Anda di halaman 1dari 38

BAGIAN PSIKIATRI

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO

Sleep disorder
dr. Titis Hadiati, SpKJ
Daftar Penyakit
Standar Kompetensi Dokter Indonesia

Sleeping disorders

Insomnia 4A
Hypersomnia 3A
Tidur normal
• Tidur adalah tingkat kesadaran dimana otak
relatif lebih responsif terhadap stimulus
internal dari pada stimulus eksternal

• Pengatur tidur :
Nukleus preoptik ventrolateral (hipotamalus
anterior)  GABA & galanin (mulai tidur)
dg menghambat regio pembangkit bangun
• 2 jenis tidur :
a. tidur singkat ( < 6 jam)
b. tidur panjang ( > 8 jam)

• Kualitas lebih penting daripada kuantitas


tidur
Siklus tidur normal

1. Fase Non Rapid Eye Movement (NREM)


 4 fase

2. Fase Rapid Eye Movement (REM)


1. Fase Non Rapid Eye Movement (NREM)
 4 fase
a. NREM-1
Fase peralihan keadaan terjaga dg
tidur : kelopak mata tertutup, tonus otot
berkurang, gerakan bola mata ke
kanan & ke kiri
 hanya berlangsung 3-5 menit
 mudah sekali dibangunkan
 gambaran EEG biasanya terdiri dari
gelombang campuran alfa, beta, dan
kadang gelombang theta dengan
amplitudo rendah. Tidak terdapat
gelombang sleep spindle dan kompleks K
b. NREM-2
bola mata berhenti bergerak, tonus otot
lebih rendah, tidur lebih dalam dari fase
pertama. Gambaran EEG terdiri dari
gelombang theta simetris. Terdapat
gelombang sleep spindle, gelombang
verteks tajam, dan kompleks K
c. NREM-3
fase tidur lebih dalam, tonus otot rendah.
Pada gambaran EEG terdapat lebih
banyak gelombang delta simetris antara
25-50% serta tampak gelombang sleep
spindle
d. NREM-4
fase tidur yang dalam, tonus otot rendah,
sukar dibangunkan. Bila orang
dibangunkan pada fase ini atau fase
NREM-3, maka akan mengalami
disorientasi. Gambaran EEG didominasi
oleh gelombang delta sampai 50%,
tampak gelombang sleep spindle
2. Fase Rapid Eye Movement (REM)
Terdapat gerakan bola mata cepat, tonus
otot sangat rendah (relaksasi yang dalam),
denyut nadi bertambah, ♂ tjd ereksi.
Apabila dibangunkan  hampir semua
orang akan dapat menceritakan mimpinya.
Otak melumpuhkan tu tgn & kaki  tdk
grk saat mimpi
Human Sleep Cycles
Pola tidur
Periode Neonatus Bayi 4 bln Dws muda Lansia
=dws

terjaga singkat - +
NREM - + (75%)
Stad 1 5%
Stad 2 45%
Stad 3 12%
Stad 4 13%

REM 50% 40% 25% 


16 jam
Saat orang mulai jatuh tertidur, fase yang
muncul adalah fase NREM, kemudian
setelah fase NREM-4, masuk ke dalam fase
REM (sekitar 90 menit setelah tidur dimulai).
Normal : dalam semalam, terjadi 4-7 siklus
tersebut
Fungsi tidur

• Memperbaiki &
mengembalikan fungsi
tubuh
• Menyimpan energi
• Teori hipnotoksin 
didetoksifikasi
Insomnia
• Suatu gangguan dengan kuantitas atau
kualitas tidur yang tidak cukup
• Hendaya fungsi kehidupan sehari-hari,
penurunan kemampuan bekerja,
hubungan sosial & melakukan kegiatan
rutin
• Bersifat : transien ( bbrp hari – minggu)
kronik ( bulan – tahun)
• Faktor risiko :
Usia tua, postmenopasue, bercerai /
berpisah, penghasilan rendah, depresi,
kondisi medik lain (arthritis, gagal jantung,
ggn pd sal pencernaan/pernafasan,
parkinson & stroke), merokok, minum
alkohol & kopi, serta mengkonsumsi
beberapa jenis obat
F 51 Gg Tidur Non Organik
(PPDGJ III)
a. Dyssomnia
kondisi psikogenik primer
gg. utama: jumlah, kualitas atau waktu tidur 
disebabk o/ hal emosional
(insomnia, hipersomnia, jadwal tidur-jaga)
b. Parasomnia
Peristiwa episodik abnormal yg terjadi
selama tidur (somnabulisme, teror tidur, mimpi
buruk)
PPDGJ III- ICD 10
F 51.0 • Insomnia non organik

F 51.1 • Hipersomnia non organik

F 51.2 • Gg non organik jadwal tidur–jaga

F 51.3 • Berjalan saat tidur

F 51.4 • Teror tidur

F 51.5 • Mimpi buruk


F 51.0
Insomnia non organik
a. keluhan: kesulitan masuk tidur,
memperthankan, kualitas tidur buruk
b. Min 3 x/mg selama min 1 bulan
c. Preokupasi dg tdk bisa tidur siang dan
malam
d. Ketidak puasan thd kualitas-kuantitias
tidur
e. Hendaya f/ pekerjaan dan sosial.
F 51.1
Hipersomnia non organik
• Kantuk siang hari >> serangan tidur
• Jumlah tidur tak berkurang
• Dan atau transisi yg memanjang dari saat
mulai tidur – sadar sepenuhnya
• Selama 1 bulan dan episodik
• Hendaya f/ sosial dan pekerjaan
• Tidak ada gejala tambahan lainnya.
DSM IV-TR
1. Insomnia primer
a. Sulit masuk / mempertahankan / tidur
tidak memulihkan / menyegarkan,
1 bulan
b. Ggn tidur menyebabkan penderitaan
secara klinis / hendaya fungsi sosial,
pekerjaan, fungsi penting lainnya.
c. Ggn tidur tidak terjadi secara eksklusif
bersamaan dgn narkolepsi, ggn tidur
terkait pernafasan, ritmik sirkadian /
parasomnia
d. Ggn tidur tidak terjadi bersamaan dg ggn
mental lainnya misalnya, ggn depresi
mayor, ggn cemas menyeluruh / delirium
e. Ggn tidur tidak disebabkan oleh efek
fisiologis langsung zat ( ketergantungan
zat/obat) atau kondisi medik umum
2. Insomnia sekunder
Gejala insomnia disebabkan :
- kondisi medis
- ggn psikiatrik
- ggn tidur lainnya
- penyalahgunaan obat
Comorbid
DIAGNOSES ASSOCAIATED
WITH CHRONIC INSOMNIA
4%
6%
6%
Psychiatric
36% Psychophysiologic
9% Drug-alcohol
RLS/PLMD
Misperception
Sleep apnea
12% Medication
Others

12% 15%

Coleman et al. JAMA 1


Tatalaksana Insomnia
• Farmakoterapi
• Nonfarmakologi
Farmakoterapi
Pemilihan obat
o Sifat gangguan tidur
o Initial insomnia: benzodiazepine short acting
o Delayed insomnia (tidur cepat berakhir/
tidak dapat mempertahankan tidur): anti
depresan golongan trisiklik, tetrasiklik
o Broken insomnia (terbangun berkali-kali
semalam) : benzodiazepine long acting
Benzodiazepin
 obat lini pertama
 Kerjanya ansiolitik, hipnotik sedatif, dan
melemaskan otot.
 Cepat ditoleransi dgn baik
 Efek samping: ketergantungan, sindrom
munculnya kembali gejala penyakit, gangguan
memori, dan sindrom penghentian obat
Antidepresan
- Ggn tidur  gejala inti depresi
- Efek samping : sedasi
Agonis melatonin
 Tidak potensi disalahgunakan, tidak putus
obat, tidak ada sindrom kambuh kembali.
Non Farmakologi

Higiene tidur  Hindari kafein, nikotin


 Membiasakan waktu & rokok sblm tdr
bangun tidur teratur  Lewatkan tidur siang
 Terpapar cahaya  Susah tdr  jgn di
matahari pagi ± 30 tempat tidur
menit  Ritual sblm tidur
 Gunakan kamar tidur (mandi air hangat dll)
utk tidur  Tidur sbg prioritas
 Kamar tidur tenang,  Hindari stressor emosi
gelap, sejuk & nyaman & pekerjaan
Psikoterapi
 Memperbaiki pengertian insomnia
 Meningkatkan kepatuhan berobat
SEKIAN

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai