Anda di halaman 1dari 105

KELOMPOK 1

ELECTRIC MACHINERY FUNDAMENTALS


Stephen J. Chapman
(Bab 9 Subbab 9.1-9.8)
Di United State pada awalnya menggunakan sistem DC, akan tetapi pada
tahun 1890an sistem AC mulai berkembang dan mengalahkan sistem DC.
Akan tetapi, motor dc menjadi signifikan untuk pembelian mesin setiap
tahunnya.

Ada banyak alasan untuk mengenai popularitas motor dc, salah satunya
adalah karena motor dc umumnya digunakan untuk mobil, truk dan
pesawat. Aplikasi lain untuk motor dc adalah situasi dimana adanya
variasi kecepatan yang dibutuhkan. Sebelum meluasnya penggunaan
inverter dan rectifier, motor dc sangat baik dalam aplikasi kontrol
kecepatan. Bahkan jika tidak ada sumber listrik dc yang tersedia solid-
state rectifier dan chopper cicuit digunakan untuk membuat listrik dc yang
dibutuhkan, dan motor dc yang digunakan untuk memberian kontrol
kecepatan yang diinginkan
Perhitungan kecepatan motor DC tersebut adalah ukuran kasar dari bentuk
karakteristik kecepatan torsi motor.

Pengaturan kecepatan positif berarti bahwa penurunan kecepatan motor


dengan adanya peningkatan pada beban motor terserbut.

Sedangkan pengaturan kecepatan negatif berarti bahwa kenaikan


kecepatan motor dengan adanya peningkatan pada beban motor tersebut.

Besarnya SR berarti seberapa curam kemiringan kurva kecepatan torsinya.


1. MOTOR DC PENGUAT TERPISAH
2. MOTOR DC PENGUAT SHUNT
3. MOTOR DC MAGNET PERMANEN
4. MOTOR DC PENGUAT SERI
5. MOTOR DC PENGUAT KOMPON
Motor DC ialah suatu mesin listrik yang berfungsi mengubah
energi listrik arus searah (listrik DC) menjadi energi gerak atau
energi mekanik, dimana energi gerak tersebut berupa putaran
rotor. Proses pengkonversian energi listrik menjadi energi mekanik
tersebut berlangsung di dalam medan magnet
1. Bagian Stator
2. Bagian Rotor
Arus Dalam Motor DC
Medan Magnet dalam Motor DC
Gaya Dalam Motor DC
Torsi dalam Motor Listrik
Rangkaian Ekivalen Motor DC
Rangkaian ekivalen motor DC digambarkan sebagai berikut :

V
V

V Eb Ia

(a) (b)

net voltage V  E b
Ia   dimana Ra adalah resistansi jangkar
resis tan ce Ra

Eb  ZNx( P / A) dimana P adalah jumlah kutub dan N adalah


putaran rotor dalam rps.
Persamaan Tegangan motor DC

Tegangan V yang disupply ke jangkar motor berguna untuk :


(i)mengatasi ggl balik Eb
(ii)menimbulkan jatuh tegangan jangkar IaRa
V = Eb + IaRa (1)
Persamaan ini dikenal sebagai persamaan tegangan dari motor.

Dengan mengalikan persaman (1) di atas


dengan Ia, diperoleh :

VI a  Eb I a  I a2 Ra

dimana : VIa = daya yang masuk ke jangkar


EbIa = ekivalen elektrik dari daya mekanik
yang dibangkitkan dalam jangkar
Ia2Ra = rugi-rugi Cu dalam jangkar
IaRa = V/2
Eb = V/2

Dari persamaan matematis di atas terlihat bahwa daya mekanik yang


dibangkitkan oleh motor adalah maksimum jika ggl balik (back emf)
adalah sama dengan setengah dari tegangan terpakai (V).

Dalam kenyataannya, kondisi ini sulit dicapai karena arus jangkar harus
melebihi arus beban normal. Lebih dari itu setengah dari tegangan
terpakai (V/2) harus hilang dalam bentuk panas (mungkin juga dalam
bentuk rugi-rugi mekanik dan magnetik), efisiensi motor akan turun di
bawah 50%.
Kondisi untuk Daya Maksimum
Gross mechanical power (daya mekanik) yang
dibangkikan oleh motor adalah
Pm = V Ia - Ia2Ra
Pendifferensialan kedua sisi persamaan terhadap Ia
dan menyamakannya dengan nol, memperoleh :

dPm/dIa = V – 2 IaRa = 0
IaRa = V/2
Juga, V = Eb + IaRa dan Ia Ra = V/2
Maka, Eb = V/2
Gambar 9-5
(a) Rangkaian ekuivalen penguat terpisah motor dc
(b) Rangkaian ekuivalent penguat shunt motor dc
Penguat terpisah motor dc yaitu motor, dimana medan rangkaian
disuplai dari tegangan konstan power supply yang terpisah.
Penguat shunt motor dc yaitu motor, dimana medan rangkaiannya
diperoleh dari daya langsung yang melalui terminal armature
dari motor.

• Hukum Kirchoff Tegangan (KVL)

EA = Tegangan Armatur
IA = Arus Armature
RA = Hambatan Armatur
• Parameter Penguat Shunt Pada Motor DC
Parameter Penguat Shunt Pada Motor DC merupakan
perbandingan antara torsi keluaran dengan kecepatan.
Gambar 9-5
(a) Torsi-kecepatan karakteristik dari penguat shunt dan penguat terpisah
motor DC menambahkan kumaparan untuk menghilangkan reaksi armatur
(b) Torsi-kecepatan karakteristik motor dengan reaksi armatur
Tegangan yang disuplai dari daya sumber, diasumsikan konstan.
Jika tidak konstan maka akan berdampak pada kurva torsi-
kecepatan.

Efek internal lain dari motor timbul ketika kurva torsi-tegangan


dengan reaksi armatur. Jika motor mempunyai reaksi armatur dan
beban bertambah, pengurangan flux akan menghilangkan flux.
Gambar 9.7 Penguat Shunt Motor

Dari gambar 9-7, dampak dari pengurangan flux yaitu


bertambahnya kecepatan motor, pada beban tertentu dapat
berputar tanpa reaksi armature.
Fluks (Φ) dan Tegangan Armatur (EA ) dari sebuah mesin DC merupakan
fungsi non linear dari gaya magnetomotiv nya sehingga jika ada perubahan
pada gaya tersebut maka akan ada perubahan yang tidak linear pada
tegangan armaturnya tesebut.
Gaya magnetomotiv itu sendiri dipengaruhi oleh reaksi armatur dan arus
medan. Dimana kenaikan beban akan membuat fluksnya menurun. Berikut
rumus untuk mendapatkan gaya magnetomotiv akhirnya.

Besarnya EA dapat dilihat pada kurva magnetisasi motor dengan


kecepatan tertentu. Kecepatan sesungguhnya bisa didapat dengan rumus
berikut.

dimana EA0 = tegangan referensi


n0 = kecepatan referensi
n = kecepatan sesungguhnya
EA = Tegangan Armatur
Contoh kurva magnetisasi motor dc 25 V saat
kecepatannya 1200 r/min
Pengaturan Kecepatan pada Motor DC Penguat Shunt

Untuk pengaturan kecepatan untuk motor DC penguat shunt


terdapat 3 metode, tetapi hanya 2 yang sering digunakan yaitu :
1. Mengatur Resistansi medannya RF dan termasuk fluksi nya
2. Mengatur Tegangan Armaturnya

Dan 1 metode yang jarang digunakan adalah


3. Menambahkan resistor secara seri terhadap armaturnya
• Untuk memahami apa yang terjadi ketika hambatan medan
motor dc diubah, asumsikan bahwa resistor medan meningkat.
Jika resistansi medan meningkat, kemudian arus medan
menurun (𝐼𝑓 = 𝑉𝑡 /𝑅𝑓 ), 𝑑𝑎𝑛 fluks menurun. Penurunan fluks
diakibatkan penurunan secara tiba-tiba pada tegangan
generated internal 𝐸𝑎 (= 𝐾∅𝜔) disebabkan besarnya
peningkatan arus armature pada mesin, dengan :

𝑉𝑡 − 𝐸𝑎
𝐼𝑎 =
𝑅𝑎
𝑉𝑡
• Peningkatan 𝑅𝑓 menyebabkan 𝐼𝑓 = menurun.
𝑅𝑓

• Penurunan 𝐼𝑓 menyebabkan penurunan fluks.


• Penurunan fluks lebih rendah 𝐸𝑎 = 𝐾∅𝐼𝑎 /𝑅𝑎 .
• Peningkatan 𝐼𝑎 meningkatkan 𝜏𝑖𝑛𝑑 (𝐾∅𝐼𝑎 ) dengan
berubahnya 𝐼𝑎 dominan pada perubahan fluks.
• Peningkatan 𝜏𝑖𝑛𝑑 membuat 𝜏𝑖𝑛𝑑 > 𝜏𝑙𝑜𝑎𝑑 dan kecepatan 𝜔
meningkat.
• Peningkatan to meningkatkan 𝐸𝑎 = 𝐾∅𝜔 .
a) pada penggunaan normal :

𝜔𝑚
𝑅𝑓2 𝑅𝑓2 > 𝑅𝑓1

𝑅𝑓1

𝜏𝑖𝑛𝑑
𝜏𝐹𝐿
𝜔𝑚

𝑅𝑓2 > 𝑅𝑓1


𝑅𝑓2

𝑅𝑓1

𝜏𝑖𝑛𝑑
𝜏𝐹𝐿
Efek peningkatan resistansi medan pada karakteristik
keluaran motor dc shunt. Ingat bahwa fluks pada mesin
menurun, pada kecepatan tanpa beban motor meningkat.
Sedangkan padapada kurva kecepatan torsi menjadi
stepper
Ketika pada keadaan kecepatan sangat rendah
peningkatan pada resistansi medan akan langsung
mengurangi kecepatan motor. Efek ini terjadi karena, pada
kecepatan sangat rendah peningkatan arus armatur
menyebabkan penurunan 𝐸𝐴 tidak cukup besar to
mengkompensasi penurunan fluks pada persamaan torsi
induksi. Dengan penurunan fluks secara otomatis lebih besar
dari peningkatkan arus armature, tegangan induksi menurun
dan kecepatan motor menurun.
Pada motor dc kecil yang digunakan untuk tujuan
mengontrol, pada pengoperasian pada kecepatan yang
dekat dengan kondisi stall peningkatan resistansi medan
tidak berefek apa-apa, atau mungkin mengurangi
kecepatan motor. Ketika hasil tidak dapat diprediksi,
kontrol kecepatan resistansi medan tidak bisa digunakan
pada tipe motor dc. Bahkan metode tegangan armature
kontrol kecepatan harus digunakan
• Metode kedua untuk mengontrol kecepatan motor
• Mengubah tegangan armatue pada motor tanpa mengubah
tegangan pada medan
• Semakin rendah tegangan, kecepatan motor semakin
berkurang
• Semakin besar tegangan, maka kecepatan motor akan lebih
cepat
• Dapat mengatur kecepatan motor di bawah kecepatan normal
namun tidak dapat mengatur kecepatan motor di atas
kecepatan normal
• Metode ini jarang digunakan:
• Mengurangi kecepatan motor saat digunakan dalam keadaan berbeban
• Menimbulkan losses yang besar
• Metode ini hanya digunakan pada situasi tertentu, misal: saat
motor digunakan terus menerus pada kecepatan penuh
Pengontrolan resistansi medan Pengontrolan tegangan armature

Dapat mengontrol kecepatan di atas Dapat mengontrol kecepatan di bawah


kecepatan normal kecepatan normal

Besar Ø berubah-ubah Besar Ø tetap

Besar Ʈ tergantung kecepatan motor Besar Ʈ tetap

Daya maksimum tetap Daya maksimum sesuai denagn kecepatan


motor
Hasil dari rangkaian terbuka bisa sangat spektakuler.
Ketika terdapat sebuah kesalahan kecil misalnya pada
percobaan dengan menggunakan motor genset kecil yang
didorong oleh 3-hp shunt motor dc.
Motor terhubung dan siap dijalankan, namun terdapat
kesalahan kecil ketika rangkaian terhubung dengan sebuah
sekering 0,3 A bukan sekering 3 A yang memang seharusnya
digunakan.
Ketika motor dioperasikan, motor bekerja secara normal
selama 3 detik, dan tiba tiba terdapat kilatan dari sekering
dan tiba tiba kecepatan motor meroket.
Kemudian sirkuit pemutus utama dimatikan dalam beberapa
detik, namun pada saat itu tachometer pada motor telah dipatok
dengan kecepatan 4000 r/min.
Namun motor itu hanya bernilai 800 r/min.

Pada starting motor dc dan perlindungan sirkuit, field loss


relay biasanya disertakan untuk memutuskan motor dari saluran.
• Efek yang sama dapat terjadi pada shunt motor dc yang biasa
beroperasi dengan bidang cahaya jika efek reaksi angker mereka
cukup parah.
• Jika reaksi angker di motor parah, peningkatan beban dapat
melemahkan fluks yang cukup untuk benar – benar menyebabkan
kecepatan motor meningkat.
• Namun sebagian besar beban memiliki kurva kecepatan torsi yang
meningkat, jadi meningkatnya kecepatan motor itu menjadi beban,
peningkatan itu adalah reaksi angker, maka itu dapat menyebabkan
melemahnya fluks kembali.
• Melemahnya fluks itu terjadi karena peningkatan kecepatan,
peningkatan beban, dll., sampai motor melebihi kecepatannya. Kondisi
ini dikenal dengan sebutan runaway.
Pada pengoperasian motor dengan perubahan beban yang
sangat parah dan duty cycle, masalah kelemahan fluks ini dapat
diselesaikan dengan menerapkan kompensasi gulungan.
Sayangnya, kompensasi gulungan ini sangat mahal untuk
digunakan pada kecepatan motor yang biasa.
Solusi dari masalah ini adalah memberi satu atau dua
campuran komulatif pada kutub motor.
Dengan meningkatnya beban, kekuatan magnetomotive dari
peninhkatan perubahan rangkaian, yang dapat melawan
kekuatan demagnetizing megnetomotive dari reaksi angker.
Suatu peralatan shunt motor dengan beberapa perubahan
rangkaian seperti ini disebut stabilized shunt motor.
• Kurva magnetisasi menggambarkan hubungan antara kerapatan fluks B
dan kuat medan H. Maksudnya adalah seberapa jauh pengaruh
kerapatan fluks B terhadap kenaikan kuat medan H. Perharikan gambar
di bawah ini.
• Pada grafik terlihat bahwa untuk besi lunak 1, B naik dengan cepat diikuti
kenaikan H sampai H mencapai nilai 2000 At/m dan B mencapai 0,2 T. Pada
titik ini terjadi saturasi (kejenuhan), sehingga kenaikan H tidak banyak
berpengaruh terhadap kenaikan B, bahkan hampir tidak ada kenaikan B. Untuk
besi lunak 2, diperlukan H yang lebih tinggi untuk mencapai saturasi, yaitu pada
H 500 At/m dan B mencapai 0,3 T. Didapatkan kurva yang sama untuk benda-
benda magnetik lainnya dengan nilai saturasi yang berrbeda. Udara bukan
benda magnetik, memiliki profil BH yang sangat rendah.
• Permeabilitas µ dari benda-benda magnetik adalah perbandingan antara B
dengan H, dinyatakan dengan rumus:

dengan
µ = permeabilitas bahan (Tm/At)
B = kerapatan fluks per medter persegi (Tesla)
H = kuat medan magnet dalam satuan ampere-turns per meter (At/m)

• Dari persamaan di atas dapat dituliskan satuan internasional untuk µ, yaitu


Tm/At. Rata-rata nilai µ pada grafik di atas didapat pada titik awal
terjadinya saturasi. Untuk besi lunak 1, didapat µ = 0,2/2000 = 1 x 10-4
Tm/At. Untuk besi lunak 2, didapat µ = 0,3/5000 = 6 x 10-5 Tm/At.
Tegangan yang dibangkitkan di dalam jangkar suatu generator arus searah,
Ea, dinyatakan dengan persamaan :
Ea = k

Dengan demikian Ea berbanding lurus dengan fluks dan kecepatan putar rotor.
Lalu bagaimana hubungan antara tegangan dalam Ea dengan arus medan?

Arus medan If yang mengalir di dalam belitan medan akan menghasilkan gaya
gerak magnet GGM berdasarkan suatu persamaan :
F = NfIf
• GGM F ini akan membangkitkan suatu fluks magnetik  yang besarnya
tergantung dari sifat kemagnetan bahan yang dipergunakan sebagai kutub
medan dari generator. Sifat kemagnetan bahan ini dinyatakan dengan
kurva magnetisasinya seperti gambar di bawah ini.
• Karena Ea berbanding lurus dengan , biasanya kurva magnetisasi juga
digambarkan sebagai plot Ea terhadap If

• Kurva magnetisasi yang menghubungkan tegangan dalam Ea dengan arus


medan If
• Karena EA berbanding lurus dengan fluks magnet , kurva
magnetisasi berbentuk mirip dengan kurva fluks terhadap arus
IF. Dari hubungan yang sudah ditunjukkan dapat dituliskan rasio
• Motor DC magnet Permanen adalah motor DC yang magnetnya
bersifat permanen.
• PMDC Motor memiliki beberapa kelebihan dibandingkan
dengan motor dc shunt dalam beberapa aplikasi
MOTOR DC MAGNET PERMANEN
Gambar (a) menunjukkan kurva
magnetisasi untuk bahan
ferromagnetik. Jika pada motor dc
shunt kurva inilah yang digunakan
untuk menganalisa rugi histerysisi
yang terjadi. Ketika gaya
magnetomotive yang yang kuat dari
luar diterapkan pada material ini
dan kemudian dihilangkan, fluks
akan tetap berada di material. Untuk
menghilangkan fluks, maka
diperlukan intensitas medan magnet
yang polaritasnya berbalikan
dengan polaritas intensitas magnet
Gambar (a) : dari fluks yang masih ada pada
Kurva Magnetisasi Dari Bahan material.
Ferromagnetik Yang Khas
(Hysterisis Loop)
MOTOR DC MAGNET PERMANEN

Di sisi lain, bahan yang baik


untuk kutub motor motor dc
magnet permanen harus
memiliki kepadatan fluks dan
intensitas medan magnet yang
besar. Kurva magnetisasi
bahan seperti itu ditunjukkan
pada Gambar (b).

Gambar (b) :
Kurva Magnetisasi Dari Bahan Yang Baik
Untuk Digunakan Sebagai Bahan Magnet
Permanen Untuk Motor Dc Magnet
Permanen
• kekurangan:
(a) magnet permanen tidak dapat menghasilkan kerapatan fluks setinggi
medan shunt eksternal yang disediakan sehingga motor PMDC akan memiliki
torsi induksi lebih rendah per ampere arus armature dari motor shunt dengan
ukuran yang sama

(b) PMDC motor memiliki resiko demagnetisasi karena A.R. Efek yang
mengurangi fluks bersih secara keseluruhan, juga jika IA menjadi sangat besar
ada risiko bahwa mmf yang demagnetize kutub, secara permanen mengurangi
& reorientasi sisa fluks

(c) A PMDC Motor dasarnya adalah mesin yang sama sebagai motor shunt dc,
tetapi fluks motor PMDC adalah tetap. Oleh karena itu, tidak mungkin untuk
mengontrol kecepatan motor PMDC dengan memvariasikan arus medan atau
fluks. Satu-satunya metode pengendalian kecepatan yang tersedia untuk motor
PMDC adalah kontrol tegangan dinamo dan kontrol tahan angker
• Keuntungan:

Karena motor ini tidak memerlukan rangkaian medan eksternal,


mereka tidak memiliki kerugian tembaga pada sirkuit. Karena
tidak ada lilitan medan yang diperlukan, Motor DC magnet
permanen memiliki ukuran lebih kecil dari shunt dc motor
• Sebuah motor seri dc motor dc yang bidang gulungan yang
relatif sedikit berubah, dihubungkan secara seri dengan sirkuit
armature. Rangkaian setara dengan motor seri dc ditunjukkan
pada Gambar 9-20. Dalam motor seri, arus armature,
lapangan saat ini, dan baris saat ini semua sama.

• Persamaan tegangan hukum Kirchhoff untuk motor ini adalah


• Torsi induksi di motor Seri DC
Karakteristik terminal motor seri dc sangat berbeda dari
motor shunt dipelajari sebelumnya. Perilaku dasar motor seri dc
adalah karena fakta bahwa fluks berbanding lurus dengan arus
armature, setidaknya sampai saturasi tercapai. Sebagai beban
pada motor bertambah, fluks yang meningkat juga. Seperti yang
terlihat sebelumnya, peningkatan fluks di motor menyebabkan
penurunan kecepatan. Ulang sult adalah bahwa motor seri
memiliki karakteristik torsi-kecepatan tajam melorot.
Torsi induksi pada mesin ini diberikan oleh Persamaan (8-49):
Fluks dalam mesin ini berbanding lurus dengan dinamo saat ini (setidaknya
sampai jenuh logam) .Oleh karena itu, fluks dalam mesin dapat diberikan oleh :

di mana c adalah konstanta proporsionalitas. Torsi induksi pada mesin ini


sehingga diberikan oleh

Dengan kata lain, torsi di motor sebanding dengan kuadrat angker saat ini.
Sebagai hasil dari hubungan ini, mudah untuk melihat bahwa motor seri
memberikan torsi lebih per ampere daripada motor DC lainnya. Oleh karena
itu digunakan dalam aplikasi yang memerlukan torsi yang sangat tinggi.
Contoh aplikasi tersebut adalah motor starter mobil, motor lift, dan motor
traktor di lokomotif.
• Karakteristik Terminal Motor Seri DC
Untuk menentukan karakteristik terminal motor seri dc,
analisis akan didasarkan pada asumsi kurva magnetisasi linear,
dan kemudian efek kejenuhan akan dipertimbangkan dalam
analisis grafis. Asumsi kurva magnetisasi linear menyiratkan
bahwa fluks di motor akan diberikan oleh Persamaan (9-19):
Persamaan ini akan digunakan untuk memperoleh kurva
karakteristik torsi-kecepatan untuk motor seri.
Derivasi dari karakteristik torsi-kecepatan motor seri
dimulai dengan Hukum tegangan Kirchhoff:

Dari Persamaan (9-20), arus armature dapat dinyatakan


sebagai
Juga, EA = K ~ w. Bisa disubtitusikan dalam Persamaan
(9- 18) hasil:

Jika fluks dapat dihilangkan dari persamaan ini, secara


langsung akan berhubungan dengan torsi motor untuk kecepatan.
Untuk menghilangkan fluks dari persamaan, perhatikan bahwa
Dan persamaan torsi induksi dapat ditulis kembali sebagai
berikut :

Oleh karena itu, fluks di motor dapat ditulis kembali


sebagai berikut:
Subtitusikan Persamaan (9-22) ke persamaan (9-21)
sehingga didapat kecepatan
Salah satu kelemahan dari motor seri ketika torsi pada
motor ini pergi ke nol, kecepatan berjalan hingga tak terbatas.
Dalam prakteknya, torsi tidak pernah bisa sepenuhnya ke nol
karena mekanik, inti, dan kerugian liar yang harus diatasi.
Namun, jika tidak ada beban lain terhubung ke motor, dapat
berubah cukup cepat sehingga merusak dirinya sendiri. Jika hal
itu terjadi pada motor adalah untuk menjadi diturunkan saat
menjalankan, hasilnya bisa serius.
Karakteristik torsi-kecepatan motor seri dc.

• Contoh 9-5. Gambar 9--20 menunjukkan 250-V seri dc motor dengan


kompensasi gulungan, dan total resistansi seri RA + Rs 0,08 0. Bidang seri terdiri
dari 25 putaran tiap tiang, dengan kurva magnetisasi ditunjukkan pada Gambar
9-22.

• (a) Tentukan kecepatan dan torsi induksi motor ini ketika yang angker saat ini
adalah 50A.
• (b) Hitung dan plot karakteristik torsi-kecepatan untuk motor ini.
(a) Untuk menganalisis perilaku motor seri dengan saturasi, memilih titik sepanjang
kurva operasi dan menemukan torsi dan kecepatan untuk setiap titik. Perhatikan
bahwa kurva magnetisasi diberikan dalam satuan kekuatan magnetomotive
(ampere-turns) dibandingkan EA untuk kecepatan 1200 r / min, nilai EA jadi
dihitung harus dibandingkan dengan nilai yang setara pada 1200 r / min untuk
menentukan kecepatan motor aktual .

Untuk IA = 50A,
EA = VT - IA (RA + Rs) = 250 V - (50A) (0,08 0) = 246 V

Karena IA = Ip = 50 A, gaya magnetomotive adalah

£ = NI = (25 putaran) (50 A) = 1250 A • bergantian

Dari kurva magnetization di £ = 1250 A • berubah, EAO = 80 V.


Untuk menemukan torsi induksi diberikan oleh motor dengan kecepatan itu
ingat bahwa . Sehubungan Dengan Itu,
(B)Untuk menghitung karakteristik kecepatan torsi lengkap, kita harus
mengulangi langkah-langkah dalam bagi banyak nilai-nilai arus dinamo.
Sebuah MATLAB M-file yang menghitung karakteristik kecepatan torsi seri
de motor ditunjukkan di bawah ini. Perhatikan bahwa kurva magnetisasi
yang digunakan oleh program ini bekerja dalam hal medan gaya
magnetomotive bukan yang efektif arus medan.

• % M-file: series_ts_curve.rn
• % M-file yang membuat plot kurva kecepatan torsi motor seri dc dengan
reaksi armature pada Contoh 9-5.
• % Dapatkan kurva magnetisasi. File ini berisi
• % Tiga variabel mrnf_values, ea_values, dan n_O. beban fig9_22.mat
Kurva magnetisasi dari motor pada Contoh 9-5. Kurva ini diambil pada kecepatan nm = 1200 r /
min.
Speed Control Seri DC Motors
Berbeda dengan motor shunt dc, hanya ada satu cara yang
efisien untuk mengubah kecepatan motor seri dc. Metode tersebut
adalah untuk mengubah tegangan terminal motor. Jika tegangan
terminal meningkat, menghasilkan kecepatan yang lebih tinggi untuk
setiap torsi yang diberikan.
Kecepatan dari seri motor juga dapat dikontrol dengan
menyisipkan resistor seri ke sirkuit motor, tetapi teknik ini sangat
boros listrik dan hanya digunakan untuk periode intermiten selama
start-up dari beberapa motor.
Sampai 40 tahun terakhir atau lebih, tidak ada cara mudah
untuk mengubah Vr. jadi satu-satunya metode kontrol kecepatan
tersedia adalah metode resistansi seri boros. Itu semua berubah hari
ini dengan pengenalan sirkuit kontrol solid state. Teknik mendapatkan
variabel tegangan terminal dibahas dalam Bab 3 dan akan
dipertimbangkan lebih lanjut kemudian dalam bab ini.
Karakteristik kecepatan torsi motor seri dc pada Contoh 9-5.
Klasifikasi Motor Listrik
Motor DC Kompon/Gabungan
Motor Kompon DC merupakan gabungan motor
seri dan shunt. Pada motor kompon, kumparan
medan (medan shunt) dihubungkan secara paralel
dan seri dengan kumparan jangkar (A) seperti
yang ditunjukkan dalam gambar berikut, sehingga,
motor kompon memiliki torque penyalaan awal
yang bagus dan kecepatan yang stabil.

Makin tinggi persentase penggabungan (yakni


persentase kumparan medan yang dihubungkan
secara seri), makin tinggi pula torque penyalaan
awal yang dapat ditangani oleh motor ini.
• Motor kompon
digunakan ketika
diperlukan
kecepatan yang
cenderung konstan
dengan beban tak
beraturan, misalnya
mesin cetak, mesin
potong dan mesin
torak.
Kompon Panjang
Kompon Pendek
• Untuk membalik arah putaran motor arus searah, dapat
dilakukan dengan dua cara yaitu :

• 1. Membalik arah arus angkernya, sedangkan katup magnet tetap


• 2. Membalik katup magnetnya, sedangkan arah arus angkernya tetap
• Jika kedua-duanya dibalik (katup magnet dan arah arus
angker), maka putaran motor akan tetap (tidak dapat
membalik).

• Cara yang lazim dipakai atau dilakukan dalam membalik


putaran motor arus searah ialah dengan cara membalik arah
arus angkernya sedangkan membalik arah arus pada penguat
magnetnya jarang dilakukan.
Es
Eb  Es  n  k  n  Es

Eb
NK

Ward – Leonard speed control system

Steel mills, high-rise elevators, mines & paper ,mills


Es 1 1
Eb  Es  n  k  n   n 
  Ix

Sering digunakan pada motor yang berputar di atas rating kecepatannya.


Contoh :

a) Berapakah medan shunt saat ini di mesin jika tidak ada


beban ?
b) Jika Comulative Compounded Motor DC, menemukan
kecepatan ketika saya IA = 200 A.
c) Jika Diferensial Compounded Motor DC, menemukan
kecepatan ketika saya IA = 200 A.
solusi :
a) Jika tanpa beban, arus armature saat ini adalah nol ,
sehingga voltage dihasilkan internal Motor harus sama
dengan Vr , yang berarti bahwa hal itu harus 250 V. Dari
kurva magnetisasi, arus medan dari 5 A akan
menghasilkan vollage EA , dari 250 V pada 1200r / min .
Oleh karena itu, arus pada medan shunt harus 5 A.
b) Ketika sekarang arus armature dari 200 A mengalir di
motor, mesin internal dihasilkan voltage adalah
Arus efektif medan dari cumulative Compounded Motor DC
adalah

Dari kurva magnetiz, EA0 = 262 V dalam kecepatan n0 = 1200


r/min. Oleh karena itu Kecepatan motor akan menjadi

c) Jika Diferensial Compounded Motor DC, Arus Efektif medan


adalah
Dari kurva magnetiz, EA0 = 236 V dalam kecepatan n0 =
1200 r/min. Oleh karena itu Kecepatan motor akan menjadi

Perhatikan bahwa kecepatan motor secara Cumulative Compounded


Motor DC menurun dengan beban, sementara kecepatan Diferensial
Compounded Motor DC meningkat dengan beban
1. Untuk melindungi peralatan/motor tersebut dari hubung
singkat
2. Untuk melindungi peralatan/motor tersebut dari kelebihan
beban yang berkepanjangan
3. Untuk melindungi peralatan/motor tersebut dari arus starting
(arus pada saat awal menyalakan motor) yang berlebih
4. Untuk mengatur dan menjaga kecepatan motor saat awal
dan saat beroperasi
• Pada starting Motor DC, motor DC harus terlindung dari
kerusakan secara fisis.

Yaitu dimana saat kondisi starting, motornya masih tidak


berputar sehingga EA = 0 dan nilai tahanan yang ada di
dalam motor tersebut nilainya sangat rendah.
Contoh perhitungan arus saat starting motor DC ;

Sebuah motor dengan tenaga 50hp dan tegangan 250v dengan


tegangan armature RA = 0,06  dan arus maksimal kurang dari
200 A, namun arus pada startingnya sebesar :
Dari perhitungan tadi terdapat selisih jauh antara arus
yang seharusnya digunakan dengan arus saat starting
motor.

Solusinya untuk mengatasi masalah ini adalah dengan


menambahkan resistor tambahan yang dipasang
secara seri dengan armature untuk membatasi arus
yang menuju EA.
Motor DC yang sudah lama biasanya menggunakan
resistor awal yang bersifat kontinyu dan dikontrol oleh
orang yang menggerakkan suatu tuas pegangan.
• (a) sakelar (b) normally open dan normally closed (c)
kumparan relay dan kontak (d) time delay relay dan
kontak (e) overload kontak dan kontak normally
closed
• Rangkaian motor DC menggunakan time delay relay untuk
memutuskan hubungan dengan starting resistor
• Rangkaian motor DC menggunakan counter-voltage relay untuk
memutuskan hubungan dengan starting resistor
• Dengan menggunakan rangkaian ini maka tidak perlu lagi
menggunakan tuas yang dikontrol oleh orang untuk memutus
hubungan dengan starting resistor. Yang mana arusnya akan
berkurang dari tahap satu ke tahap selanjutnya. Berikut nilai
perubahan arusnya mulai dari arus saat starting ;

Dapat dilihat dari tabel grafik diatas, pada step ke-3 (3A)
arus sudah turun 50% dari arus awal dan akan turun sampai
menyesuaikan kebutuhan pada motor DC itu sendiri
SEKIAN
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai