Anda di halaman 1dari 20

Kelompok 1

1. Ansori
2. Ayu Kaprilia
3. Asip Nurhidayati
4. Bayu laksono
5. Dewi Susianti
6. Diah Risqi O
7. Elok Susilowati
8. Devitasari
9. Fathur Rozak A
10.Fathur Rozak B
11. Fatimatus Zahroh
12.Firmansyah W.A
13.Gayuh Widya utami
Pengertian

Luka bakar adalah kerusakan jaringan tubuh


terutama kulit akibat trauma panas, elektrik, kimia dan
radiasi.
Luka bakar disebabkan oleh perpindahan energi
dari sumber panas ke tubuh. Panas tersebut dapat
dipindahkan melalui konduksi dan radiasi elektro
magnetic.
Luka bakar (combustio/burn) adalah cedera
(injuri) sebagai akibat kontak langsung atau terpapar
dengan sumber-sumber panas (thermal), listrik
(electrict), zat kimia (chemycal), atau radiasi (radiation).
Etiologi

Menurut Wong 2011, luka bakar dapat disebabkan


oleh ;
1. Panas : basah (air panas, minyak)
kering (uap, metal, api)
2. Kimia : Asam kuat seperti Asam Sulfat
Basa kuat seperti Natrium Hidroksida
3. Listrik : Voltage tinggi, petir
4. Radiasi : termasuk X-ray
Tanda dan Gejala

1. Grade I
Kerusakan pada epidermis (kulit bagian luar)
2. Grade II
Kerusakan pada epidermis (kulit bagian luar)
dan dermis
(kulit bagian dalam)
3. Grade III
Kerusakan pada semua lapisan kulit
Metode Rule of Nines untuk menentukan daerah permukaan
tubuh total

1. Kepala dan leher : 9%


2. Ekstremitas atas kanan : 9%
3. Ekstremitas atas kiri : 9%
4. Ekstremitas bawah kanan : 18%,
5. Ekstremitas bawah kiri : 18%
6. Badan bagian depan : 18%
7. Badan bagian belakang : 18%
8. Genetalia : 1%
100%

Hanya luka bakar derajat dua dan tigalah yang dihitung


menggunakan rule of nine, sementara luka bakar derajat satu tidak
dimasukan sebab permukaan kulit relatif bagus sehingga fungsi kulit
sebagai regulasi cairan dan suhu masih baik.
CON’T

Jika luas luka bakar lebih dari 15 – 20% maka tubuh


telah mengalami kehilangan cairan yang cukup signifikan.
Jika cairan yang hilang tidak segera diganti maka pasien
dapat jatuh ke kondisi syok atau renjatan.
Perhitungan penggantian cairan per infus adalah
sebagai berikut:
4cc/KgBB/% luka bakar = kebutuhan cairan permulaan
dalam 24 jam yang setengahnya diberikan pada 8 jam
pertama.
Semakin luas atau besar prosentase luka bakar maka
resiko kematian juga semakin besar. Pasien dengan luka
bakar dibawah 20% biasanya akan sembuh dengan baik,
sebaliknya mereka yang mengalami luka bakar lebih dari
50% akan menghadapi resiko kematian yang tinggi.
Kartu Penilaian Luka Bakar menurut Nelson
Klasifikasi

1. Kedalaman Luka Bakar


luka bakar dapat diklasifikasikan menurut dalamnya
jaringan yang rusak dan disebut sebagai luka bakar derajat
-satu, -dua dan -tiga.
2. Luas Permukaan Tubuh Yang Terbakar
Luas permukaan tubuh yang terbakar disederhanakan
dengan menggunakan Rumus Sembilan (Rule of Nine).
Sistem tersebut menggunakan persentase dalam kelipatan
Sembilan terhadap permukaan tubuh yang luas.
3. Berat ringannya luka bakar
American Burn Association menggolongkan luka bakar
menjadi tiga kategori, yaitu:
a. Luka bakar mayor
b. Luka bakar moderat
c. Luka bakar minor
PENANGANAN PERTAMA LUKA BAKAR

1. Segera hindari sumber api dan mematikan api pada tubuh


2. Singkirkan baju, perhiasan dan benda-benda lain yang membuat efek
Torniket, karena jaringan yang terkena luka bakar akan segera menjadi
oedem
3. Setelah sumber panas dihilangkan rendam daerah luka bakar dalam air
atau menyiramnya dengan air mengalir selama sekurang-kurangnya lima
belas menit.
4. Prinsip penanganan pada luka bakar sama seperti penanganan pada luka
akibat trauma yang lain, yaitu dengan ABC (Airway Breathing Circulation)
yang diikuti dengan pendekatan khusus pada komponen spesifik luka
bakar pada survey sekunder Saat menilai ‘airway” perhatikan apakah
terdapat luka bakar inhalas i Biasanya ditemukan sputum karbonat,
rambut atau bulu hidung yang gosong. Luka bakar pada wajah, oedem
oropharyngeal, perubahan suara, perubahan status mental. Bila benar
terdapat luka bakar inhalasi lakukan intubasi endotracheal, kemudian beri
Oksigen melalui mask face atau endotracheal tube
Penatalaksanaan

1. Pantau patensi jalan napas pasien; evaluasi nadi apical, karotis dan
femoral.
2. Mulai lakukan pemantauan jantung.
3. Periksa tanda-tanda vital dengan teratur menggunakan alat
ultrasonografi jika diperlukan.
4. Periksa nadi perifer pada ekstremitas yang mengalami luka bakar
setiap jam.
5. Pasang kateter IV dengan diameter besar dan kateter urine indwelling.
6. Pantau masukan cairan dan haluaran serta ukur setiap satu jam.
7. Perhatikan adanya peningkatan serak suara, stridor, frekuensi dan
kedalaman pernapasan, atau perubahan mental akibat hipoksia
8. Kaji suhu tubuh, berat badan, riwayat berat badan sebelum luka bakar
dan alergi.
9. Kaji status neurologis: kesadaran; status psikologis, nyeri dan tingkat
ansietas serta perilaku.
10. Kaji pemahaman pasien dan keluarga tentang cedera dan
pengobatan.
FASE LUKA BAKAR

1. Fase akut
Pada fase ini problema yang ada berkisar pada
gangguan saluran napas karena adanya cedera inhalasi dan
gangguan sirkulasi. Pada fase ini terjadi gangguan
keseimbangan sirkulasi cairan dan elektrolit akibat cedera
termis bersifat sistemik.
2. Fase sub akut
Fase ini berlangsung setelah shock berakhir. Luka
terbuka akibat kerusakan jaringan (kulit dan jaringan di
bawahnya) menimbulkan masalah inflamasi, sepsis, dan
penguapan cairan tubuh disertai panas/energy.
3. Fase lanjut
Fase ini berlangsung setelah terjadi penutupan luka
sampai terjadi maturasi. Masalah pada fase ini adalah
timbulnya penyulit dari luka bakar berupa hipertrofik,
kontraktur, dan deformitas lainnya.

Anda mungkin juga menyukai