Anda di halaman 1dari 5

Penatalaksanaan Hipertensi

Pada Lansia
A.Pengendalian Faktor Risiko
- Mengatasi obesitas/menurunkan kelebihan berat badan.
-Mengurangi asupan garam di dalam tubuh
-Ciptakan keadaan rileks
-Melakukan olah raga teratur
-Berhenti merokok
B. Obat anti hipertensi
Beberapa prinsip pemberian obat anti hipertensi sebagai berikut (DEPKES
RI, 2006) :
- Pengobatan hipertensi sekunder adalah menghilangkan penyebab
hipertensi
- Pengobatan hipertensi esensial ditujukan untuk menurunkan tekanan
darah dengan harapan memperpanjang umur dan mengurangi timbulnya
komplikasi.
- Upaya menurunkan tekanan darah dicapai dengan menggunakan obat
anti hipertensi.
- Pengobatan hipertensi adalah pengobatan jangka panjang, bahkan
pengobatan seumur hidup.
Jenis-Jenis Obat Antihipertensi
• Diuretik
Obat-obatan jenis diuretik bekerja dengan mengeluarkan cairan tubuh (lewat urin), sehingga volume
cairan tubuh berkurang mengakibatkan daya pompa jantung menjadi lebih ringan dan berefek
turunnya tekanan darah.
• Penghambat Simpatis
Golongan obat ini bekerja dengan menghambat aktifitas saraf simpatis (saraf yang bekerja pada saat kita
beraktifitas).
• Beta Bloker
Mekanisme kerja obat antihipertensi ini adalah melalui penurunan daya pompa jantung. Jenis obat ini
tidak dianjurkan pada penderita yang telah diketahui mengidap gangguan pernafasan seperti asma
bronkhial.
• Vasodilatator
Obat ini bekerja langsung pada pembuluh darah dengan relaksasi otot polos (otot pembuluh darah).
Yang termasuk dalam golongan ini adalah prazosin dan hidralazin.
• Antagonis kalsium
Golongan obat ini bekerja menurunkan daya pompa jantung dengan menghambat kontraksi otot
jantung (kontraktilitas).
• Penghambat reseptor angiotensin II
Kerja obat ini adalah dengan menghalangi penempelan zat angiotensin II pada reseptornya yang
mengakibatkan ringannya daya pompa jantung
Aspek Kesmas Penyakit Hipertensi

• Melakukan pendidikan kesehatan pada


masyarakat untuk dapat menurunkan faktor
resiko
• Melakukan teknik pencegahan termasuk skrining
faktor resiko, memberikan nasihat tentang
menurunkan faktor resiko dan manajemen stress
• Promosi kesehatan melalui pemberdayaan
individu, keluarga dan masyarakat, advokasi dan
kemitraan penyakit hipertensi baik itu di
puskesmas, posbindu ataupun di pengajian
bahkan di karang taruna
Artikel dengan judul “Pengaruh Tambahan Asupan Kalium dari Diet
terhadap Penurunan Hipertensi Sistolik Tingkat Sedang Pada
Lansia”penelitian kuasi eksperimen dengan rancangan rangkaian
waktu telah dilakukan di Panti Werdha Islamic Village Tangerang,
Provinsi Banten untuk mengamati pengaruh tambahan asupan
kalium dalam diet terhadap penurunan tekanan darah sistolik.
Buah-buahan yang lebih banyak ditambahkan ke dalam diet harian
untuk 12 orang lansia dan tekanan darah mereka dipantau selama
14 hari. Hasilnya Uji t-independen dan t-dependen menunjukkan
bahwa asupan tambahan kalium yang berasal dari buah-buahan
dalam diet telah berhasil menurunkan tekanan darah sistolik.
Sementara itu, tambahan buah-buahan juga telah meningkatkan
asupan kalium dan magnesium, tetapi peningkatan asupan kalsium
dan magnesium serta lemak tidak berhubungan secara statistik
dengan penurunan tekanan darah sistolik.
Artikel dengan judul “Kepatuhan Lansia Penderita Hipertensi dalam
Pemenuhan Diet Hipertensi”Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengetahui tentang pengejaran hipertensi lansia diPemenuhan diet
hipertensi. Penelitian ini dilakukan di Puskesmas wilayah kerja
Sidomulyo di Desa Barat Sidomulyo, Kota Pekanbaru. Responden
dipenelitian ini adalah 60 orang dengan metode purposive random
sampling. Penelitian ini adalah desain deskriptif dengan pendekatan
Cross-Sectional. Data dikumpulkan dengan kuesioner. Suatu analisis
data dengan univariat dalam distribusi frekuensi untuk mengetahui
pengejaran hipertensilansia di Pemenuhan diet hipertensi. Hasilnya
adalah penelitian yang menemukan bahwa 26 orang(43,3%)
hipertensi lansia yang melakukan dalam diet hipertensi dan 34
orang (43,3%)hipertensi lansia tidak melakukan dalam diet
hipertensi.

Anda mungkin juga menyukai