P2repro Kevin
P2repro Kevin
Kevin Tumbel
405130216
LO 1
2. Preeklampsia-Eklampsia
Preeklampsia : hipertensi yg timbul setelah 20mg
kehamilan disertai proteinuria
Eklampsia : preeklampsia yg disertai kejang dan/ koma
Hipertensi dalam Kehamilan
3. Hipertensi Kronik dengan superimposed preeklampsia
Hipertensi kronik yg disertai tanda2 preeklampsia /
hipertensi kronik disertai proteinuria
• Primigravida, primipaternitas
• Hiperplasentosis
• Umur yang ekstrim
• Riwayat keluarga pernah preeklampsia /
eklampsia
• Penyakit ginjal dan hipertensi yg sudah ada
sebelum hamil
• Obesitas
Patofisiologi
Hipertensi dalam Kehamilan
Preeklampsia ringan
Preeklampsia berat
komplikasi
pencegahan
eklampsia
Perubahan Sistem Organ pd Preeklampsia
PREEKLAMPSIA
Volume Hipovolemia & vasokonstriksi hipertensi
plasma
Hipertensi Pe↑ reaktivitas vaskular pd mg ke-20, hipertensi pd Trimester
II
TD : > 140/90 mmHg
TD normal 2-3mg pasca persalinan
Fungsi -Hipovolemia RBF ↓ oligouria / anuria
Ginjal -Kerusakan sel golerulus ↑permeabilitas membran basalis
proteinuria
-Sel endotel glomerus bengkak disertai deposit fibrin
Glomerular capillary endotheliosis
-Nekrosis tubular ginjal GGA ireversibel
-Vasospasme p.d. kerusakan intrinsik jar. Ginjal
-Hipovolemia RBF ↓ filtrasi glomerulus ↓ ↑ as urat
serum( >5 mg/cc) & kreatinin ( >1mg/cc)
Perubahan Sistem Organ pd Preeklampsia
Tekanan osmotik > Menurun karena kebocoran protein & peningkatan
dan koloid permeabilitas vaskuler
Koagulasi -Trombositopenia
-↑ FDP
-↓ antitrombin III
-↑ fibronektin
Viskositas darah Viskositas darah ↑ resistensi perifer↑ aliran darah ke
organ ↓
Hematokrit Hipovolemia Hematokrit ↑
(menggambarkan beratnya preeklampsia)
Edema Hipoalbuminemia / kerusakan endotel kapiler edema
60% pd kehamilan dg hipertensi
80% pd kehamilan dg hipertensi & proteinuria
Patologis jika :
-Edema pd muka & tangan / Edema generalisata
-Disertai kenaikan BB yg cepat
Perubahan Sistem Organ pd Preeklampsia
Paru Edema paru e.c. payah jantung, kerusakan endotel
kapiler paru & menurunnya diuresis
Hematologik -Peningkatan hematokrit & viskositas darah
-Trombositopenia
-Gejala hemolisis mikroangiopatik
Hepar Vasospasme & iskemia nekrosis sel hepar
Perdarahan subkapsular hematoma
Neurologik -Hiperperfusi otak nyeri kepala
-Spasme & edema retina gangguan visus
-Hiperrefleksi
-Kejang ( e.c. edema, vasospasme dan iskemia serebri)
-Perdarahan intrakranial
Kardiovaskular ↑ cardiac afterload e.c. hipertensi
↓ cardiac preload e.c. hipovolemia
Janin -Intrauterin Growth Restriction & Oligohidramnion
↑ morbiditas dan -Prematuritas
mortalitas -Solusio plasenta
Preeklampsia Ringan
suatu sindroma spesifik kehamilan dg
menurunnya perfusi organ yg menyebabkan
vasospasme p.d dan aktivasi endotel
Tujuan umum
Diagnosissetela perawatan: Manajemen
h kehamilan 20mg •Mencegah umum:
•Hipertensi TD : > perdarahan Terhadap
140/90 mmHg intrakranial & penyakit :
•Proteinuria > kejang medikamentosa /
300mg/24 jam atau •Mencegah obat2an
tes dipstick >+1 gangguan fungsi •Terhadap
•Edema : lengan, organ vital kehamilan :
muka, perut dan •Melahirkan bayi diteruskan /
generalisata sehat terminasi
Manajemen terhadap Manajemen terhadap
Penyakit Kehamilannya
Rawat jalan
Preterm (<37 mg)
•Banyak istirahat
Bila normotensif, persalinan
•Tidur miring < tekanan pd V.cava ditunggu sampai aterm
Inferior
•Cukup protein, rendah KH, lemak & Aterm (>37 mg)
garam (2g/hari ) secukupnya Persalinan ditunggu sampai
•Tidak diberikan obat2an diuretik, onset persalinan
atihipertensi dan sedatif Dipertimbangkan untuk
•Pemeriksaan rutin Hb, Ht, faal hati & melakukan induksi pada
ginjal, urinalisa taksiran tanggal persalinan
Persalinan spontan /
memperpendek kala II
Rawat inap
•Bila ≠perbaikan TD & peoteinuria selama
2mg dan adanya 1/> tanda preeklampsia
berat
•Anamnesis, pemeriksaan fisik dan
laboratorium
•Pemeriksaan janin : pertumbuhan dan
jumlah cairan amnion
preeklampsia dengan TD sistol
>160mmHg dan diastol >110
Preeklampsia Berat mmHg disertai proteinuria > 5g/24
jam
Perdarahan otak
Hipertensi
Lesi otak
Kelainan metabolik
Meningitis
Epilepsi iatrogenik
Penatalaksanaan
Mola hidatidosa
Inkompetensi servix
Perdarahan selama Perdarahan Solusio plasenta
kehamilan trimester II
Partus prematurus
Plasenta previa
Perdarahan
Ruptur uteri
trimester III
Solusio plasenta
DM
Kelainan Plasenta
Plasenta Previa
• plasenta yang letaknya abnormal yaitu pada
segmen bawah rahim sehingga menutupi
sebagian atau seluruh pembukaan jalan lahir
(ostium uteri internum)
• Klasifikasi
– Plasenta previa totalis
– Plasenta previa parsialis
– Plasenta previa marginalis
– Plasenta previa letak rendah
Plasenta previa Plasenta menutupi seluruh ostium uteri
totalis internum
Ibu Hamil
Janin
Parasitemia Bayi Baru Lahir
Morbiditas :
Anemia Abotus
Malaria serebral Lahir mati
Hipoglikemia Infeksi Berat lahir
Sepsis peurperal kongenital rendah
Mortalitas : Prematuritas
Penyakit berat IUGR
Perdarahan Penyakit malaria
Moortalitas
NAMA Toxoplasma Rubella CMV HERPES
SIMPLEK II
penyebab Toxoplasma gondi. Virus rubella virus Virus Herpes
Cytomegalovirus Simpleks tipe II
golongan virus (HSV II).
keluarga Herpes.
ABORTUS
INKOMPLETUS
Diagnosa
1. Nyeri suprapubik, kejang uterus dan atau
nyeri punggung bagian bawah
2. Perdarahan pervaginam
3. Dilatasi servik dan teraba jaringan keluar dari
kanalis servikalis
4. Gejala dan tanda kehamilan menghilang
5. Tes kehamilan negatif atau kadar β hcg
meningkat pesat
6. Pemeriksaan ultrasonografi yang tidak
normal
Diagnosa Banding
• Kehamilan ektopik
• Perdarahan servik akibat epitel servik yang
mengalami eversi atau erosi
• Polip endoservik
• Mola hidatidosa
• Karsinoma servik uteri
Pemeriksaan Penunjang
Laboratorium
• Darah lengkap
– Kadar haemoglobih rendah akibat anemia
haemorrhagik.
– LED dan jumlah leukosit meningkat tanpa adanya
infeksi.
• Tes kehamilan
– Penurunan atau level plasma yang rendah dari β-hCG
adalah prediktif bagi terjadinya kehamilan abnormal
(blighted ovum, abortus spontan atau kehamilan
ektopik).
Pemeriksaan Penunjang
• Ultrasonografi
– USG transvaginal dapat digunakan untuk
deteksi kehamilan 4 – 5 minggu
– Detak jantung janin terlihat pada kehamilan
dengan CRL > 5 mm (usia kehamilan 5 – 6
minggu)
– Dapat digunakan untuk menentukan
apakah kehamilan viabel atau non-viabel
Atas :
Kantung kehamilan dengan
mudigah
Kiri :
Blighted Ovum , kantung
kehamilan tanpa mudigah
Penatalaksanaan
Jenis abortus Penatalaksanaan
• Jenis :
– Seksio secara klasik : pembedahan secara sanger
– Seksio secara transperitoneal profunda
(lower segmen caesarean section)
– Caesarean hysteroctomy
– Seksio sesaria ektraperitoneal
– Seksio sesarea vaginal
Cesarean Sectio
Terapi
• Tirotoksisitas selama kehamilan dapat di
kontrol dengan obat jenis thiomide
• PTU
• Tiroidektomi
Hasil Akhir Kehamilan
• Bergantung pada tercapai atau tidaknya
penontrolan metabolik
• Tiroksin yg berlebihan mengakibatkan
keguguran spontan
• Meningkatkan resiko untuk preeklampsia,
gagal jantung, keadaan perinatal yang buruk
Efek pada Janin dan Neonatus
• Janin bisa dalam keadaan eutiroid, hiper atau
hipotiriod
• Terlihatnya gambaran goiter tirotoksikosis pada
janin atau bayi baru lahir, biasa dalam keadaan
nonimmune hydrops atau meninggal
• Dapat terjadi goiter hipotiroid pada janin dengan
ibu pengkonsumsi obat thiomide
• Bisa terjadi hipotiroidism tanpa adanya goiter
karena masuknya tirotropin-receptor blocking
antibodies ibu melalui plasenta
Hipotiroid
• Diagnosis ditegakkan bila kadar tiroksin bebas
rendah dan kadar tirotropin tinggi
• Keadaan hipotiroid dihubungkan dengan
infertilitas
• Defisiensi kelenjar tiroid klinik Ditemukan
pada 1,3/1000 orang, sedangkan subklinis
23/1000 orang
Hipotiroid Subklinis
• Pada wanita 18-45 tahun sekitar 5% dan
sekitar 2-3% menjadi kegagalan tiroid secara
klinis
• Keturunan merupakan faktor resiko
• DM tipe 1 dan antibodi anti mikosomal
merupakan faktor resiko lainnya
Efek Hipotiroid Subklinis pada Hasil
Kehamilan
• Tergantung asupan iodin
• Hipotiroid dengan gambaran klinis yang jelas
berhubungan dengan keadaan perinatal yang
buruk
• Anak2 yang dilahirkan oleh ibu yang kadar T4 <
10 persentil beresiko mengalami ketidak
seimbangan perkembangan psikomotor
• Hipotiroid subklinis meningkatkan persalinan
prematur, solutio plasenta, perawatan bayi di
NICU
Defisiensi Iodin
• Iodin dibutuhkan pada saat konsepsi untuk
perkembangan neurologik janin (220 g/ hari)
• Defisiensi iodin mempengaruhi gagguan
neurologik janin
• Berefek sedang pada fungsi intelektual dan
psikomotor
• Kretinisme endemik bila kasus berat
• Pemberian tambahan iodin sebelum kehamilan
bisa mencegah kerusakan neurologik yang berat
Hipotiroid Kongenital
• 1/ 4000-7000 bayi
• 75% bayi hipotiroid memiliki kondisi agenesis
kelenjar tiroid atau dishormogenesis, 10%
lainnya hipotiroid transiedn
• Pemberian terapi pengganti tiroksin secara
dini dan agresif sangat penting untuk bayi-bayi
ini, kecuali pada yang menderita hipotiroid
kongenital yang bera
Kehamilan Ektopik
Kehamilan ektopik
• Suatu kehamilan yang pertumbuhan sel telur
yang telah dibuahi tidak menempel di
endometrium kavum uteri
• Tempat nidasi tidak menyesuaikan diri dengan
besarnya buah kehamilan ruptur
kehamilan ektopik terganggu
• Di Indonesia 5 – 6 / 1000 kehamilan
Berdasarkan lokasi:
• Kehamilan tuba, >95%
Pars ampularis 55%, pars ismika 25%, pars
fimbriae 17%, pars interstisialis 2%
• Kehamilan ektopik lain, <5%
Di serviks uteri, ovarium atau abdominal
• Kehamilan intraligamenter
• Kehamilan heterotopik
• Kehamilan ektopik bilateral
Etiologi Gambaran klinik
kelompok yang bergejala jelas dan kelompok yang
• Faktor tuba bergejala samar.
• Faktor abnormalitas kelompok yang bergejala jelas:
• mula-mula gejala klasik kehamilan muda seperti
dari zigot rasa mual dan pembesaran disertai rasa agak sakit
• Faktor ovarium pada payudara yang didahului dengan
keterlambatan haid.
• Faktor hormonal • perasaan tidak enak pada perut di bagian bawah,
keluar bercak darah melalui kemaluan, merasa
• Faktor lain: pemakai amat lemah, dan berakhir dengan rasa amat nyeri
ketika tuba robek atau pada waktu tuba sedang
IUD, sudah tua, perokok terancam robek
• sinkop dan boleh jadi disertai rasa nyeri pada bahu
bila darah dalam rongga peritoneum cukup banyak
yang mengalir ke dalam ruangan antara hati
dengan diafragma dan merangsang nervus
phrenicus lalu terjadilah nyeri yang memancar
pada bahu
65% pada kehamilan di fimbrie dan ampulla
Abortus tuba
Perdarahan kecil berulang lepas mati
Kehamilan ektopik
berakhir (6-10 mgg)
Glukosa 50 gr
<140mg% >140mg%
N DMG
Penatalaksanaan
• Mempertahankan kadar glukosa darah puasa < 105 mg/dl
• Mempertahankan kadar glukosa darah 2 jam pp < 120 mg/dl
• Mempertahankan kadar Hb glikosilat (Hb Alc) < 6%
• Mencegah episode hipoglikemia
• Mencegah ketonuria/ketoasidosis deiabetik
• Mengusahakan tumbuh kembang janin yang optimal dan
normal
• Perencanaan makan
• Insulin
• Obat hipoglikemik oral tidak dipakai saat hamil & menyusui
efek teratogenik & dikeluarkan melalui ASI
Penanganan Obstetrik
• Penyakit tidak berat dan pengobatan/ diet dapat mengontrol
baik persalinan normal
• Diabetes agal berat dan memerlukan insulin induksi
persalinan dini minggu ke 36-38
• Diabetes agak berat, riwayat kematian janin dalam kandungan
Seksio sesarea minggu ke 37
• Diabetes berat dengan komplikasi, riwayat persalinan buruk
induksi persalinan dini / seksio sesarea
• Pengawasan persalinan : monitor janin dengan baik (DJJ,
elektro toko kardio gram, USG)
• Tubektomi ibu yang sudah mempunyai anak dan pada
setiap kehamilan dan persalinan mengancam nyawa ibu dan
bayi
Prognosis
• Bila penyakit ditangani oleh ahli penyakit dalam serta kehamilan
& persalinan diawasi & ditolong oleh ahli kebidanan
prognosis baik
• Diabetes berat, lama, komplikasi prognosis buruk
• Prognosis bayi jelek; Faktor resiko morbiditas & mortilitas bayi
– Berat & lamanya sakit, adanya asetonuri
– Insufisiensi plasenta
– Komplikasi & disatosia persalinan
– Respiratory stress syndrome
– Prematuritas & cacat bawaan
– Angka kematian perinatal 10 – 15 %
Pencegahan
• Kontrol berat badan normal atau mendekati level
normal dengan makan yang sehat, rendah lemak, tinggi
serat
• Olahraga teratur
• Tidak mengkonsumsi alkohol
• Tidak merokok
• Modifikasi gaya hidup dan / atau obat-obatan tertentu
dapat digunakan pada orang dengan pradiabetes untuk
mencegah perkembangan diabetes
Hiperemesis Gravidarum
Definisi
• Mual dan muntah berlebihan sehingga pekerjaan sehari-
hari terganggu dan keadaan umum menjadi buruk.
– Multiple gestations
– Penyakit Trophoblastic
– Nulipara
Penyebab (Aetiology) Hyperemesis
Gravidarum
• Hormonal
• Reflex
• Ketosis
• Hydatidiform mole
Patofisiologi
Manifestasi Klinis
• Menurut berat ringannya gejala, hiperemesis gravidarum
dibagi dalam 3 tingkatan, yaitu :
– Tingkat II, Pasien tampak lemah dan apatis, lidah kotor, nadi
kecil dan cepat, suhu kadang naik, dan mata sedikit ikterik. BB
pasien turun, timbul hipotensi, hemokonsentrasi, oliguria,
konstipasi, dan nafas berbau aseton.