Rumusan Masalah
Pemeriksaan
Komplikasi
Penunjang
RM
Penatalaksanaan Diagnosis
Patofisiologi Etiologi
Epidemiologi
Anamnesis
Note :
Tidak didapatkan keterangan dari pasien dalam kasus ini.
Rumus 10 untuk bayi dan rumus 10-15-20 dari Lund dan Browder untuk anak.
Untuk anak,
kepala dan leher 15 %,
badan depan dan belakang masing-masing 20 %
ekstremitas atas kanan dan kiri masing-masing 10 %,
ekstremitas bawah kanan dan kiri masing-masing 15 % .
Dasar presentasi yang digunakan dalam rumus-rumus tersebut di atas adalah
luas telapak tangan dianggap 1 %.
PENILAIAN DERAJAT LUKA BAKAR
1. Dangkal
di mana kerusakan mengenai bagian superfisial
dari dermis dan penyembuhan terjadi spontan
dalam 10-14 hari.
2. Dalam
2. Sedang bila:
Derajat II dengan luas 15-25 %
Derajat III dengan luas kurang dari 10 %, kecuali
muka, tangan dan kaki
3. Ringan bila:
Derajat II dengasn luas kurang dari 15 %
Derajat III kurang dari 2 %
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan Laboratorium
Evaluasi awal
Resusitasi cairan
Resusitasi cairan
Jadi,
½ jumlah cairan 4000 ml diberikan dalam 8 jam
½ jumlah cairan sisanya 4000 ml diberikan dalam 16 jam berikutnya.
Pilihan Cairan Resusitasi
Larutan kristaloid
Larutan kristaloid terdiri dari cairan dan elektrolit. Contoh larutan kristaloid adalah RL
dan NaCl 0,9%. Komposisi elektrolit mendekati kadarnya dalam plasma atau
memiliki osmolalitas hampir sama dengan plasma. Pada keadaan normal, cairan ini
tidak banyak dipertahankan di ruang intravaskuler karena cairan ini banyak keluar
ke ruang interstisial. Pemberian 1L Ringer laktat akan meingkatkan volume
intravaskuler 300 ml.7
Larutan hipertonik
Larutan hipertonik dapat meningkatkan volume intravaskuler 2,5 kali dan
penggunaannya dapat mengurangi kebutuhan cairan kristaloid. Larutan garam
hipertonik tersedia dalam beberapa konsentrasi yaitu NaCl 1,8%, 3%, 5%, 7,5% dan
10%. Osmolalitas cairan ini melebihi cairan intraseluler sehingga akan cairan akan
berpindah dari intraseluler ke ekstravaskuler. Larutan garam hipertonik
meningkatkan volume intravaskuler melalui mekanisme penarikan cairan dari
intraseluler.7
Larutan koloid
Contoh larutan koloid adalah Hydroxy-ethyl starch (HES, Hetastarch, Hespan,
Hemacell) dan Dextran. Molekul koloid cukup besar sehingga tidak dapat melintasi
membran kapiler, oleh karena itu sebagian besar akan tetap dipertahankan di
ruang intravaskuler. Pada luka bakar dan sepsis, terjadi peningkatan permeabilitas
kapiler sehingga molekul akan berpindah ke ruang interstisium. Hal ini akan
memperburuk edema interstisium yang ada.7
PERAWATAN LUKA BAKAR
Perawatan luka dilakukan setelah tindakan resusitasi jalan napas,
mekanisme bernapas dan resusitasi cairan dilakuakan. Tindakan
meliputi debridement, nekrotomi dan pencucian luka. Tujuan
perawatan luka adalah mencegah degradasi luka dan
mengupayakan proses epitelisasi. Lakukan pencucian luka setelah
sirkulasi stabil. Pencucian luka dilakukan dengan debridement dan
memandikan pasien menggunakan cairan steril dalam bak khusus yang
mengandung larutan antiseptik. Berikan antibiotik topikal pasca
pencucian luka untuk mencegah dan mengatasi infeksi.
KONTROL RASA SAKIT