Anda di halaman 1dari 43

DEMENSIA DAN BPSD

DEMENSIA
Asia Pasifik

19.7 Juta

Dunia
EPIDEMIOLOGI
100 Juta

 Dementia: Prevalence and Risk Factors. International Review of Social Sciences and Humanities: 2(2); 2012
 Dementia in the Asia Pacific Region. The Global Voice on Dementia: London; 2014.
DEFINISI

Sindrom penurunan secara progresif kemampuan intelektual


menyebabkan :
- Kemunduran kognisi

- Gangguan memori, dan/atau

- Perubahan dalam perilaku maupun kepribadian

 mengakibatkan gangguan fungsi sosial, pekerjaan dan

aktivitas sehari-hari

 Konsensus Pengenalan Dini dan Penatalaksanaan Demensia Vaskuler Edisi 2. Eisai: Jakarta; 2004.
 The Appropriate Use of Neuroimaging in the Diagnostic Work-Up of Dementia: An Evidence-Based Analysis. Ontario Health
Technology Assessment Series: 14(1). 2014
KRITERIA DIAGNOSIS

DSM-4 ↔ DSM-5
Gangguan Mental Organik Gangguan Neurokognitif
- Delirium Delirium
- Demensia Mild Cognitive Impairment
- Amnestik
- Gangguan Mental & Perilaku Major Cognitive Impairment
Akibat Kerusakkan dan disfungsi Otak
dan Penyakit Fisik
- Gangguan Kepribadian dan Perilaku akibat
Penyakit, Kerusakkan dan disfungsi otak

Kognitif: Fungsi, Kemampuan,pengaruh defisit

 Panduan Praktik Klinik Diagnosis dan Penatalaksanaan Demensia. PERDOSSI: Jakarta; 2015
 Diagnostic and Stastistical Manual of Mental Disorder Fifth Edition: DSM-5TM. Arlington: American Psychiatric Publishing; 2013
ASPEK PSIKIATRI PADA DEMENSIA

Gangguan Kognisi Gangguan Non Kognisi  BPSD


 Atensi Kompleks (Behavioral and Psychologycal Symptom of Dementia)

 Fungsi Eksekutif
Gejala:
- Agitasi, Agresivitas, Apatis
 Fungsi pembelajaran
& Memori - Perubahan mood
- Perilaku repetitif tidak bertujuan
 Berbahasa
- Wandering
 Perseptual motorik
- Disinhibisi
 Kognisi sosial - Hiperoralitas
- Gangguan tidur
- Waham
- Halusinasi
 Panduan Praktik Klinik Diagnosis dan Penatalaksanaan Demensia. PERDOSSI: Jakarta; 2015
 Textbook of Alzheimer Disease and Other Demetias. American Psychiatric Publishing: Arlington; 2009
 Paling sering pada individu yang berusia diatas 65 tahun adalah :
1. Penyakit Alzheimer (50%-75%) :
Degeneratif otak plak neuritik (Protein Tau-β-amiloid) & neurofibrilary tangle
2. Demensia vaskuler (20%-30%):
Ex: pasca stroke, infark multipel korteks dan subtannsia alba
3. Campuran antara keduanya (24%-48%)

 Demensia Lainnya (Non Alzheimer dan Non Vazkuler) :


1. Demensia frontotemporal (5%-10%) : Biasanya sebelum usia 65 tahun
2. Demensia Lewy Bodies ( <5%): Degeneratif akibat Adanya Lewy Bodies
3. Other dementia (demensia pada korsakoff syndrome, demensia pada traumatic
brain injury, demensia penyakit Parkinson, demensia penyakit Hutington, demensia
pada HIV dan demensia campuran)

 Panduan Praktik Klinik Diagnosis dan Penatalaksanaan Demensia. PERDOSSI: Jakarta; 2015
 Textbook of Alzheimer Disease and Other Demetias. American Psychiatric Publishing: Arlington; 2009
 Synopsis of Behavioral Science/ Clinical Psychiatry Eleven Edition. Wolters Kluwers: Brussels; 2015
KLASIFIKASI DEMENSIA
DSM-5

 Demensia Vaskular
 Demensia Alzheimer
 Demensia frontotemporal
 Penyakit Lewy Body :
Demensia dengan lewy bodies
Demensia yang berhubungan dengan penyakit Parkinson
 Demensia yang berhubungan dengan trauma brain injury
 Demensia yang berhubungan dengan kondisi medik umum
 Demensia yang berhubungan dengan infeksi HIV
Demensia yang berhubungan dengan penyakit Hutington
Demensia yang berhubungan dengan penyakit Prion
 Demensia yang diinduksi oleh penggunaan zat/pengobatan
 Demensia dengan etiologi multipel
 Demensia Unspesifik

Diagnostic and Stastistical Manual of Mental Disorder Fifth Edition: DSM-5TM. Arlington: American Psychiatric Publishing; 2013
Major Cognitive Impairment (DSM-5)

Diagnostic and Stastistical Manual of Mental Disorder Fifth Edition: DSM-5TM. Arlington: American Psychiatric Publishing; 2013
PENEGAKKAN DIAGNOSIS DEMENSIA
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan Kognisi Sederhana
a. MMSE
b. CDT
c. MoCA INA
CDT
Penilaian Gangguan Fungsional
ADL
IADL
AD8-INA

Pemeriksaan Penunjang Lain :


CT Scan
MRI

 Panduan Praktik Klinik Diagnosis dan Penatalaksanaan Demensia. PERDOSSI: Jakarta; 2015
 Textbook of Alzheimer Disease and Other Demetias. American Psychiatric Publishing: Arlington; 2009
MMSE MoCA INA

 Panduan Praktik Klinik Diagnosis dan Penatalaksanaan Demensia. PERDOSSI: Jakarta; 2015
 Panduan Praktik Klinik Diagnosis dan Penatalaksanaan Demensia. PERDOSSI: Jakarta; 2015
 Textbook of Alzheimer Disease and Other Demetias. American Psychiatric Publishing: Arlington; 2009
MRI dan CT Scan

 Panduan Praktik Klinik Diagnosis dan Penatalaksanaan Demensia. PERDOSSI: Jakarta; 2015
 Textbook of Alzheimer Disease and Other Demetias. American Psychiatric Publishing: Arlington; 2009
PATOFISIOLOGI

>65 tahun sel – sel otak mati, jumlahnya kurang, otak atrofi,
sulcus dan ventrikel melebar.

Neurodegeneratif progresif sel otak (sistem limbik dan neokortek


(akumulasi amiloid, kerusakan neurofibril, dan defisit
neurotransmiter cholinergik, serotonergik, dopaminergik)

Penurunan kadar Cholin Asetiltransferase, peninggian jumlah plague senille


 Korelasi langsung dengan test mental score
Aktifitas intelektual yang menurun dan juga.

 Panduan Praktik Klinik Diagnosis dan Penatalaksanaan Demensia. PERDOSSI: Jakarta; 2015
 Textbook of Alzheimer Disease and Other Demetias. American Psychiatric Publishing: Arlington; 2009
 Kaplam Synopsis of Behavioral Science/ Clinical Psychiatry Eleven Edition. Wolters Kluwers: Brussels; 2015
BPSD
(Behavioral and Psychologycal Symptom of Dementia)
 BPSD = Behavioral and Psychologycal Symptom of Dementia

 Perubahan perilaku pada sebagian besar demensia, seiring


dengan progresivitasnya
 BPSD  permasalahan untuk pasien, keluarga, lingkungan
 BPSD :
- Treatable
- Memiliki respon terapi lebih baik dibanding gejala demensia lain
- Pengobatan BPSD  mengurangi penderitaan pasien
mengurangi beban keluarga
mengurangi beban ekonomi

 The IPA Complete Guide to BPSD Specialist Guide Internatioanal. IPA Publishing. 2012
 Kaplam Synopsis of Behavioral Science/ Clinical Psychiatry Eleven Edition. Wolters Kluwers: Brussels; 2015
GEJALA KLINIS BPSD

ETIOLOGI BPSD

 Genetik
reseptor polimorfisme

 Neurobiologis
- Neurotransmiter
- Neuropatologi

 Psikologis
- Ciri kepribadian premorbid
- Respon terhadap stress

 Aspek sosial
- Perubahan lingkungan
- Faktor caregiver
The IPA Complete Guide to BPSD Specialist Guide Internatioanal. IPA Publishing. 2012
PERUBAHAN NEUROTRANSMITER

Asetilkolin
- Defisit sistim kolinergik
- Peningkatan aktivitas
asetilkolinesterase Perilaku Agresif
- Menurunnya julmah sel dalam Gejala Psikotik
nukleus basalis meynart
Norepinefrin
- Meningkatnya kadar norepinefrin

The IPA Complete Guide to BPSD Specialist Guide Internatioanal. IPA Publishing. 2012
PERUBAHAN NEUROTRANSMITER
Mood Depresif
Anxietas
SEROTONIN Agitasi
- Menurun di beberapa regio otak Restlessness
Psikotik

Gejala Psikotik
- 23% halusinasi
Glutamat
- 16% waham paranoid
- Imbalance glutamat dan sistim - 25% misidentification delusion
dopamin Perilaku agresif

- Disfungsi sirkuit kortikoneostriatal- Apatis

thalamik Kegagalan berkomunikasi


Gejala Depresi

GABA Mood depresi


- Imbalance GABA Apatis

The IPA Complete Guide to BPSD Specialist Guide Internatioanal. IPA Publishing. 2012
Gejala Psikiatri Khas BPSD

 Halusinasi Visual (utama) , sifat :


Jelas, rinci biasanya hewan/orang, kadang gambaran terbelah-belah / berputar
 Waham :
- Biasanya satu tema dengan halusinasi visual
- Waham Paranoid (Menuduh orang mencuri, menuduh pasangan tidak setia, yakin
orang lain akan menyakiti dirinya)
- Waham Misidentifikasi (Salah mengenali orang yang biasanya familiar, misalnya
anak perempuan diyakini istrinya, meyakini rumahnya bukan rumahnya, meyakini
pasangannya menyamar)
 Gejala depresi : gejala sosial withdrawl, iritabel, ansietas, dan mood yang hipotimik
 Gejala Apatis : gejala pasif, hilang motivasi+ inisiatif

 The IPA Complete Guide to BPSD Specialist Guide Internatioanal. IPA Publishing. 2012

 A Clinical Guide to Frontotemporal Dementias. Focus Psychiaty online:14(4); 2016

 Diagnostic and Stastistical Manual of Mental Disorder Fifth Edition: DSM-5TM. Arlington: American Psychiatric Publishing; 2013

 Current Geriatric Diagnosis and Treatment. Mc Graw Hill; 2004


Gejala Psikiatri Khas BPSD

 Gejala obsesif dan kompulsif


 Perilaku disinhibisi :
- Pertimbangan sosial terganggu (regresi, kekanak-kanakan, teriak, menyumpah)
- Perilaku seksual >>
- - emosi labil
- - hilangnya empati bahkan simpati
 Gangguan perilaku: stereotipik, repetitif, kompulsif dan ritual
 Hiperoralitas : makan >> makan apapun, kadang yang sudah tidak layak, alkohol dan rokok
 sindrom Klűver-Bucy (hiperseksualitas, plasiditas dan hiperoralitas)

 The IPA Complete Guide to BPSD Specialist Guide Internatioanal. IPA Publishing. 2012
 A Clinical Guide to Frontotemporal Dementias. Focus Psychiaty online:14(4); 2016
 Diagnostic and Stastistical Manual of Mental Disorder Fifth Edition: DSM-5TM. Arlington: American Psychiatric Publishing; 2013
Irama Sirkardian Pada BPSD
 Degeneratif retina, N.Opticus  menurunkan paparan cahaya sinkronisasi jam
biologis di otak (Nukleus suprachiasmatis) Irama sirkardian terganggu 

Gangguan siklus tidur bangun :


- Malam hari : tidur terputus, restlesness
- Pagi hari : Agitasi

Disfungsi Neuroendokrin Pada BPSD


 Kadar somatostatin,vasopresin, CRH, neuropeptida Y menurun pada area kortikal
dan subkortikal
 Kemampuan hipothalamus mengontrol stress menurun Gangguan HPA Aksis

Agitasi, Restlessness,
Gangguan tidur, bingung
 The IPA Complete Guide to BPSD Specialist Guide Internatioanal. IPA Publishing. 2012
 A Clinical Guide to Frontotemporal Dementias. Focus Psychiaty online:14(4); 2016
 Diagnostic and Stastistical Manual of Mental Disorder Fifth Edition: DSM-5TM. Arlington: American Psychiatric Publishing; 2013
Diagnosis banding
Gejala DEMENSIA DELIRIUM DEPRESI

Onset Perlahan/gradual Akut Diantaranya

Durasi Bulan-Tahunan Hari-minggu Minggu-bulan

Mengganggu Keluarga, caregiver, teman Pelayan kesehatan, Pasien itu sendiri


keluarga
Kesadaran Biasanya normal Fluktuatif Biasanya Normal

Orientasi Disorientasi pada tahap Sejak awal sudah Biasanya normal


lanjut disorientasi
Atensi / konsentrasi Normal Buruk Buruk  Pseudodemensia

Keinginan Biasanya normal Fluktuautif menurun


Jawaban “tidak tahu” Biasanya tidak ada Fluktuatif Sering ada

Kehilangan Memori Memori recent/segera Biasanya memori recent Ada keduanya, biasanya
pada informasi remote
Kehilangan kemampuan Pada tahap lanjut Labil Sejak awal
sosial
Proses pikir /isi pikiran Berusaha memperbaiki Disorganized Melamban

Gejala Psikomotor Normal, bisa abnormal di Hiperaktif/Hipoaktif Hipoaktig


tahap akhir

 Current Geriatric Diagnosis and Treatment. Mc Graw Hill; 2004


 Rodda J dalam The Old Age Psychiatry Handbook, 2008
PRINSIP
PENATALAKSANAAN

 Rodda J dalam The Old Age Psychiatry Handbook, 2008


FARMAKOLOGI DEMENSIA
Kolinesterase Inhibitor :

Non Kolinesteraseinhibitor
- Preparat NMDA : Memantine, Rivastigmin  Gejala Kognitif
- Antioksidan : Vitamin E, vitamin B1 Neuroprotektif
 Current Geriatric Diagnosis and Treatment. Mc Graw Hill; 2004
 Rodda J dalam The Old Age Psychiatry Handbook, 2008
FARMAKOLOGI BPSD

 The IPA Complete Guide to BPSD Specialist Guide Internatioanal. IPA Publishing. 2012
FARMAKOLOGI BPSD
ANTIPSIKOTIK

a. Antidepresan :
- Citalopram dan Setraline > Fluoksetin
Sedatif Hipnotik yang menginduksi tidur : - Paroxetine dan Fluovoxamin > Setraline
Pilih gol Benzodiazepin waktu paruh yang short-intermediat, dosis perhari :
a. Zoplicone 3.75-7.5 mg
b. Zolpidem 5-10 mg
c. Lorazepam 0.5-1 mg
d. Oxazepam 7.5 -15 mg
e. Termazepam 10 mg

The IPA Complete Guide to BPSD Specialist Guide Internatioanal. IPA Publishing. 2012
FARMAKOLOGI BPSD

Non Kolinesteraseinhibitor
- Adrenergik Blocker : Propanolol, Prazosinn  agitasi dan agresivitas
- MAO-B : Selegiline  untuk agitasi
- Opioid  Agitasi
- Melantonin  Untuk agitasi dan gangguan tidur
- Canabioid  untuk agitasi
- Antikonvulsan : Asam Valproat, Topiramat, Oxcarbazepine  agresivitas, agitasi, gejala
mirip manik
- Medroxyprogesteron  mengatasi perilaku seksual yang inappropriate

 Current Geriatric Diagnosis and Treatment. Mc Graw Hill; 2004


 Rodda J dalam The Old Age Psychiatry Handbook, 2008
TERAPI NON FARMAKOLOGI

 Mempertahankan Fungsi:
- Komunikasi sederhana, bahasa pendek pendek,nonverbal
- Melatih keterampilan ADL, Rekreasi
- Latihan Fisik, Program Rehabilitasi
 Mempertahankan fungsi Kognitif
- Pendekatan Berorientasi Kognitif
- Terapi Orientasi realitas
 Manajemen Perilaku
 Terapi Musik
 Terapi Pijat
 Aromaterapi

 Current Geriatric Diagnosis and Treatment. Mc Graw Hill; 2004


 Rodda J dalam The Old Age Psychiatry Handbook, 2008
PROGNOSIS

Identifikasi sindrom

Pemeriksaan klinis penyebab

Potensi Reversibilitas  15% terapi sebelum kerusakan pemanen

Terapi yang efektif

Patologi yang mendasari

 Current Geriatric Diagnosis and Treatment. Mc Graw Hill; 2004


 Rodda J dalam The Old Age Psychiatry Handbook, 2008
DELIRIUM
32 KELUHAN UTAMA

Keluarga mungkin minta pertolongan


krn: ps bingung, bicara kacau atau
agitatif
Delirium dapat terjadi pd Ps yg dirawat
di RS krn kondisi fisik
Ps mungkin tampak tdk kooperatif atau
ketakutan
DELIRIUM ,
( bukan krn Alkohol dan Zat Psikoaktif
33
lainnya )
Pedoman Diagnostik :
A. Gangguan Kesadaran dan Perhatian
- menurunnya kemampuan untuk mengarahkan
memusatkan, mempertahankan dan mengalihkan perhatian.
- taraf kesadran dari berkabut sampai koma.

B. Gangguan kognitif secara umum


- Distorsi persepsi, ilusi dan halusinasi seringkali visual.
- Hendaya daya pikir dan pengertian abstrak, dengan atau
tanpa waham yang besifat sementara, tetapi sangat
khas terdapat inkoherensi ringan;
- Hendaya daya ingat segera dan jangka pendek. namun
daya ingat jangka panjang masih utuh;
- Diorientasi waktu, pada kasus yang berat
terdapat juga disorientasi tempat dan orang.
C. Gangguan Psikomotor
- hipo-atau hiperaktivitas dan pengalihan
aktivitas yang tidak terduga dari satu ke yang lain;
- waktu bereaksi yang lebih panjang ;
34 - arus pembicaraan yang bertambah atau berkurang
- reaksi terperanjat meningkat;

D. Gangguan siklus tidur bangun:


- insomnia atau, pada kasus yang berat , tidak dapat tidur sama
sekali atau terbaliknya siklus tidur-bangun; mengantuk pada
siang hari
- gejala yang memburuk pada malam hari ; mimpi yang mengganggu
atau mimpi buruk; yang dapat berlanjut menjdi halusinasi
setelah bangun tidur;

E. Gangguan Emosional:
- misalnya depresi, anxietas atau takut, lekas marah, eiforia,
apatis atau rasa kehilangan akal.

F. Onset biasanya cepat, perjalanan penyakit Hilang


Timbul sepanjang hari,berlangsung kurang 6 bulan
DELIRIUM
Gejala-gejala -1

Onset mendadak;
Kebingungan
Pikiran atau kesadaran berkabut atau
menurun yg ditandai dg ketidak mampuan
mengarahkan, memusatkan,
mempertahankan dan mengalihkan perhatian
terhadap stimulasi dari luar
35
DELIRIUM
Gejala-gejala - 2
36

Sering disertai:
Daya ingat lemah
Kekacauan emosional
perhatian mdh beralih
Penarikan diri
Curiga
Agitasi
Kehilngan orientasi
Mendengar suara-suara
Melihat bayangan
Pola tidur terbalik
DELIRIUM
37 PEDOMAN DIAGNOSTIK-3

G/ sering berkembang dg cepat dan dpt berubah dr


waktu ke waktu
Dpt terjadi pd Ps yg sebelumnya mempunyai fungsi
mental yg normal atau yg demensia
Stres yg lebih ringan delirum pd usila atau pd
mereka yg demensia
DELIRIUM
38 FAKTOR PENYEBAB

Intoksikasi atau putus zat alkohol


Infeksi berat
Perubahan metabolik
Trauma berat
Hipoksia
DELIRIUM
39 INFORMASI BAGI PS & KEL

Perilaku atau pembicaraan yg aneh


DELIRIUM
40 KONSELING PS & KEL

Cegah Ps mencedarai diri sendiri atau orang


lain ( singkirkan bahan berbahaya, bila perlu
fiksasi)
Kontak dg orang yg dikenal  mengurangi
kebingungan
Sering ingatkan Ps tentang waktu dan
tempat mengurangi kebingungan
DELIRIUM
41
MEDIKASI

Penggunaan obat sedatif atau hipnotik hrs


hati-hati krn dapat meningkatkan kebingungan
Obat antipsikotik dosis rendah, mis:
haloperidol 0,5-1 mg di perlukan utk
mengendalikan agitasi, G/psikotik dan agresi
Waspadai ESO dan interaksi obat
DAFTAR PUSTAKA
1. Akter SFU. Dementia: Prevalence and Risk Factors. International Review of Social Sciences and
Humanities: 2(2); 2012. Halaman 176-84
2. Prina M, Wimo A. Dementia in the Asia Pacific Region. The Global Voice on Dementia: London; 2014.
Halaman 1-60
3. Indonesia Alzheimer Association. Bab 3. Definisi dan Kriteria Diagnosis dalam Konsensus Pengenalan
Dini dan Penatalaksanaan Demensia Vaskuler Edisi 2. Eisai: Jakarta; 2004. Halaman 1-41
4. Health Quality Ontario. The Appropriate Use of Neuroimaging in the Diagnostic Work-Up of Dementia:
An Evidence-Based Analysis. Ontario Health Technology Assessment Series: 14(1). 2014. Halaman 1-64
5. Perhimpunan Dokter Spesialis Saraf Indonesia. Panduan Praktik Klinik Diagnosis dan Penatalaksanaan
Demensia. PERDOSSI: Jakarta; 2015. Halaman 44, 61
6. American Psychiatric Assosiation. Diagnostic and Stastistical Manual of Mental Disorder Fifth Edition:
DSM-5TM. Arlington: American Psychiatric Publishing; 2013. Halaman 591-643
7. Weinner et al. Textbook of Alzheimer Disease and Other Demetias. American Psychiatric Publishing:
Arlington; 2009. Halaman 17-38, 219-26
8. Sadock BJ. Chapter 21.3 Dementia dalam Kaplan Synopsis of Behavioral Science/ Clinical Psychiatry
Eleven Edition. Wolters Kluwers: Brussels; 2015. Halaman 3746-3805
9. International Psychogeriatric Association Team. The IPA Complete Guide to BPSD Specialist Guide
Internatioanal. IPA Publishing. 2012. Halaman 16-
10. Ljubenkov, et al. A Clinical Guide to Frontotemporal Dementias. Focus Psychiaty online:14(4); 2016.
Halaman 1-17
11. Landefeld Sseth et al. Current Geriatric Diagnosis and Treatment. Mc Graw Hill; 2004. Halaman 62-74

Anda mungkin juga menyukai