Anda di halaman 1dari 46

REFERAT

ANEMIA DEFISIENSI BESI

Pembimbing:
dr. H. Ahmad Nuri, Sp.A
dr. B. Gebyar Tri Baskara, Sp.A
dr. Saraswati, Sp.A
dr. Lukman Oktadianto, Sp.A
dr. Ali Shodikin, M.Kes, Sp.A

KSM ILMU KESEHATAN ANAK


RSD DR SOEBANDI JEMBER
Kiky Martha Ariesaka - 132011101080 2017
PENDAHULUAN

2
anemia
30% populasi dunia
14% anak usia <2 tahun
9% wanita usia 12-49 tahun

Anemia 0-6 bulan 61,34%


Anemia Defisiensi6-12
Besi
bulan(ADB)
64,8%
di Indonesia Balita 40-45%
masih menjadi masalah nutrisi
global hingga saat ini
ADB pada anak menyebabkan
gangguan pertumbuhan & ↓ imunitas
SKRT, 2007
CDC, 2015
WHO, 2017
3
TINJAUAN
PUSTAKA

4
1. Anemia
• Kadar hemoglobin (Hb) di bawah 2 SD pada
rerata kadar hemoglobin dari populasi normal
sesuai usia dan jenis kelamin.

Anemia Defisiensi Besi


• Anemia yang disebabkan oleh tidak terdapatnya
cadangan besi yang dapat dimobilisasi dan
merupakan tanda berkurangnya masukan besi di
jaringan.

WHO, 2001
5
Nilai normal Hb HCT

WHO, 2001
6
Metabolisme zat Besi
• Jumlah zat besi dalam tubuh 50mg/kgBB
– 65% di eritrosit
– 10% di mioglobin
– Sisanya di RES (hepar, spleen dan sumsum tulang)
• Tahapan:
– Absorbsi
– Distribusi
– Penyimpanan

American Academy of Pediatrics, 2010.


7
a. Absorbsi Besi

lisosome

Abboud dan Haile, 2000


8
b. Distribusi besi
• Transferin memiliki dua tempat ikatan
– Apotransferin, Monoferritransferin, diferritransferin

• Fe3+ yang terikat transferin akan memasuki sel target


(eritroid, sel imun, dan hepatosit) melalui TfR secara
endositosis
• Selanjutnya Fe3+ direduksi menjadi Fe2+ oleh
ferrireductase dan dibawa ke sitosol oleh DMT-1
• TfR kembali ke membran sel, transferin kembali ke
sirkulasi
• Sementara di eritroid, Fe2+ masuk ke mitokondria untuk
membentuk heme

Andrews, 2008
9
c. Penyimpanan besi
• Besi disimpan dalam bentuk feritin atau hemosiderin
• Besi disimpan terutama di makrofag dan hepatosit
• Sumber besi makrofag yang paling banyak adalah dari
degradasi eritrosit
• Hepatosit berperan sebagai tempat penyimpanan besi
terbesar di dalam tubuh

Siah et. al., 2006


10
3. Status Besi Bayi Baru Lahir
• Bayi cukup bulan memiliki 65-90 mg/kgBB besi
• Bayi kurang bulan memiliki < 50 mg besi

Permono et. al., 2012


11
4. Etiologi ADB
• Kebutuhan yang meningkat secara fisiologi
– Pertumbuhan
– Menstruasi

• Kurangnya besi yang diserap


– Intake yang tidak adekuat
– Malabsorbsi besi
• Perdarahan

Will, 2006; Bakta, 2006; IDAI, 2013; dan IDAI, 2016


12
5. Patofisiologi ADB
• Iron deplete state
– Cadangan besi berkurang atau habis
– Hb dan fungsi protein lainnya masih normal

• Iron deficient erythropiesis


– Kekurangan besi terus berlanjut
– Gangguan bentuk eritrosit, SI menurun, TIBC meningkat, saturasi
transferin menurun, FEP meningkat
– Belum terjadi anemia secara klinis

• Iron deficiency anemia


– Gambaran hipokrom mikrositer yang progresif
– Penurunan kadar Hb
– Anemia klinis
– Perubahan epitel: atrofi papil lidah, kuku sendok

Lanzkowsky, 2005 dan Pudjiadi et. al., 2010


13
6. Manifestasi Klinis ADB
Beratnya gejala ADB sering tidak sesuai dengan kadar Hb karena
mekanisme kompensasi
• Pucat
• Perubahan epitel: koilonychia, atrofi papil lidah, atrofi mukosa
gaster
• Penurunan aktivitas kerja dan daya tahan
• Termogenesis yang tidak normal
• Splenomegali

Greer, 2004; Wu, 2007; Hoffman et. al., 2000; dan Abdelrahman, et. al., 2012
14
7. Pemeriksaan Lab
• Hb, MCV, MCH, MCHC menurun, RDW meningkat
• HDT: hipokrom mikrositer, anisositosis, poikilositosis, sel
pensil, sel target
• Leukosit, trombosit normal
• SI menurun, TIBC meningkat, Saturasi transferin < 16%
ST = SI/TIBC x 100%
• Feritin serum < 20 µg/dl
• TfR meningkat
• Perl’s stain: butir hemosiderin negatif

Bakta, 2006; Lanzkowsky, 2005; an Balakhrishnam, 2013


15
7. Pemeriksaan Lab

Balakhrishnam

Abdelrahman et. al., 2012


16
8. Diagnosis
• Menurut WHO
1. Kadar Hb kurang dari normal sesuai usia
2. Konsentrasi Hb eritrosit rata-rata < 31% (N: 32-33%)
3. Kadar Fe serum < 50 Ug/dl (N: 80-180 Ug/dl)
4. Saturasi transferin (ST) < 15% (N:20-50%)
Harus dipenuhi paling sedikit no 1, 3, dan 4

• Bila sarana terbatas dapat ditegakkan berdasar:


1. Anemia tanpa perdarahan
2. Tanpa organomegali
3. Gambaran darah tepi hipokrom, mirkositer, anisositosis,
sel target
4. Respon terhadap pemberian terapi besi

17
8. Diagnosis
• Menurut Cook dan Monsen
1. Anemia hipokrom mikrositik
2. Saturasi transferin < 16 %
3. Nilai FEP > 100 ug/dl eritrosit
4. Kadar feritin serum < 12 ug/dl
Untuk kepentingan diagnosis minimal 2 dari 3
kriteria (ST, feritin serum, FEP) harus terpenuhi

18
8. Diagnosis
• Menurut Lanzkowsky
1. Pemeriksaan apus darah tepi hipokrom mikrositer yang
dikonfirmasi dengan kadar MCV, MCH, dan MCHC
menurun. Red cell distribution width (RDW) > 17%
2. FEP meningkat
3. Feritin serum menurun
4. SI menurun, TIBC meningkat, ST < 16%
5. Respon terhadap pemberian preparat besi
a. Retikulositosis mencapai puncak pada hari ke 5-10 setelah
pemberian besi
b. Kadar hemoglobin meningkat rata-rata 0,25-0,4 g/dl/hari
atau PCV meningkat 1% per hari
6. Sumsum tulang
a. Tertudanya maturasi sitoplasma
b. Pada pewarnaan sumsum tulang tidak ditemukan besi atau
besi berkurang
19
8. Diagnosis

• Trial preparat besi


Bila dengan pemberian preparat besi dosis 6
mg/kgBB/hari selama 3-4 minggu terjadi peningkatan
kadar Hb 1-2 g/dl maka dapat dipastikan bahwa yang
bersangkutan menderita ADB.

20
9. Diagnosis Banding

Pemeriksaan Lab ADB Talasemia Anemia peny.


minor kronis
MCV ↓ ↓ N, ↓
SI ↓ N ↓
TIBC ↑ N ↓
ST ↓ N ↓
FEP ↑ N N, ↑
Feritin serum ↓ N ↓

21
10. Tatalaksana
• Pemberian preparat besi
– Peroral
Dosis besi elemental: 4-6 mg/kgBB/hari dibagi dalam 3 dosis
Diberikan di antara waktu makan
Diberikan sampai 2-3 bulan kadar Hb normal
– Parenteral
Diberikan secara intramuskular
Menimbulkan rasa sakit dan mahal.
Dosis besi (mg)= BB (kg) x kadar Hb yg diinginkan (g/dl) x 2,5

• Transfusi
Jarang diperlukan, hanya jika Hb < 4mg/dl menggunakan PRC

Pudjiadi, 2010 dan FK Unair, 2008


22
11. Pencegahan
• Primer
– ASI eksklusif hingga 6 bulan
– MPASI yang difortifikasi sejak usia 6 bulan
– Vitamin C seperti jeruk, apel, paa waktu konsumsi preparat besi
– Menghindari penghambat absorbsi besi: teh, fosfat

• Sekunder
– Skrining Hb Hct antara usia 9-12 bulan, 6 bulan kemudian dan usia 24
bulan
– Suplementasi besi di daerah dengan prevalensi tinggi
Bayi berat lahir normal dimulai sejak usia 6 bulan dianjurkan 1 mg/kg/hari
Bayi 1,5-2,0 kg: 2 mg/kgBB/hari diberikan sejak usia 2 minggu.
Bayi 1,0-1,5 kg: 3 mg/kgBB/hari diberikan sejak usia 2 minggu.
Bayi < 1 kg: 4 mg/kgBB/hari, diberikan sejak usia 2 minggu 21

Pudjiadi, 2010 dan FK Unair, 2008


23
12. Prognosis
Prognosis baik jika segera ditangani dan tanpa
komplikasi

Pudjiadi, 2010 dan FK Unair, 2008


24
TERIMA KASIH
Daftar Pustaka
1. World Health Organization. 2017. Micronutrient deficiencies. Diakses melalui
http://www.who.int/nutrition/topics/ida/en/ [06 Juni 2017].
2. Centers for Disease Control and Prevention. 2015. Anemia or Iron Deficiency. Diakses melalui
https://www.cdc.gov/nchs/fastats/anemia.htm [07 Juni 2017].
3. Ikatan Dokter Anak Indonesia. 2013. Anemia Defisiensi Besi pada Bayi dan Anak. Diakses melalui
http://www.idai.or.id/artikel/seputar-kesehatan-anak/anemia-defisiensi-besi-pada-bayi-dan-anak [14 Juni 2017].
4. Milman N. 2011. Anemia – Still a Major Health Problem in Many Parts of the World!. Ann Hematol, 90: 369-77.
5. World Health Organization. 2011. Haemoglobin Concentrations for the Diagnosis of Anemia and Assessment of
Severity. Diakses melalui http://www.who.int/vmnis/indicators/haemoglobin.pdf [06 Juni 2017].
6. Centers for Disease Control and Prevention. 2008. Health and Nutrition Examination Survey. Diakses melalui
http://www.cdc.gov/nchs/nhanes.htm [07 Juni 2017].
7. World Health Organization. 2001. Iron Deficiency Anemia: Assessment, Prevention, and Control - A Guide for
Program Managers. Diakses melalui
www.who.int/nutrition/publications/micronutrients/anaemia_iron_ deficiency/.../en [06 Juni 2017].
8. Permono, H.B., Sutaryo, Ugrasena, I.D.G., Windiastuti, E., dan Abdulsalam, M. 2012. Buku Ajar Hematologi –
Onkologi anak IDAI. Jakarta: Badan Penerbit IDAI
9. American Academy of Pediatrics. 2010. Clinical Report—Diagnosis and Prevention of Iron Deficiency and Iron-
Deficiency Anemia in Infants and Young Children (0–3 Years of Age). Diakses melalui
http://pediatrics.aappublications.org/content/early/2010/10/05/peds.2010-2576 [06 Juni 2017].
10. Aggett, P. J. 2012. Present Knowledge in Nutrition.10th Ed. Washington DC: Willey-Blackwell; hlm 506-520.
11. Muñoz, M., García-Erce, J.A., Remacha, Á.F. 2011. Disorder of Iron Metabolism. Part 1: Molecular Basis of Iron
Homeostasis. J Clin Pathol, 64: 281-286.
12. Abboud, S. dan Hail,e D.J. 2000. A Novel Iron-Regulated Protein Involved in Intracellular Iron Metabolism. J Biol
Chem. 2000; 275: 19906-12.
13. Andrews, N.C. dan Schmidt, P.J. 2007. Iron Homeostasis. Annu Rev Physiol. 69; 69-85.
14. Andrews, N.C. 2008. Forging a Field: the Golden Age of Iron Biology. Blood, 112; 219-230.
26
Daftar Pustaka
15. Siah C.W., Ombiga. J., Adams, L.A., Trinder. D., Olynyk, J.K. 2006. Normal Iron Metabolism and the Pathophysiology
of Iron Overload Disorders. Clin Biochem Rev, 27: 5-15.
16. Will, A.M. 2006. Disorder of Iron Metabolism: Iron Deficiency, Iron Overload, and Sideroblastic Anemias. Dalam
Pediatric Hematology 3rd Edition. New York: Blackwell.
17. Bakta, I.M. 2006. Hematologi Klinik Ringkas. Jakarta: EGC
18. Ikatan Dokter Anak Indonesia. 2013. Nilai Nutrisi Air Susu Ibu. Diakses melalui
http://www.idai.or.id/artikel/klinik/asi/nilai-nutrisi-air-susu-ibu [14 Juni 2017].
19. Ikatan Dokter Anak Indonesia. 2016. Anemia Kekurangan Zat Besi. Diakses melalui
http://www.idai.or.id/artikel/seputar-kesehatan-anak/anemia-kekurangan-zat-besi [14 Juni 2017].
20. Lanzkowsky, P. 2005. Manual of Pediatric Hematology and Oncology 4th Edition. New York: Elsevier academic Press.
21. Pudjiadi, A.H., Hegar, B., Handyastuti, S., Idris, N.S., Gandaputra, E.P., dan Harmoniati, E.D. 2010. Pedoman
Pelayanan Medis IDAI. Jakarta: Badan penerbit IDAI.
22. Greer, J.P., Foerster, J., Lukens, J.N., Rodgers, G.M., Paraskevas, F., dan Glader, B. 2004. Wintrobe’s Clinical
Hematology 11 th edition. Philadelphia: Lippincot-Williams & Wilkins.
23. Surekha. 2013. Koilonychia. Diakses melalui http://diseasespictures.com/koilonychia/ [14 Juni 2017].
24. Wu, A.C., Lesperance, L., dan Bernstein, H. 2007. Screening for Iron Deficiency. Pediatrics, 23:171-178.
25. Hoffman, R., Benz, E.J., Shatil, S. J., Furie, B., Cohen, H. J., Silberstein, L.E., dan McGlave, P. 2000. Hematology Basic
Principles and Prctices 3rd Edition. New York: Churchill Livingstone.
26. Abdelrahman, E. G., Gasim, I., Musa, I. R., dan Adam, I. 2012. Red Blood Cell Distribution Width and Iron Deficiency
Anemia Among Pregnant Sudanese Women. Diagn pathol, 7 (1): 168.
27. Balakhrishnam, S. B. 2003. Serum Transferrin Receptor in Children with Respiratory Infections. Eur J Clin Nutr, 57:75-
80.
28. Burdick, C. O. 2009. Separating Thalassemia Trait and Iron Deficiency by Simple Inspection. Am J clin Pathol, 131 (3):
444-445
29. Universitas Airlangga. 2008. Pedoman Diagnosis dan Terapi Edisi III. Surabaya.

27
Modifikasi kadar Hb

28
Nilai normal HB

Hematology: Basic Principles and Practice 5th edition (2009) 29


Nili normal Hb Hct

Pediatric reference ranges (1999) 30


Hipo Mikro

31
Normo Normo

32
Makro

33
koilonychia

34
Metabolisme porfirin

35
Suplementasi besi

Suplementasi Besi Anak IDAI , 2011 36


Suplementasi besi

Suplementasi Besi Anak IDAI , 2011 37


Suplementasi besi

Suplementasi Besi Anak IDAI , 2011 38


Fungsi Besi

Buku Ajar Nutrisi Pediatrik dan Penyakit Metabolik IDAI, 2011 39


Kebutuhan Besi

Suplementasi Besi Anak IDAI , 2011 40


Sumber zat besi

Buku Ajar Nutrisi Pediatrik dan Penyakit Metabolik IDAI, 2011 41


Diet

WHO, 2001 42
↑ absorbsi besi

43
↓ absorbsi besi

44
Absorbsi zat besi bayi

Buku Ajar Nutrisi Pediatrik dan Penyakit Metabolik IDAI, 2011 45


Absorbsi zat besi bayi

Buku Ajar Nutrisi Pediatrik dan Penyakit Metabolik IDAI, 2011 46

Anda mungkin juga menyukai