P1repro Kevin T
P1repro Kevin T
Kevin Tumbel
405130216
LO 1
Kehamilan
merupakan hasil
pertemuan sel telur
dan sperma yang
terjadi pada Masa
Subur.
Untuk menjelaskan
Masa Subur, perlu
dijelaskan mengenai
Siklus Menstruasi
pada perempuan.
Pada hari ke-6, 7
dan 8 (siklus
menstruasi)
perempuan
mengalami masa
kering selama + 3
hari untuk memulai
proses
pembangunan
(proliferasi) dinding
rahim.
Setelah Masa Kering, fase selanjutnya
adalah dimulainya proses pembangunan
(proliferasi) dinding rahim dan
pembentukan lendir rahim untuk
menciptakan suasana yang mendukung
terjadinya proses pembuahan.
Periode berikutnya adalah masuk ke periode pelepasan
sel telur oleh indung telur.
Proses Pelepasan Sel Telur yang telah matang oleh Indung
Telur disebut Ovulasi.
Sel Telur yang dilepaskan indung telur kemudian
ditangkap oleh Fimbrae.
Sel Telur yang dilepaskan
indung telur dan ditangkap
Fimbrae selanjutnya bergerak
menuju Tuba Falopi untuk
menunggu dibuahi.
Pada saat yang sama, atas
pengaruh hormon estrogen
dan progesteron, terbentuk
lendir rahim dan penebalan
dinding rahim yang maksimal,
yaitu suasana yang mendukung
terjadinya pembuahan.
Penebalan dinding rahim dan
pembuluh darah yang
berkelok-kelok disebut fase
Sel Telur yang berada di
Tuba Falopi siap dibuahi.
Periode ini disebut
Puncak Masa Subur,
yaitu saat Sel Telur paling
matang untuk dibuahi.
Masa hidup sel telur
hanya berkisar 1 x 24
jam.
Puncak Masa Subur
biasanya terjadi pada 14
hari sebelum menstruasi.
Pada gambar dapat
dilihat sperma yang
Kehamilan:
Bertemunya Sel Telur & Sperma pada Masa Subur
•Bila sperma masuk pada Puncak Masa Subur, maka besar
kemungkinan untuk terjadi pembuahan.
•Pada gambar terlihat salah satu sperma berhasil menembus sel
telur.
•Proses ini disebut sebagai proses pembuahan (Konsepsi).
•Tempat terjadinya pembuahan sebagaimana terlihat dalam
gambar merupakan tempat yang seharusnya terjadi.
•Jika pembuahan terjadi di Fimbrae, maka kemungkinan besar
akan terjadi kehamilan di luar kandungan.
Selanjutnya pada
bulan ke 6 - 7,
Janin dapat
bergerak bebas
karena dia berada
dalam cairan
ketuban.
Bulan 8
Selanjutnya pada
bulan ke 8, Organ
tubuh janin
semakin
berkembang,
meskipun belum
sempurna.
Pada bulan ini
janin mungkin
bisa lahir karena
alasan tertentu,
yang disebut
dengan kelahiran
Bulan 9
Selanjutnya pada
bulan 9 merupakan
usia kehamilan
seorang ibu, di
mana kondisi bayi
sudah cukup
sempurna dan
posisi kepala bayi
sudah berada pada
dasar panggul (jalan
lahir) dan siap untuk
dilahirkan.
Proses ini berhenti
setelah bayi
dilahirkan.
Proses Kelahiran
Proses ini dimulai dengan
terbukanya Leher Rahim
secara bertahap sampai
dengan pembukaan
lengkap (+10 cm).
Selanjutnya dengan adanya
kontraksi dinding rahim
dan pecahnya ketuban,
bayi terdorong keluar
secara bertahap, yang
normalnya dimulai dari
kepala sampai seluruh
bagian tubuh.
Plasenta (ari-ari) lepas dan
keluar + 6-15 menit setelah
Lama Kehamilan
Lama hamil = 280 hari (= 40 minggu)
266 hari dari ovulasi
Taksiran Persalinan = NAEGELE
(siklus 28 hari)
• Pembesaran uterus:
ANC
Antenatal Care
Kunjungan Pertama
– Memberikan informasi seperti :
• Kegiatan fisik dapat dilakukan dalam batas
normal
• Kebersihan khususnya daerah genitalia karena
selama kehamilan sekret vagina meningkat
• Pemilihan makanan yg bergizi dan tinggi serat
• Pemakaian berbagai macam obat harus
dikonsultasikan dulu dengan dokter
• Wanita perokok dan peminum alkohol harus
menghentikan kebiasaannya
• Suami perlu diberi pengertian tentang keadaan
istrinya yg sedang hamil
Antenatal Care
Anamnesis
– Pada wanita dg haid terlambat dan diduga hamil,
ditanyakan hari pertama haid terakhir (HPHT).
– Bila ibu lupa HPHT, tanyakan hal lain tentang gerakan
janin.
– Tanyakan riwayat kehamilan, persalinan dan nifas
sebelumnya serta berat bayi yg pernah dilahirkan.
– Tanyakan pula riwayat penyakit yg pernah diderita,
riwayat menstruasi, kesehatan, keluarga, sosial,
kontrasepsi dan faktor resiko yg mungkin ada.
Antenatal Care
Pemeriksaan Umum
– Pada ibu hamil yg datang pertama kali lakukan
penilaian keadaan umum, status gizi dan tanda
vital.
Pemeriksaan Obstetri
– Pemeriksaan Luar
– Pemeriksaan Dalam
Antenatal Care
Pemeriksaan Luar
– Cara umum yg digunakan adalah cara Leopold yg
dibagi dalam 4 tahap.
• Leopold I : untuk menentukan tinggi fundus
uteri sehingga usia kehamilan dapat
diketahui.
• Leopold II : menentukan batas samping uterus
dan posisi punggung pada bayi letak
memanjang.
• Leopold III : menentukan bagian janin yg
berada dibawah.
• Leopold IV : untuk meraba balotemen kepala.
Antenatal Care
Pemeriksaan Dalam
– Lakukan pemeriksaan VT dengan memasukkan
telunjuk dan jari tengah.
– Periksa adanya tumor atau pembesaran
kelenjar di liang vagina.
– Perhatikan letak, bentuk, dan ukuran uterus
serta periksa konsistensi, arah, panjang porsio,
dan pembukaan serviks.
Antenatal Care
Pemeriksaan Laboratorium
– Kunjungan pertama diperiksa kadar
hemoglobin darah, hematokrit, dan hitung
leukosit.
– Dari urin diperiksa ß-hCG, protein, dan glukosa.
– Bila perlu lakukan pemeriksaan gol. Darah,
faktor rhesus, BJ urin.
Antenatal Care
Kunjungan Selanjutnya
– Jadwal kunjungan pada kehamilan 0-28 minggu
dilakukan tiap 4 minggu.
– Kehamilan 28-36 minggu setiap 2 minggu.
– Kehamilan > 36 minggu setiap minggu sampai
bayi lahir.
– Setiap kunjungan dilakukan pengukuran berat
badan ibu, tekanan darah, tinggi fundus uteri,
pem. Leopold dan dengar DJJ. Hasil
dibandingkan dg pemeriksaan sebelumnya.
NUTRISI PADA KEHAMILAN
Tabel 15-1. Rekomendasi penambahan berat badan selama
kehamilan berdasarkan indeks masa tubuh
Dikutip dari
Cunningham
Tabel 15-2. penambahan berat badan selama
kehamilan
Jaringan dan 10 minggu 20 minggu 30 minggu 40 minggu
Cairan
Janin 5 300 1500 3400
Plasenta 20 170 430 650
Cairan amnion 30 350 750 800
Uterus 140 320 600 970
Mammae 45 180 360 405
Darah 100 600 1300 1450
Cairan 0 30 80 1480
ekatraselular
Lemak 310 2050 3480 3345
total 650 4000 8500 12500
Dikutip dari
Cunningham
KEBUTUHAN NUTRISI PADA PEREMPUAN TIDAK HAMIL, HAMIL,
DAN MENYUSUI
Nutrisi Perempuan tidak hamil Hamil Menyusui
Makronutrisi
Kalori (Kcal) 2200 2500 2600
Protein (g) 55 60 65
Mikronutrisi
Vitamin larut dalam
lemak 800 800 1300
A (µg RE) 10 10 12
D (µg) 8 10 12
E (mg TE) 55 65 65
K (µg)
Vitamin larut dalam air 60 70 95
C (mg) 180 400 270
Folat (µg) 15 17 20
Niasin (mg) 1,3 1,6 1,8
Riboflavin (mg) 1,2 1,5 1,6
Tiamin (mg) 1,6 2,2 2,1
Piridoksin B6 (mg) 2,0 2,2 2,6
Kobalamin (µg)
Nutrisi Perempuan Hamil Menyusui
tidak hamil
Mineral
Kalsium (mg) 1200 1200 1200
Fosforus (mg) 1200 1200 1200
Iodin (µg) 150 175 200
Iron (mg Fe 15 30 15
Iron) 280 320 355
Magnesium 12 15 19
(mg)
Zinc (mg)
Dikutip dari
Cunningham
Zat Gizi % Zat Gizi %
Kalori 14% Folate 122%
Protein 68% Vitamin B12 10%
Vitamin D 100% Kalsium 50%
Vitamin E 25% Fosfor 50%
Vitamin K 8% Magnesium 14%
Vitamin C 17% Besi 100%
Thiamin 36% Seng 25%
Riboflavin 23% Yodium 17%
Niacin 13% Selenium 18%
Vitamin B6 27%
Kalori
• Jumlah kalori ibu hamil per hari 2500 kal
• Jumlah kalori yang berlebih dapat menyebabkan
obesitas dan merupakan faktor predisposisi
terjadinya preeklampsia
• Jumlah penambahan BB sebaiknya tidak melebihi
10-12 kg selama hamil
Protein
• Jumlah protein ibu hamil per hari: 85 gram
• Dapat diperoleh dari tumbuh-tumbuhan (kacang-
kacangan) dan hewani (ikan, ayam, keju, susu,
telur)
• Defisiensi protein menyebabkan kelahiran
prematur, anemia dan edema
Kalsium
• Kebutuhan kalsium ibu hamil per hari: 1,5 gram
• Kalsium berguna untuk pengembangan otot dan
rangka janin
• Sumber kalsium: susu, keju, yoghurt, kalsium
karbonat
• Defisiensi kalsium menyebabkan riketsia pada
bayi atau osteomalasia pada ibu
Zat Besi
• Untuk menjaga konsentrasi Hb yang normal,
diperlukan asupan zat besi bagi ibu hamil dengan
jumlah 30 mg/hari terutama setelah trim II
• Zat besi yang diberikan berupa: ferrous gluconate,
ferrous fumarate, ferrous sulphate
• Defisiensi zat besi menyebabkan anemia def besi
Asam Folat
• Jumlah asam folat yang dibutuhkan ibu hamil per
hari: 400 μg
• Defisiensi asam folat menyebabkan anemia
megaloblastik pada ibu hamil
FARMAKO
PADA KEHAMILAN
Tabel 5-3. obat terbukti kuat menimbulkan efek
teratogenik
No. Obat Efek Teratogenik
1 Aminopterin, metotreksat Malformasi sistem saraf pusat dan anggota
gerak
2 Angiotensin-Cinverting- Gagal ginjal berkepanjangan pada bayi,
Enzyme (ACE) inhibitor penurunan osifikasi tempurung kepala,
disgenesis tubulus renalis
3 Obat – obat antikolenergik Ileus mekonium neonatus
4 Obat – obat antitiroid Gondok pada janin dan bayi hipotiroidismus, dan
(propiiltiourasil dan aplasia kutis (metimazol)
metimazol)
5 Karbamazepin Defek neural tube
6 Siklosfofamid Malformasi sistem saraf pusat
7 Danazol dan obat androgenik Maskulinisasi pada janin perempuan
lainnya
8 Dietilstilbestrol Ca vagina dan defek sistem urogenital pada janin
9 Obat hipoglikemik Hipoglikemia neonatal
11 Misoprostol Moebius sekuens
12 Anti inflamasi non Konstriksi duktus arteriosus, enterokolitis
steroid (NSAIDs) nekrotikans
13 Parametadion Defek wajah dan sistem saraf pusat
14 Fenitoin SSP
15 Obat – obat psikoaktif Gangguan pertumbuhan dan defisit SSP neonatal
(Barbiturat, opioid, Withdrawal syndrom jika obat diminum pd akhir
dan benzodiazepine) periode kehamilan
16 Retinoid sistemik Defek SSP, kardovaskular, dan kraniovasial
(isotretinoin dan
atretinat)
17 Tetrasiklin Anomali pada gigi dan tulang
18 Talidomid Fokomelia dan defek organ internal
19 Trimetadion Defek pada wajah dan SSP
20 Asam valproat Defek neural tube
(valproic acid)
21 Warfarin Defek skeletal dan SSP, Dandy – Walker sindrom
Kerentanan Janin Terhadap Obat
• Tiap individu memiliki afinitas yg berbeda-beda
dlm merespons obat
• Plasenta sangat berperan dlm penyaluran obat ke
dlm janin
• Kelainan plasenta ataupun penyakit pd ibu
misalnya penyakit virus, infeks kuman,
preeklampsia, gagal ginjal, atau penyakit jantung
sangat berpengaruh terhadap penyaluran obat
ke janin, oksigenasi janin, bahkan detoksikasi
obat tidak baik
• Kondisi genetik atau kromosom sangat
Tabel 5-4. kategori obat berdasarkan periode kehamilan dan
kemampuan menembus plasenta (US FDA)
Obat Kategori obat Menembu Penggunaan selama
(trimester) s plasenta kehamilan
I II III
Asetaminofe B B B Ya Obat pilihan untuk nyeri
n
Aspirin D D D Ya Tidak direkomendasikan
kecuali atas indkasi spesifik (*)
Ibuprofen B B D Ya Digunakan secara hati2 dan
dihindari pd trimester III (#)
Ketoprofen B B D Ya Digunakan secara hati2 dan
dihindari pd trimester III (#)
Naproksen B B D Ya Digunakan secara hati2 dan
dihindari pd trimester III (#)
Keterangan :
(*) : berkaitan dengan peningkatan kematian perinatal, perdarahan neonatus,
penurunan berat badan lahir, perpanjangan masa kehamilan dan persalinan, dan
kemungkinan teratogenik
(#) : berkaitan dengan kejadian oligohidramnion, penutupan duktus arteriosus secara
Waktu Paparan Obat pada Periode Embrio/Janin dan Efek
Teratogeniknya
Tabel 5-6. Obat yang kemungkinan memberi efek pada janin jika
diberikan pada 3 bulan pertama kehamilan
g. Gastrointestinal
1) Ikterus semakin berat
2) Terdapat timbunan aseton yang makin tinggi
dengan bau yang makin tajam
h. Ginjal
1) Oliguria semakin parah dan menjadi anuria
Gejala Hiperemesis Gravidarum
Mulai : trimester pertama
• Nausea, muntah
• BB turun
• Ptialism (saliva berlebihan)
• Dehidrasi
• Hipotensi postural
• Takikardi
• Lab : hiponatremi, hipokalemi, ht meningkat
• Hipertiroid, LFT yg abN
Resiko Hiperemesis Gravidarum
Maternal
• Def B1 : diplopia, palsi nervus ke-6, nistagmus,
ataksia, kejang
• Jk tdk ditangani psikosis Korsakoff (amnesia, tdk
bs akivitas) atau kematian
Fetal
• BB turun yg kronis ggn pertumbuhan janin
Diagnosis Hiperemesis Gravidarum
• Amenore (+muntah hebat)
• Nadi >100x/men, TD turun, subfebril, apatis-koma
• Dehidrasi, pucat, ikterus, sianosis, BB turun
• USG kondisi kesehatan kehamilan
• Lab kenaikan relatif Hb dan hematokrit, shift to
the left, benda keton, proteinuria
• Hiperemesis berat konsul ke psikolog
Manajemen Hiperemesis Gravidarum
• Rawat di RS, stop makanan per oral 24-48 jam
• Infus Glukosa 10% atau 5% : RL = 2 : 1, 40
tetes/men
• Vitamin : B1, B2, B6
• B12, vitamin C
• Fenobarbital IM atau klorpromazin atau kalau
perlu diazepam
• Antiemetik : prometazin atau proklorperazin atau
mediamer
• Antasida : asidrin atau milanta atau magnam
• Diet ahli gizi
• Hiperemesis I & III roti kering dan buah-buahan.
Cairan tdk bersama makanan, 1-2 jam sesudahnya.
Hanya beberapa hari, makanan rendah zat gizi kec vit C
• Hiperemesis II jk rasa mual dan muntah berkurang.
Makanan rendah gizi kec vit A dan D
• Hiperemesis III utk hiperemesis ringan, minuman
boleh diberikan bersama makanan. Cukup gizi, kec
kalsium
• Dextrose tdk diberikan tdk mengandung sodium yg
cukup utk mengoreksi hiponatremi
• Suplemen potassium scr IV
• Suplemen tiamin oral dilarutkan di NaCl
• Urin output monitor! cek ketonuria
Antiemesis :
• Dopamin antagonis (metokloperamid,
domperidon)
• Fenotiazin (klorpromazin, proklorperazin)
• Antikolinergik (disiklomin)
• Antihistamin H-1reseptor antagonis (prometazin,
siklizin)
• Jk tdk ada respon -> antagonis 5-Hidrokstriptamin
(5-HT3) (ondansetron, sisaprid)
Pencegahan
Prinsip pencegahan adalah mengobati emesis agar tidak
terjadi hiperemesis gravidarum dengan cara:
1. Memberikan penerangan tentang kehamilan dan persalinan
sebagai suatu proses yang fisiologik
2. Memberikan keyakinan bahwa mual dan kadang – kadang
muntah merupakan gejala yang fisiologik pada kehamilan
muda dan akan hilang setelah kehamilan 4 bulan
3. Menganjurkan mengubah makan sehari – hari dengan
makanan dalam jumlah kecil tapi sering
4. Menganjurkan pada waktu bangun pagi jangan segera
turun dari tempat tidur, erlebih dahulu makan roti kering
atau biskuit dengan dengan teh hangat
5. makanan yang berminyak dan berbau lemak
sebaiknya dihindarkan
6. Makanan seyogyanya disajikan dalam keadaan panas
atau sangat dingin
7. Defekasi teratur
8. Menghindari kekurangan karbohidrat merupakan
faktor penting, dianjurkan makanan yang banyak
mengandung gula
LO4
PERSALINAN NORMAL
Persalinan dan kelahiran normal
Persalinan dan kelahiran normal adalah proses
pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup
bulan(37-42 minggu), lahir spontan dengan presentasi
belakan kepala yang berlangsung dalam 18 jam, tanpa
komplikasi baik pada ibu maupun pada janin.
FISIOLOGI
↑ estrogen
Memicu
↓
persalinan ↑ reseptor oksitosin di miometrium
↓
↑ Ketanggapan uterus thd oksitosin dlm darah
+ ↓ +
↑ Kontrasi uterus
↓
Kemajuan
persalinan Mendorong janin menekan serviks (mel refleks
neuroendokrin)
↓
↑ Sekresi oksitosin ↑ pembentukan PG
PERSALINAN PALSU : ( Braxton Hicks
Contraction )
• Interval tidak teratur
• Intensitas relatif tetap
• Rasa tidak nyaman dirasakan pada bagian
bawah perut
• Tidak terjadi dilatasi servik
• Dapat diatasi dengan pemberian medikasi
PERSALINAN SESUNGGUHNYA ( TRUE
LABOR )
• Interval teratur dan cenderung semakin sering
• Intensitas semakin bertambah
• Disertai rasa nyeri di punggung dam perut
bagian bawah
• Tidak dapat diatasi dengan medikasi
PROSES PERSALINAN
Persalinan dibagi menjadi 4 kala:
Kala 1: dimulai dari saat persalinan mulai sampai
pembukaan lengkap (10 cm). Proses ini dibagi dalam
2 fase: fase laten (8jam) servix membuka sampai
3cm dan fase aktif (7jam) servix membuka dari 3-
10cm. Kontraksi lebih kuat dan sering selama fase
aktif.
Kala 2: dimulai dari pembukaan lenkap (10cm)
sampai bayi lahir. Proses ini biasanya berlangsung 2
jam pada primi dan 1 jam pada multi.
• Kala 3: dimulai segera setelah bayi lahir
sampai plasenta, yang berlangsung tidak lebih
dari 30 menit.
• Kala 4: dimulai dari saat lahirnya plasenta
sampai 2 jam pertama post partum.
Mekanisme Persalinan Normal
• Kala I ( Kala Pembukaan )
– Ditandai dengan keluar darah dan lendir dari
kanalis servikalis
– Ketuban akan pecah setelah pembukaan hampir
atau lengkap
– Pada primigravida kala I 13 jam
– Pada multigravida kala I 7 jam
Mekanisme Persalinan Normal
• Kala II ( Kala Pengeluaran )
– Pada primigravida berlangsung 1,5 jam
– Pada multigravida berlangsung 30 menit
PENGKAJIAN AWAL
• Lihat : tanda2 perdarahan, mekoneum atau
bagian organ yang lahir, tanda bekas operasi
sesar terdahulu, warna kulit ibu kuning atau
kepucatan.
• Tanya : kapan tanggal perkiraan kelahiran dan
menentukan ibu sudah waktunya melahirkan
atau belum
• Periksa : tanda2 penting utk hipertensi dan DDJ
utk bradikardi
MANAJEMEN PERSALINAN NORMAL
KALA 1
Kemajuan Persalinan Kondisi Ibu Kondisi Janin
•Riwayat persalinan: •Mengkaji kartu asuhan •Gerakan janin, denyut
permulaan his, selaput antenatal: riwayat janin, letak & besar janin,
ketuban, darah lendir, kehamilan, kebidanan, tunggal/kembar, selaput
perdarahan, masalah medik, sosial. ketuban pecah periksa
kehamilan terdahulu, •Pemeriksaan umum: warna, kepekatan, jumlah
terakhir makan-minum, tanda2 vital, berat badan, cairan ketuban
lama tidur. edema, kondisi puting •Posisi janin: penurunan
•Pemeriksaan abdomen: susu, kandung kemih, bagian terendah,
tinggi fundus, tanda bekas pemberian makan-minum. molding/molase
operasi, frekuensi, lama •Pemeriksaan lab: warna,
dan kekuatan his, kejernihan air ketuban,
penurunan kepala bau, protein urin dan Hb.
•Pemeriksaan vagina: •Pemeriksaan psiko-sosial:
pembukaan, penipisan perubahan perilaku,
serviks, ketuban, anggota tingkat energi, kebutuhan
tubuh janin yg sudah akan dukungan.
tampak.
MANAJEMEN PERSALINAN NORMAL
KALA 1
PEMANTAUAN
Kemajuan Persalinan Kondisi Ibu Kondisi Janin
•Kontrol His setiap ½ jam •Kontrol tensi setiap 4 jam •kontrol DJJ setiap ½ jam
pada fase aktif pada fase aktif
•Kontrol pembukaan,
penipisan serviks,
penurunan bagian
terendah, molding, molase
setiap 4 jam
•Kontrol penurunan kepala
setiap 2 jam pada fase
aktif.
MANAJEMEN PERSALINAN NORMAL
KALA 1
PENANGANAN
• Memberi dukugan
• Mengatur aktifitas dan posisi ibu
• Membimbing ibu utk rileks sewaktu ada his
• Menjaga privasi ibu
• Menjelaskan kemajuan persalinannya
• Menjaga kebersihan diri
• Mengatasi rasa panas
• Masase
• Pemberian cukup minum
• Mempertahankan kandung kemih tetap kosong
• Sentuhan
MANAJEMEN PERSALINAN NORMAL KALA 2
PEMANTAUAN
Kemajuan Persalinan Kondisi Ibu Kondisi Janin
•Usaha mengedan •Kontrol nadi n tensi setiap •kontrol DJJ setiap 15
•Kontrol his setiap 10 30 menit menit atau lebih sering
menit dilakukan dengan makin
dekatnya kelahiran
•Penurunan presentasi dan
perubahan posisi
•Warna cairan tertentu
MANAJEMEN PERSALINAN NORMAL KALA 2
PENANGANAN
• Memberikan dukungan, menjaga kebersihan
• Mengatur posisi ibu
• Menjaga kandung kemih tetap kosong
• Memberikan cukup minum
• Memimpin mengedan
• Bernapas selama persalinan
• Pemantauan DJJ
• Melahirkan bayi:
– Menolong kelahiran kepala
– Periksa tali pusat
– Melahirkan bahu dan anggota seluruhnya
• Mengeringkan dan menghangatkan bayi
• Merangsang bayi
MANAJEMEN PERSALINAN NORMAL
KALA 3
PENGKAJIAN AWAL
• Palpasi uterus untuk menentukan apakah ada bayi yang
kedua
• Menilai apakah bayi baru lahir dalam keadaan stabil
atau tidak
DIAGNOSIS
• Kehamilan dengan janin normal tunggal persalinan
spontan melalui vagina pada bayi tunggal, cukup bulan.
• Bayi normal tidak ada tanda kesulitan pernapasan,
apgar > 7 pada menit ke 5, tanda2 vital stabil, berat
badan ≥ 2.5kg
MANAJEMEN PERSALINAN NORMAL
KALA 3
MANAJEMEN AKTIF
• Jepit dan gunting tali pusat sedini mungkin
• Memberikan oksitosin
• Melakukan penanganan tali pusat terkendali
(PTT)
• Masase fundus
PELEPASAN FISIOLOGI
• Bertambah panjang
• Pancaran darah
• Bentuk uterus menjadi lebih bulat
MANAJEMEN PERSALINAN NORMAL
KALA 3
EVALUASI
• Jika menggunakan manajemen aktif dan plasenta belum lahir dalam
waktu 30 menit:
– Periksa kandung kemih dan lakukan kateterisasi jika kandung kemih
penuh
– Periksa adanya tanda-tanda pelepasan plasenta
– Berikan oksitosin 10 U IM dosis kedua, dalam jarak waktu 15 menit
dari pemberian pertama
– Siapkan rujukan jika tidak ada tanda-tanda pelepasan plasenta
• Jika manajemen aktif tidak dilakukan:
– Periksa tanda-tanda pelepasan fisiologi dan melakukan PTT utk
melahirkan plasenta n selaput ketuban
– Melakukan masase uterus hingga uterus mengeras
– Memberikan oksitosin 10 U IM setelah plasenta lahir
MANAJEMEN PERSALINAN NORMAL
KALA 3
MENGHENTIKAN PTT
• Jika uterus bergerak ke bawah saat menarik
tali pusat plasenta belum terlepas n terjadi
inversio uteri
• Jika ibu menyatakan nyeri dan atau uterus
atonia bahaya perdarahan
Perasat Lepasnya Uri
Kustner meletakkan tangan disertai tekanan pada/ di atas
simfisis & tali pusat ditegangkan :
• Tali pusat masuk belum lepas
• Tali pusat maju/ diam sudah lepas
Klein sewaktu his rahim didorong sedikit :
• Tali pusat kembali belum lepas
• Diam / turun sudah lepas
Strassman tali pusat di tegangkan & ketok pada fundus
uteri :
• Tali pusat bergetar belum lepas
• Tak bergetar sudah lepas
PERSALINAN KALA 4
Observasi Pascapersalinan
• Sampai dengan 1 jam postpartum, dilakukan observasi.
• 7 pokok penting yang harus diperhatikan:
1. Kontraksi uterus harus baik.
2. Tidak ada perdarahan pervaginam atau dari alat genital
lain.
3. Plasenta dan selaput ketuban harus sudah lahir lengkap.
4. Kandung kemih harus kosong.
5. Luka-luka di perineum harus dirawat dan tidak ada
hematoma.
6. Resume keadaan umum bayi.
7. Resume keadaan umum ibu.
MANAJEMEN PERSALINAN NORMAL
KALA 4
PEMANTAUAN
• Memeriksa fundus setiap 15 menit pada jam pertama
setelah kelahiran, 30 menit pada jam kedua setelah
persalinan, masase fundus utk menimbulkan kontraksi
• Memeriksa kelengkapan plasenta
• Memeriksa kelengkapan selaput ketuban
• Memeriksa perineum
• Memeriksa pengeluaran darah
• Lokhia tidak lebih dari menstruasi
• Mengosongkan kandung kemih
• Kondisi ibu
• Kondisi bayi
MANAJEMEN PERSALINAN NORMAL
KALA 4
DIAGNOSIS
• Involusi normal:
– Tonus uterus tetap berkontraksi
– Posisi fundus uterus di umbilikus/di bawah umbilikus
– Perdarahan tidak > 500 cc
– Cairan tidak berbau
PENANGANAN
• mengikat tali pusat
• Pemeriksaan fundus dan masase
• Memberi nutrisi dan hidrasi
• Membersihkan ibu
• Mengistirahatkan ibu
• Meningkatkan hubungan ibu dan bayi
• Memulai menyusui
• Mengajari ibu dan anggota keluarga
Partograf
• Partograf adalah alat pencatatan persalinan, untuk menilai
keadaan ibu, janin dan seluruh proses persalinan.
• Partograf merupakan lembaran form dengan berbagai grafik dan
kode yang menggambarkan berbagai parameter untuk menilai
kemajuan persalinan
• Gambaran partograf dinyatakan dengan garis tiap parameter
(vertikal) terhadap garis perjalanan waktu (horisontal).
Data dalam Partograf
• Informasi tentang ibu dan riwayat
kehamilan/persalinan
• Kondisi janin
• Kemajuan persalinan
• Jam dan waktu
• Kontraksi uterus
• Obat-obatan dan cairan yang diberikan
• Kondisi ibu
• Asuhan, tatalaksana dan keputusan klinik
Catatan kondisi ibu
NIFAS
MASA NIFAS (PUERPERIUM)
• Masa nifas dimulai sejak 1 jam setelah lahirnya
plasenta sampai dgn 6 minggu (42 hari) setelah itu.
• Bentuk Uterus
– Menyerupai suatu buah advokat gepeng (panjang 15 cm,
lebar 12 cm, tebal 10 cm)
– Dinding uterus ± 5 cm
• Bagian bekas implantasi plasenta luka berupa
penonjolan yang kasar (Φ ± 7,5 cm) :
– 2 minggu postpartum Φ = 3,5 cm
– 6 minggu postpartum Φ = 2,4 mm
• Berat Uterus
– N ± 30 g ; aterm ± 1000 g
– 1 minggu postpartum ± 500 g
– 2 minggu postpartum ± 300 g
– 6 minggu postpartum 40 – 60 g
• Endometrium
– Trombosis, degenerasi, & nekrosis di tempat implantasi plasenta
– Hari ke-1 postpartum permukaan kasar
– Hari ke-3 postpartum permukaan mulai rata
– Regenerasi endometrium 2 – 3 minggu
• Postpartum
– Estrogen – progesteron ↓
– Prolaktin ↑ kelenjar-kelenjar mamma berisis air susu
– Oksitosin ↑ kontraksi mioepitelium kelenjar susu
air susu keluar
Pengeluaran Lokhia
• Sekret yang berasal dari kavum uteri dan vagina dalam masa nifas
• Laktasi
– 8 Jam sesudah persalinan si ibu disuruh mencoba menyusui
bayinya untuk merangsang timbulnya laktasi
– KI menyusui :
• menderita thypus abdominalis, tuberkulosis aktif,
thyrotoxicosis, DM berat, psikosi atau puting susu tertarik
ke dalam, leprae.
• kelainan pada bayinya : bayi sumbing (labiognato
palatoschizis)
Elemen kunci pelayanan kesehatan
pascapersalinan
6 – 12 jam 3 – 6 hari 6 minggu 6 bulan
Kompresi dada
Pemberian
Kadang-kadang
obat2an
diperlukan
LO9
MASALAH PAYUDARA
Kelainan pada mamma
• Pembendungan air susu (zogstuwing)
– Bayi blm myusu dg baik/duct lactiferus
menyempit pembendungan mamma panas,
keras, nyri, suhu badan normal
– Menyokong mamma dg bra+analgesik
– Sblm bayi menyusu pijat ringan
– Stilbestrol I mg 3dd1 2-3 hari
• Mastitis
– Inf dan rdg pada primipara
– Luka pada putting/peredaran darah Staf.aureus
– Panas dingin, suhu>>, lesu, tdk nfsu makan
– Mamma mbesar, nyeri, kulit mrh, bengkak abses
– Bdk tpt:
• M-abses d bawah areola mamma
• M-tengah mamma abses d tpt tsb
• M-jar d bwh dorsal dari kel abses antara mamma dan otot di
bawahnya
– Pencegahan
• Bersihkan putting susu dg sabun sblm dan ssdh menyusui
• Bila ada luka bayi jangan menyusu d bg luka
– Pengobatan
• Pemberian susu dari mamma yg sakit distop
• Antibiotik penisilin dosis tinggi (kultur ASI)
• Abses sayatankluarkan nanah+drainase
• Galaktokele
– Sumbatan sal oleh ASI yg membeku tkump tumor kistik
– Tekanan ketat pd mamma tumor hilang
• Kelainan putting susu
– Mencekung bayi sulit menyusu ASI dkeluarkan mll pijatan/pompa
– Luka pada putting~~ mastitis
• Kelainan dalam keluarnya ASI
– Agalaktia
– Poligalaktia
– Galaktorea
– Hipotal-hipofis galaktorea+amenorea_atrofi uterus Chiari
Fromme sydrome
• Penghentian laktasi
– Oestradiol valereat 10 mg i.m atau DES 90 mg PO dbagi dlm 1 mggu