• kerusakan funsi glomerulus yang mengakibatkan penurunan
laju filtrasi glomerulus. • Ganguan ganguan pre-renal , seperti hemokonsntrasi atau penurunan tekanan darah arteri perifer , bendungan vena ginjal secara pasif menurunkan tekanan filtrasi, sehingga terjadi penurunan laju filtrasi glomerulus. Definisi • Glomerulonefritis adalah suatu reaksi imunologis pada ginjal terhadap bakteri atau virus tertentu.Yang sering terjadi ialah akibat infeksi kuman streptococcus.
• Glomerulonefritis merupakan suatu istilah yang dipakai
untuk menjelaskan berbagai ragam penyakit ginjal yang mengalami proliferasi dan inflamasi glomerulus yang disebabkan oleh suatu mekanisme imunologis.
• Sedangkan istilah akut (glomerulonefritis akut)
mencerminkan adanya korelasi klinik selain menunjukkan adanya gambaran etiologi, patogenesis, perjalanan penyakit dan prognosis. Etiologi • Glomerulonefritis pascastreptokok didahului oleh infeksi Streptococcus β- hemolyticus grup A jarang oleh streptokokus dari tipe yang lain. Hanya sedikit Streptococcus β-hemolyticus grup A bersifat nefritogenik yang mampu mengakibatkan timbulnya glomerulonefritis pascastreptokokus.
• Beberapa tipe yang sering menyerang saluran
napas adalah dari tipe M1, 2, 4, 12, 18, 25 dan yang menyerang kulit adalah tipe M49, 55, 57, 60 Etiologi • Glomerulonefritis pascastreptokokus menyertai infeksi tenggorokan atau kulit oleh strain “nefritogenik” dari streptococcus β-hemolyticus grup A tertentu. Faktor- faktor yang memungkinkan bahwa hanya strain streptokokus tertentu saja yang menjadi “nefritogenik” tetap belum jelas.
• Selama cuaca dingin glomerulonefritis streptokokus
biasanya menyertai tonsilofaringitis streptokokus, sedangkan selama cuaca panas glomerulonefritis biasanya menyertai infeksi kulit atau pioderma streptokokus. Etiologi • Epidemi nefritis telah diuraikan bersama dengan infeksi tenggorokan (serotipe 12) maupun infeksi kulit (serotipe 49), tetapi penyakit ini sekarang paling lazim terjadi secara sporadik1,2 Penyakit infeksi lain yang juga dapat berhubungan ialah skarlatina, otitis media, mastoiditis, abses peritonsiler dan bahkan infeksi kulit.
• Jasad reniknya hampir selalu streptokok beta hemolitik
golongan A, dan paling sering ialah tipe 12. Strain nefritogenik lain yang dapat ditemukan pula ialah tipe 4, 47, 1, 6, 25 dan Red Lake (49) Etiologi • Glomerulonefritis dapat juga disebabkan oleh sifilis, keracunan seperti keracunan timah hitam tridion, penyakitb amiloid, trombosis vena renalis, purpura anafilaktoid dan lupus eritematosus. Faktor risiko Faktor Biologi Faktor Lingkungan Faktor Perilaku Faktor Pelayanan Kesehatan
Umur (tersering pada Prevalensi meningkat Kebiasaan Minimnya pengetahuan
golongan umur 5-15 pada orang yang sosial mengkomsumsi obat petugas kesehatan tahun, dan jarang terjadi ekonominya rendah, dan antiinflamasi non-steroid Kurangnya sarana dan pada bayi) lingkungan tempat Kurang kesadaran prasarana yang memadai Jenis kelamin (laki laki tinggal yang tidak sehat. untuk berobat dini Keterlambatan dalam dua kali lebih sering dari Keterlambatan dalam diagnosis dan terapi pada perempuan) berobat Kekeliruan dalam Tidak melakukan diagnosis dan terapi pemeriksaan rutin Tidak adanya program kesehatan yang adekuat dalam proses skrining penyakit awal Patofisiologi PATOFISIOLOGI • Pada kelainan glomeronefritis primer, sel mesangial dan sel epitel glomerulus mengekspresikan epitel yang menyerupai protein imunogenik yang di buat ditempat lain dalam tubuh. • Pada glomeronefritis infeksi, bakteri, virus atau parasit dapat secara langsung menginfeksi ginjal dengan menciptakan antigen sendiri. • Pada penyakit inflamasi sistemik, proses inflamasi meluas ke ginjal menyebabkan jejas glomerulus sekunder. Pada sindrom goodpasture, target dari antigen adalah kolagen. Diagnosis • Anamnesis: – Tanyakan awitan dandurasi penyakit, biasanya mendadak. – Identifikasi penyakit sistemik serta infeksi yang baru terjadi (infeksi tenggorok,kulit,dll) – Riwayat penggantian katup jantung – Tanyakan gejala kehilangan nafsu makan, kelelahan, mual, mudah memar, mimisan, bengkak pada wajah dan kaki, serta sesak nafas – Pertanyaan seputar buang air kecil: hematuria, oliguria, adanya nyeri abdomen. – Hemoptisis, terjadi pada sindrom goodpasture • Pemeriksaan Fisik: – Tanda-tanda kelebihan cairan : edema periorbital/edemea di kaki, hipertensi, ronki basah halus, peningkatan tekanan vena jugularis, asites, atau efusi pleura. – Cari tanda-tanda seperti ruam kulit, pucat,nyeri ketok Costovertebral angle (CVA), pembengkakan sendi – pemeriksaan neurologis yang tidak normal, gangguan kesadaran. • Pemeriksaan penunjang: – Darah lengkap: peningkatan laju endap darah (LED),kreatinin serum meningkat. – Urin 24 jam: protein urin kuantitatif (meningkat bersihan kreatinin – Tea untuk antigen streptokokus: ASTO – Pemeriksaan Lab: serolgi hepatitis B dan C, kadar trigliserida, ANCA – Urinalisis (makroskopis dan mikroskopis): • Proteinuria • Hematuria • Leukosituira • Sedimen eritrosit – USG: ukuran ginjal biasany membesar serta terdapat fibrosis. Korteks ginjal biasanya tidak rata eko genositasnya – Biopsi ginjal: biasanya tidak perlu diperlukan pada glomeronefritis dengan penyebab infeksi Pentalaksanaan • Tatalaksana glomeronefritis bergantung kepada etiologi yang mendasari tetapi prinsip umum yang dapat diterapkan adalah: Pengaturan tekanan darah dengan antihipertensi (Diuretik dosis tinggi, penghambat ACE dan ARB, atau penghambat kanal kalsium non dihidroperidin) dan retriksi asupan garam. Target tekanan darah < 125/75 mmHg. Reduksi proteinuria dengan retriksi asupan protein (0.8- 1g/KgBB/Hari) Reduksi edema dengan diuretik dosis tinggi dan pengaturan asupan cairan. Pengeluaran cairan disarankan kurang dari 2kg/hari untuk mengurangi risiko hipovolemia. Tatalaksana konsekuensi metabolik ( hiperlipidemia, hiper koagubilitas). Hindari penggunaan zat nefrotoksik