Anda di halaman 1dari 38

Standar

Akuntansi
Khusus

Annisa’ (1610247988)
Arpita (1610248157)
Nathalia (1610247997)
PSAK 101 – 106
AKUNTANSI SYARIAH
PSAK 101: Penyajian Laporan Keuangan Syariah
Komponen Laporan Keuangan
(a) laporan posisi keuangan;
(b) laporan surplus defisit underwriting dana tabarru’;
(c) dikosongkan;
(d) laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain;
(e) laporan perubahan ekuitas;
(f) laporan arus kas;
(g) laporan sumber dan penyaluran dana zakat;
(h) laporan sumber dan penggunaan dana kebajikan; dan
(i) catatan atas laporan keuangan.
PSAK 102: Akuntansi
Murabahah
PSAK 102: Akuntansi Murabahah mengatur pengakuan,
pengukuran, penyajian, dan pengungkapan transaksi
murabahah.
PSAK 102 diterapkan untuk:
– Lembaga keuangan syariah dan koperasi syariah yang
melakukan transaksi murabahah baik sebagai penjual
maupun pembeli; dan
– Pihak-pihak yang melakukan transaksi murabhah dengan
lembaga keuangan syariah atau koperasi syariah.
Akuntansi untuk Penjual
Pada saat perolehan, aset murabahah diakui sebagai
persediaan sebesar biaya perolehan.
Akuntansi untuk Pembeli Akhir
Aset yang diperoleh melalui transaksi murabahah diakui
sebesar biaya perolehan murabahah tunai.
Penyajian
– Piutang murabahah disajikan sebesar nilai neto yang dapat
direalisasikan, yaitu saldo piutang murabahah dikurangi
penyisihan kerugian piutang.
– Marjin murabahah tangguhan disajikan sebagai pengurang
(contra account) piutang murabahah.
– Beban murabahah tangguhan disajikan sebagai pengurang
(contra account) utang murabahah.
Pengungkapan
Penjual mengungkapkan hal-hal yang terkait dengan transaksi
murabahah, tetapi tidak terbatas pada: (a) harga perolehan aset
murabahah; (b) janji pemesanan dalam murabahah berdasarkan
pesanan sebagai kewajiban atau bukan; dan (c) pengungkapan yang
diperlukan sesuai PSAK 101: Penyajian Laporan Keuangan Syariah.
Pembeli mengungkapkan hal-hal yang terkait dengan transaksi
murabahah, tetapi tidak terbatas pada: (a) nilai tunai aset yang
diperoleh dari transaksi murabahah; (b) jangka waktu murabahah
tangguh. (c) pengungkapan yang diperlukan sesuai PSAK 101:
Penyajian Laporan Keuangan Syariah.
PSAK 103: Akuntansi
Salam
S alam adalah akad jual beli barang pesanan (muslam fiih)
dengan pengiriman di kemudian hari oleh penjual
(muslam illaihi) dan pelunasannya dilakukan oleh pembeli
pada saat akad disepakati sesuai dengan syarat-syarat
tertentu.
Akuntansi untuk Pembeli
Pembeli dalam transaksi salam mengungkapkan:
– besarnya modal usaha salam, baik yang dibiayai sendiri
maupun yang dibiayai secara bersama-sama dengan pihak
lain;
– jenis dan kuantitas barang pesanan; dan
– pengungkapan lain sesuai dengan PSAK 101: Penyajian
Laporan Keuangan Syariah.
Akuntansi untuk Penjual
Penjual dalam transaksi salam mengungkapkan:
– piutang salam kepada produsen (dalam salam paralel)
yang memiliki hubungan istimewa;
– jenis dan kuantitas barang pesanan; dan
– pengungkapan lain sesuai dengan PSAK 101: Penyajian
Laporan Keuangan Syariah.
Penyajian
Pembeli dalam transaksi salam mengungkapkan:
a. besarnya modal usaha salam, baik yang dibiayai sendiri maupun
yang dibiayai secara bersama-sama dengan pihak lain; b. jenis dan
kuantitas barang pesanan; dan c. pengungkapan lain sesuai dengan
PSAK 101: Penyajian Laporan Keuangan Syariah.
Penjual dalam transaksi salam mengungkapkan:
a. piutang salam kepada produsen (dalam salam paralel) yang
memiliki hubungan istimewa; b. jenis dan kuantitas barang pesanan;
dan c. pengungkapan lain sesuai dengan PSAK 101: Penyajian
Laporan Keuangan Syariah.
PSAK 104: Akuntansi
Istishna’
Istishna’ adalah akad jual beli dalam bentuk pemesanan
pembuatan barang tertentu dengan kriteria dan persyaratan
tertentu yang disepakati antara pemesan
(pembeli, mustashni’) dan penjual (pembuat, shani’).
Akuntansi untuk Penjual
Penjual menyajikan:
– Piutang istishna’ yang berasal dari transaksi istishna’ sebesar
jumlah yang belum dilunasi oleh pembeli akhir.
– Termin istishna’ yang berasal dari transaksi istishna’ sebesar
jumlah tagihan termin penjual kepada pembeli akhir.
Akuntansi untuk Pembeli
Pembeli menyajikan:
– Utang ishtisna’ sebesar tagihan dari produsen atau
kontraktor yang belum dilunasi.
– Aset istishna’ dalam penyelesaian sebesar:
a) persentase penyelesaian dari nilai kontrak penjualan
kepada pembeli akhir, jika istishna’ paralel; atau
b) kapitalisasi biaya perolehan, jika istishna’
(bukan istishna’ paralel).
PSAK 105: Akuntansi
Mudharabah
Mudharabah adalah akad kerjasama usaha antara dua
pihak di mana pihak pertama (pemilik dana) menyediakan
seluruh dana, sedangkan pihak kedua (pengelola dana)
bertindak selaku pengelola, dan keuntungan dibagi di
antara mereka sesuai kesepakatan sedangkan kerugian
finansial hanya ditanggung oleh pemilik dana.
PSAK 106 : Akuntansi
Musyarakah
Musyarakah adalah akad kerjasama antara dua pihak atau
lebih untuk suatu usaha tertentu, di mana masing-masing
pihak memberikan kontribusi dana dengan ketentuan
bahwa keuntungan dibagi berdasarkan kesepakatan
sedangkan kerugian berdasarkan porsi kontribusi dana.
PEDOMAN AKUNTANSI
PERBANKAN
INDONESIA (PAPI) 2008
– PAPI disusun dengan kerjasama antara Bank Indonesia,
perbankan, dan Ikatan Akuntan Indonesia.
– Pemberlakuan PAPI 2008 diatur dalam Surat Edaran Bank
Indonesia Nomor 11/4/DPNP tanggal 27 Januari 2009
perihal Pelaksanaan Pedoman Akuntansi Perbankan
Indonesia.
– Sebagai petunjuk pelaksanaan dari PSAK maka untuk hal-
hal yang tidak diatur dalam PAPI tetap mengacu kepada
PSAK yang berlaku.
Komponen Laporan Keuangan
Laporan keuangan bank untuk tujuan umum terdiri dari:
– Neraca;
– Laporan laba rugi;
– Laporan arus kas;
– Laporan perubahan ekuitas; dan
– Catatan atas laporan keuangan.
DEFINISI SEWA

– Dalam PSAK No. 30 didefinisikan bahwa sewa adalah suatu


perjanjian dimana lessor memberikan hak kepada lessee
untuk menggunakan suatu aset selama periode waktu
yang disepakati. Lease atau sewa sendiri dikelompokkan
menjadi dua yaitu:
– Sewa Pembiayaan (Finance Lease)
– Sewa Operasi (Operating Lease)
Sewa Dalam Laporan
Keuangan Lessee Pada
Sewa Pembiayaan
Pengakuan Awal
sewa pembiayaan diakui dalam laporan posisi keuangan
lessee sebagai aset dan kewajiban untuk pembayaran sewa di
masa depan. Pada awal masa sewa, aset dan liabilitas untuk
pembayaran sewa di masa depan diakui di laporan posisi
keuangan pada jumlah yang sama, kecuali untuk biaya
langsung awal dari lessee yang ditambahkan ke jumlah yang
diakui sebagai aset.
Sewa Dalam Laporan
Keuangan Lessee Pada
Sewa Pembiayaan
Pengukuran Setelah Pengakuan Awal
Pembayaran sewa minimum dipisahkan antara bagian yang
merupakan beban keuangan dan bagian yang merupakan
pelunasan liabilitas. Beban keuangan dialokasikan ke setiap
periode selama masa sewa sedemikian rupa sehingga
menghasilkan suatu tingkat suku bunga periodik yang konstan
atas saldo liabilitas
Sewa Dalam Laporan Keuangan
Lessee Pada Sewa Pembiayaan

Pengungkapan
– Jumlah neto jumlah tercatat untuk setiap kelompok
aset pada tanggal peaporan.
– Rekonsiliasi antara total pembayaran sewa minimum
di masa depan pada tanggal pelaporan, dengan nilai
kininya.
– Rental kontijen yang diakui sebagai beban pada
periode tersebut.
– Total perkiraan penerimaan pembayaran minimum
sewa-lanjut di masa depan dari kontrak sewa-lanjut
yang tidak dapat dibatalkan (non-cancelable
subleases)
– Penjelasan umum isi perjanjian sewa yang material,.
Sewa Dalam Laporan
Keuangan Lessee Pada
Sewa Operasi
Pengakuan
Pembayaran sewa dalam sewa operasi diakui sebagai beban
dengan dasar garis lurus selama masa sewa kecuali terdapat
dasar sistematis lain yang dapat lebih mencerminkan pola
waktu dari manfaat aset yang dinikmati pengguna.
Sewa Dalam Laporan
Keuangan Lessee Pada
Sewa Operasi
Pengungkapan :
-Total pembayaran sewa minimum di masa depan dalam sewa
operasi yang tidak dapat dibatalkan
- Total perkiraan penerimaan pembayaran minimum sewa-
lanjut di masa depan dari kontrak sewa-lanjut yang ysng tidak
dapat dibatalkan (non-cancelable subleases) pada tanggal
pelaporan.
Sewa Dalam Laporan
Keuangan Lessee Pada
Sewa Operasi
– Pembayaran sewa dan sewa-lanjut yang diakui sebagai
beban periode berjalan, dengan pengungkapan terpisah
untuk masing-masing jumlah pembayaran minimum sewa,
rental kontijen, dan pembayaran sewa-lanjut.
– Penjelasan umum perjanjian sewa lessee yang signifikan
Sewa Dalam Laporan
Keuangan Lessor Pada
Sewa Pembiayaan
Pengakuan Awal
Dalam sewa pembiayaan, lessor
mengakui aset berupa piutang sewa
pembiayaan di laporan posisi keuangan
sebesar jumlah yang sama dengan investasi
sewa neto tersebut.
Sewa Dalam Laporan
Keuangan Lessor Pada
Sewa Pembiayaan
– Lessor pabrikan atau dealer mengakui laba atau
rugi atas penjualan pada suatu periode sesuai
kebijakan entitas atas penjualan biasa.
– Biaya yang dikeluarkan oleh lessor pabrikan atau
dealer sehubungan dengan negosiasi dan
pengaturan sewa diakui sebagai beban ketika
laba penjualan diakui.
Sewa Dalam Laporan
Keuangan Lessor Pada
Sewa Pembiayaan
Pengungkapan
-Rekonsiliasi antara investasi sewa bruto dan nilai kini piutang
pembayaran sewa minimum pada tanggal pelaporan
– -Penghasilan pembiayaan tangguhan
– Nilai residu tidak dijamin yang diakui sebagai manfaat lessor
– Akumulasi penyisihan piutang tidak tertagih atas pembayaran
sewa minimum
– Rental kontijen yang diakui sebagai penghasilan dalam
periode berjalan
– Penjelasan umum isi perjanjian sewa lessor yang material
Sewa Dalam Laporan
Keuangan Lessor Pada
Sewa Operasi
Pengakuan
– Pendapatan sewa operasi diakui sebagai pendapatan dengan
dasar garis lurus selama masa sewa, kecuali terdapat dasar
sistematis lain yang lebih mencerminkan pola waktu dimana
manfaat penggunaan aset sewaan menurun.
– Biaya langsung awal yang dikeluarkan oleh lessor dalam
proses negosiasi dan pengaturan sewa operasi ditambahkan
ke jumlah tercatat aset sewaan dan diakui seagai beban
selama masa sewa dengan dasar yang sama dengan
pendapatan sewa
Sewa Dalam Laporan
Keuangan Lessor Pada
Sewa Operasi
Pengungkapan
-Jumlah agregat pembayaran sewa minimum di masa depan
dalam sewa operasi yang tidak dapat dibatalkan untuk setiap
periode
– Total rental kontijen yang diakui sebagai penghasilan
dalam periode berjalan
– Penjelasan umum isi perjanjian lessor
ISAK 8 Terkait
Perjanjian
Mengandung Sewa
– Jika perjanjian mengandung sewa, maka pihak dalam perjanjian
harus menerapkan ketentuan untuk unsur sewa dalam perjanjian
tersebut . Pembayaran terkait dengan perjanjian mengandung sewa
harus dipisahkan antara pembayaran atas unsur sewa dan atas unsur
lainnya pada nilai wajar.
– Dalam menentukan apakah suatu perjanjian merupakan perjanjian
sewa atau perjanjian yang mengandung sewa, perlu diperhatikan
substansi perjanjian dan dilakukan evaluasi apakah:
– Pemenuhan perjanjian tergantung pad apenggunaan suatu aset atau aset-
aset tertentu
– Perjanjian tersebut memberikan suatu hak untuk menggunakan aset
tertentu
ISAK 8 Terkait
Perjanjian
Mengandung Sewa
Walaupun suatu aset tertentu diidentifikasikan secara
eksplisit dalam perjanjian, namun aset tersebut bukan
merupakan subjek sewa jika pemenuhan perjanjian tidak
tergantung pada penggunaan aset tersebut. Misalnya:
– Melibatkan aset lain yang tidak ditentukan dalam perjanjian
– Melibatkan pergantian aset yang sama dan sejenis
AKUNTANSI SEWA-
LESSEE
1. Akuntansi untuk Sewa dengan Opsi Pembelian Murah
Jika lessee diberi opsi untuk membeli properti pada tanggal
tertentu di masa depan dengan harga murah, maka nilai kini
dari penawaran opsi pembelian adalah bagian dari
pembayaran minimum sewa dan seharusnya disertakan
dalam nilai kapitalisasi sewa.
AKUNTANSI SEWA
LESSEE
2. Akuntansi untuk Sewa dengan Nilai Residu yang Dijamin oleh
Lessee
Jika perjanjian sewa menuntut sewa menjamin nilai residu
(residual value guaranteed), lessee memperlakukan jaminan
tersebut seperti opsi pembelian dan menyertakan nilai kini
jaminan sebagai bagian dari nilai kapitalisasi sewa. Saat
berakhirnya sewa, jumlah jaminan akan dilaporkan sebagai
liabilitas sewa. Selain itu, sisa nilai tercatat dari aset sewaan
akan sama dengan jaminan nilai residu. Jika nilai wajar dari aset
sewaan kurang dari nilai residu yang dijamin kerugian dilaporkan
untuk selisih tersebut dan lessee harus menutup selisih tersebut
dengan pembayaran tunai.
AKUNTANSI SEWA
LESSEE
3. Akuntansi untuk Pembelian Aset selama Masa Sewa
Ketika sewa tidak menyediakan pengalihan kepemilikan atau
opsi pembelian, masih mungkin bagi lessee untuk membeli
properti yang disewa (peralatan sewaan) pada masa sewa.
Biasanya harga pembelian akan berbeda dari liabilitas sewa
yang dicatat pada tanggal pembelian. Tidak ada keuntungan
atau kerugian yang dicatat pada saat pembelian, tetapi
perbedaan antara harga pembelian dan liabilitas yang
tercatat dalam pembukuan seharusnya didebitkan atau
dikreditkan pada nilai tercatat aset yang diperoleh.
AKUNTANSI SEWA-
LESSOR
1. Akuntansi untuk Sewa Pembiayaan Langsung dengan Opsi
Pembelian
Jika sewa pembiayaan langsung mengandung opsi pembelian,
jumlah opsi ditambahkan ke piutang, dan komponen bunga
dari jumlah opsi (perbedaan antara jumlah opsi dan nilai kini
pada tanggal penandatanganan sewa) ditambahkan pada
akun pendapatan bunga diterima di muka
AKUNTANSI SEWA-
LESSOR
2.Akuntansi untuk Sewa Pembiayaan Langsung dengan Nilai
Residu
Jika properti yang disewakan diharapkan memiliki nilai residu,
jumlah kotor dari nilai residu yang diharapkan ditambahkan
ke akun piutang. Tidak masalah apakah nilai residu dijamin
atau tidak dijamin. Jika dijamin, diperlakukan dalam akun
yang sama seperti opsi pembelian. Jika tidak dijamin, lessor
diharapkan memiliki aset yang nilainya sama dengan jumlah
nilai residu pada akhir masa sewa.
Penyusunan Laporan
Keuangan PT. Bank
Syariah Mandiri yang
mengacu pada PSAK 101
Penerapan PSAK No. 101 pada Laporan Dana Zakat
No. Pengungkapan Informasi PSAK No. 101 Laporan Keuangan Tahunan BSM

1. Judul Laporan Sumber dan Penggunaan Dana Zakat Laporan Sumber dan Penyaluran Dana Zakat

2. Sumber Dana sumber dana zakat berasal dari dalam entitas Sumber dana zakat berasal dari zakat
syariah dan pihak luar entitas syariah; bank, zakat pegawai dan zakat nasabah umum

3. Penggunaan Dana Penggunaan dana zakat melalui Lembaga Amil Disalurkan melalui LAZNAS BSM
Zakat untuk: Fakir; Miskin; Riqab; orang yang
terlilit hutang (Gharim); Muallaf; Fiisabilillah;
orang yang dalam perjalanan (Ibnu Sabil); dan
Amil.

4. Jumlah Dana Jumlah penggunaan Dana Zakat Jumlah penyaluran Dana Zakat

5. Selisih Kurs - Keuntungan/Kerugian Selisih Kurs

6. Kondisi Dana Zakat Kenaikan/Penurunan Dana Zakat Kenaikan/Penurunan Dana Zakat

7. Saldo Awal Saldo awal dana zakat Saldo awal dana zakat
Penerapan PSAK No.
101 pada Laporan Dana
Kebajikan
No. Pengungkapan Informasi PSAK No. 101 Laporan Keuangan Tahunan BSM

1. Judul Laporan Sumber dan Penggunaan Dana Kebajikan Laporan Sumber dan Penyaluran Dana
Kebajikan
2. Sumber Dana sumber dana kebajikan berasal dari penerimaan Sumber dana kebajikan BSM
Infak; Sedekah; Hasil pengelolaan berasal dari denda, sumbangan/hibah,
wakaf sesuai dengan perundangundangan yang penerimaan nonhalal, dana sosial
berlaku; pengembalian dana lainnya
kebajikan produktif; denda; dan pendapatan
nonhalal.
3. Penggunaan Dana Penggunaan dana kebajikan dana kebajikan Disalurkan melalui LAZNAS BSM
produktif;
sumbangan; dan penggunaan lainnya untuk
kepentingan
umum.
4. Jumlah Dana Jumlah penggunaan Dana Kebajikan Jumlah penyaluran Dana Kebajikan

5. Selisih Kurs - Keuntungan/Kerugian Selisih Kurs

6. Kondisi Dana Kebajikan Kenaikan/Penurunan Dana Kebajikan Kenaikan/Penurunan Dana Kebajikan

7. Saldo Awal Saldo awal dana kebajikan Saldo awal dana kebajikan
KESIMPULAN

PSAK 101: Penyajian Laporan Keuangan Syariah menetapkan dasar penyajian laporan keuangan bertujuan
umum untuk entitas syariah.
PSAK 102: Akuntansi Murabahah mengatur pengakuan, pengukuran, penyajian, dan pengungkapan
transaksi murabahah.
PSAK 103: Akuntansi Salam, Pernyataan ini diterapkan untuk entitas yang melakukan transaksi salam, baik
sebagai penjual atau pembeli.
PSAK 104: Akuntansi Istishna’ mengatur pengakuan, pengukuran, penyajian, dan pengungkapan
transaksi istishna’.
PSAK 105: Akuntansi Mudharabah mengatur pengakuan, pengukuran, penyajian, dan pengungkapan
transaksi mudharabah.
PSAK 106: Akuntansi Musyarakah mengatur pengakuan, pengukuran, penyajian, dan pengungkapan
transaksi musyarakah, tetapi tidak mencakup pengaturan perlakuan akuntansi atas obligasi syariah (sukuk)
yang menggunakan akad musyarakah.
Sehubungan dengan dilakukannya penyempurnaan oleh Ikatan Akuntan Indonesia terhadap beberapa
Standar Akuntansi Keuangan yang saat ini berlaku, maka PAPI yang merupakan penjabaran lebih lanjut dari
PSAK yang relevan untuk industri perbankan juga perlu disesuaikan.

Anda mungkin juga menyukai