Blokade saraf dengan menempatkan obat di ruang epidural.
Ruang ini berada diantara ligamentum flavum dan duramater. Kedalaman ruang ini rata-rata 5mm dan dibagian posterior kedalaman maksimal pada daerah lumbal.
Obat anestetik di lokal diruang epidural bekerja langsung
pada akar saraf spinal yang terletak dilateral. Awal kerja anestesi epidural lebih lambat dibanding anestesi spinal, sedangkan kualitas blockade sensorik-motorik juga lebih lemah. Indikasi: Pembedahan dan penanggulangan nyeri pasca bedah Tatalaksana nyeri saat persalinan Penurunan tekanan darah saat pembedahan supaya tidak banyak perdarahan Tambahan pada anestesi umum ringan karena penyakit tertentu pasien. Indikasi spesifik : Pembedahan panggul dan lutut Revaskularisasi ekstremitas bawah Proses persalinan Manajemen postoperasi
Penyebaran anestesia epidural tergantung
pada : Volume obat yang disuntikan Usia pasien Kecepatan suntikan Besarnya dosis Ketinggian tempat suntikan Posisi pasien Panjang kolumna vertebralis, spuit 10-15 ml akan menyebar ke kedua sisi sebanyak 5 segmen Kontra Indikasi Mutlak Penolakan pasien Koagulopaty Therapeutic anticoagulant Infeksi pada kulit tempat injeksi Peningkatan tekana intracranial Hypovolemi Relative Pasien tidak koperatif Sebelumnya mempunyai gangguan neurology Status cardiac output Abnormalitas anatomi tulang vertebra Profilaksis heparin dosis rendah Teknik Anestetik Epidural • Posisi pasien saat tusukan seperti pada analgesia spinal. • Tusukan jarum epidural biasanya dilakukan pada ketinggian L3-4. • Jarum yang digunakan ada 2 macam, yaitu: jarum ujung tajam (Crawford) jarum ujung khusus (Touhy) Teknik hilangnya resistensi Teknik ini menggunakan semprit kaca atau semprit plastik rendah resistensi yang diisi oleh udara atau NaCl sebanyak ± 3ml. Setelah diberikan anestetik lokal pada tempat suntikan, jarum epidural ditusuk sedalam 1-2 cm. Kemudian udara atau NaCl disuntikkan perlahan dan terputus-putus. Sembari mendorong jarum epidural sampai terasa menembus jaringan keras (ligamentum flavum) yang disusul hilangnya resistensi. Setelah yakin ujung jarum berada dalam ruang epidural, lakukan uji dosis. Uji Dosis Uji dosis anestetik lokal untuk epidural dosis tunggal dilakukan setelah ujung jarum diyakini berada dalam ruang epidural dan untuk dosis berulang (kontinyu) melalui kateter. Masukkan anestetik lokal 3 ml yang sudah bercampur adrenalin 1: 200.000. perhatikan beberapa hal berikut ini : Tak ada efek setelah beberapa menit, kemungkinan besar letak jarum sudah benar. Terjadi blokade spinal, menunjukkan obat sudah masuk ke ruang subarakhnoid karena terlalu dalam. Terjadi peningkatan laju nadi sampai 20-30%, kemungkinan obat masuk vena epidural. Cara Penyuntikan Setelah diyakini posisi jarum atau kateter benar, suntikan anestesi lokal secara bertahap setiap 3-5 menit sebanyak 3-5 ml sampai tercapai dosis total. Suntikan terlalu cepat menyebabkan tekanan dalam ruang epidural mendadak tinggi, sehingga menimbulkan peninggian tekanan intrakranial, nyeri kepala, dan gangguan sirkulasi pembuluh darah epidural. Lapisan
kulit subkutis ligamentum supraspinosum ligamentum intraspinosum
ligamentum flavum ruang epidural durameter ruang subarachnoid Dosis Maksimal Dosis maksimal dewasa muda sehat 1,6 ml/segmen yang tentunya bergantung pada konsentrasi obat. Pada manula dan neonatus dosis dikurangi sampai 50% dan pada waniti hamil dikurangi 30% akibat pengaruh hormon dan mengecilnya ruang epidural akibat ramainya vaskularisasi darah dalam ruang epidural. Uji Keberhasilan Epidural Keberhasilan anelgesia epidural bergantung pada : Tentang blok simpatis diketahui dari perubahan suhu. Tentang blok sensorik dari uji tusuk jarum. Tentang blok motorik dari skala Bromage. Anestesi Lokal yang Dipergunakan untuk Epidural