Anda di halaman 1dari 28

Abses anorektal

 Abses anorektal disebabkan oleh radang diruang


pararektum, akibat infeksi kuman usus.
 Umumnya pintu infeksi terdapat di kelenjar rektum di
kripta antar kolumna rektum.
 Penyebab lain : infeksi kulit anus, hematom, fisura
anus dan skleroterapi
A. Perianal
B. Ischiorectal
C. Intersfingter
D. Pelvirektal /
Supralevator
Gambaran klinis
 Nyeri  anus / sekitar anus / kulit perianal
 Tanda sistemik radang  demam, leukositosis, toksik
 Tanda abses :
1. terlihat dari luar (abses perianal)  bengkak
2. Palpasi (abses perianal)  hangat, fluktuatif
3. RT / VT (abses iskiorektal, pelvirektal) bengkak,
hangat, fluktuatif.
Terapi
 Drainase abses
 Rendam duduk
 Antibiotik
 Analgesia

Umumnya setelah drainase abses atau perforasi abses


spontan, akan terbentuk fistel / fistula
Fistula In Ano
= fistula perianal
= fistula anorektal
= fistula ani

 Merupakan sebuah hubungan yang


abnormal antara epitel dari kanalis
anal dan epidermis dari kulit perianal
Fistula In Ano
 Traktus umumnya terbentuk akibat pus.

 Terkait erat dengan abses perianal dan sering


dikatakan sebagai bentuk kronik dari abses.
Epidemiologi
 8,6 kasus per 100.000 penduduk
 Pria > wanita
 Umur rata-rata 38 tahun

 Umumnya terkait dengan higienitas dari daerah


perineum.
Etiologi
 Penyebab tersering adalah abses perianal

 Penyebab lainnya:
 Trauma
 Crohn’s disease
 Kanker
Patofisiologi
Inflamasi Trauma

Penyumbatan
Bakteri & Feces

Abses

Fistula
Klasifikasi
Klasifikasi yang paling umum digunakan adalah oleh
Parks et al.

Empat bentuk dasar dari fistula in ano digambarkan


dalam klasifikasi ini, yang berdasarkan pada
hubungan antara fistula dan otot-otot sfingter.
Fistula intersfingterik
 Fistula jenis ini diakibatkan
oleh abses perianal.
 Jenis juga merupakan tipe
yang paling sering dengan
kisaran 70% dari semua
fistula in ano.
Fistula transsfingterik
 Merupakan fistula kedua yang
tersering, mencakup 23%
 Umumnya hasil dari
abses ischiorektal.
Fistula suprasfingterik

 Fistula jenis ini diakibatkan


oleh abses supralevator dan
mencakup 5%.
Fistula ekstrasfingterik

 Merupakan jenis yang paling


jarang dan hanya 2% dari
semua fistula.
Goodsall Rule
Manifestasi Klinik
 Lubang yang terlihat di sekitar lubang anus, dapat
lebih dari 1
 Pengeluaran pus serta perasaan tidak enak yang
menyertainya
 Penonjolan atau pembengkakan kecil di sekitar lubang
anus
 Nyeri bila tersumbat
 Gejala juga dapat sudah menahun
Diagnosis
Anamnesis
 Keluhan seperti pada manifestasi klinis
 Riwayat penyakit terdahulu seperti , inflammatory bowel
disease, Crohn, Kanker rektal
 Perubahan berarti dalam pola defekasi, penurunan berat
badan

Pemeriksaan fisik:
 Inspeksi dan Palpasi
 Rectal Touche: uliran pada kulit dan pus pada penekanan
 Anoskopi
Anoskopi
 Dilakukan untuk identifikasi bukaan internal
 Probe fistula dimasukkan ke dalam traktus fistula
untuk menentukan arah dan bukaan internalnya.
Namun tidak selalu probe dapat tembus keluar dari
bukaan internalnya
Pemeriksaan Penunjang
Laboratorium: tidak ada yang spesifik

Pencitraan:
 Fistulografi/Fistulogram
 USG Endoanal
 CT-scan
 MRI
Penatalaksanaan
Prinsip umum:
 menghilangkan fistula
 mencegah rekurens
 memelihara fungsi sfingter

Keberhasilan biasanya ditentukan oleh


identifikasi bukaan primer dan memotong
otot dengan jumlah yang paling minimal.
Penatalaksanaan (1)
Fistulotomi/Lay open technique
 pembelahan semua jaringan yang distal
dari traktus primer
Penatalaksanaan (2)
Penggunaan Seton:
 Identifikasi visual sfingter
 Mengalirkan dan memajukan fibrosis
 Memotong fistula
Penatalaksanaan (2)
Penggunaan Seton:
Penatalaksanaan (3)
Mucosal advancement flap:
Disarankan pada:
 pasien wanita dengan fistula anterior
 pasien dengan inflammatory bowel disease
 pasien dengan fistula transfingterik dan
suprasfingterik
 Rekuren dan fistula kompleks
Penatalaksanaan (3)
Mucosal advancement flap:
Anjuran
 Menjaga higienitas daerah perineum
 Sitz bath yang rutin
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai