Anda di halaman 1dari 87

ADAPTASI LANJUT

KEHAMILAN
1.Sistem Reproduksi
2.Sistem Muskoloskeletal
3.Peningkatan Berat Badan
4.Saat Krisis Kehamilan
5.Adaptasi Lanjut Kehamilan
Oleh : Ririn Harini, S.Kep, Ns. M.Kep
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2012
1. Sistem Reproduksi
1. UTERUS
Ukuran uterus sebelum hamil yaitu
berkisar = 7,5cm x 5cmx 2,5cm dan
berkembang pesat menjadi 30cm x
22,5cm x 20cm dalam kehamilan
seiring pertumbuhan janin. Untuk
berat uterus sendiri meningkat 20
kali dari semula, dari 60 gr menjadi
1000 gr (Steer & Johnson 1998)
1. UTERUS
 Uterus merupakan organ otot
yang lunak, bersifat unik, yang
mengalami perubahan cukup
besar selama kehamilan.
 Selama kehamilan, serat otot
uterus meregang dan bertambah
besar (hyperplasia). Hal ini terjadi
karena pengaruh dari kinerja
hormone dan tumbuh kembang
janin pula.
1. UTERUS
Pertumbuhan uterus yang
terutama terjadi pada trimester
kedua : proses hipertropi atau
pembesaran ukuran uterus
yang terjadi karena
Pertumbuhan janin membuat
uterus meregang sehingga
menstimulasi sintesis protein
pada bagian myometrium
uterus.
1. UTERUS
Pada akhir trimester pertama
yaitu saat umur kehamilan
berkisar antara 3 - 4 bulan,
lapisan dinding uterus menebal
dari 10 mm menjadi 25 mm.
Namun saat trimester
selanjutnya, lapisan dinding
uterus menipis antara 5 sampai
10mm (Blackburn 2003).
1. UTERUS
Sebelum terjadinya kehamilan,
uterus merupakan salah satu
organ yang berada di rongga
pelvis, namun saat akhir
trimester I kehamilan, uterus
menjadi organ yang berada di
rongga abdomen. Letak uterus
tidak terlalu anteversi maupun
antefleksi.
BENTUK UTERUS
ANOMALI UTERUS
1. UTERUS

Selama kehamilan, lapisan


endometrium uterus menjadi lebih
tebal dan lebih banyak pembuluh
darah terutama di bagian fundus uteri
tempat implantasi normal plasenta
yang biasa disebut decidua.
1. UTERUS
 Selama kehamilan, lapisan endometrium
uterus menjadi lebih tebal dan lebih
banyak pembuluh darah terutama di
bagian fundus uteri tempat implantasi
normal plasenta yang biasa disebut
decidua.
 Selama kehamilan, serat otot myometrium
menjadi lebih berbeda dan strukturnya
lebih terorganisir dalam rangka persiapan
kinerjanya saat persalinan.
1. UTERUS
Decidua kaya akan cadangan glikogen
untuk memenuhi kebutuhan blastosit
sebelum terbentuknya plasenta, oleh
sebab itulah lapisan decidua lebih
tebal. Endometrium menjadi 6 - 8mm
lebih tebal ini disebabkan karena
pertumbuhan janin dan produksi
progesterone oleh corpus luteum.
2. SERVIKS
• Seiring berangsur - angsurnya perubahan uterus
selama kehamilan, serviks pun ikut mengalami
perubahan.
• Struktur dari serviks berubah dari yang tadinya
kaku menjadi sangat elastic atau lunak yang
mana dapat meregang hingga diameter 10cm
atau lebih selama persalinan dan kemudian
kembali lagi ke keadaan semula.
• Selama kehamilan, pada serviks terjadi
peningkatan massa, kadar cairan dan pembuluh
darah (Blackburn 2003).
2. SERVIKS
3. Ovarium dan Tuba Falopii
Selama kehamilan, ovulasi berhenti karena
adanya peningkatan estrogen dan
progesterone yang menyebabkan
penekanan sekresi FSH dan LH dari
hipofisis anterior. Corpus luteum akan
mensekresi progesterone sampai usia
kehamilan 10-12 minggu tepatnya setelah
plasenta terbentuk dan berfungsi. Tuba
falopii relatif tidak berubah.
3. Ovarium dan Tuba Falopii
4. Vulva dan Vagina
 Produksi estrogen menyebabkan perubahan
lapisan otot dan epithelium vagina sehingga
menjadi lebih elastis. Selain itu, perubahan dari
ephitelium tersebut menyebabkan peningkatan
seksresi cairan vagina yang dinamakan Leccorhoea.
 Sel epitel juga menyebabkan peningkatan kadar
glikogen dan interaksi basil Doderlein’s yang
memproduksi asam lebih untuk melindungi vagina
dari serangan berbagai mikroorganisme karena pH
vagina yang meningkat selama kehamilan menjadi
3,5 – 6.
4. Vulva dan Vagina
2. Sistem Muskuloskeletal
PERUBAHAN MUSKULOSKELETAL SELAMA
HAMIL

Perubahan tubuh secara bertahap dan


peningkatan berat wanita hamil menyebabkan
postur dan cara berjalan wanita berubah
mencolok.
Peningkatan distensi abdomen yang membuat
panggul miring ke depan, penurunan tonus
otot perut, dan peningkatan beban berat
badan pada akhir kehamilan membutuhkan
penyesuaian ulang (realignment) kurvatura
spinalis.
PERUBAHAN MUSKULOSKELETAL SELAMA
HAMIL

 Pusat gravitasi wanita bergeser ke depan. Kurva


lumboskrum normal harus semakin melengkung
dan di daerah servikodorsal herus terbentuk
kurvatura (fleksi anterior kepala berlebihan)
untuk mempertahankan keseimbangan.
 Payudara yang besar dan posisi bahu yang
bungkuk saat berdiri akan semakin membuat
kurva punggung dan lumbar menonjol.
PERUBAHAN MUSKULOSKELETAL SELAMA
HAMIL

Pergerakan menjadi lebih sulit, gaya


berjalan wanita hamil yang bergoyang
yang disebut “langkah angkuh wanita
hamil” oleh Shakespeare, sangat dikenal.
Struktur ligamentum dan otot tulang
belakang bagian tengah dan bawah
mendapat tekanan berat. Perubahan ini
dan perubahan lain terkait sering
menimbulkan rasa yang tidak nyaman
pada muskuloskeletal.
PERUBAHAN MUSKULOSKELETAL SELAMA
HAMIL

wanita yang lebih tua, yakni wanita yang


mengalami gangguan punggung atau
wanita yang memiliki sensasi
keseimbangan yang buruk, dapat
mengalami nyeri punggung yang cukup
berat selama dan segera setelah hamil.
PERUBAHAN MUSKULOSKELETAL SELAMA
HAMIL

 Relaksasi ringan dan peningkatan mobilitas sendi


panggul normal selama masa hamil. Hal ini akibat
elastisitas dan perlunakan berlebihan jaringan kolagen
dan jaringan ikat, akibat peningkatan hormon seks
steroid yang bersirkulasi.
 Adaptasi ini memungkinkan pembesaran dimensi
panggul. Derajat relaksasi bervariasi, namun
pemisahan simfisis pubis dan ketidakstabilan sendi
sakroiliaka yang besar dapat menimbulkan nyeri dan
kesulitan berjalan. Kegemukan dan kehamilan dengan
janin ganda cenderung meningkatkan ketidakmampuan
panggul.
PERUBAHAN MUSKULOSKELETAL SELAMA
HAMIL

Otot dinding perut meregang dan akhirnya


kehilangan sedikit tonus otot. Selama
trimester ketiga, otot rectus abdominis,
dapat memisah. Menyebabkan isi perut
menonjol di garis tengah tubuh. Umbilikus
menjadi lebih datar atau menonjol. Setelah
melahirkan, tonus otot secara bertahap
kembali, tetapi pemisahan otot (diastasis
recti abdominis) menetap.
3. Peningkatan Berat
Badan Ibu Hamil
Saat Kehamilan
 Normal berat badan meningkat
sekitar 6-16 kg, terutama dari
pertumbuhan isi konsepsi dan volume
berbagai organ / cairan intrauterin.
Saat Kehamilan
 Normal berat badan meningkat
sekitar 6-16 kg, terutama dari
pertumbuhan isi konsepsi dan volume
berbagai organ / cairan intrauterin.
Saat Kehamilan
Ibu hamil diminta untuk mendapatkan
nutrisi yang seimbang dan dapat
memenuhi kebutuhan zat besi, asam
folat, kalsium dan zink.
Kebutuhan kalori wanita dengan berat
badan 58 kg ± 2300 kcal per hari (dalam
keadaan hamil kebutuhan tambahan
adalah 300 kcal perhari dan saat
menyusui 500 kcal perhari).
Saat Kehamilan
Saat Kehamilan
Ibu hamil diminta untuk mendapatkan
nutrisi yang seimbang dan dapat
memenuhi kebutuhan zat besi, asam
folat, kalsium dan zink.
Kebutuhan kalori wanita dengan berat
badan 58 kg ± 2300 kcal per hari (dalam
keadaan hamil kebutuhan tambahan
adalah 300 kcal perhari dan saat
menyusui 500 kcal perhari).
Saat Kehamilan
Berat janin = 2,5-3,5 kg, berat plasenta =
0,5 kg, cairan amnion = 0,5-1,0 kg, berat
uterus = 0,5-1.0 kg, penambahan volume
sirkulasi maternal = 1,5 kg, pertumbuhan
mammae = 0,5 kg, penumpukan cairan
interstisial di pelvis, Cadangan lemak +/-
3,5 kg dan ekstremitas = 1,0-1,5 kg.
Saat Kehamilan
1. TRIMESTER I : 1 – 2,5 kilogram
Trimester pertama penting karena saat itu terjadi
pembentukan dan pertumbuhan otak, syaraf, jantung
dan organ-organ reproduksi janin. Pada saat yang
sama, kemungkinan nafsu makan ibu berkurang
karena mual-mual dan muntah. Tidak heran jika
kenaikan bobot ibu pada trimester pertama tidak
banyak. Bahkan kadang berat badan malah turun
sekilo, dua kilo.
Jangan khawatir janin kurang nutrisi karena tubuh ibu
akan selalu memprioritaskan kebutuhan janin, meski
harus mengambil cadangan gizi dari tubuh.
Saat Kehamilan
2. TRIMESTER II : 5 kilogram
Pada trimester kedua nafsu makan
ibu biasanya pulih sehingga berat
badan meningkat rata-rata 0,35 - 0,4
kg per minggu. Pertumbuhan janin
pun cepat. Sebagian besar berat
badan ibu terserap untuk
pertambahan berat janin.
Saat Kehamilan
3. TRIMESTER III: 4 – 5 kilogram
Meski pada minggu ke-28 pertambahan
volume darah ibu hamil mencapai
puncaknya, namun secara keseluruhan
pertambahan berat badan pada trimester
ini kembali melambat.
Saat Kehamilan
3. TRIMESTER III: 4 – 5 kilogram
Meski pada minggu ke-28 pertambahan
volume darah ibu hamil mencapai
puncaknya, namun secara keseluruhan
pertambahan berat badan pada trimester
ini kembali melambat.
Saat Kehamilan
Berat badan sebelum hamil ternyata mempengaruhi
seberapa seberapa banyak kenaikan berat badan yang
dianjurkan selama hamil.
1. Bila berat badan anda sebelum hamil normal, maka
pertambahan sebaiknya antara 9 – 12 kg
2. Bila berat badan anda sebelum hamil berlebih,
maka pertambahan sebaiknya antara 6 – 9 kg
3. Bila anda mengandung bayi kembar dua atau lebih,
maka kemungkinan berat badan anda akan
bertambah lebih banyak dari jika mengandung satu
bayi.
Saat Kehamilan
JIKA BERAT BADAN TIDAK TEPAT
Ada kalanya pertambahan berat badan saat hamil tidak
sesuai harapan
TRIMESTER I : TURUN BERLEBIHAN. Jika turunnya
sampai 10% dari berat badan sebelum hamil, artinya
banyak cadangan zat gizi ibu ‘dicuri’ oleh janin. Ibu bisa
kekurangan nutrisi
Solusi : segera ke dokter, apalagi jika ibu tidak bisa
makan dengan porsi normal karena sangat mual atau
muntah hingga 10 x dalam satu hari. Ibu perlu dirawat
dan dapat cairan infus.
Saat Kehamilan
JIKA BERAT BADAN TIDAK TEPAT

TRIMESTER III : NAIK BERLEBIHAN. Jika


kenaikan BB mencapai 4 kg sebulan
(normalnya 2 kg), apalagi disertai tekanan
darah tinggi dan pembengkakan, terutama di
kaki (seperti kaki gajah), muka atau tangan,
mungkin saja ibu mengalami pre-eklamsia.
Solusi : segera hubungi dokter untuk analisa
lebih lanjut. Dokter akan menyarankan untuk
banyak istirahat.
Saat Kehamilan
BERAT BERLEBIH SEJAK SEBELUM DAN SAAT
HAMIL. Hal ini mengakibatkan penyempitan pembuluh
darah yang berbahaya bagi ibu dan janin. Bahaya bagi
janin adalah pertumbuhannya terhambat karena tidak
mendapat oksigen dan zat-zat makanan yang cukup.
Sedangkan bahaya bagi ibu, dapat menimbulkan
komplikasi kehamilan maupun persalinan seperti
perdarahan, tekanan darah tinggi, diabetes dan pre-
eklamsia.
Solusi: Kontrol saja asupan makanan ibu. Jika perlu,
konsultasikan kepada ahli gizi.
Saat Kehamilan
BERAT SEBELUM DAN SETELAH HAMIL
KURANG.Resiko dari kondisi ini adalah bayi lahir
dengan berat bayi lahir rendah (BBLR), terganggu baik
kesehatan fisiknya, perkembangan dan
kecerdasannya.
Solusi : usahakan penambahan berat badan sedikit
lebih banyak dari 0,4 kg perminggu di trimester kedua
dan ketiga.
Saat Kehamilan
BERAT BADAN TURUN. Jika penurunan
tidak banyak 1 – 2 kg dan secara
keseluruhan berat badan ibu selama
hamil tetap bertambah dari berat sebelum
hamil, tidak perlu khawatir.
Solusi : tetap lakukan control kehamilan,
jika pertumbuhan janin sampai
terganggu, dokter akan membantu anda
mengambil tindakan yang tepat.
Saat Kehamilan
• Dengan perkiraan kenaikan BB ibu rata-rata
12,5 kg, berarti tubuh membutuhkan
tambahan energi sebanyak 70.000 – 80.000
kalori selama 40 minggu atau 285 – 300
kalori per hari.
• Menginjak trimester kedua, nafsu makan ibu
hamil biasanya pulih, malah cenderung ingin
makan terus. Agar BB tidak naik berlebihan,
nafsu makan perlu di kontrol. Pertambahan
berat badan terbaik saat hamil adalah
perlahan dan konstan.
Saat Kehamilan
Pastikan setiap suapan yang masuk ke mulut
adalah yang bergizi baik. Hindari mengonsumsi
terlalu banyak junkfood atau makanan berkalori
tinggi tetapi miskin zat gizi seperti makanan
yang mengandung karbohidrat, lemak atau
gula saja. Perbanyak makanan kaya protein ,
vitamin dan mineral, misalnya daging, kacang-
kacangan, sayuran dan buah-buahan segar.
4. Saat Krisis Kehamilan
Pendahuluan

 Kehamilan merupakan krisis


maturasi yang membutuhkan
kemampuan adaptasi.
 Keluarga; ibu, bapak, anak,
kakek dan nenek membutuhkan
kemampuan adaptasi untuk
menerima perubahan keluarga
(kehamilan).
Adaptasi Maternal

 Menerima Kehamilan
 Mengenal Peran Ibu
 Hubungan Ibu-Anak Perempuan
 Hubungan dengan Pasangan
 Hubungan Ibu-Anak
 Persiapan melahirkan
Menerima Kehamilan

 Langkah pertama dalam beradaptasi


terhadap peran ibu ialah menerima
ide kehamilan dan menasimilasi
status hamil ke dalam gaya hidup
wanita tersebut (Lederman,1984).
 Tingkat penerimaan dicerminkan
dalam kesiapan wanita dan respon
emosionalnya dalam menerima
kehamilan.
Respon Emosi Terhadap
Kehamilan
 Sangat gembira sampai syok
 Tidak yakin
 Putus asa
 Belum siap (“Suatu hari nanti,
tapi tidak sekarang”).
 Menerima sebagai kehendak
alam
Perubahan emosi selama
hamil
 Harga diri meningkat
 Kelabilan emosi, sensitif,
iritabilitas, mudah nangis dan
mudah marah.
 Perubahan hormonal ,
gangguan seksual, takut
persalinan dapat menyebabkan
perubahan mood selama
kehamilan.
Respon terhadap perubahan
citra tubuh
 Dipengaruhi oleh nilai-nilai yang
diyakini dan sikap pribadinya.
 Sikap positif terlihat selama
trimester I, negatif pada
trimester selanjutnya.
 Suka-tidak suka terhadap perub.
Tubuh biasanya bersifat
sementara
Ambivalensi Selama
Kehamilan.
 Ambivalensi: konflik perasaan yang
simultan, seperti cinta dan benci
terhadap sesuatu atau seseorang.
 Merupakan respon normal yg dialami
seseorang yg mempersiapkan diri
untuk peran baru.
 Kebanyakan wanita memiliki sedikit
ambivalensi terhadap kehamilan.
 Jika masih ambivalen pada trimester
III konflik peran sebagai belum
diatasi (Laderman, 1984).
Menerima Peran Ibu

 Proses mengidentifikasi peran


ibu dimulai setiap kehidupan
wanita yakni melalui memori-
memori saat anak 2, diasuh oleh
ibunya.
 Persepsi kelompok sosial.
 Peran-peran batu loncatan
seperti bermain boneka,
menjaga adik, dll
Hubungan Ibu-Anak
Perempuan
 Hubungan antara wanita dan
ibunya terbukti signifikan dalam
adaptasi terhadap kehamilan
dan menjadi ibu .
Hubungan dengan Pasangan
 Pasangan (ayah calon bayi) merupakan
orang yang paling penting bagi wanita
hamil.
 Wanita hamil yang diperhatikan dan
dikasihi menunjukan lebih sedikit gejala
emosi dan fisik, lebih sedikit komplikasi
persalinan, dan lebih mudah melakukan
penyesuaian nifas.
 Kehamilan mendekatkan, dan
mematangkan hub suami-istri akibat peran
dan aspek-aspek baru yang ditemukan
dalam diri masing-masing pasangan.
Hubungan Seksual Selama
Kehamilan
 Expresi seksual selama masa hamil
bersifat individual.
 Perasaan berbeda-beda dipengaruhi oleh
faktor-faktor fisik, emosi, dan interaksi,
termasuk takhayul tentang sex selama
masa hamil.
 Trimester I keinginan sexual wanita
menurun, akibat rasa mual, letih dan
mengantuk.
 Trimester II dorongan sexual meningkat
karena kongesti pelvis dan berkurangnya
keluhan fisik.
 Trimester III dorongan sex menurun akibat
meningkatnya keluhan fisik, dan
berubahan bentuk tubuh.
Hubungan Ibu –Anak
(Rubin,1975)
 Fase 1 Menerima fakta kehamilan.
Fokus pada diri sendiri, janin tidak
nyata.
 Fase 2: Janin merupakan bagian
yang terpisah dari dirinya. Anak
fantasi.
 Fase 3: Realitas mempersiapkan diri
untuk melahirkan dan mengasuh
anak.
Adaptasi Paternal
 Kepercayaan dan perasaan ayah tentang
ibu dan ayah ideal dan harapan budaya
akan mempengaruhi respon suami
terhadap kebutuhan istrinya akan dirinya.
 Ada yang perduli, ada yang mencari
kesenangan sendiri di luar.
 3 Tugas pengembangan yang dialami
ayah:
1. Fase pengumuman
2. Fase moratorium (penyesuaian terhadap
kehamilan)
3. Fase pemusatan (negosiasi peran),
pelibatan aktif.
Adaptasi Kakek-Nenek

 Dapat menjadi sumber krisis


maturasi.
 Dapat menerima-menolak calon
cucu.
Adaptasi saudara kandung

 Adik bisa menjadi rival kakak


(Sibling rivalery).
 Ibu harus menyediakan banyak
waktu dan tenaga untuk
mengorganisasikan kembali
hubungan dengan anak-
anaknya.
4. Adaptasi Lanjut
Kehamilan
A. ADAPTASI MATERNAL

 Kehamilan merupakan krisis maturasi yang


dapat menimbulkan stress
 Adanya tugas perkembangan baru :
menerima kehamilan, mengidentifikasi peran
ibu, mengatur kembali hubungan ibu dan
anak, mengatur hubungan dengan pasangan,
membangn hubungan dengan anak yang
belum lahir, persiapan menghadapi
persalinan
1. MENERIMA KEHAMILAN
 Tingkat penerimaan dicerminkan dalam kesiapan
wanita dan respon emosionalnya dalam menerima
kehamilan.
a. Kesiapan menyambut kehamilan
wanita yang siap menerima kehamilan akan
mencari validasi medis tentang kehamilannya
respon emosi yang dapat muncul : sangat
gembira, syok, tidak yakin, putus asa, respon
yang sering muncul : suatu hari nanti, tetapi tidak
sekarang.
b. Respon Emosional
Keadaan emosi labil yang terjadi karena
perubahan hormonal (seperti PMS),
masalah seksual, rasa takut terhadap
nyeri persalinan.
c. Respon terhadap perubahan citra tubuh
Respon ini berubah-ubah sesuai dengan
kemajuan persalinan. Sikap positif
terhadap tubuh terjadi pada trimester
pertama, semakin bertambah usia
kehamilan citra tubuh semakin negatif.
Respon tersebut bersifat sementara
d. Ambivalensi
Merupakan konflik perasaan yang
simultan, seperti cinta dan benci
terhadp seseorang, sesuatu atau
suatu keadaan
Perasaan ambivalen yang menetap
sampai trimester ketiga
mengindikasikan konflik peran sebagai
ibu belum teratasi
e. Upacara tanda kedewasaan
upacara tanda kedewasaan bahwa
seseorang telah mencapai maturitas
2. MENGENAL PERAN IBU
Adanya keinginan mempunyai seorang bayi,
menyukai anak-anak dan menanti menjadi seorang
ibu akan mempengaruhi adaptasi prenatal dan
menjadi orang tua.

3. HUBUNGAN IBU-ANAK PEREMPUAN


Hubungan dengan ibu (orang tua bumil) signifikan
dalam dalam adaptasi terhadap kehamilan dan
menjadi ibu.

4. HUBUNGAN DENGAN PASANGAN


Hubungan seksual
kekhawatiran tentang janin
5. HUBUNGAN IBU-ANAK
Terdiri dari 3 fase
fase 1 : menerima fakta biologis kehamilan
fase 2 : ibu menerima janin yang tumbuh
sebagai sesuatu yang terpisah dari dirinya
dan perlu dirawat.
fase 3 : ibu mempersiapkan diri untuk melahirkan
dan mengasuh anak

6. PERSIAPAN MELAHIRKAN
Wanita nulipara lebih aktif melakukan persiapan
persalinan
wanita multipara telah mempunyai pengalaman
sebelumnya.
B. ADAPTASI PATERNAL
Tahapan yang menandai tugas perkembangan ayah
(May, 1982)
Fase pengumuman : berlangsung beberapa jam smp
beberapa minggu
reaksi pria terhadap kehamilan : suka cita, terkejut,
tergantung kehamilan tersebut diharapkan atau
tidak.
Fase moratorium : periode penyesuaian terhadap
kenyataan hamil. Tugas perkembangan fase ini
adalah menerima kehamilan dan mampu menyatakan
“kami akan memiliki bayi dan kami berubah”
Fase pemusatan
Keterlibatan aktif seorang pria baik
masa kehamilan hubungan dengan
anak.
Tugas perkembangan : bernegosiasi
dengan pasangan tentang peran yang
ia lakukan selama bersalin dan
mempersiapkan diri menjadi orang tua.
1. MENERIMA KEHAMILAN
a. Kesiapan menyambut
kehamilan
1) keuangan cukup
2) hubungan stabil dengan
pasangan
3) kepuasan hubungan tanpa
anak
b. Respon emosi
Gaya khas calon ayah :
1) gaya pengamat : sikap menjauhi kehamilan,
tergantung kehamilan diinginkan
atau tidak
2) gaya ekspresif : kesadaran akan kebutuhan istri
untuk memperoleh dukungan
Terkadang muncul mitleiden (turut
menderita) : gejala
psikosomatik calon ayah
menantikan bayinya
3) gaya instrumental : mengurus atau manajer
kehamilan
2. HUBUNGAN DENGAN PASANGAN
- suami dapat berperan sebagai pemberi asuhan
- perilaku menunjukkan permusuhan

3. HUBUNGAN AYAH-ANAK
Ikatan ayah-anak sama kuat dengan ibu anak

4. ANTISIPASI PERSALINAN
Perhatian dipusatkan pada proses
persalinanperhatian utama ayah : membawa ibu ke
fasilitas medis tepat waktu untuk bersalin
C. ADAPTASI KAKEK-NENEK
Pentingnya hubungan antara kakk-
nenek dengan cucu

D. ADAPTASI SAUDARA KANDUNG


Faktor yang mempengaruhi respon
anak :
umur, sikap orang tua, peran ayah,
lama waktu berpisah dengan iubu,
perauran kunjungan RS, persiapan
anak menerima suatunperubahan
TUJUAN ASUHAN ANTENATAL
 Memantau kemajuan kehamilan untuk
memastikan kesehatan ibu dan tumbuh
kembang bayi
 Meningkatkan dan mempertahankan
kesehatan fisik, mental dan sosial ibu dan
bayi
 Mengenali secara dini adanya
ketidaknormalan atau komplikasi yang
mungkin terjadi selama hamil, termasuk
riwayat penyakit secara umum, kebidanan
dan pembedahan.
TUJUAN ASUHAN ANTENATAL

 Mempersiapkan persalinan cukup bulan,


melahirkan dengan selamat, ibu maupun
bayinya dengan trauma seminimal mungkin.
 Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan
normal dan pemberian ASI eksklusif
 Mempersiapkan peran ibu dan keluarga
dalam menerima kelahiran bayi agar dapat
tumbuh kembang secara normal.
KEBIJAKAN PROGRAM

 Kunjungan antenatal sebaiknya dilakukan


paling sedikit 4 kali selama kehamilan.
 Satu kali pada triwulan pertama
 Satu kali pada triwulan kedua
 Dua kali pada triwulan ketiga
 Pelayanan/ asuhan standar minimal
termasuk “7T”:
 (Timbang) berat badan
 Ukur (Tekanan) darah
 Ukur (Tinggi) fundus uteri
 Pemberian imunisasi (Tetanus Toksoid) TT
lengkap
 Pemberian Tablet zat besi, minimum 90 tablet
selama kehamilan
 Tes terhadap Penyakit Menular Seksual
 Temu wicara dalam rangka persiapan rujukan.
Pelayanan / asuhan antenatal ini hanya
dapat diberikan oleh tenaga kesehatan
profesional dan tidak dapat diberikan oleh
dukun bayi.
Immunisasi TT

Antigen Interval Lama perlindungan % per


(selang waktu lindungan
minimal)

TT1 Pada kunjungan - -


antenatal pertama

TT2 4 minggu setelah TT1 3 tahun 80


TT3 6 bulan setelah TT2 5 tahun 95
TT4 1 tahun setelah TT3 10 tahun 99
TT5 1 tahun setelah TT4 25 tahun/ seumur 99
hidup
Anamnesis
Riwayat Riwayat Riwayat Riwayat
Kehamilan ini Obstetri lalu Penyakit Sosial Ekonomi

 Usia ibu hamil  Jumlah kehamilan  Jantung  Status


 Jumlah persalinan  Perkawinan
 Hari pertama Tekanan darah
 Jumlah persalinan tinggi  Respon ibu dan
haid keluarga terhadap
cukup bulan  Diabetes
terakhir, siklus  Jumlah persalinan kehamilan
Mellitus  Jumlah keluarga
haid prematur
 TBC di rumah yang
 Perdarahan per  Jumlah anak hidup
 Pernah membantu
 Jumlah keguguran
vaginam operasi  Siapa pembuat
 Jumlah aborsi
 Keputihan  Perdarahan pada  Alergi obat/ keputusan dalam
 Masalah/ kehamilan, makanan keluarga
 Kebiasaan
kelainan pada persalinan, nifas  Ginjal
makan dan
kehamilan terdahulu  Asma
minum
sekarang
Riwayat Riwayat Riwayat Riwayat Sosial
Kehamilan ini Obstetri lalu Penyakit Ekonomi
 Mual dan muntah  Adanya  Epilepsi  Kebiasaan
 Pemakaian obat- hipertensi dalam  Penyakit hati merokok,
obatan (termasuk kehamilan  Pernah menggunakan
terdahulu obat-obat dan
jamu-jamuan) kecelakaan
 Berat bayi < 2,5 alkohol
kg atau berat > 4  Kehidupan
kg seksual
 Adanya  Pekerjaan dan
aktivitas sehari-
masalah-masalah
hari
selama
 Pilihan tempat
kehamilan,
untuk melahirkan
persalinan, nifas
 Pendidikan
terdahulu
 Penghasilan
PEMERIKSAAN
Fisik Umum Pemeriksaan Pemeriksaan Laboratorium
Luar Dalam
Kunjungan Pada setiap Pada kunjungan Kunjungan
Pertama: kunjungan: pertama: Pertama:
 Tekanan darah
 Suhu badan  Mengukur Pemeriksaan Darah:
 Nadi tinggi fundus Vulva/  Hemoglobin
 Pernafasan uteri Perineum
 Berat badan  Palpasi untuk untuk: Urine:
 Tinggi badan menentukan  Varises  Warna, bau,
 Muka: letak janin  Kondiloma kejernihan
Ederma, pucat (atau lebih 28  Edema  Protein
 Mulut& Gigi: minggu)  Hemoroid  Glukosa
kebersihan,  Auskultasi  Kelainan lain
karang detak jantung
 Tiroid/ gondok janin
Fisik Umum Pemeriksaan Pemeriksaan Dalam Laboratorium
Luar
 Tulang belakang/ Pemeriksaan dengan
punggung: skoliosis Spekulum untuk menilai:
Payudara: puting  Serviks
susu  Tanda- tanda infeksi
 Abdomen: bekas  Pengeluaran cairan
operasi dari ostium uteri
 Ekstremitas: edema,
varises, refleks patella Pemeriksaan untuk
 Costovertebral menilai:
Angel Tenderness  Serviks *
(CVAT)  Uterus *
 Kulit: kebersihan/  Adneksa *
penyakit kulit  Bartholin
Kunjungan berikut:  Skene
 Tekanan darah  Uretra
 Berat badan
 Edema * bila usia kehamilan <
 Masalah dari 12 mgg
kunjungan pertama
Memantau tumbuh kembang janin (nilai normal)

Usia Tinggi Fundus


Kehamilan Dalam cm Menggunakan
Penunjuk-Penunjuk Badan
12 minggu - Hanya teraba di atas simfisis pubis

16 minggu - Di tengah, antara simfisis pubis


dan umbilikus
20 minggu 20 cm (  2 cm) Pada umbilikus

22-27 minggu Usia kehamilan dalam minggu = cm ( 2 -


cm)
28 minggu 28 cm ( 2 cm) Di tangah, antara umbilikus dan
prosesus sifoideus
29-35 minggu Usia kehamilan dalam minggu = cm ( 2 -
cm)
36 minggu 36 cm ( 2 cm) Pada prosesus sifoideus
Diagnosis
Diagnosis dibuat untuk menentukan hal-hal sebagai berikut:

KATEGORI GAMBARAN
Kehamilan normal Mempunyai tanda-tanda positif:
Perubahan warna pada serviks
Warna areola lebih gelap,
pembesaran payudara
Pembesaran abdomen
+ detak jantung janin (jika terlihat > 20
minggu)
Ukuran uterus sama/ sesuai usia kehamilan
Pemeriksaan fisik dan laboratorium normal

Kehamilan normal dengan Seperti masalah keluarga atau psiko-sosial,


masalah khusus kekerasan dalam rumah tangga,
kebutuhan finansial, dll
KATEGORI GAMBARAN
Kehamilan dengan masalah Seperti hipertensi, anemia berat,
kesehatan yang membutuhkan preeklampsia, tumbuh kembang janin
rujukan untuk konsultasi dan atau terhambat di dalam uterus, infeksi
kerja sama penanganannya saluran kemih, penyakit kelamin dan
kondisi lain-lain yang dapat memburuk
selama kehamilan.

Kehamilan dengan kondisi Seperti perdarahan, eklampsia, ketuban


kegawatdaruratan yang pecah dini, atau kondisi-kondisi
membutuhkan rujukan segera kegawatdaruratan lain pada ibu dan bayi.

Anda mungkin juga menyukai