(Keck et al 2002)
Fisiologi Siklus Menstruasi
Perubahan morfologis
dan endokrin pada
siklus menstruasi:
Fisiologi Siklus Menstruasi
Corpus luteum (yellow body):
Bekas folikel yang pecah setelah
ovulasi, berkembang menjadi corpus
luteum.
Tanda sitomorfologisnya berupa
vaskularisasi baru dari sel granulosa
yang semula avaskuler
Corpus luteum terhubung ke sirkulasi
dan reseptor-reseptor low density
lipoprotein (LDL) terbentuk.
Sebagai hasilnya sel-sel granulosa
dapat menggunakan kolesterol yang
ada untuk biosintesis progesteron
vaskularisasi baru dari
Level maksimum serum progesteron 15 Sel-sel granulosa
ng/ml 6 sampai 8 hari setelah ovulasi
Fisiologi Siklus Menstruasi
Perubahan-perubahan Endometrium:
Endometrium mengandung: epithel mukosa,
epithel kelenjar, endometrial stroma, jaringan ikat
dengan fibroblas dan makrofag.
Estradiol menyebabkan proliferasi luas
endometrium akibat meningkatnya mitosis seluler.
Estradiol melekat ke reseptor estrogen yang akan
merangsang reseptor progesteron. Endometrium
akan menjadi sensitif terhadap progesteron pada
fase sekresi dalam siklus (O‘Malley et al. 1991).
Ketebalan Endometrium bertambah dari 1 mm
pada hari ke-1 hingga 7-8 mm pada hari ke 14.
Fisiologi Siklus Menstruasi
(WHO 1999)
Kebutuhan Kontrasepsi
Angka dari abortus provokatus per 1,000 perempuan/tahun
di berbagai negara(Nieschlag et al. 1998):
Kebutuhan Kontrasepsi
Persentase perempuan yang tidak ingin mempunyai anak:
USA
Japan
Columbia
Thailand
China
Philippines
Mexico
Indonesia
Egypt
Kenia
Guatemala
Jordan
Pakistan
Nigeria
Cameroon
0 20 40 60 80 100
%
DSW Newsletter (6), August 1995, DHS /Measure (1998)
Kebutuhan Kontrasepsi
• Prevalensi Kontrasepsi:
60
40
20
0
Negara Berkembang Negara Maju
60000
50000
Jumlah Pengguna (Ribu)
40000
30000
20000
10000
0
Asia Amerika Latin Timur Afrika Asia Tengah
Tengah/Afrika Sub-Sahara
Utara