Anda di halaman 1dari 50

#1 - Pendahuluan

Sejarah Irigasi Dunia


 3300 SM: dam di Mesir tinggi 12 meter,
panjang 100 meter, untuk irigasi dan air
minum
 2200 SM: Pengeringan lahan (rawa)
untuk pertanian, di Tiongkok
 2000 SM:
 Raja Hamurabi, Dinasti Babylon
 Raja Assyria
Sejarah Irigasi Indonesia
 Dapat dibagi menjadi tiga masa:
 Sebelum dan selama penjajahan
Pemerintah Belanda
 Jaman pendudukan Jepang
 Jaman Pemerintah Republik Indonesia
Sebelum & selama Pemerintah Belanda

 Nenek moyang kita awalnya hidup


berpindah.
 Karena populasi meningkat 
kebutuhan meningkat , menetap.
 Biasanya tinggal di tepi sungai, dan
sungai berfungsi sebagai prasarana
transportasi: Kerajaan Kutai,
Tarumanegara, Majapahit dll.
Sebelum & selama Pemerintah Belanda

 Belanda mengadakan kultur stelsel / tanam


paksa. Mengapa?
 Tanaman yang ditanam bukan tanaman
bahan makanan. Tanaman tersebut antara
lain: tembakau, kopi).
 Terjadi kelaparan hebat di Cirebon (1844),
Demak (1848), Grobogan (1849). Sekitar
80.000 orang (20% dari jumlah penduduk
daerah tersebut) meninggal dunia.
Tahun Nama Bendung Lokasi Daerah Irigasi
1852 Glapan Tuntang Demak
Lengkong Brantas, Mojokerto
Mojokerto
1908 Banjarcahyana Banjarnegara Purbalingga &
Banyumas
Pemali-Comal Pemali&Comal Pekalongan
Waduk Penjalin Brebes Brebes
Waduk
Malahayu
1898 Cisuru Cisokan, Citarum, Cihea
Cianjur
1925 Walahar Citarum, Karawang
Purwakarta
1935 Kroya Sumpyuh Serayu, Banyumas & Cilacap.
Banyumas
1938 Polder Tambak Martapura, 3000
Anyar Ha.
Masa Pendudukan Jepang
 Jepang fokus pada pemenangan perang
Asia Timur Raya / Pasifik, PD II
 Tidak ada perhatian dalam bidang
pengairan.
Pemerintahan Republik Indonesia
 Mempertinggi produksi padi
 Membuat sawah-sawah baru
Tahun Nama Bendung / Lokasi Daerah Irigasi
Waduk
1952 Waduk Cacaban Tegal Tinggi 30 m, volume 80 juta
m3, Areal irigasi: 41.000 ha
1960 Waduk Darma Kuningan 36.300 ha
Cisadane 9.000 ha
1957- Ir. Juanda Purwakarta Karawang, Bekasi,
1968 Indramayu, Subang
1957 Polder Mentaren 2300 ha
Polder Alabio 7000 ha
1967 Bendung Kelara Sulawesi Selatan
1970 Waduk Riam Kanan Banjarmasin
1971 Waduk Karangkates Jawa Timur
1967 Tajum Purwokerto 3.504 ha
1971 Cihea
1971 Waduk Sempor Gombong
Lahan pertanian
 Lahan pertanian : 13 juta ha. (3,5 juta ha
di P. Jawa)
 Petani: 30 juta orang.
 Kepemilikan rata-rata: 0,43 ha/petani.
 Konsumsi beras: 102-139
kg/kapita/tahun.
Pengertian dan Tujuan Irigasi
 Irigasi bertujuan untuk memberi air pada
tanaman untuk memenuhi
kebuituhannya dan membuang air yang
berlebihan dari lahan.
 Dengan adanya irigasi pemberian dan
pembuangan air dapat dikendalikan dari
segi jumlah dan waktu pemberiannya.
 Kemungkinan efek negatif:
 Tertutupnya rongga tanah
 Apabila berlebihan, air tanah akan naik dan
membawa garam-garam yang tidak
diperlukan
 Apabila air irigasi terlalu jernih
menyebabkan naiknya garam-garam yang
tidak menguntungkan.
 Efek tambahan dari pemberian air:
 Memperbaiki struktur tanah dan
menyuburkan
 Mengatur suhu tanah
 Menambah penyediaan air tanah
 Mencuci tanah dari garam-garam dan
kuman
 Fungsi kolmatase
 Cara pemberian:
 Irigasi gravitasi
 Irigasi bawah tanah
 Irigasi siraman (sprinkler irrigation)
 Irigasi tetesan (trickler irrigation)
 Irigasi gravitasi:
 Irigasi genangan liar
 Irigasi genangan dari saluran
 Irigasi alur dan gelombang
 Irigasi Genangan Liar:
 Irigasi Tanah Lebak
 Irigasi Banjir
 Irigasi Pasang Surut
 Irigasi genangan dari saluran:
 Irigasi genangan
 Irigasi petak-jalur (border strip irrigation)
 Irigasi kotak (basin irrigation)
Potensi Lahan Irigasi Pasang
Surut
Irigasi Bawah Tanah
 Irigasi bawah tanah: dilakukan dengan
cara mengatur tinggi muka air tanah,
sesuai untuk tanaman yang tidak
memerlukan banyak air.
 Persyaratan:
 Lapisan tanah atas memiliki permeabilitas tinggi
 Lapisan tanah dasar stabil – kedap air dengan
kedalaman 1,5 – 3,0 m.
 Permukaan tanah datar
 Kualitas air baik, kadar garam rendah
 Organisasi pengaturan harus baik
Irigasi bawah tanah
 Jarak antar saluran:
L2 
4 k D  h 
2
 D 2

q
q : debit persatuan luas (m/hari)
K : konduktivitas hidraulik (m/hari)
D : kedalaman lapisan kedap air dari muka air di
saluran (m)
h : kedalaman muka air tanah tertinggi terhadap
muka air di saluran (m)
L: jarak antar saluran (m)
Irigasi Siraman
 Keuntungan:
 Dapat dilakukan pada tanah dengan
topografi yang tidak teratur
 Erosi dapat dihindarkan
 Kehilangan air relatif sedikit
 Tidak memerlukan pemeliharaan saluran
 Air dapat dicampur dengan pupuk
Irigasi Siraman
 Kekurangan:
 Biaya mahal
 Perlu perawatan sistem mekanik
 Pemberian air terpengaruh angin
 Kesulitan dalam pekerjaan tanah dalam
keadaan basah
 Jenis: permanen, semi-permanen,
portable
 Kebutuhan tekanan 2,5 atm
Irigasi Tetesan
 Keuntungan:
 Kehilangan air relatif kecil
 Air dapat dicampur pupuk
 Pestisida tidak dapat tercuci
 Tidak ada aliran permukaan
 Pembagian merata dan terkontrol
 Tekanan yang digunakan relatif kecil (1 atm)
Kelembaban Tanah
 Komposisi tanah:
 Tanah terdiri dari partikel mineral dan organik
yang tersusun dalam struktur yang mengandung
udara, air dan larutan.
 Tanah terbentuk dari unsur silika dan unsur lain
seperti potasium, kalsium dan fosfor.
 Tanah organik terbentuk oleh sisa-sisa tanaman
atau binatang di masa lampau. Sebagai contoh:
tanah di daerah rawa.
 Unsur organik ini akan memperbaiki
kemampuan penyimpanan air.
 Air dibutuhkan tanaman untuk:
 Pertumbuhan
 Transpirasi
 Metabolisme
 Transportasi makanan
 Kelembaban, udara dan makanan harus
tersedia sesuai dengan kebutuhan.
 Untuk menarik air dari tanah diperlukan
gaya hisap. (mengapa?)
Tekstur Tanah Mineral
 Tekstur tanah diperoleh dari distribusi
ukuran partikel.
 Untuk tanah pertanian, partikel
bervariasi dari lempung (clay) dengan
diameter < 0,002mm, sampai dengan
ukuran batuan > 50mm.
 Umumnya terdiri dari: pasir, lanau (silt)
dan lempung (clay)
Klasifikasi tanah
Hubungan tanaman, tanah dan air

 Pasir:
 Struktur tanah berpasir mempunyai pori yang
besar, namun tidak mampu untuk menahan air.
 Tanaman mudah menyerap air pada tanah
berpasir.
 Lempung
 Pori kecil, mampu menahan air cukup banyak.
 Tanaman sukar menyerap air dari tanah
lempung.
Hubungan tanaman, tanah dan air

 Tanah berjenis Loam


 Mampu menahan air dalam jumlah banyak
 Kandungan air mudah diserap tanaman
 Aerasinya baik
Pengukuran Infiltrasi
 Infiltrasi dapat diukur dengan
menggunakan ring infiltrometer.

Single ring infiltrometer. Double ring infiltrometer.


Diameter 200-300 mm.
Pengukuran Infiltrasi

Anda mungkin juga menyukai