAL : 65


UNIVERSITAS RIAU

TIDAK DIKENAKAN PPnBM IMPOR


ATAS IMPOR DI BAWAH INI TIDAK DIKENAKAN PPnBM:
• Kendaraan CKD.
• Kendaraan sasis.
• Kendaraan pengangkutan barang.
• Motor sampai dengan 250 CC.
• Mobil untuk mengangkut 16 orang atau.
• Mobil ambulan, mobil jenazah, mobil pemadam kebakaran, mobil
tahanan, mobil angkutan umum.
• Kendaraan protokoler kenegaraan.
• Kendaraan untuk mengangkut lebih dari 10 orang s.d. 15 orang yang
digunakan oleh TNI/Polri.
• Kendaraan patroli TNI/Polri.

16/01/2018 H.AMIR HASAN HAL : 66


UNIVERSITAS RIAU

TIDAK DIKENAKAN PPnBM


 Kepala susu atau susu yang diasamkan/diragi.
 Air buah atau air sayuran yang belum diragi dan tidak beralkohol.
 Minuman yg tdk mengandung alkohol, yg dibotolkan/dikemas serta air
soda yang dibotolkan/dikemas.
 Produk kecantikan utk kulit, tangan, kaki, dan rambut serta preparat rias
lainnya yang dibotolkan/dikemas
 Teh dalam kemasan.
 Pesawat telepon selular.
 Wireless modem.
 Pesawat telepon tanpa kabel (cordless phone) dan video phone.
 TV dengan ukuran s.d. 21 inchi.
 Mesin cuci dengan kapasitas s.d. 6 kg.
 Lemari es dengan kapasitas s.d. 180 liter.
 AC dengan ukuran s.d. 1 PK.

16/01/2018 H.AMIR HASAN HAL : 67


UNIVERSITAS RIAU

TIDAK DIKENAKAN PPnBM


 Kel. alat fotografi, sinematografi, dan perlengkapannya.
 Alat perekam/reproduksi gambar (VCR, VCD, DVD) dengan harga jual
atau nilai impor s.d. Rp 1.000.000,-
 Alat pemutar/perangkat pemutar media rekaman/suara.
 Mesin penjawab telepon.
 Perekam pita magnetik dana radio komunikasi.
 Kamera dengan harga jual/nilai impor s.d. Rp 500.000,-
 Pengering rambut.
 Permadani tertentu selain yg terbuat dari serabut kelapa (coir), sutera,
wool atau bulu hewan halus.
 Pengering tangan.
 Alat permainan video dari jenis yang digunakan dengan TV.
 Mainan anak-anak.

16/01/2018 H.AMIR HASAN HAL : 68


UNIVERSITAS RIAU

TIDAK DIKENAKAN PPnBM


• Lensa, prisma, cermin, dan elemen optik lainnya/alat perlengkapan
kamera termasuk aparat cahaya kilat dan lampu cahaya kilat.
• Teropong ganda, teropong tunggal, teleskop optik lain, dan mounting
termasuk aparat cahaya kilat dan lampu cahaya kilat.
• Alat elektronik rumah tangga dengan motor terpasang didalamnya spt
penghisap debu, penggosok lantai, dan penghancur sampah dapur.
• Mikrofon dan kakinya, pengeras suara, headphone, earphone, penguat
listrik frekuensi bunyi, dan pengeras suara/amplifier.
• Kelompok saniter yg terbuat dari besi atau baja spt bak cuci/bak mandi.
• Alat makan, alat dapur, barang rias.

16/01/2018 H.AMIR HASAN HAL : 69


UNIVERSITAS RIAU

16/01/2018 H.AMIR HASAN HAL : 70


UNIVERSITAS RIAU
Q&A

71
16/01/2018 H.AMIR HASAN HAL : 71
UNIVERSITAS RIAU

Terima kasih.

16/01/2018 H.AMIR HASAN HAL : 72

Anda mungkin juga menyukai