Anda di halaman 1dari 41

LAPORAN KASUS

ANESTESI UMUM PADA IBU HAMIL


DENGAN EKLAMPSIA DALAM
OPERASI SECTIO CAESAREA

Supervisor : dr. Ferry Lumintang, Sp.An


Disusun Oleh : Arini Oktaviani, S.Ked
No. Reg : 11-16-777-082

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS AL-KHAIRAAT
PALU
2017
PENDAHULUAN

• Istilah sectio caesarea berasal dari bahasa latin


caedere yang berarti memotong atau menyayat
• Persalinan dengan SC ditujukan untuk indikasi medis
tertentu, yang termasuk didalamnya indikasi ibu dan
indikasi untuk bayi
• Anestesia atau pembiusan berasal dari bahasa
Yunani yaitu An – tidak atau tanpa dan aesthesos –
persepsi atau kemampuan merasa
• Ada beberapa anestesi yang bisa dipilih untuk
operasi SC, baik spinal maupun general
PENDAHULUAN

• SC adalah melahirkan bayi melalui insisi abdominal


(laparotomi) dan dinding uterus (histerotomi)
• Angka kejadian SC di negara maju rata-rata sekitar
21,1%, di negara berkembang sekitar 14,3% dan
dinegara tertinggal hanya sekitar 2%.
SECTIO CAESAREA

KEUNTUNGAN KERUGIAN

• biaya yang mahal


• anestesi pada ibu akan
• aman dan telah banyak menyebabkan anak dapat ikut
menyelamatkan nyawa ibu terbius
yang mengalami kesulitan • luka di perut yang dapat
melahirkan mengalami infeksi
• bagi ibu yang paranoid • gerakan tubuh ibu menjadi
terbatas sehingga proses
terhadap rasa sakit penyembuhan luka semakin
lama
DEFINISI PREEKLAMPSIA

Preeklampsia adalah timbulnya hipertensi


disertai proteinuria signifikan, yang umumnya terjadi
pada usia kehamilan lebih dari 20 minggu atau segera
setelah persalinan. Proteinuria yang signifikan adalah
jika terdapat ≥ 300 mg protein dalam urin 24 jam atau
terdapat lebih dari 30 mg/mmol pada spot urine:
sampel kreatinin.3,4
KLASIFIKASI PREEKLAMPSIA

Preeklampsia Ringan
• Diagnosa preeklampsia ringan ditegakkan dengan kriteria:
• Hipertensi: sistolik/diastolik ≥ 140/90 mmHg.
• Proteinuria: ≥ 300 mg/24 jam atau ≥ 1+ dipstik.

Preeklampsia Berat
• Tekanan darah sistolik ≥ 160 mmHg atau diastolik ≥ 110 mmHg pada saat
dua pemeriksaan setidaknya berjarak 6 jam pada pasien
• Proteinuria > 5 gr dalam spesimen urin 24 jam atau > +3 pada dua kali
pemeriksaan urin sewaktu.

Eklampsia adalah preeklampsia yang disertai kejang dan atau


koma yang timbul bukan akibat kelainan neurologi.
TRIAS ANESTESI
Analgesia

Hipnotik Relaksasi
Selama kehamilan terjadi perubahan
fisiologis dan farmakologis pada wanita
yang berpengaruh pada anestesi

Perubahan
fisiologis

Sistem Sistem Sistem


pernapasan kardiovaskular gastrointestinal
REGIONAL ANESTESI

• Anestesi spinal adalah injeksi obat anestesi lokal ke


dalam ruang intratekal yang menghasilkan analgesia.
• Pemberian obat lokal anestesi ke ruang intratekal
atau ruang subarakhnoid di regio lumbal antara
vertebra L2-3, L3-4, L4-5
REGIONAL ANESTESI

• Hipotensi maternal dapat mengancam kehidupan ibu


dan janin bila penurunan tekanan darah dan curah
jantung tidak cepat dikoreksi
• Selain itu dapat pula dikoreksi dengan pemberian
vasopresor (efedrin 0,1-0,2 mg/kgBB)
REGIONAL ANESTESI

Keuntungan Kerugian Kontraindikasi

• Mengurangi • Pasien menolak


pemakaian • Shock hipovolemik
• Hipotensi
narkotik sistemik • Infeksi pada lokasi
• Time of onset
• Ibu tetap dalam injeksi
lebih lama
keadaan sadar • Sepsis
• Sakit kepala • Gangguan
• Risiko aspirasi
pasca punksi pembekuan
pulmonal
• Kelainan SSP tertentu
minimal
General Anestesi

• Anestesi umum adalah suatu keadaan meniadakan


nyeri secara sentral yang dihasilkan ketika pasien
diberikan obat-obatan untuk amnesia, analgesia,
kelumpuhan otot, dan sedasi.
General Anestesi

• Anestesi umum menggunakan cara melalui intravena


dan secara inhalasi untuk memungkinkan akses
bedah yang memadai ke tempat dimana akan
dilakukan operasi.
GENERAL ANESTESI

Indikasi Keuntungan Kerugian

• Induksi cepat • Risiko aspirasi lebih


• Pengendalian besar
• Gawat janin jalan nafas • Depresi janin
• Diperlukan optimal akibat pengaruh
keadaan relaksasi • Risiko hipotensi obat
uterus dan instabilitas • Hiperventilasi pada
kardiovaskular ibu
• Kesulitan intubasi
lebih rendah
LAPORAN KASUS
IDENTITAS PASIEN
• Nama : Ny. H
• Jenis Kelamin : Perempuan
• Usia : 28 Tahun
• Alamat : Jln. S. Manonda
• Pekerjaan : I.R.T
• Agama : Islam
• Tanggal masuk RS : 10 november 2017
• Tanggal Operasi : 10 november 2017
EVALUASI PRA-ANESTESI (10/11/2017)

Anamnesis (Autoanamnesis dan allo anamnesa )


• Keluhan Utama : Kejang
• Riwayat penyakit sekarang :
Pasien G1P0A0 gravid 35 - 36 minggu datang ke IGD KB RSU
Anutapura dengan keluhan kejang yang dialami pasien sebanyak
1 kali saat dirumah dengan durasi kurang lebih 10 menit disertai
pusing dan pandangan kabur, kejang yang di alami pasien baru
pertama kali, keluhan juga disertai sakit perut tembus belakang
dengan pelepasan lendir darah keluhan lain seperti mual dan
muntah disangkal, pasien masih merasakan gerakan janin.
• Riwayat Penyakit Dahulu :
– Riwayat alergi (-)
– Riwayat asthma (-)
– Riwayat penyakit jantung (-)
– Riwayat hipertensi disangkal
– Riwayat operasi sebelumnya (-)

• Allergies :
Pasien tidak mempunyai riwayat alergi makanan dan obat-
obatan.

• Past Medical History :


Tidak ada riwayat anestesi sebelumnya.
PEMERIKSAAN FISIK
Status Generalis
Keadaan Umum: Sakit Sedang
Kesadaran : Composmentis (GCS E4 V5 M6)
Berat Badan : 82 kg

Tanda-tanda vital
Tekanan darah : 180/110 mmHg
Nadi : 97 ×/menit
Respirasi : 24 ×/menit
Suhu : 36’6 ºC
DJJ : 162 x/menit
VAS :7
B1 (BREATH) DAN EVALUASI JALAN NAPAS:

Airway: clear, gurgling/snoring/crowing:(-/-/-), potrusi


mandibular (-), buka mulut 5cm, jarak mento/hyoid 7
cm, leher pendek (-), gerak leher bebas, tenggorok T1-1
faring hiperemis (-), mallampaty: kelas II, obesitas (+),
massa (-), gigi geligi lengkap (tidak ada gigi palsu), sulit
ventilasi (-). Suara pernapasan: Vesikuler (+/+), suara
tambahan (-). Riwayat asma (-), alergi (-), batuk (-),
sesak (-), masalah lain pada sistem pernapasan (-).
B2 (BLOOD):
Akral dingin, bunyi jantung SI dan SII murni regular.
Masalah pada sistem kardiovaskular (-)

B3 (BRAIN):
Kesadaran composmentis GCS 15 (E4V5M6), Pupil: isokor
Ø 3 mm/3mm, RCL +/+, RCTL +/+. Defisit neurologis (-).
Masalah pada sistem neuro/muskuloskeletal (-).
B4 (BLADDER):

BAK (+), volume: 60 cc/jam, warna: kuning jernih.


Masalah pada sistem renal/endokrin (-).

B5 (BOWEL):
Abdomen: tampak cembung, peristaltik (+) dbn, nyeri
tekan regio epigastrium, mual (-), muntah (-). Masalah
pada sistem hepato/gastrointestinal (-).

B6 BACK & BONE:


Oedem pretibial (+).
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
(10/11/2017)

Parameter Hasil Satuan Range Normal

RBC 5.6 106/uL 4,7 - 6,1


Hemoglobin (Hb) 13.8 g/dL 12.0 - 16.0
Hematokrit (HCT) 40.3 % 36 - 46
PLT 254 103/uL 150- 450
WBC 12.6 103/u L 4,0 -10,0
FUNGSI HATI
Parameter Hasil Satuan Range Normal

SGOT 31 U/I 0-37


SGPT 18 U/I 0-40

HbSAg(-)

Protein Urin (+3)

Parameter Hasil Satuan Range Normal


GDS 152 Mg/dl 80-199
DIAGNOSIS KERJA :
• GIP0A0 gravid 35 – 36 minggu + eklampsia

TINDAKAN :
• Section caesarea cito

PERSIAPAN PRE OPERATIF


Di Ruangan
• KIE (+), surat persetujuan operasi (+), surat persetujuan
tindakan anestesi (+)
• MgSO4 15 cc in RL 500 cc 28 tpm
Di Kamar Operasi
• Meja operasi dengan asesoris yang diperlukan
• Mesin anestesi dengan sistem aliran gasnya
• Alat-alat resusitasi (STATICS)
• Obat-obat anestesia yang diperlukan.
• Obat-obat resusitasi, misalnya; adrenalin, atropine, aminofilin,
natrium bikarbonat dan lain-lainnya.
• Menyiapkan pasien di meja operasi, memasang alat pantau tanda
vital, tiang infus, pulse oxymetri
• Evaluasi ulang status present pasien:
Tekanan darah : 180/100 mmHg
Nadi : 88 ×/menit
Respirasi : 24 ×/menit
Temperatur : 36’7 ºC
Komponen STATICS
S Scope Stetoscope untuk mendengarkan suara paru dan jantung.
Laringo-Scope: pilih bilah atau daun (blade) yang sesuai dengan
usia pasien. Lampu harus cukup terang.
T Tubes Pipa trakea, pilih sesuai ukuran pasien.
A Airways Pipa mulut-faring (Guedel, orotracheal airway) atau pipa hidung-
faring (nasi-tracheal airway). Pipa ini menahan lidah saat pasien
tidak sadar untuk mengelakkan sumbatan jalan napas.

T Tapes Plaster untuk fiksasi pipa supaya tidak terdorong atau tercabut.

I Introducer Mandarin atau stilet dari kawat dibungkus plastic (kabel) yang
mudah dibengkokkan untuk pemandu supaya pipa trakea mudah
dimasukkan.
C Connector Penyambung antara pipa dan peralatan anestesia.
S Suction Penyedot lendir, ludah dan lain-lainnya.
PLANNING
Laporan Anestesi Durante Operatif
• Tanggal Operasi : 10 november 2017
• Anestesiologi : dr. Ajutor Donny T, Sp.An
• Jenis anestesi : General anestesi
• Teknik anestesi : Intubasi
• ETT : 7.0
• Lama anestesi : 13.00 - 14.00 (60 menit)
• Lama operasi : 13.05 - 14.55 (50 menit)
• Ahli Bedah : dr. Djemi, Sp.OG/ dr. Mu’min
• Posisi anestesi : Supine
• Infus : tangan kanan
Obat-obatan yang diberikan :
• Obat premedikasi: Midazolam 2 mg dan Fentanil 80
µg
• Obat induksi : Propofol 100 mg
• Maintanance : O2, Sevoflurane 2 %
• Relaksasi otot : atracorium 15 m

Obat durante operatif :


• Ranitidine 50 mg
• Ondansentron 8 mg
TANDA-TANDA VITAL SELAMA OPERASI
Menit ke- Sistole (mmHg) Diastole (mmHg) Pulse (x/m)
0 (13.00) 180 100 88
5 (13.05) 178 100 100
10 (13.10) 167 99 108
15 (13.15) 169 98 107
20 (13.20) 166 100 110
25 (13.25) 153 99 87
30 (13.30) 152 99 88
35 (13.35) 157 110 90
40 (13.40) 155 100 95
45 (13.45) 155 99 95
50 (13.50) 149 100 96
55 (13.55) 140 110 99
60 (14.00) 131 100 98
PEMBERIAN CAIRAN

Cairan masuk:
Pre operatif : Kristaloid RL 500 cc
Durante operatif : Kristaloid RL 1000 cc
Total input cairan : 1500 cc

Cairan keluar:
Durante operatif: Urin (+) 300 cc; perdarahan ± 1000 cc
PERHITUNGAN CAIRAN
• Estimated Blood Volume (EBV) : 65 cc/kgBB x 82 kg = 5.330 cc

Input yang diperlukan selama operasi


• Cairan Maintenance
35 x 82 = 2,870/ 24 jam (119 cc/jam)
• Cairan defisit pengganti puasa (PP): lama puasa × maintenance = 2
× 199 = 238 ml
• Cairan defisit urin dan darah = urin + darah = 300+ 1000 = 1300 ml

Cairan masuk:
• Kristaloid : Ringer Lactat 3 kolf
• Total cairan masuk : 1500 cc
Stress Operasi
• Besar 8 cc × KgBB: 8 × 82 = 656 ml

Perhitungan cairan pengganti darah:


• Jumlah perdarahan : ± 1000 cc
• % perdarahan : 1000/5.330 x 100 % = 18 %
• Kristaloid 1000 cc x 3 = 3000 cc
POST OPERATIF
• GCS : E4V5M6
• Tekanan darah : 130/100 mmHg
• Nadi : 98 ×/menit
• Respirasi : 25 ×/menit
• Temperatur : 36’7 ºC
• VAS :5
PEMBAHASAN

Preeklampsia adalah timbulnya hipertensi disertai


proteinuria dan edema akibat kehamilan setelah usia
kehamilan 20 minggu atau segera setelah persalinan.
Eklampsia adalah preeklampsia yang disertai kejang
dan atau koma yang timbul bukan akibat kelainan
neurologi.
PEMBAHASAN

Setelah dilakukan pemeriksaan


tentang keadaan umum pasien tergolong
dalam status fisik ASA II diputuskan untuk
dilakukan anestesi umum dengan intubasi.
PEMBAHASAN

• Pertama dilaksanakan premedikasi anestesi.


• Pasien diberikan premedikasi berupa metoklopramide
10 mg untuk mencegah terjadinya aspirasi dan
midazolam termasuk golongan benzodiazepine.
• Tujuan pemberian premedikasi ialah untuk mengurangi
respon terhadap stress hormone endogen
• Dosis yang aman untuk premedikasi iv 0,1-0,2
mg/kgBB.
• Pada pasien kali ini diberi midazolam dengan dosis 2
mg.
PEMBAHASAN

Kemudian dilakukan induksi dengan menggunakan


fentanil 60 µg bolus intervena yang digunakan sebagai
analgesik opioid dosis analgesik 1-3 g/kgBB intravena
untuk lama kerja 30 menit, oleh karena itu hanya
dipergunakan untuk anestesi pembedahan dan bukan
untuk pasca bedah.
Selanjutnya mantanance dilakukan dengan
menggunakan sevofluran 2 mec secara inhalasi.
PEMBAHASAN

Sebelum dilakukan intubasi diberikan pelumpuh


otot terlebih dahulu, obat yang digunakan adalah
atracurium 15 mg, non-depolarising agent bekerja
antagonis terhadap neurotransmitter asetilkolin melalui
ikatan reseptor site pada Intubasi endotrakeal biasanya
sudah dapat dilakukan dalam 90 detik setelah injeksi
intravena 0,5 – 0,6 mg/kg.
PEMBAHASAN

• Setelah pelumpuh otot bekerja barulah dilakukan


intubasi dengan laringoskop blade lengkung yang
disesuaikan dengan anatomis leher pasien 
metode chin-lift dan jaw-trust  untuk meluruskan
jalan nafas antara mulut dengan trakea.
• Pada pasien ini digunakan ETT dengan cuff nomor
7.0.
• Pemasangan ETT pada pasien ini berjalan dengan
baik, hal ini menunjang dari pemeriksan fisik yang
dilakukan sebelum operasi dimulai yang menandakan
tidak ada penyulit saat intubasi.
PEMBAHASAN

Setelah ETT terfiksasi dilaksanakan pembedahan


yang diikuti dengan rumatan atau yang biasa dikenal
dengan maintenance menggunakan O2 + Sevofluran
ditambah dengan pemberian cairan parenteral yakni
kristaloid untuk mensubstitusi cairan, baik darah
maupun cairan tubuh lainnya, yang keluar selama
pembedahan.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai