Anda di halaman 1dari 198

Pemicu 1 Repro

Kevin Tumbel
405130216
LO 1

PERUBAHAN ANATOMI, HISTOLOGI,


FISIOLOGI KEHAMILAN
KEHAMILAN
Proses permulaan kehamilan
• Kehamilan terjadi ketika hubungan seksual dilakukan
pada saat wanita dalam masa ovulasi atau masa
subur ( keadaan dimana ovarium melepaskan sel
telur), dan sperma dari pria membuahi sel telur dari
wanita (konsepsi= fertilisasi)
• Telur yang telah dibuahi akan menempel pada
dinding rahim (nidasi)
• Untuk menyuplai darah dan zat-zat makanan di
perlukan plasenta
• Jadi setiap kehamilan harus ada ovum, sperma,
proses konsepsi, proses nidasi dan plasenta
ovum
Menurut umur wanita,jumlah oogonium adl ;
– BBL : 750.000
– 6-15 tahun : 439.000
– 16-25 tahun : 159.000
– 26-35 tahun : 59.000
– 35-45 tahun : 34.000
– Menopause : semua hilang
Konsepsi
NIDASI
• Hari ke 4  std. Blastula  blastokista:
– luar  trofoblas  plasenta
– Dalam  massa inner cell  janin
• Trofoblas berhubungan dengan:
– Keberhasilan nidasi  trofoblas (kemampuan
invasif) & endometrium (pengontrol invasif)
seimbang
– Produksi hormon kehamilan (hCG)
– Proteksi imunitas janin
– Peningkatan aliran darah maternal  plasenta
– Kelahiran bayi
NIDASI
• Sitotrofoblas berdiferensiasi:
– Sinsisiotrofoblas  membentuk hormon hCG
– Trofoblas jangkar ekstra villi  menempel pd
endometrium
– Trofoblas yg invasif
• Saat nidasi berhasil  berkembang pada
endometrium
• Pada embrio terdapat lapisan pemisah untuk
proteksi janin dari serangan imunologik maternal
Kehamilan :
Bertemunya Sel Telur & Sperma pada Masa Subur

Kehamilan
merupakan hasil
pertemuan sel telur
dan sperma yang
terjadi pada Masa
Subur.
Untuk menjelaskan
Masa Subur, perlu
dijelaskan mengenai
Siklus Menstruasi
pada perempuan.
Pada hari ke-6, 7
dan 8 (siklus
menstruasi)
perempuan
mengalami masa
kering selama + 3
hari untuk memulai
proses
pembangunan
(proliferasi) dinding
rahim.
Setelah Masa Kering, fase selanjutnya
adalah dimulainya proses pembangunan
(proliferasi) dinding rahim dan
pembentukan lendir rahim untuk
menciptakan suasana yang mendukung
terjadinya proses pembuahan.
Periode berikutnya adalah masuk ke periode pelepasan
sel telur oleh indung telur.
Proses Pelepasan Sel Telur yang telah matang oleh Indung
Telur disebut Ovulasi.
Sel Telur yang dilepaskan indung telur kemudian
ditangkap oleh Fimbrae.
Sel Telur yang dilepaskan
indung telur dan ditangkap
Fimbrae selanjutnya bergerak
menuju Tuba Falopi untuk
menunggu dibuahi.
Pada saat yang sama, atas
pengaruh hormon estrogen
dan progesteron, terbentuk
lendir rahim dan penebalan
dinding rahim yang maksimal,
yaitu suasana yang mendukung
terjadinya pembuahan.
Penebalan dinding rahim dan
pembuluh darah yang
berkelok-kelok disebut fase
Sel Telur yang berada di
Tuba Falopi siap dibuahi.
Periode ini disebut
Puncak Masa Subur,
yaitu saat Sel Telur paling
matang untuk dibuahi.
Masa hidup sel telur
hanya berkisar 1 x 24
jam.
Puncak Masa Subur
biasanya terjadi pada 14
hari sebelum menstruasi.
Pada gambar dapat
dilihat sperma yang
Kehamilan:
Bertemunya Sel Telur & Sperma pada Masa Subur
•Bila sperma masuk pada Puncak Masa Subur, maka besar
kemungkinan untuk terjadi pembuahan.
•Pada gambar terlihat salah satu sperma berhasil menembus sel
telur.
•Proses ini disebut sebagai proses pembuahan (Konsepsi).
•Tempat terjadinya pembuahan sebagaimana terlihat dalam
gambar merupakan tempat yang seharusnya terjadi.
•Jika pembuahan terjadi di Fimbrae, maka kemungkinan besar
akan terjadi kehamilan di luar kandungan.

Telur yang sudah dibuahi


•Sel telur yang ditembus sperma di Tuba Falopi disebut terbuahi.
•Dari jutaan sperma yang keluar waktu ejakulasi, hanya satu yang
berhasil menembus dinding sel telur yang sudah masak dan
menyatukan dua inti sel.
•Inti sperma melebur pada inti telur, menyatukan unsur genetik
Hasil konsepsi dari
pertemuan sel telur dan
sperma bergerak atas
bantuan rambut halus
yang ada di Tuba Falopi
menuju rongga rahim,
biasanya terjadi mulai dari
hari ke-3 sampai hari ke-7.
Sambil bergerak terjadi
pembelahan diri (menjadi
dua dan masing-masing
belahannya akan
membelah lagi, dan
seterusnya), membentuk
Selanjutnya
terlihat proses
terbenamnya
hasil konsepsi
pada dinding
rahim.
Bulan 1 - 3

Hasil konsepsi yang


melekat pada dinding
rahim disebut Fetus.
Pada fase ini terjadi
proses pembentukan
organ tubuh sehingga
sangat memerlukan
perhatian dalam hal
asupan gizi dan sangat
dipengaruhi oleh obat-
obatan.
Bulan 4 - 5
Selanjutnya pada bulan
ke 4 - 5, fungsi jantung
sudah dapat terdeteksi.
Organ tubuh semakin
berkembang dan
placenta mulai
terbentuk pada bulan
ke-4, bayi akan
mendapatkan makanan
melalui placenta yang
menempel langsung ke
dinding rahim ibu.
Bulan 6 - 7

Selanjutnya pada
bulan ke 6 - 7,
Janin dapat
bergerak bebas
karena dia berada
dalam cairan
ketuban.
Bulan 8
Selanjutnya pada
bulan ke 8, Organ
tubuh janin
semakin
berkembang,
meskipun belum
sempurna.
Pada bulan ini
janin mungkin
bisa lahir karena
alasan tertentu,
yang disebut
dengan kelahiran
Bulan 9
Selanjutnya pada
bulan 9 merupakan
usia kehamilan
seorang ibu, di
mana kondisi bayi
sudah cukup
sempurna dan
posisi kepala bayi
sudah berada pada
dasar panggul (jalan
lahir) dan siap untuk
dilahirkan.
Proses ini berhenti
setelah bayi
dilahirkan.
Proses Kelahiran
Proses ini dimulai dengan
terbukanya Leher Rahim
secara bertahap sampai
dengan pembukaan
lengkap (+10 cm).
Selanjutnya dengan adanya
kontraksi dinding rahim
dan pecahnya ketuban,
bayi terdorong keluar
secara bertahap, yang
normalnya dimulai dari
kepala sampai seluruh
bagian tubuh.
Plasenta (ari-ari) lepas dan
keluar + 6-15 menit setelah
Lama Kehamilan
Lama hamil = 280 hari (= 40 minggu)
266 hari dari ovulasi
Taksiran Persalinan = NAEGELE
(siklus 28 hari)

Haid terakhir : Hari +7


Bulan -3
Tahun +1
Abortus : < 500 gr
< 22 minggu

Partus Imaturus : 500 - 1000 gr


22 - 28 minggu
Partus Prematurus : 1000 - 2500 gr
28 - 37 minggu

Partus Maturus (Aterm): > 2500 gr


37 - 42 minggu
Partus Serotinus (Postterm): > 42
minggu
Berdasarkan tua kehamilan :
• Trimester / triwulan I : 0 – 12 minggu
• Trimester / triwulan II : 13 – 28 minggu
• Trimester / triwulan III : 29 – 40 minggu

Janin dapat hidup (viable)  trimester III


Pembentukan Plasenta
• Terbentuk dari jar.desidua (ibu) & korion (janin)
• Pd hari ke-12, embrio sudah tertanam sepenuhnya di desidua
dan jar. trofoblas telah mencapai ketebalan 2 lapis => korion
• Krn sekresi enzim, korion membentuk rongga2 => dinding
kapiler di desidua erosi => rongga terisi genangan darah ibu yg
tidak membeku krn adanya antikoagulan dari korion
• Jar.korion membentuk tonjolan spt jari di genangan darah &
memasukkan kapiler ke dalamnya => vilus plasenta yg
dikelilingi selapis membran tipis sebagai sawar pertukaran
antara ibu dan janin
• S.sirkulasi janin melalui korda umbilikalis => penghubung
janin dan plasenta
Hormon Plasenta
Hormon Fungsi
Human chorionic -Mempertahankan korpus luteum
gonadotropin -Merangsang sekresi testosteron oleh testis pada janin
(HcG)
Estrogen -Merangsang pertumbuhan miometrium
-Meningkatkan kekuatan uterus untuk persalinan
-Membantu mempersiapkan kel. Mammae untuk laktasi
Progestron -Menekan kontraksi uterus
-Mendorong pembentukan mukus serviks
-Membantu mempersiapkan kel. Mammae untuk laktasi
Human chorionic -Membantu mempersiapkan kel. Mammae untuk laktasi
somato- - ↓ penggunaan glukosa ibu => aliran glukosa janin↑
mammotropin
Relaksin - melunakkan serviks sbg persiapan dilatasi saat
(persiapan persalinan
persalinan) - Melemaskan jar.ikat antara tulang2 panggul
Selaput Amnion
• Selaput amnion merupakan jaringan avaskuler yang
juga meliputi tali pusat
• Bagian dalam berhubungan dengan cairan,
merupakan jar. Sel kuboid yg berasal dr ektoderm,
berfungsi mentransfer cairan metabolik
• Bagian luar adalah jar.mesenkim yg berasal dr
mesoderm, berfungsi menghasilkan zat antibakteri &
kolagen => selaput lentur dan kuat
• Selaput amnion yg meliputi permukaan plasenta
akan mendapatkan difusi dari pembuluh darah
korion di permukaan
Cairan Amnion
• Merupakan pelindung dan bantalan untuk proteksi dan
menunjang pertumbuhan yang telah dibentuk sejak awal
kehamilan
• Kadar cairan amnion tdk berbeda dari serum ibunya =>
merupakan difusi dari ibu
• Vol cairan pd kehamilan aterm rata2 : 800ml, pH 7,2 dan
berat jenis 1,008
• Fungsi :
– menghambat bakteri karena mengandung fosfat dan
seng
– Deteksi dini kelainan kromosom & DNA
Ex : polihidramnion (>2L) => trisomi 18, diabetes
oligohidramnion => kelainan ginjal janin, trisomi
21/13, hipoksia janin
– Test AFP janin => deteksi sindrom down
Embriogenesis
PERUBAHAN
ANATOMI & FAAL
PADA KEHAMILAN
Perubahan Anatomi & Fisiologi pada
Perempuan Hamil
• Perubahan sudah terjadi segera setelah fertilisasi dan
terus berlanjut selama kehamilan.
• Kebanyakan perubahan ini merupakan respons
terhadap janin.
• Semua perubahan ini akan kembali ke keadaan
sebelum hamil setelah proses persalinan dan
menyusui selesai.
Uterus
• Beradaptasi untuk menerima dan melindungi hasil
konsepsi (janin, plasenta, amnion) sampai persalinan.

• Pembesaran uterus:

– Pada perempuan tidak hamil  berat: 70 gr dan


kapasitas 10 ml atau kurang

– Pada perempuan hamil  volume total pada akhir


kehamilan: 5 l – 20 l dan berat: 1100 gr
• Pembesaran uterus meliputi:
– Peregangan dan penebalan sel-sel otot
– Produksi miosit yang baru terbatas
– Akumulasi jaringan ikat dan elastik terutama pada
lapisan otot luar
– Daerah korpus pada bulan-bulan pertama akan
menebal, seiring bertambahnya usia kehamilan akan
menipis  desakan dari hasil konsepsi
– Posisi plasenta mempengaruhi penebalan sel-sel otot
uterus  tanda Piscaseck
• Daerah fundus dan korpus akan membulat dan menjadi sferis pada
usia 12 minggu.
• Isthmus uteri pada minggu pertama mengadakan hipertrofi 
isthmus jadi lebih panjang dan lunak
• Pada akhir kehamilan 12 minggu, uterus akan menyentuh
dinding abdominal, mendorong usus ke samping dan ke atas,
terus tumbuh hingga menyentuh hati.

• Trimester pertama  kontraksi tidak teratur dan tidak nyeri

• Trimester kedua  kontraksi Braxton Hicks (muncul tiba-tiba


& sporadik, intensitas bervariasi antara 5-25 mmHg)

• Bulan terakhir kehamilan ( 1-2 minggu sebelum persalinan) 


jumlah reseptor oksitosin & gap junction di antara sel-sel
miometrium ↑  kontraksi setiap 10-20 menit  persalinan
palsu
Serviks
• Satu bulan setelah konsepsi  serviks akan menjadi lebih
lunak dan kebiruan. bersamaan dengan terjadinya
hipertrofi dan hiperplasia pada kelenjar-kelenjar serviks.

• Pada akhir trimester pertama kehamilan  konsentrasi


kolagen secara keseluruhan ↓  berkas kolagen menjadi
kurang kuat terbungkus.

• Pada saat kehamilan mendekati aterm  penurunan lebih


lanjut konsentrasi kolagen.
Ovarium
• Proses ovulasi terhenti dan pematangan folikel baru akan
tertunda selama kehamilan.

• Hanya satu korpus luteum yang dapat ditemukan di ovarium.

• Folikel berfungsi maksimal selama 6 – 7 minggu awal


kehamilan, setelah itu akan berperan sebagai penghasil
progesteron (jumlah relatif minimal).

• Relaksin disekresikan oleh korpus luteum, desidua, plasenta,


dan hati  efek: melunakkan serviks & melemaskan jaringan
ikat antara tulang-tulang panggul sebagai persiapan untuk
persalinan.
Vagina dan Perineum
• Selama kehamilan, peningkatan vaskularisasi dan hiperemia
terlihat jelas pada kulit dan otot-otot di perineum dan vulva,
sehingga pada vagina akan terlihat berwarna keunguan
• Dinding vagina:
– Ketebalan mukosa ↑
– Mengendurnya jaringan ikat
– Hipertrofi sel otot polos
– Bertambah panjangnya dinding vagina
• Peningkatan volume sekresi vagina  keputihan, menebal, pH
antara 3,5 – 6
Kulit
• Terjadi perubahan warna menjadi kemerahan,
kusam, dan kadang-kadang juga mengenai
payudara dan paha  Striae Gravidarum
• Kulit di garis pertengahan perutnya (linea alba)
berubah menjadi hitam kecoklatan yang disebut
linea nigra.
• Muncul chloasma atau melasma gravidarum pada
wajah dan leher.
• Pigmentasi yang berlebihan pada areola dan
daerah genital.
Payudara
• Awal kehamilan  payudara menjadi lebih lunak

• Setelah bulan kedua  payudara akan bertambah


ukurannya, vena-vena di bawah kulit akan terlihat

• Puting payudara akan lebih besar, kehitaman, dan


tegak

• Areola akan lebih besar dan kehitaman


Perubahan Metabolik
• Berat badan akan bertambah 12,5 kg  berasal
dari uterus dan isinya, payudara, volume darah,
dan cairan ekstraseluler.
• Peningkatan jumlah cairan  disebabkan oleh
turunnya osmolaritas yang diinduksi oleh makin
rendahnya ambang rasa haus dan sekresi
vasopresin.
• Kehamilan normal  hipoglikemia puasa yang
disebabkan oleh kenaikan kadar insulin,
hiperglikemia post prandial, dan hiperinsulinemia.
• Konsentrasi lemak, lipoprotein, dan
apolipoprotein dalam plasma akan meningkat.
Perubahan Metabolisme Selama
Kehamilan
Jenis Perubahan
Lipid total & kolesterol Meningkat
Air dan garam Cenderung retensi
Volume plasma Meningkat
Hematokrit Rendah
Sistem pembekuan Proses meningkat
Aktivitas fibrinolitik Berkurang
Sistem Kardiovaskular
• Cardiac output ↑
• Denyut jantung ↑
• Peningkatan volume plasma  preload ↑
• Ventrikel kiri akan mengalami hipertrofi dan dilatasi
untuk memfasilitasi perubahan cardiac output.
• Perubahan posisi diafragma  apeks jantung
bergerak ke anterior dan ke kiri  pemeriksaan
EKG: deviasi aksis kiri, depresi segmen ST,
inverse/pendataran gelombang T pada lead III.
• Penekanan vena cava inferior dan aorta bawah 
hipotensi arterial (sindrom hipotensi supine)
• Volume darah akan meningkat
• Volume plasma akan meningkat (40-50%)
• Eritropoetin ginjal akan meningkatkan jumlah
eritrosit sebanyak 20-30%
• Penurunan Hb
• Jumlah leukosit meningkat (5000-12000/μl) 
mencapai puncak saat persalinan & nifas (14000–
16000/μl)
• Hiperkoagulasi  faktor-faktor pembekuan darah
(kec. pada faktor XI & XIII) dan fibrinogen ↑,
produksi platelet juga ↑ (hemodilusi  kadarnya ↓)
Traktus Digestivus
• Bertambah besarnya uterus  lambung dan usus
tergeser.
• Penurunan motilitas otot polos pada traktus digestivus
dan asam hidroklorid, serta peptin di lambung:
– Heartburn  akibat refluks asam lambung ke
esofagus bawah karena perubahan posisi lambung
dan tonus sftingter esofagus bagian bawah ↓
– Mual
– Konstipasi  hemmorhoid
Traktus Urinarius
• Pada bulan-bulan pertama kehamilan  kandung
kemih tertekan oleh uterus yang membesar 
sering berkemih
• Makin tua kehamilan  akan hilang (karena uterus
sudah keluar dari rongga panggul).
• Akhir kehamilan (kepala janin sudah mulai turun ke
pintu atas panggul)  keluhan timbul kembali
• Ginjal membesar, GFR dan renal plasma flow ↑
• Glukosuria
• Dilatasi ureter (kanan > kiri)
Sistem Endokrin
• Kelenjar hipofisis akan membesar
• Hormon prolaktin ↑ 10x lipat
• Kelenjar tiroid akan membesar  akibat
hiperplasia kelenjar dan peningkatan vaskularisasi
• Hormon paratiroid ↑
• Kelenjar adrenal akan mengecil, sedangkan
hormon androstenedion, dioksikortikosteron,
aldosteron, dan kortisol akan meningkat.
Tanda & Gejala kehamilan
• Amenore (tidak haid)
• Mual, muntah (Nausea, emesis)  umumnya pagi 
morning sickness.
Frekuensi sering  gangguan aktivitas + kesehatan 
hiperemesis gravidarum
• Mengidam
• Pingsan
• Payudara tegang & besar  estrogen, progesteron
merangsang duktuli & alveoli di mammae.
• Anoreksia (tidak ada nafsu makan)
• Sering kencing  trimester I, III.
• Obstipasi  hormon kortikosteroid  tonus otot me
• Hiperpigmentasi kulit ( untuk kehamilan >12 mgg):

– Kloasma gravidarum (deposit pigmen)  pipi, hidung,


wajah
– Linea nigra (linea alba yang menghitam)
 h.kortikosteroid plasenta  merangsang melanofor kulit
• Epulis  hipertrofi papilla gingiva (trimester I)
• Varises  genitalia externa, fossa poplitea, kaki, betis.

– Sering pada trimester III trimester I


• Tanda Hegar (Hegar’s sign)
• Tanda Chadwick

• Tanda Piscaseck  uterus membesar ke 1 jurusan

• Tanda (kontraksi) Braxton-Hicks : kontraksi halus jika


uterus dirangsang.

• Suhu badan sesudah ovulasi tetap .

• Tes kehamilan positif.


Hormon reproduksi wanita
• Estrogen
– Dihasilkan oleh ovarium
– Paling penting untuk reproduksi adalah estradiol.
– berguna untuk pembentukan ciri-ciri perkembangan seksual pada
wanita :
• pembentukan payudara, lekuk tubuh, rambut kemaluan,dll.
– Estrogen juga berguna pada siklus menstruasi dengan membentuk
ketebalan endometrium, menjaga kualitas dan kuantitas cairan cerviks
dan vagina sehingga sesuai untuk penetrasi sperma.
– Untuk kontraksi uterus
• Progesterone
– diproduksi oleh korpus luteum.
– mempertahankan ketebalan endometrium sehingga dapat menerima
implantasi zygot.
– Kadar progesterone terus dipertahankan selama trimester awal
• Gonadotropin Releasing Hormone
– diproduksi oleh hipotalamus diotak.
– merangsang pelepasan FSH (folikel stimulating
hormone) di hipofisis.
– Bila kadar estrogen tinggi, maka estrogen akan
memberikan umpan balik ke hipotalamus
sehingga kadar GNRH akan menjadi rendah,
begitupun sebaliknya.
• FSH (folikel stimulating hormone) dan LH (luteinizing
Hormone)
– Kedua hormon ini dinamakan gonadotropoin
hormon
– diproduksi oleh hipofisis akibat rangsangan dari
GNRH.
HCG
• human chorionic gonadotropin (hCG) tes dilakukan untuk
memeriksa hormon hCG di dalam darah atau urin..
• Beberapa tes hCG mengukur jumlah yang tepat dan beberapa
hanya memeriksa untuk melihat apakah hormon hadir.
• HCG dibuat oleh plasenta selama kehamilan
• HCG juga dapat dilakukan normal oleh tumor tertentu, terutama
yang berasal dari telur atau sperma (tumor sel germ).
• HCG level sering diuji dalam wanita yang mungkin memiliki
jaringan abnormal yang tumbuh di rahimnya, sebuah kehamilan
molar, atau kanker di rahim (koriokarsinoma) daripada kehamilan
normal.
• Beberapa tes hCG dapat dilakukan setelah keguguran untuk
memastikan kehamilan molar tidak hadir.
• Pada pria, kadar hCG dapat diukur untuk membantu melihat
apakah ia memiliki kanker testis
Hormon lainnya
LO2

FISIOLOGIS PADA ANC


LO3

ANC
Antenatal Care
Kunjungan Pertama
– Memberikan informasi seperti :
• Kegiatan fisik dapat dilakukan dalam batas
normal
• Kebersihan khususnya daerah genitalia karena
selama kehamilan sekret vagina meningkat
• Pemilihan makanan yg bergizi dan tinggi serat
• Pemakaian berbagai macam obat harus
dikonsultasikan dulu dengan dokter
• Wanita perokok dan peminum alkohol harus
menghentikan kebiasaannya
• Suami perlu diberi pengertian tentang keadaan
istrinya yg sedang hamil
Antenatal Care
Anamnesis
– Pada wanita dg haid terlambat dan diduga hamil,
ditanyakan hari pertama haid terakhir (HPHT).
– Bila ibu lupa HPHT, tanyakan hal lain tentang gerakan
janin.
– Tanyakan riwayat kehamilan, persalinan dan nifas
sebelumnya serta berat bayi yg pernah dilahirkan.
– Tanyakan pula riwayat penyakit yg pernah diderita,
riwayat menstruasi, kesehatan, keluarga, sosial,
kontrasepsi dan faktor resiko yg mungkin ada.
Antenatal Care
Pemeriksaan Umum
– Pada ibu hamil yg datang pertama kali lakukan
penilaian keadaan umum, status gizi dan tanda
vital.
Pemeriksaan Obstetri
– Pemeriksaan Luar
– Pemeriksaan Dalam
Antenatal Care
Pemeriksaan Luar
– Cara umum yg digunakan adalah cara Leopold yg
dibagi dalam 4 tahap.
• Leopold I : untuk menentukan tinggi fundus
uteri sehingga usia kehamilan dapat
diketahui.
• Leopold II : menentukan batas samping uterus
dan posisi punggung pada bayi letak
memanjang.
• Leopold III : menentukan bagian janin yg
berada dibawah.
• Leopold IV : untuk meraba balotemen kepala.
Antenatal Care
Pemeriksaan Dalam
– Lakukan pemeriksaan VT dengan memasukkan
telunjuk dan jari tengah.
– Periksa adanya tumor atau pembesaran
kelenjar di liang vagina.
– Perhatikan letak, bentuk, dan ukuran uterus
serta periksa konsistensi, arah, panjang porsio,
dan pembukaan serviks.
Antenatal Care
Pemeriksaan Laboratorium
– Kunjungan pertama diperiksa kadar
hemoglobin darah, hematokrit, dan hitung
leukosit.
– Dari urin diperiksa ß-hCG, protein, dan glukosa.
– Bila perlu lakukan pemeriksaan gol. Darah,
faktor rhesus, BJ urin.
Antenatal Care
Kunjungan Selanjutnya
– Jadwal kunjungan pada kehamilan 0-28 minggu
dilakukan tiap 4 minggu.
– Kehamilan 28-36 minggu setiap 2 minggu.
– Kehamilan > 36 minggu setiap minggu sampai
bayi lahir.
– Setiap kunjungan dilakukan pengukuran berat
badan ibu, tekanan darah, tinggi fundus uteri,
pem. Leopold dan dengar DJJ. Hasil
dibandingkan dg pemeriksaan sebelumnya.
NUTRISI PADA KEHAMILAN
Tabel 15-1. Rekomendasi penambahan berat badan selama
kehamilan berdasarkan indeks masa tubuh

Kategori IMT Rekomendasi (kg)


Rendah < 19,8 12,5 – 18
Normal 19,8 – 26 11,5 – 16
Tinggi 26 – 29 7 – 11,5
Obesitas > 29 ≥7
Gemeli 16 – 20,5

Dikutip dari
Cunningham
Tabel 15-2. penambahan berat badan selama
kehamilan
Jaringan dan 10 minggu 20 minggu 30 minggu 40 minggu
Cairan
Janin 5 300 1500 3400
Plasenta 20 170 430 650
Cairan amnion 30 350 750 800
Uterus 140 320 600 970
Mammae 45 180 360 405
Darah 100 600 1300 1450
Cairan 0 30 80 1480
ekatraselular
Lemak 310 2050 3480 3345
total 650 4000 8500 12500

Dikutip dari
Cunningham
KEBUTUHAN NUTRISI PADA PEREMPUAN TIDAK HAMIL, HAMIL,
DAN MENYUSUI
Nutrisi Perempuan tidak hamil Hamil Menyusui
Makronutrisi
Kalori (Kcal) 2200 2500 2600
Protein (g) 55 60 65
Mikronutrisi
Vitamin larut dalam
lemak 800 800 1300
A (µg RE) 10 10 12
D (µg) 8 10 12
E (mg TE) 55 65 65
K (µg)
Vitamin larut dalam air 60 70 95
C (mg) 180 400 270
Folat (µg) 15 17 20
Niasin (mg) 1,3 1,6 1,8
Riboflavin (mg) 1,2 1,5 1,6
Tiamin (mg) 1,6 2,2 2,1
Piridoksin B6 (mg) 2,0 2,2 2,6
Kobalamin (µg)
Nutrisi Perempuan Hamil Menyusui
tidak hamil
Mineral
Kalsium (mg) 1200 1200 1200
Fosforus (mg) 1200 1200 1200
Iodin (µg) 150 175 200
Iron (mg Fe 15 30 15
Iron) 280 320 355
Magnesium 12 15 19
(mg)
Zinc (mg)

Dikutip dari
Cunningham
Zat Gizi % Zat Gizi %
Kalori 14% Folate 122%
Protein 68% Vitamin B12 10%
Vitamin D 100% Kalsium 50%
Vitamin E 25% Fosfor 50%
Vitamin K 8% Magnesium 14%
Vitamin C 17% Besi 100%
Thiamin 36% Seng 25%
Riboflavin 23% Yodium 17%
Niacin 13% Selenium 18%
Vitamin B6 27%
Kalori
• Jumlah kalori ibu hamil per hari 2500 kal
• Jumlah kalori yang berlebih dapat menyebabkan
obesitas dan merupakan faktor predisposisi
terjadinya preeklampsia
• Jumlah penambahan BB sebaiknya tidak melebihi
10-12 kg selama hamil
Protein
• Jumlah protein ibu hamil per hari: 85 gram
• Dapat diperoleh dari tumbuh-tumbuhan (kacang-
kacangan) dan hewani (ikan, ayam, keju, susu,
telur)
• Defisiensi protein menyebabkan kelahiran
prematur, anemia dan edema
Kalsium
• Kebutuhan kalsium ibu hamil per hari: 1,5 gram
• Kalsium berguna untuk pengembangan otot dan
rangka janin
• Sumber kalsium: susu, keju, yoghurt, kalsium
karbonat
• Defisiensi kalsium menyebabkan riketsia pada
bayi atau osteomalasia pada ibu
Zat Besi
• Untuk menjaga konsentrasi Hb yang normal,
diperlukan asupan zat besi bagi ibu hamil dengan
jumlah 30 mg/hari terutama setelah trim II
• Zat besi yang diberikan berupa: ferrous gluconate,
ferrous fumarate, ferrous sulphate
• Defisiensi zat besi menyebabkan anemia def besi
Asam Folat
• Jumlah asam folat yang dibutuhkan ibu hamil per
hari: 400 μg
• Defisiensi asam folat menyebabkan anemia
megaloblastik pada ibu hamil
FARMAKO
PADA KEHAMILAN
Tabel 5-3. obat terbukti kuat menimbulkan efek
teratogenik
No. Obat Efek Teratogenik
1 Aminopterin, metotreksat Malformasi sistem saraf pusat dan anggota
gerak
2 Angiotensin-Cinverting- Gagal ginjal berkepanjangan pada bayi,
Enzyme (ACE) inhibitor penurunan osifikasi tempurung kepala,
disgenesis tubulus renalis
3 Obat – obat antikolenergik Ileus mekonium neonatus
4 Obat – obat antitiroid Gondok pada janin dan bayi hipotiroidismus, dan
(propiiltiourasil dan aplasia kutis (metimazol)
metimazol)
5 Karbamazepin Defek neural tube
6 Siklosfofamid Malformasi sistem saraf pusat
7 Danazol dan obat androgenik Maskulinisasi pada janin perempuan
lainnya
8 Dietilstilbestrol Ca vagina dan defek sistem urogenital pada janin
9 Obat hipoglikemik Hipoglikemia neonatal
11 Misoprostol Moebius sekuens
12 Anti inflamasi non Konstriksi duktus arteriosus, enterokolitis
steroid (NSAIDs) nekrotikans
13 Parametadion Defek wajah dan sistem saraf pusat
14 Fenitoin SSP
15 Obat – obat psikoaktif Gangguan pertumbuhan dan defisit SSP neonatal
(Barbiturat, opioid, Withdrawal syndrom jika obat diminum pd akhir
dan benzodiazepine) periode kehamilan
16 Retinoid sistemik Defek SSP, kardovaskular, dan kraniovasial
(isotretinoin dan
atretinat)
17 Tetrasiklin Anomali pada gigi dan tulang
18 Talidomid Fokomelia dan defek organ internal
19 Trimetadion Defek pada wajah dan SSP
20 Asam valproat Defek neural tube
(valproic acid)
21 Warfarin Defek skeletal dan SSP, Dandy – Walker sindrom
Kerentanan Janin Terhadap Obat
• Tiap individu memiliki afinitas yg berbeda-beda
dlm merespons obat
• Plasenta sangat berperan dlm penyaluran obat ke
dlm janin
• Kelainan plasenta ataupun penyakit pd ibu
misalnya penyakit virus, infeks kuman,
preeklampsia, gagal ginjal, atau penyakit jantung
sangat berpengaruh terhadap penyaluran obat
ke janin, oksigenasi janin, bahkan detoksikasi
obat tidak baik
• Kondisi genetik atau kromosom sangat
Tabel 5-4. kategori obat berdasarkan periode kehamilan dan
kemampuan menembus plasenta (US FDA)
Obat Kategori obat Menembu Penggunaan selama
(trimester) s plasenta kehamilan
I II III
Asetaminofe B B B Ya Obat pilihan untuk nyeri
n
Aspirin D D D Ya Tidak direkomendasikan
kecuali atas indkasi spesifik (*)
Ibuprofen B B D Ya Digunakan secara hati2 dan
dihindari pd trimester III (#)
Ketoprofen B B D Ya Digunakan secara hati2 dan
dihindari pd trimester III (#)
Naproksen B B D Ya Digunakan secara hati2 dan
dihindari pd trimester III (#)
Keterangan :
(*) : berkaitan dengan peningkatan kematian perinatal, perdarahan neonatus,
penurunan berat badan lahir, perpanjangan masa kehamilan dan persalinan, dan
kemungkinan teratogenik
(#) : berkaitan dengan kejadian oligohidramnion, penutupan duktus arteriosus secara
Waktu Paparan Obat pada Periode Embrio/Janin dan Efek
Teratogeniknya
Tabel 5-6. Obat yang kemungkinan memberi efek pada janin jika
diberikan pada 3 bulan pertama kehamilan

No. Obat Efek yang mungkin terjadi pada bayi


1 ACE inhibitor dan Hipoplasia paru dan ginjal, hipokalvarita
angiotensin II antagons reseptor
2 Antiepilepsi Defek pada jantung, wajah, dan anggota
gerak, retardasi mental, dan defek tuba
neuralis
3 Obat – obat Defek multipel, absorbsi, retardasi
sitotoksik pertumbuhan, lahir mati
4 Penyalahgunaan Defek multipel, IUGR
obat
5 Alkohol Sindroma alkohol – janin
6 Androgen Virilisasi pada bayi perempuan
7 Dietilstilbestrol Anomali genital pada bayi laki-laki
dan perempuan, adenokarsinoma
vagina
8 Estrogen lain Feminisasi pada bayi laki-laki
9 Litium Defek kardiovaskular
10 Misoprostol (sbg Moebius sekuens (paranalis nervus
abortifacein) kranial 6 dan 7)
11 Retinoid Defek pada telinga, kardiovaskular,
dan tulang serta disfungsi sistem
saraf pusat
12 Talidomid Defek pada anggota gerak
13 Warfarin Hipoplasia nasi, khondroplasia
punctata
Diagnosis & manajemen
kehamilan
Pemeriksaan Fisik
Reaksi kehamilan HCG
• Reaksi imunologikß hCG dlm urin. (Reaksi
antigen-antibodi) krn terdiri dari polipeptida 
haemo-aglutination ihibition.
• 0,5 IU ß hCG  (+)  95-98%
• 500 IU ß hCG 8 hr amenorea 20 hr fertilisasi
• (-)  ulangi 1 mgg lagi
Tanda Pasti Kehamilan
• Gerakan janin 18 mgg (primi), 16 mgg (multi)
• Gerakan janin 20 mgg (palpasi)
• Gerakan janin dapat dirasa ibu.
• Balotemen janin (+)
• Rὅ  kerangka janin  tidak boleh
• DJJ  Dopler (12 mgg), Laenec (18-20 mgg)
bandingkan dengan nadi ibu. Diukur ..x/1 menit.
• Trimester III  bagian janin sdh dapat teraba
• Ө masuk PAP  36 mgg (primipara),
38 mgg/ saat partus (multipara)
• USG  - ukuran kantong janin
- usia janin (CRL,BPD,FL dll)
- DJJ (hidup/KJDR)
- Posisi / letak (janin/plasenta)
- Keadaan tali pusat
- Volume air ketuban
- Kelainan kehamilan (mola, blighted ovum)
- Kelainan bawaan
- Tumor2 ginekologik
DD Kehamilan
• Pseudosiesis (hamil palsu) ♀ pengen hamil 
amenore (+) tetapi tanda2 & tes kehamilan (-).
• Kista ovarium  amenore (±),perut tambah besar,
uterus normal, tanda2 & tes kehamilan (-).
• Mioma uteri  amenore (±),perut tambah besar,
uterus tambah besar, tanda2 & tes kehamilan (-).
• Retensio urin uretus biasanya besar, tanda2 & tes
kehamilan (-).
• Menopause amenore, ♀ 43 tahun, tanda2 & tes
kehamilan (-).
Penyulit Kehamilan
Hiperemesis Gravidarum
• Hiperemesis gravidarum didefinisikan sebagai
vomitus yang berlebihan atau tidak terkendali
selama masa hamil, yang menyebabkan dehidrasi,
ketidakseimbangan elektrolit, atu defisiensi
nutrisi, dan kehilangan berat badan.
• Hiperemesis gravidarum umumnya hilang dengan
sendirinya (self-limiting), tetapi penyembuhan
berjalan lambat dan relaps sering umum terjadi.
Kondisi sering terjadi diantara wanita primigravida
dan cenderung terjadi lagi pada kehamilan
berikutnya. (Lowdermilk, 2004)
• Perasaan mual ini disebabkan oleh karena
meningkatnya kadar hormon estrogen dan HCG
(Human Chorionic Gonadrotropin) dalam serum.
• Pengaruh Fisiologik kenaikan hormon ini belum
jelas, mungkin karena sistem saraf pusat atau
pengosongan lambung lambung yang berkurang.
• Pada umumnya wanita dapat menyesuaikan dengan
keadaan ini, meskipun demikian gejala mual dan
muntah yang berat dapat berlangsung sampai 4
bulan.
• Keadaan inilah yang disebut hiperemesis
gravidarum. Keluhan gejala dan perubahan fisiologis
menentukan berat ringannya penyakit.
(Prawirohardjo, 2002)
Etiologi
Penyebab hiperemesis gravidarum belum
diketahui secara pasti. Tidak ada bukti bahwa
penyakit ini disebabkan oleh faktor toksik, juga
tidak ditemukan kelainan biokimia. Perubahan –
perubahan anatomik pada otak, jantung, hati dan
susunan saraf, disebabkan oleh kekurangan vitamin
serta zat – zat lain akibat inanisi.
1. faktor predisposisi :
a. Primigravida
b. Overdistensi rahim : hidramnion, kehamilan
ganda, estrogen dan HCG tinggi, mola hidatidosa
2. Faktor organik :
a. Masuknya vili khorialis dalam sirkulasi maternal
b. Perubahan metabolik akibat hamil
c. resistensi yang menurun dari pihak ibu.
d. Alergi
3. faktor psikologis :
a. Rumah tangga yang retak
b. Hamil yang tidak diinginkan
c. takut terhadap kehamilan dan persalinan
d. takut terhadap tanggung jawab sebagai ibu
e. Kehilangan pekerjaan
Hiperemesis gravidarum menurut berat ringannya
gejala dapat dibagi :
1. Tingkatan I
a. Muntah terus menerus sehingga menimbulkan :
1) Dehidrasi : turgor kulit turun
2) Nafsu makan berkurang
3) Berat badan turun
4) Mata cekung dan lidah kering
b. Epigastrium nyeri
karena asam lambung meningkat dan terjadi
regurgitasi ke esofagus
c. Nadi meningkat dan tekanan darah turun
d. Frekuensi nadi sekitar 100 kali/menit
e. Tampak lemah dan lemas
2. Tingkatan II
a. Dehidrasi semakin meningkat akibatnya :
1) Turgor kulit makin turun
2) Lidah kering dan kotor
3) Mata tampak cekung dan sedikit ikteris
b. Kardiovaskuler
1) Frekuensi nadi semakin cepat > 100 kali/menit
2) Nadi kecil karena volume darah turun
3) Suhu badan meningkat
4) Tekanan darah turun
c. Liver
1) Fungsi hati terganggu sehingga menimbulkan
ikterus
d. Ginjal
Dehidrasi menimbulkan gangguan fungsi ginjal
yang menyebabkan :
1) Oliguria
2) Anuria
3) Terdapat timbunan benda keton aseton
Aseton dapat tercium dalam hawa pernafasan

e. Kadang – kadang muntah bercampur darah akibat


ruptur esofagus dan pecahnya mukosa lambung
pada sindrom mallory weiss.
3. Tingkatan III
a. Keadaan umum lebih parah
b. Muntah berhenti
c. Sindrom mallory weiss
d. Keadaan kesadran makin menurun hingga
mencapai somnollen atau koma

e. Terdapat ensefalopati werniche :


1) Nistagmus
2) Diplopia
3) Gangguan mental
f. Kardiovaskuler
1) Nadi kecil, tekanan darh menurun, dan temperatur
meningkat

g. Gastrointestinal
1) Ikterus semakin berat
2) Terdapat timbunan aseton yang makin tinggi
dengan bau yang makin tajam

h. Ginjal
1) Oliguria semakin parah dan menjadi anuria
Gejala Hiperemesis Gravidarum
Mulai : trimester pertama
• Nausea, muntah
• BB turun
• Ptialism (saliva berlebihan)
• Dehidrasi
• Hipotensi postural
• Takikardi
• Lab : hiponatremi, hipokalemi, ht meningkat
• Hipertiroid, LFT yg abN
Resiko Hiperemesis Gravidarum
Maternal 
• Def B1 : diplopia, palsi nervus ke-6, nistagmus,
ataksia, kejang
• Jk tdk ditangani  psikosis Korsakoff (amnesia, tdk
bs akivitas) atau kematian

Fetal 
• BB turun yg kronis  ggn pertumbuhan janin
Diagnosis Hiperemesis Gravidarum
• Amenore (+muntah hebat)
• Nadi >100x/men, TD turun, subfebril, apatis-koma
• Dehidrasi, pucat, ikterus, sianosis, BB turun
• USG  kondisi kesehatan kehamilan
• Lab  kenaikan relatif Hb dan hematokrit, shift to
the left, benda keton, proteinuria
• Hiperemesis berat  konsul ke psikolog
Manajemen Hiperemesis Gravidarum
• Rawat di RS, stop makanan per oral 24-48 jam
• Infus Glukosa 10% atau 5% : RL = 2 : 1, 40
tetes/men
• Vitamin : B1, B2, B6
• B12, vitamin C
• Fenobarbital IM atau klorpromazin atau kalau
perlu diazepam
• Antiemetik : prometazin atau proklorperazin atau
mediamer
• Antasida : asidrin atau milanta atau magnam
• Diet  ahli gizi
• Hiperemesis I & III  roti kering dan buah-buahan.
Cairan tdk bersama makanan, 1-2 jam sesudahnya.
Hanya beberapa hari, makanan rendah zat gizi kec vit C
• Hiperemesis II  jk rasa mual dan muntah berkurang.
Makanan rendah gizi kec vit A dan D
• Hiperemesis III  utk hiperemesis ringan, minuman
boleh diberikan bersama makanan. Cukup gizi, kec
kalsium
• Dextrose tdk diberikan  tdk mengandung sodium yg
cukup utk mengoreksi hiponatremi
• Suplemen potassium scr IV
• Suplemen tiamin oral dilarutkan di NaCl
• Urin output  monitor!  cek ketonuria
Antiemesis :
• Dopamin antagonis (metokloperamid,
domperidon)
• Fenotiazin (klorpromazin, proklorperazin)
• Antikolinergik (disiklomin)
• Antihistamin H-1reseptor antagonis (prometazin,
siklizin)
• Jk tdk ada respon -> antagonis 5-Hidrokstriptamin
(5-HT3) (ondansetron, sisaprid)
Pencegahan
Prinsip pencegahan adalah mengobati emesis agar tidak
terjadi hiperemesis gravidarum dengan cara:
1. Memberikan penerangan tentang kehamilan dan persalinan
sebagai suatu proses yang fisiologik
2. Memberikan keyakinan bahwa mual dan kadang – kadang
muntah merupakan gejala yang fisiologik pada kehamilan
muda dan akan hilang setelah kehamilan 4 bulan
3. Menganjurkan mengubah makan sehari – hari dengan
makanan dalam jumlah kecil tapi sering
4. Menganjurkan pada waktu bangun pagi jangan segera
turun dari tempat tidur, erlebih dahulu makan roti kering
atau biskuit dengan dengan teh hangat
5. makanan yang berminyak dan berbau lemak
sebaiknya dihindarkan
6. Makanan seyogyanya disajikan dalam keadaan panas
atau sangat dingin
7. Defekasi teratur
8. Menghindari kekurangan karbohidrat merupakan
faktor penting, dianjurkan makanan yang banyak
mengandung gula
LO4

PERSALINAN NORMAL
Persalinan dan kelahiran normal
 Persalinan dan kelahiran normal adalah proses
pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup
bulan(37-42 minggu), lahir spontan dengan presentasi
belakan kepala yang berlangsung dalam 18 jam, tanpa
komplikasi baik pada ibu maupun pada janin.
FISIOLOGI
↑ estrogen
Memicu

persalinan ↑ reseptor oksitosin di miometrium

↑ Ketanggapan uterus thd oksitosin dlm darah
+ ↓ +
↑ Kontrasi uterus

Kemajuan
persalinan Mendorong janin menekan serviks (mel refleks
neuroendokrin)

↑ Sekresi oksitosin  ↑ pembentukan PG
PERSALINAN PALSU : ( Braxton Hicks
Contraction )
• Interval tidak teratur
• Intensitas relatif tetap
• Rasa tidak nyaman dirasakan pada bagian
bawah perut
• Tidak terjadi dilatasi servik
• Dapat diatasi dengan pemberian medikasi
PERSALINAN SESUNGGUHNYA ( TRUE
LABOR )
• Interval teratur dan cenderung semakin sering
• Intensitas semakin bertambah
• Disertai rasa nyeri di punggung dam perut
bagian bawah
• Tidak dapat diatasi dengan medikasi
PROSES PERSALINAN
Persalinan dibagi menjadi 4 kala:
Kala 1: dimulai dari saat persalinan mulai sampai
pembukaan lengkap (10 cm). Proses ini dibagi dalam
2 fase: fase laten (8jam)  servix membuka sampai
3cm dan fase aktif (7jam)  servix membuka dari 3-
10cm. Kontraksi lebih kuat dan sering selama fase
aktif.
Kala 2: dimulai dari pembukaan lenkap (10cm)
sampai bayi lahir. Proses ini biasanya berlangsung 2
jam pada primi dan 1 jam pada multi.
• Kala 3: dimulai segera setelah bayi lahir
sampai plasenta, yang berlangsung tidak lebih
dari 30 menit.
• Kala 4: dimulai dari saat lahirnya plasenta
sampai 2 jam pertama post partum.
Mekanisme Persalinan Normal
• Kala I ( Kala Pembukaan )
– Ditandai dengan keluar darah dan lendir dari
kanalis servikalis
– Ketuban akan pecah setelah pembukaan hampir
atau lengkap
– Pada primigravida kala I 13 jam
– Pada multigravida kala I 7 jam
Mekanisme Persalinan Normal
• Kala II ( Kala Pengeluaran )
– Pada primigravida berlangsung 1,5 jam
– Pada multigravida berlangsung 30 menit

PENGELUARAN KEPALA JANIN


Peristiwa penting pada persalinan kala 2
1. Bagian terbawah janin (pada persalinan normal : kepala) turun
sampai dasar panggul.
2. Ibu timbul perasaan / refleks ingin mengejan yang makin berat.
3. Perineum meregang dan anus membuka (hemoroid fisiologik)
4. Kepala dilahirkan lebih dulu, dengan suboksiput di bawah simfisis
(simfisis pubis sebagai sumbu putar / hipomoklion), selanjutnya
dilahirkan badan dan anggota badan.
5. Kemungkinan diperlukan pemotongan jaringan perineum untuk
memperbesar jalan lahir (episiotomi).

Lama kala 2 pada primigravida + 1.5 jam, multipara + 0.5 jam.


• Kemudian BAYI DILAHIRKAN dengan pegangan dan gerakan yang
tenang dan mantap, mengusahakan trauma persalinan seminimal
mungkin bagi ibu maupun bayinya.
• Sedapat mungkin gerakan penolong mengikuti irama his dan
kekuatan mengedan ibu, sambil mengendalikan keluarnya bayi serta
menahan perineum ibu (perasat Ritgen - gambar).
• Setelah kepala bayi lahir, bersihkan jalan napas dengan cara menyeka
hidung dan mulut dengan kain bersih (arah gosokan dari atas hidung
sampai ke bawah mulut, kemudian jari yang dilapisi kain dimasukkan
ke dalam mulut).
• Kemudian dilahirkan berturut-turut leher, bahu dan lengan, badan,
tungkai dan kaki.
Mekanisme Persalinan Normal
Mekanisme Persalinan Normal
Mekanisme Persalinan Normal
Mekanisme Persalinan Normal
• Kepala akan masuk ke dalam rongga panggul dalam
keadaan sinklitismus, ansinklitismus anterior atau
ansinklitismus posterior
• Kepala janin dalam posisi fleksi supaya kepala janin
memasuki diameter yang paling kecil (suboksipitio-
bregmatikus)
• Akibat kombinasi elastisitas diafragma pelvis dan
tekanan intra uterin mengakibatkan kepala melakukan
putaran paksi dalam
• Kepala janin akan mengadakan gerakan defleksi
• Kepala janin akan melakukan putaran paksi luar (
gerakan kembali )
Mekanisme Persalinan Normal
• Kala III ( Kala Uri Plasenta )
– Uterus akan teraba keras dan fundus uteri sedikit
di atas pusat
– Plasenta lepas 6 – 15 menit setelah bayi lahir
MANAJEMEN PERSALINAN NORMAL KALA 1

PENGKAJIAN AWAL
• Lihat : tanda2 perdarahan, mekoneum atau
bagian organ yang lahir, tanda bekas operasi
sesar terdahulu, warna kulit ibu kuning atau
kepucatan.
• Tanya : kapan tanggal perkiraan kelahiran dan
menentukan ibu sudah waktunya melahirkan
atau belum
• Periksa : tanda2 penting utk hipertensi dan DDJ
utk bradikardi
MANAJEMEN PERSALINAN NORMAL
KALA 1
Kemajuan Persalinan Kondisi Ibu Kondisi Janin
•Riwayat persalinan: •Mengkaji kartu asuhan •Gerakan janin, denyut
permulaan his, selaput antenatal: riwayat janin, letak & besar janin,
ketuban, darah lendir, kehamilan, kebidanan, tunggal/kembar, selaput
perdarahan, masalah medik, sosial. ketuban pecah periksa
kehamilan terdahulu, •Pemeriksaan umum: warna, kepekatan, jumlah
terakhir makan-minum, tanda2 vital, berat badan, cairan ketuban
lama tidur. edema, kondisi puting •Posisi janin: penurunan
•Pemeriksaan abdomen: susu, kandung kemih, bagian terendah,
tinggi fundus, tanda bekas pemberian makan-minum. molding/molase
operasi, frekuensi, lama •Pemeriksaan lab: warna,
dan kekuatan his, kejernihan air ketuban,
penurunan kepala bau, protein urin dan Hb.
•Pemeriksaan vagina: •Pemeriksaan psiko-sosial:
pembukaan, penipisan perubahan perilaku,
serviks, ketuban, anggota tingkat energi, kebutuhan
tubuh janin yg sudah akan dukungan.
tampak.
MANAJEMEN PERSALINAN NORMAL
KALA 1
PEMANTAUAN
Kemajuan Persalinan Kondisi Ibu Kondisi Janin
•Kontrol His setiap ½ jam •Kontrol tensi setiap 4 jam •kontrol DJJ setiap ½ jam
pada fase aktif pada fase aktif
•Kontrol pembukaan,
penipisan serviks,
penurunan bagian
terendah, molding, molase
setiap 4 jam
•Kontrol penurunan kepala
setiap 2 jam pada fase
aktif.
MANAJEMEN PERSALINAN NORMAL
KALA 1
PENANGANAN
• Memberi dukugan
• Mengatur aktifitas dan posisi ibu
• Membimbing ibu utk rileks sewaktu ada his
• Menjaga privasi ibu
• Menjelaskan kemajuan persalinannya
• Menjaga kebersihan diri
• Mengatasi rasa panas
• Masase
• Pemberian cukup minum
• Mempertahankan kandung kemih tetap kosong
• Sentuhan
MANAJEMEN PERSALINAN NORMAL KALA 2

PEMANTAUAN
Kemajuan Persalinan Kondisi Ibu Kondisi Janin
•Usaha mengedan •Kontrol nadi n tensi setiap •kontrol DJJ setiap 15
•Kontrol his setiap 10 30 menit menit atau lebih sering
menit dilakukan dengan makin
dekatnya kelahiran
•Penurunan presentasi dan
perubahan posisi
•Warna cairan tertentu
MANAJEMEN PERSALINAN NORMAL KALA 2

PENANGANAN
• Memberikan dukungan, menjaga kebersihan
• Mengatur posisi ibu
• Menjaga kandung kemih tetap kosong
• Memberikan cukup minum
• Memimpin mengedan
• Bernapas selama persalinan
• Pemantauan DJJ
• Melahirkan bayi:
– Menolong kelahiran kepala
– Periksa tali pusat
– Melahirkan bahu dan anggota seluruhnya
• Mengeringkan dan menghangatkan bayi
• Merangsang bayi
MANAJEMEN PERSALINAN NORMAL
KALA 3
PENGKAJIAN AWAL
• Palpasi uterus untuk menentukan apakah ada bayi yang
kedua
• Menilai apakah bayi baru lahir dalam keadaan stabil
atau tidak
DIAGNOSIS
• Kehamilan dengan janin normal tunggal  persalinan
spontan melalui vagina pada bayi tunggal, cukup bulan.
• Bayi normal  tidak ada tanda kesulitan pernapasan,
apgar > 7 pada menit ke 5, tanda2 vital stabil, berat
badan ≥ 2.5kg
MANAJEMEN PERSALINAN NORMAL
KALA 3
MANAJEMEN AKTIF
• Jepit dan gunting tali pusat sedini mungkin
• Memberikan oksitosin
• Melakukan penanganan tali pusat terkendali
(PTT)
• Masase fundus
PELEPASAN FISIOLOGI
• Bertambah panjang
• Pancaran darah
• Bentuk uterus menjadi lebih bulat
MANAJEMEN PERSALINAN NORMAL
KALA 3
EVALUASI
• Jika menggunakan manajemen aktif dan plasenta belum lahir dalam
waktu 30 menit:
– Periksa kandung kemih dan lakukan kateterisasi jika kandung kemih
penuh
– Periksa adanya tanda-tanda pelepasan plasenta
– Berikan oksitosin 10 U IM dosis kedua, dalam jarak waktu 15 menit
dari pemberian pertama
– Siapkan rujukan jika tidak ada tanda-tanda pelepasan plasenta
• Jika manajemen aktif tidak dilakukan:
– Periksa tanda-tanda pelepasan fisiologi dan melakukan PTT utk
melahirkan plasenta n selaput ketuban
– Melakukan masase uterus hingga uterus mengeras
– Memberikan oksitosin 10 U IM setelah plasenta lahir
MANAJEMEN PERSALINAN NORMAL
KALA 3
MENGHENTIKAN PTT
• Jika uterus bergerak ke bawah saat menarik
tali pusat  plasenta belum terlepas n terjadi
inversio uteri
• Jika ibu menyatakan nyeri dan atau uterus
atonia  bahaya perdarahan
Perasat Lepasnya Uri
 Kustner  meletakkan tangan disertai tekanan pada/ di atas
simfisis & tali pusat ditegangkan :
• Tali pusat masuk  belum lepas
• Tali pusat maju/ diam  sudah lepas
 Klein sewaktu his  rahim didorong sedikit :
• Tali pusat kembali belum lepas
• Diam / turun  sudah lepas
 Strassman  tali pusat di tegangkan & ketok pada fundus
uteri :
• Tali pusat bergetar  belum lepas
• Tak bergetar  sudah lepas
PERSALINAN KALA 4
Observasi Pascapersalinan
• Sampai dengan 1 jam postpartum, dilakukan observasi.
• 7 pokok penting yang harus diperhatikan:
1. Kontraksi uterus harus baik.
2. Tidak ada perdarahan pervaginam atau dari alat genital
lain.
3. Plasenta dan selaput ketuban harus sudah lahir lengkap.
4. Kandung kemih harus kosong.
5. Luka-luka di perineum harus dirawat dan tidak ada
hematoma.
6. Resume keadaan umum bayi.
7. Resume keadaan umum ibu.
MANAJEMEN PERSALINAN NORMAL
KALA 4
PEMANTAUAN
• Memeriksa fundus setiap 15 menit pada jam pertama
setelah kelahiran, 30 menit pada jam kedua setelah
persalinan, masase fundus utk menimbulkan kontraksi
• Memeriksa kelengkapan plasenta
• Memeriksa kelengkapan selaput ketuban
• Memeriksa perineum
• Memeriksa pengeluaran darah
• Lokhia tidak lebih dari menstruasi
• Mengosongkan kandung kemih
• Kondisi ibu
• Kondisi bayi
MANAJEMEN PERSALINAN NORMAL
KALA 4
DIAGNOSIS
• Involusi normal:
– Tonus uterus tetap berkontraksi
– Posisi fundus uterus di umbilikus/di bawah umbilikus
– Perdarahan tidak > 500 cc
– Cairan tidak berbau
PENANGANAN
• mengikat tali pusat
• Pemeriksaan fundus dan masase
• Memberi nutrisi dan hidrasi
• Membersihkan ibu
• Mengistirahatkan ibu
• Meningkatkan hubungan ibu dan bayi
• Memulai menyusui
• Mengajari ibu dan anggota keluarga
Partograf
• Partograf adalah alat pencatatan persalinan, untuk menilai
keadaan ibu, janin dan seluruh proses persalinan.
• Partograf merupakan lembaran form dengan berbagai grafik dan
kode yang menggambarkan berbagai parameter untuk menilai
kemajuan persalinan
• Gambaran partograf dinyatakan dengan garis tiap parameter
(vertikal) terhadap garis perjalanan waktu (horisontal).
Data dalam Partograf
• Informasi tentang ibu dan riwayat
kehamilan/persalinan
• Kondisi janin
• Kemajuan persalinan
• Jam dan waktu
• Kontraksi uterus
• Obat-obatan dan cairan yang diberikan
• Kondisi ibu
• Asuhan, tatalaksana dan keputusan klinik
Catatan kondisi ibu

• Frekuensi dan lama kontraksi setiap 30 menit


(termasuk pemantauan denyut jantung janin setiap
30 menit)
• Nadi setiap 30 menit
• Dilatasi serviks setiap 4 jam
• Penurunan bagian terbawah setiap 4 jam
• Tekanan darah dan temperatur tubuh setiap 4 jam
• Produksi urine, atau adanya aseton atau protein
dalam urine setiap 2-4 jam
Pencatatan selama fase aktif persalinan partograf :
ibu :
1. Nama, umur
2. Gravida, para, abortus(keguguran)
3. No. Catatan medik
4. Tanggal dan waktu mulai dirawat (jika dirumah,
tanggal dan waktu penolong persalinan mulai
merawat ibu)
5. Waktu pecahnya ketuban
kondisi janin :
1. Djj
2. Warna dan adanya air ketuban
3. Penyusupan (molase) kepala janin
• MONITOR PADA PARTOGRAF
1. Frekuensi denyut jantung janin
• Normal antara 120-160 kali per menit.
• Laporan dengan memberi tanda pada form grafik sesuai
frekuensi jantung pada garis waktu.
2. Selaput / cairan ketuban
• Dinilai apakah selaput ketuban masih utuh atau sudah
pecah, jika sudah pecah dan keluar dinilai warna cairan
ketubannya.
• Kode dengan huruf dalam lingkaran.
– (u) atau (+) : selaput ketuban utuh
– (-) : selaput ketuban pecah / tidak teraba
• Warna cairan : jernih (J), hijau (H), merah (M)
– Jika kering/tidak ada cairan : huruf (K).
3. Moulage kepala janin
• Diraba fisura antara tulang-tulang kepala, dilaporkan dalam
angka (+1) sampai (+4) menurut derajatnya, atau bila tidak
ada moulage, beri tanda (-).
4. Pembukaan serviks
• Kode dengan tanda silang (X) pada form grafik sesuai
pembukaan serviks pada garis waktu.
• Fase laten partus kala 1 antara 0 sampai 8 jam sampai
dengan pembukaan 3 cm.
• Fase aktif sekitar 7 jam, dengan perhitungan atau harapan
membuka 1 cm setiap jam sampai lengkap.
• Sebaiknya pemeriksaan dalam dilakukan setiap 4 jam pada
fase laten, dan tiap 3 jam pada fase aktif. Perkiraan masuk
kala 2 dapat dari observasi jika ada tanda-tanda klinis lain.
5. Penurunan presentasi (pada persalinan normal :
kepala) janin
• Dapat dari pemeriksaan Leopold saja maupun dari
konfirmasi pemeriksaan dalam, dinilai dalam berapa
perlimaan bagian kepala janin yang masih berada di luar
pintu atas panggul (5/5 belum masuk, sampai 0/5 sudah
masuk).
• Kepala disebut "engaged" bila bagian terbesar kepala sudah
masuk pintu atas panggul.
6. His
• Diperiksa dengan meraba dinding rahim di atas umbilikus.
Frekuensi dihitung berapa kali dalam per 10 menit, dan
berapa lama kontraksinya.
• Hasilnya digambarkan pada form grafik his sesuai garis waktu
pemeriksaan.
• Gambar isi kotak sesuai jumlah / frekuensi : isi kotak dengan
titik-titik untuk lama kurang dari 20 detik, dengan arsir garis
untuk lama 20-40 detik, dan dengan blok untuk lama lebih
dari 40 detik.
7. Obat-obatan / cairan yang digunakan
• Dituliskan dalam kolom obat / cairan yang digunakan sesuai
garis waktu.
8. Pemeriksaan tanda vital ibu
• Tekanan darah (dengan panah atas bawah untuk sistolik
diastolik), nadi (titik), suhu (derajat Celcius), frekuensi napas.
9. Urine
• Jumlah (cc), proteinuria (+ / - ), aseton.
• Jika memungkinkan, untuk tujuan praktis, gunakan kertas
celup berbagai indikator (strip-test) : dapat juga mendeteksi
pH, glukosa, bilirubin, leukosit-esterase dan sebagainya,
dalam satu kali pemeriksaan kertas yang dicelupkan.
Contoh pengisian partograf
LO5

NIFAS
MASA NIFAS (PUERPERIUM)
• Masa nifas dimulai sejak 1 jam setelah lahirnya
plasenta sampai dgn 6 minggu (42 hari) setelah itu.

• Seluruh alat genital baru pulih dalam waktu 3 bulan

• Puerperium normal meliputi :


 Perubahan genitalia eksterna dan interna (involusi)
 Hemokonsentrasi
 Laktasi
 Pengeluaran lokhia
Involusi
UTERUS
• Tinggi Fundus Uteri
– Setelah janin dilahirkan  ± setinggi pusar
– Setelah plasenta dilahirkan  ± 2 jari di bawah pusar
– Hari ke-1 postpartum  ± 1 jari di bawah pusar
– Hari ke-5 postpartum  1/3 jarak antara simfisis ke pusat
– Hari ke-10 postpartum fundus uteri sukar diraba di atas
simfisis

• Bentuk Uterus
– Menyerupai suatu buah advokat gepeng (panjang 15 cm,
lebar 12 cm, tebal 10 cm)
– Dinding uterus ± 5 cm
• Bagian bekas implantasi plasenta  luka berupa
penonjolan yang kasar (Φ ± 7,5 cm) :
– 2 minggu postpartum  Φ = 3,5 cm
– 6 minggu postpartum  Φ = 2,4 mm

• Berat Uterus
– N  ± 30 g ; aterm  ± 1000 g
– 1 minggu postpartum  ± 500 g
– 2 minggu postpartum  ± 300 g
– 6 minggu postpartum  40 – 60 g

• Otot-otot & Pembuluh Darah Uterus


– Otot kontraksi  pembuluh darah di antara anyaman otot
terjepit  perdarahan berhenti
• Serviks Uterus
– Agak menganga seperti corong
– Warnanya merah kehitaman (penuh pembuluh darah)
– Konsistensi lunak

• Endometrium
– Trombosis, degenerasi, & nekrosis di tempat implantasi plasenta
– Hari ke-1 postpartum  permukaan kasar
– Hari ke-3 postpartum  permukaan mulai rata
– Regenerasi endometrium  2 – 3 minggu

• Luka-luka jalan lahir (bekas episitomi, luka pada vagina dan


serviks)  sembuh per primam
Hemokonsentrasi
• Masa hamil  shunt antara sirkulasi darah ibu
dan plasenta  postpartum  shunt hilang
tiba-tiba  volume darah ibu relatif
bertambah  kompensasi (hemokonsentrasi)
 volume darah kembali normal

• Terjadi pada hari ke-3 sampai 15 postpartum


Laktasi
• Masa kehamilan  persiapan pada kelenjar
mamma untuk laktasi

• Postpartum
– Estrogen – progesteron ↓
– Prolaktin ↑  kelenjar-kelenjar mamma berisis air susu
– Oksitosin ↑  kontraksi mioepitelium kelenjar susu 
air susu keluar
Pengeluaran Lokhia
• Sekret yang berasal dari kavum uteri dan vagina dalam masa nifas

• Lokhia rubra (kruenta)  Hari ke-1 postpartum


Terdiri atas darah segar bercampur sisa-sisa selaput ketuban, sel-sel
desidua, sisa-sisa verniks kaseosa, lanugo, dan mekoneum

• Lokhia sanguinolenta : darah bercampur lendir  Hari berikutnya

• Lokhia serosa : cair, tidak berdarah lagi, warnanya agak kuning
 1 minggu postpartum

• Lokhia alba : berupa cairan putih  2 minggu postpartum
PENANGANAN
Kebersihan diri Keluarga berencana
Istirahat Pemeriksaan postnatal
Latihan – Keadaan umum
– Keadaan payudara dan putingnya
Gizi ibu menyusui
– Dinding perut
Menyusui
– Perineum
Perawatan payudara – Kandung kemih
Sanggama (setelah darah – Rektum
merah berhenti dan ibu – Ada tidaknya fluor albus
dapat memasukkan 1 atau 2 – keadaan serviks, uterus, adneksa
jarinya ke dalam vagina Fisioterapi postnatal
tanpa rasa nyeri)
PERAWATAN MASA NIFAS
• Makanan yang diberikan harus bermutu tinggi dan
cukup kalori, cukup protein dan banyak buah.
• Melakukan upaya pencegahan
• Deteksi dini
• Pengobatan komplikasi dan penyakit yg mungkin
terjadi
• Penyediaan pelayanan pemberian ASI
• Cara menjarangkan kehamilan
• Imunisasi
• Nutrisi Ibu
• Pada masa pasca persalinan, seorang ibu memerlukan :
– Informasi dan konseling tentang :
• Perawatan bayi dan pemberian ASI
• Apa yg terjadi termasuk gejala adanya masalah yg
mungkin timbul
• Kesehatan pribadi, higiene, dan masa penyembuhan
• Kehidupan seksual
• Kontrasepsi
• Nutrisi
– Dukungan dari :
• Petugas kesehatan
• Kondisi emosional dan psikologis suami serta
keluarganya
– Pelayanan kesehatan untuk kecurigaan dan munculnya
tanda terjadinya komplikasi
• Pada masa pascapersalinan, bayi baru lahir memerlukan :
– Kemudahan akses ke ibu
– ASI
– Suhu lingkungan yg sesuai
– Lingkungan yg aman
– Pengasuhan oleh orgtua
– Kebersihan
– Pengawasan dan tindak lanjut pada gejala sakit
– Akses ke fasilitas kesehatan apabila terdapat kecurigaan /
terjadinya komplikasi
– Asuhan dan rangsangan kasih sayang
– Perlindungan dari :
• Penyakit
• Praktik membahayakan
• Kekerasan
– Penerimaan dari :
• Seks
• Perilaku
• ukuran
– Surat kelahiran
• Semua ibu harus mendapatkan imunisasi paling sedikit 2
kali pemberian Tetanus Toksoid sebagai upaya
pencegahan tetanus pada ibu maupun bayinya.
• Bila terdapat resiko yg tinggi untuk terjadinya penularan
TBC, melalui BCG harus diberikan pada bayi segera
setelah kelahiran.
• Mobilisasi
– tidur terlentang 8 jam post partum mencegah
perdarahan post partum
– hari kedua dapat duduk
– hari ketiga dapat jalan-jalan
– hari keempat / kelima  boleh pulang.
 Mobilisasi ini tidak mutlak, bervariasi tergantung pada
adanya komplikasi persalinan, nifas, dan sembuhnya
luka.
PERAWATAN MASA NIFAS
• Diet / Makanan
– cukup kalori, cukup protein, banyak cairan, serta banyak buah-buahan dan sayuran
karena si ibu mengalami hemokosentrasi.
• Buang Air Kecil
– Sulit kencing karena pada persalinan m.sphicter vesica et urethare mengalami
tekanan oleh kepala janin dan spasme oleh iritasi musc. sphincter ani, dan karena
oedem kandungan kemih
• Demam
– Pasca persalinan, suhu badan ibu naik ± 0,5⁰C dari keadaan normal, tapi tidak
melebihi 38⁰C.
– Sesudah 12 jam pertama suhu badan akan kembali
normal.
– Bila suhu lebih dari 38⁰C/ mungkin telah ada infeksi.
• Buang Air Besar
– 3-4 hari post partum, bila obstipasi berikan obat
pencahar (laxantia) peroral atau parenteral
– Feses dapat tertimbun di rektum  menimbulkan demam
• Mulas
– Karena kontraksi uterus  2-3 hari pasca persalinan.
– Perasaan sakit ini timbul bila masih ada sisa selaput ketuban,
plasenta atau gumpalan dari di cavum uteri.
– Bila si ibu sangat mengeluh, berikan analgetik atau sedativa
supaya ia dapat beristirahat tidur.

• Laktasi
– 8 Jam sesudah persalinan si ibu disuruh mencoba menyusui
bayinya untuk merangsang timbulnya laktasi
– KI menyusui :
• menderita thypus abdominalis, tuberkulosis aktif,
thyrotoxicosis, DM berat, psikosi atau puting susu tertarik
ke dalam, leprae.
• kelainan pada bayinya : bayi sumbing (labiognato
palatoschizis)
Elemen kunci pelayanan kesehatan
pascapersalinan
6 – 12 jam 3 – 6 hari 6 minggu 6 bulan

BAYI -Napas (breathing) -Minum -Berat badan -Tumbuh


-Kehangatan -Infeksi -Pemberian kembang
(warmth) -Test rutin minum -weaning
-Minum (feeding) -imunisasi
-Tali pusat (cord)
-imunisasi
IBU -Kehilangan darah -Breast care -Pemulihan -Kesehatan
(blood loss) -Suhu / infeksi -Anemia umum
-Nyeri -Lokia -kontrasepsi -Kontrasepsi
-Tekanan darah -mood -Morbiditas
-Tanda bahaya lanjut
(warning signs) (continuing
morbidity)
LO6

KRITERIA BAYI NORMAL


Bayi Lahir Normal
• Usia Gestasi : 37-42 minggu
• BBL : 2500-4000 gram
• PB : 44-53 cm
• LK : 31-36 cm
• Bayi segera menangis
• Bergerak aktif
• Kulit kemerahan
• Apgar score : 7-10
• Mengisap ASI dengan baik
• Tidak ada kelaianan bawaan ataupun trauma
persalinan
LO7

KRITERIA BAYI RESIKO TINGGI


LO8

PERAWATAN NEONATUS DINI


MANAJEMEN BAYI BARU LAHIR
Pengaturan suhu
Bayi kehilangan panas melalui 4 cara :
1. Konduksi  melalui benda” padat yang berkontak
dengan kulit bayi
2. Konveksi  pendinginan melalui aliran udara disekitar
bayi
3. Evaporasi  kehilangan panas melalui penguapan air
pada kulit bayi yang basah
4. Radiasi  melalui benda padat dekat bayi yang tidak
berkontak secara langsung dengan kulit bayi
Penanganan pengaturan suhu :
-Menutup semua pintu dan jendela kamar bersalin dan
mematikan AC yang langsung mengarah ke bayi.
-Suhu di kamar paling rendah 20°C
-Segera sesudah dilahirkan, bayi dikeringkan dan kemudian
diselimuti/dibungkus rapat dengan handuk hangat
-Membiarkan bayi dalam keadaan telanjang saat kontak
kulit dengan ibu
Resusitasi neonatus
Bayi gagal bernafas spontan, hipotonus atau ketuban keruh
bercampur mekonium  harus dilakukan
Inisiasi menyusu dini (IMD)
- Setelah melahirkan, bayi diletakkan di dada atau perut
atas ibu selama paling sedikit 1 jam untuk memberi
kesempatan pada bayi untuk mencari dan menemukan
puting ibunya.
- Manfaatnya bagi bayi yaitu membantu stabilisasi
pernafasan, mengendalikan suhu tubuh bayi lebih baik
dibanding dengan inkubator, menjaga kolonisasi kuman
yang aman untuk bayi dan mencegah infeksi nosokomial.
- Manfaat bagi ibu yaitu mengoptimalkan pengeluaran
hormon oksitosin, prolaktin dan secara psikologis
menguatkan batin antara ibu dan bayi.
INISIASI MENYUSU DINI
Dapat mencegah kematian neonatal
• Membantu mempercepat pengeluaran ASI dan memastikan
kelangsungan pengeluaran ASI

• Mencegah paparan terhadap substansi/zat dari makanan /


minuman yang dapat mengganggu fungsi saluran pencernaan

• Kolostrum  memicu pematangan saluran cerna dan


memberi perlindungan terhadap infeksi

• Kehangatan tubuh ibu saat proses menyusui dapat mencegah


kematian bayi akibat kedinginan (terutama bagi bayi dengan
BBLR)
Pengikatan dan pemotongan tali pusat
-Harus dilakukan secara asepsis untuk mencegah
infeksi tali pusat dan tetanus neonatorum

Perawatan tali pusat


-Menjaga agar tali pusat tetap kering dan bersih
-Bersihkan dengan lembut kulit di sekitar tali
pusat dengan kapas basah, bungkus dengan
longgar dengan kasa bersih/steril.
Pelabelan
-Label nama bayi atau ibu harus diletakkan di
pergelangan tangan atau kaki sejak di ruang bersalin
Profilaksis mata
-Untuk mencegah konjungtivitis diberikan antibiotik
(tetes mata silver nitrat)
Pemberian vitamin K
-Untuk mencegah pendarahan akibat defisiensi vitamin
K (PDVK) yang dapat menyebabkan kematian
neonatus
Pengukuran berat dan panjang lahir
-Dilakukan dengan menggunakan stadiometer bayi
dengan menjaga bayi dalam posisi lurus dan
ekstremitas dalam keadaan ekstensi
Memandikan bayi
-Suhu ruang saat memandikan bayi harus hangat
(<25C) dan suhu air optimal adalah 40C untuk
bayi kurang dari 2 bulan dan berangsur turun
sampai 30 C untuk bayi di atas 2 bulan
RESUSITASI NEONATUS
Apgar score
(appearance, pulse rate, grimace, activity, respiration )
0 1 2
Warna kulit Pucat Badan merah & Seluruh tubuh
ekskremitas biru kemerahan
Frekuensi nadi Tidak ada < 100 100
Reaksi Tidak ada Sedikit gerakan Batuk/bersin
rangsangan
Aktivitas Tidak ada Ekskremitas Gerakan aktif
sedikit fleksi
Usaha Nafas Tidak ada Lemah, tidak Baik, menangis
teratur
Classification according to total score: Apgar 7-10 = normal Apgar 4-6 =
moderate asphyxia ,Apgar 0-3 = severe asphyxia
Selalu Nilai risiko bayi untuk kebutuhan resusitasi
diperlukan
Jaga tetap hangat
Posisi, buka/bersihkan jalan napas
Keringkan, rangsang napas
Beri O2 (bila perlu)
Berikan ventilasi tekanan positif
Lebih jarang
diperlukan
Intubasi trakea

Kompresi dada
Pemberian
Kadang-kadang
obat2an
diperlukan
LO9

MASALAH PAYUDARA
Kelainan pada mamma
• Pembendungan air susu (zogstuwing)
– Bayi blm myusu dg baik/duct lactiferus
menyempit pembendungan mamma panas,
keras, nyri, suhu badan normal
– Menyokong mamma dg bra+analgesik
– Sblm bayi menyusu pijat ringan
– Stilbestrol I mg 3dd1 2-3 hari
• Mastitis
– Inf dan rdg pada primipara
– Luka pada putting/peredaran darah Staf.aureus
– Panas dingin, suhu>>, lesu, tdk nfsu makan
– Mamma mbesar, nyeri, kulit mrh, bengkak abses
– Bdk tpt:
• M-abses d bawah areola mamma
• M-tengah mamma abses d tpt tsb
• M-jar d bwh dorsal dari kel abses antara mamma dan otot di
bawahnya
– Pencegahan
• Bersihkan putting susu dg sabun sblm dan ssdh menyusui
• Bila ada luka bayi jangan menyusu d bg luka
– Pengobatan
• Pemberian susu dari mamma yg sakit distop
• Antibiotik penisilin dosis tinggi (kultur ASI)
• Abses sayatankluarkan nanah+drainase
• Galaktokele
– Sumbatan sal oleh ASI yg membeku tkump tumor kistik
– Tekanan ketat pd mamma tumor hilang
• Kelainan putting susu
– Mencekung bayi sulit menyusu ASI dkeluarkan mll pijatan/pompa
– Luka pada putting~~ mastitis
• Kelainan dalam keluarnya ASI
– Agalaktia
– Poligalaktia
– Galaktorea
– Hipotal-hipofis galaktorea+amenorea_atrofi uterus Chiari
Fromme sydrome
• Penghentian laktasi
– Oestradiol valereat 10 mg i.m atau DES 90 mg PO dbagi dlm 1 mggu

Anda mungkin juga menyukai