Dwiwahyu Ningsih
Latar Belakang
Pada saat ini, terdapat berbagai macam
industri yang didirikan untuk memenuhi kebutuhan
hidup manusia dan meningkatkan perekonomian
suatu negara.
Industri tersebut banyak mempekerjakan
tenaga kerja baik laki-laki maupun wanita pada setiap
proses produksinya.
Permasalahan yang sering timbul yaitu seperti
kecelakaan dan penyakit akibat kerja. Selanjutnya,
baik kecelakaan maupun penyakit akibat kerja
tersebut dapat mempengaruhi produktifitas,
profitabilitas, dan mengancam kelangsungan tempat
kerja.
Kecelakaan maupun penyakit akibat kerja
dapat disebabkan oleh banyak faktor yang saling
berkaitan, salah satunya adalah kualitas tidur.
Tidur secara kuantitas menunjukkan durasi
atau lamanya tidur, sedangkan secara kualitas
menunjukkan kedalaman tidur. Diketahui bahwa
pemenuhan kebutuhan tidur seseorang tidak
bergantung pada kuantitasnya, melainkan lebih
kepada kualitasnya.
Seseorang yang mendapatkan kualitas tidur
yang baik ditandai dengan tidur yang tenang,
merasa segar pada pagi hari, dan merasa
bersemangat untuk melakukan aktivitas (Craven
dan Hirnle, 2000).
Pada beberapa penelitian yang telah
dilakukan sebelumnya, diketahui bahwa dampak
gangguan tidur pada pekerja wanita lebih
berpengaruh bila dibandingkan dengan pekerja
laki-laki.
Hal ini dapat disebabkan oleh perbedaan
faktor fisiologis dan psikologis antara laki-laki dan
wanita. Secara alamiah wanita juga membutuhkan
waktu tidur yang lebih lama dan lebih mudah
mengalami kelelahan dibandingkan dengan laki-laki
(Oginska dan Pokorskri, 2006).
Adapun faktor lain yang juga berpengaruh
terhadap kualitas tidur pada pekerja: faktor
psikologis, adanya shift kerja, aktivitas fisik yang
berat, riwayat penyakit dan konsumsi obat-obatan.
Gangguan terhadap kualitas tidur
merupakan permasalahan yang paling sering
dialami oleh pekerja . Perlu dilakukan penelitian
yang difokuskan untuk meneliti kualitas tidur
pada pekerja wanita. Dengan demikian, dapat
diketahui faktor pencetus yang mempengaruhi
kualitas tidur pada pekerja wanita. Berdasarkan
permasalahan tersebut, peneliti merasa tertarik
untuk melakukan penelitian yang berjudul
gambaran kualitas tidur pada pekerja wanita di
PT. Katingan Timber Celebes.
Dari berbagai industri yang ada, jenis
industri yang paling banyak menerapkan sistem
shift kerja adalah industri manufaktur. PT. Katingan
Timber Celebes merupakan perusahaan yang
bergerak di bidang produksi bahan mentah yang
beroperasi selama 24 jam, yang berlokasi di
Parangloe, Makassar dan turut mempekerjakan
pekerja wanita pada seluruh jenis shift kerjanya.
Proses produksi yang dijalankan perusahaan
tersebut adalah proses pengolahan kayu lapis.
Rumusan Masalah
Bagaimana gambaran kualitas tidur pada
pekerja wanita unit core repair PT. Katingan
Timber Celebes Makassar ?
Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Mengetahui gambaran kualitas tidur pada
pekerja wanita unit core repair PT. Katingan
Timber Celebes Makassar ?
Tujuan Khusus
Gangguan tidur
Gangguan tidur merupakan terputusnya pola
tidur-bangun yang menyebabkan penurunan
kualitas tidur. Gangguan tidur dapat ditegakkan
apabila kejadian tersebut terjadi selama 2 minggu
atau lebih.
Penggunaan obat tidur
Penggunaan obat tidur yang mengandung
sedatif dapat menandakan seberapa berat
gangguan tidur yang dialami, karena penggunaan
obat tidur digunakan jika seseorang tersebut
mengalami gangguan berat pada pola tidurnya.
Tahap IV
Tahap ini ditandai dengan adanya gelombang delta
sebesar 50%, tidur delta merupakan tidur yang paling
lelap, ketika seseorang dibangunkan pada tahap ini
biasanya seseorang tersebut akan bingung dan
kehilangan orientasi.
Tahap IV mempunyai ciri yaitu kecepatan jantung
dan pernapasan turun, jarang bergerak, sulit
dibangunkan, gerak bola mata cepat, sekresi lambung
menurun dan tonus otot menurun.
Tidur Rapid Eye Movement (REM)
Tidur REM merupakan tahap aktif dari tidur dan
mimpi sering terjadi pada tahap ini. Saat tidur REM, jika
dilihat melalui alat EEG menunjukkan gelombang cepat
mirip dengan gelombang ketika seseorang dalam
keadaan rileks dan bola mata saat tidur bergerak naik
turun kanan dan kiri.
Tidur REM dapat berlangsung pada tidur malam
yang terjadi selama 5-20 menit, rata-rata timbul 90
menit. Periode pertama terjadi selama 80-100 menit.
Tahap
Terbangun Pratidur
Tahap
REM
NREM 1
Tahapan
Tahap Tahap
NREM 2 Tidur NREM 2
Fisiologis
Tahap Tahap
NREM 3 NREM 3
Tahap
NREM 4
Siklus tidur
Pada usia dewasa siklus tidur dimulai dengan
rasa kantuk yang bertahap, kemudian menghabiskan
waktu di atas tempat tidur yang berlangsung 10-30
menit, setelah tertidur seseorang melewati 4-6 siklus
tidur yang terdiri dari 4 tahap tidur NREM yang
dimulai dari tahap 1 sampai 4 .
Kemudian setelah mecapai tahap 4 kembali
lagi menuju tahap 3 dan tahap 2 lalu mencapai tidur
aktif yaitu tidur REM. Seseorang membutuhkan waktu
untuk mencapai tidur REM dalam waktu 90 menit.
Jika seseorang terbangun dari tidur selama tahap
apapun, maka tidur akan dimulai lagi pada tahap1.
Peranan Neurotranmitter
Sistem Adrenergik
Neuron-neuron yang terbanyak mengandung
norepineprin terletak di badan snukleus cereleus di
batang otak. Kerusakan sel neuron pada lokus cereleus
sangat mempengaruhi penurunan atau hilangnya REM
tidur.
Obat-obatan yang mempengaruhi peningkatan
aktifitas neuron noradrenergik akan menyebabkan
penurunan yang jelas pada tidur REM dan peningkatan
keadaan jaga.
Sistem Kholinergik
Gangguan aktifitas kholinergik sentral yang
berhubungan dengan perubahan tidur ini terlihat
pada orang depresi, sehingga terjadi pemendekan
latensi tidur REM. Pemberian obat antikholinergik
yang menghambat pengeluaran kholinergik dari
lokus sereleus maka tampak gangguan pada fase
awal dan penurunan REM.
Sistem histaminergik
Pengaruh histamin sangat sedikit
mempengaruhi tidur
Sistem hormon
Pengaruh hormon terhadap siklus tidur
dipengaruhi oleh beberapa hormon seperti ACTH,
GH, TSH, dan LH.
Hormon hormon ini masing-masing disekresi
secara teratur oleh kelenjar pituitary anterior melalui
hipotalamus patway.
Sistem ini secara teratur mempengaruhi
pengeluaran neurotransmiter norepinefrin, dopamin,
serotonin yang bertugas menagtur mekanisme tidur
dan bangun.
Kebutuhan Tidur Wanita
Pada umumnya, baik laki-laki maupun
wanita dapat mengalami gangguan pada tidurnya.
Namun, wanita memiliki problematika tidur
tersendiri yang membutuhkan penanganan yang
lebih kompleks.
Ketika tidur terganggu, maka akan terjadi
gangguan akibat perubahan metabolisme tubuh.
Salah satu perubahan yang terjadi yaitu pada
produksi hormon. Selain itu, terdapat perbedaan
hormonal pada laki-laki dan wanita. Jumlah
hormon estrogen dan progesteron pada wanita
lebih dominan dibandingkan dengan laki-laki.
Reseptor hormon estrogen dan progesteron
terletak pada bagian tersendiri di hipotalamus,
dimana posisi tersebut mempengaruhi irama
sirkadian dan pola tidur secara langsung (Prasadja,
2009). Keberadaan hormon estrogen dan
progesteron pada wanita secara langsung juga
sangat berpengaruh pada masa Premenstrual
Syndrome (PMS), kehamilan, dan menopause.
Keberadaan hormon tersebut dapat menimbulkan
gangguan tidur pada wanita.
Gangguan Tidur
Gangguan tidur merupakan masalah yang dialami
seseorang terhadap pemenuhan kebutuhan tidurnya.
Gangguan tidur yang dialami antara satu orang dengan
orang lainnya dapat berbeda-beda.
Gangguan tidur yang umum terjadi yaitu sebagai berikut :
a. Insomnia
Insomnia merupakan salah satu gangguan tidur
yang paling sering dialami oleh seseorang. Insomnia atau
sukar tidur merupakan suatu keadaan yang menyebabkan
individu tidak mampu mendapatkan tidur yang adekuat
baik secara kualitas maupun kuantitas, sehingga individu
tersebut hanya tidur sebentar atau susah untuk tertidur
(Uliyah dan Hidayat, 2008).
Insomnia ditandai dengan gejala kesulitan
memulai tidur (initial insomnia) dan bangun terlalu
awal (early awakening) (Lanywati, 2001).
Sleep Apnea
Sleep Apnea atau obstructive sleep apnea atau
tidur mendengkur merupakaan keadaan dimana
seseorang mengalami kekurangan aliran udara
melalui hidung dan mulut selama 10 detik atau lebih
pada saat tidur (Potter dan Perry, 2005).
Sleep Apnea dapat menyebabkan seseorang
tidak mendapatkan tidur yang berkualitas. Hal ini
dikarenakan pada saat berhenti bernafas, akan diikuti
dengan usaha nafas (gasping) yang membangunkan
otak sejenak (micro arousal), sehingga akan
memotong tidur seseorang (Prasadja, 2009).
Selain itu, gejala yang umum terjadi pada
penderita sleep apnea yaitu adalah hipersomnia
atau EDS (Prasadja, 2009).
Narkolepsi
Narkolepsi merupakan gangguan tidur yang
menyebabkan seseorang merasakan kantuk yang
berlebihan pada siang hari. Meskipun sudah tidur
dalam waktu 15 menit, namun dalam waktu singkat
rasa kantuk akan datang kembali. Pada malam
hari, banyak penderita narkolepsi yang mengalami
kesulitan untuk tidur (Prasadja, 2009).
Sleep Paralysis
Sleep paralysis merupakan suatu
keadaan dimana seseorang mengalami
kelumpuhan atau tidak dapat menggerakkan
tubuhnya ketika tidur (Prasadja, 2009).
Sleep paralysis terjadi ketika tubuh
mengalami kelelahan dan penumpukkan utang
tidur.
Depresi
Depresi adalah gangguan mood yang
dikarakteristikkan dengan kesedihan yang intens,
berlangsung dalam waktu lama, dan mengganggu
kehidupan normal.
Gejala-gejala depresi terdiri dari gangguan
emosi (perasaan sedih, murung, iritabilitas,
preokupasi dengan kematian), gangguan kognitif
(rasa bersalah, pesimis, putus asa, kurang
konsentrasi), keluhan somatik (sakit kepala,
keluhan saluran pencernaan, keluhan haid),
gangguan psikomotor (gerakan lambat,
pembicaraan lambat, malas, merasa tidak
bertenaga), dan gangguan vegetatif (gangguan
tidur, makan dan fungsi seksual).
Fisiologi tidur yang normal terdiri dari 4
tahap yaitu tahap 1, 2, 3, dan 4 yang berlangsung
berulang-ulang. Kemudian pada tahap 1
selanjutnya orang mengalami fase Rapid Eye
Movement (REM),fase terjadinya mimpi.
Orang depresi mengalami gangguan pada
tahap-tahap tidur ini. Etiologi depresi yang
mendukung hubungannya dengan gangguan tidur
adalah teori terganggunya neurotransmitter
serotonin dan gangguan regulasi hormon Cortical-
Hypothalamic-Pituitary-Adrenal Cortical Axis
(CHPA).
Anxietas
Anxietas (Inggris, anxiety) berasal dari bahasa
Latin, angere, yang berarti tercekik atau tercekat.
Gangguan anxietas adalah keadaan tegang yang
berlebihan atau tidak pada tempatnya yang ditandai
oleh perasaan khawatir, cemas, tidak menentu atau
takut. Respon anxietas sering kali tidak berkaitan
dengan ancaman yang nyata, namun tetap dapat
membuat seseorang tidak mampu bertindak atau
bahkan menarik diri.
Gejala-gelaja anxietas terdiri atas dua
komponen, yaitu komponen psikis/mental dan
komponen fisik. Gejala psikis berupa anxietas
atau kecemasan itu sendiri; ada berbagai istilah
yang sering digunakan oleh orang banyak,
misal khawatir atau was-was.
Komponen fisik merupakan manifestasi
dari keterjagaan yang berlebihan (hyperarousal
syndrome): jantung berdebar, napas semakin
cepat (hiperventilasi, yang sering dirasakan
sebagai sesak), sulit tidur, mulut kering, keluhan
lambung, tangan dan kaki merasa dingin dan
ketegangan otot (biasanya di pelipis, tengkuk
atau punggung).
Kerangka Teori
5-ydroxtrytophan
Tryptophan (5-HTP)
Tryptophan hydroxylase
Aromatic amino
acid
decarboxylase
N-acetyl -5-HT
Serotonin
(5-HT)
5-Hydroxyindole
0-methyltransferase
Melatonin tidur
Kerangka Konsep
- Persepsi subjektif
- Latensi tidur
- Durasi tidur Kualitas
- Efisiensi tidur Irama
Tidur
Sirkadian
- Gangguan tidur
- Disfungsi di siang hari
- Penggunaan obat
1. Umur
2. Riwayat penyakit
METODE PENELITIAN
1. Rancangan penelitian
Jenis penelitian ini adalah kuantitatif dengan metode penelitian survey
deskriptif. Survey deskriptif merupakan jenis penelitian yang menggambarkan
populasi serta menjelaskan masalah yang sedang diteliti.
Menilai kualitas
Mengolah data Membagikan
tidur dari hasil
dengan program kuesioner pada
pengisian
komputer responden
kesioner
Menyajikan data
dalam bentuk
grafik dan tabel
TERIMA KASIH
Menurut UU No. 13 Tahun 2003
1. Pekerja atau buruh perempuan yang berumur kurang
dari 18 tahun dilarang dipekerjakan antara pukul 23.00
sampai dengan pukul 07.00.
2. Pengusaha dilarang mempekerjakan pekerja atau buruh
perempuan hamil yang menurut keterangan dokter
berbahaya bagi kesehatan dan keselamatan
kandungannya maupun dirinya apabila bekerja antara
pukul 23.00 sampai dengan pukul 07.00.
3. Pengusaha yang mempekerjakan pekerja atau buruh
perempuan antara pukul 23.00 sampai dengan pukul
07.00 wajib :
Memberikan makanan dan minuman bergizi.
Menjaga kesusilaan dan keamanan selama di tempat
kerja.
Menyediakan angkutan antar jemput bagi pekerja atau
buruh perempuan yang berangkat dan pulang bekerja
antara pukul 23.00 sampai dengan pukul 05.00.
HPG Axis
Stress dan SCN