Anda di halaman 1dari 43

Persoalan Hak Asasi

Manusia
PENGERTIAN DAN
MACAM-MACAM HAM
1. Menurut Pasal 1 UU Nomor 39 Tahun 1999 tentang
HAM dan UU Nomor 26 Tahun 2000 tentang
Pengadilan HAM
HAM adalah seperangkat hak yang melekat pada
hakikat dan keberadaan manusia sebagai makhluk
Tuhan Yang Maha Kuasa dan merupakan anugerah-
Nya, yang wajib dihormati, dijunjung tinggi dan
dilindungi oleh negara, hukum, pemerintah dan
setiap orang demi kehormatan serta perlindungan
harkat dan martabat manusia.
2. Menurut Declaration of Human Rights
HAM merupakan pengakuan akan martabat yang
terpadu dalam diri setiap orang akan hak-hak yang
sama dan tak teralihkan dari semua anggota
keluarga manusia ialah dasar dari kebebasan,
keadilan dan perdamaian dunia.
• Dalam The Universal Declaration of Human Right (UDHR), secara
garis besar membedakan HAM menjadi 3 bagian :
1. Hak-hak politis dan yuridis
2. Hak-hak martabat dan integritas manusia
3. Hak-hak sosial, ekonomi dan budaya
• Ada pula yang membagi HAM menjadi 6 bagian, yaitu :
1. Hak-hak asasi pribadi
2. Hak-hak asasi ekonomi
3. Hak-hak asasi mendapatkan perlakuan yang sama dalam
hukum dan pemerintahan
4. Hak-hak asasi politik
5. Hak-hak asasi sosial dan kebudayaan
6. Hak-hak untuk mendapatkan perlakuan tata cara peradilan dan
perlindungan
 Jaminan hak-hak asasi manusia adalah
bukti Kemanusiaan yang adil dan
beradab. Hak-hak asasi manusia
menyatakan bagaimana manusia wajib
diperlakukan dan wajib tidak
diperlakukan, jadi bagaimana manusia
harus diperlakukan agar sesuai dengan
martabatnya sebagai manusia.
Hak-hak asasi manusia adalah mutlak dan kontekstual:

 Mutlakkarena manusia memilikinya bukan karena


pemberian Negara, masyarakat, melainkan karena ia
manusia, jadi dari Sang Pencipta.

 Kontekstual karena baru mempunyai fungsi dan


karena itu mulai disadari, diambang modernitas
dimana manusia tidak lagi dilindungi oleh
adat/tradisi, dan sebaliknya diancam oleh Negara
modern.
 Generasi pertama (abad ke 17 dan 18): hak-hak liberal,
demokratis dan perlakuan wajar di depan hukum.
 Generasi kedua (abad ke 19/20): hak-hak sosial
 Generasi ketiga (bagian kedua abad ke 20): hak-hak
kolektif (misalnya minoritas-minoritas etnik).

Kemanusiaan yang adil dan beradab juga


menolak kekerasan dan eklusivisme suku dan ras.
Pelanggaran hak-hak asasi manusia tidak boleh
dibiarkan (impunity).
PERLINDUNGAN HAM
• Sebagai wujud keseriusan melakukan
upaya perlindungan dan penegakan
HAM, disahkan dan diberlakukan UU
khusus mengenai HAM, yaitu UU No. 39
Tahun 1999 tentang HAM.
• Pentingnya HAM dilindungi sebagai
berikut :
1. HAM dapat mencegah absolutisme
atau kesewenang-wenangan negara
2. Adanya pelanggaran HAM
INSTRUMEN HAM DI
INDONESIA
 Instrumen HAM di Indonesia,
antara lain :
1. UUD 1945
2. Tap MPR Nomor
XVII/MPR/1998
3. Piagam HAM Indonesia Tahun
1998
4. UU Nomor 39 Tahun 1999
tentang HAM
KHA DAN UU PERLINDUNGAN ANAK

KONVENSI HAK ANAK


= HAK AZAZI MANUSIA
ANAK-ANAK

ANAK-ANAK ADALAH
= SETIAP MANUSIA DI BAWAH 18 TAHUN)
PASAL 1
 Konvensi Hak-Hak Anak Perserikatan
Bangsa-Bangsa (Bahasa Inggris: United
Nations Convention on the Rights of the
Child) adalah sebuah konvensi internasional
yang mengatur hak-hak sipil, politik, ekonomi,
sosial, dan kulural anak-anak. Negara-negara
yang meratifikasi konvensi internasional ini
terikat untuk menjalankannya sesuai dengan
hukum internasional. Pelaksanaan konvensi ini
diawasi oleh Komite Hak-Hak Anak.
 Perserikatan Bangsa-Bangsa yang anggota-
anggotanya terdiri dari berbagai negara di
seluruh dunia.
 Setiap tahun, Komite ini memberikan laporan
kepada Komite Ketiga Majelis Umum
Perserikatan Bangsa-Bangsa yang juga akan
mendengar pernyataan ketua Komite Hak-Hak
Anak dan mengadopsi resolusi mengenai Hak-
Hak Anak.
 Adanya hak-hak anak yang diakui secara
internasional merupakan perjuangan yang cukup
panjang. Dimulai dengan usaha perumusan draft
hak-hak anak yang dilakukan oleh Eglantyne
Jebb, seorang aktivis perempuan yang prihatin
pada nasib perempuan dan anak-anak yang
mengalami situasi buruk akibat perang dan
bencana, sekaligus pendiri Save The Children
Fund. Eglantyne Jebb mengembangkan draft
pertama mengenai 7 (tujuh) gagasan mengenai
hak anak yang kemudian diadopsi oleh Save The
Children pada tanggal 23 Februari 1923,
1.ANAK HARUS DILINDUNGI DI LUAR DARI
SEGALA PERTIMBANGAN MENGENAI RAS,
KEBANGSAAN, DAN KEPERCAYAAN

2.Anak harus dipelihara


dengan tetap menghargai
keutuhan keluarga;

;
3.Bagi anak harus disediakan
sarana yang diperlukan untuk
perkembangan secara normal,
baik material, moral, dan
spiritual; Anak yang lapar harus
diberi makan, anak yang sakit
harus dirawat, anak cacat
mental atau cacat tubuh harus
dididik, anak yatim piatu dan
anak terlantar harus
4. Anak yang lapar harus
diberi makan, anak yang
sakit harus dirawat, anak
cacat mental atau cacat
tubuh harus dididik, anak
yatim piatu dan anak
terlantar harus
diurus/diberi perumahan;
5.Anaklah yang pertama-
tama harus
mendapatkan
bantuan/pertolongan
pada saat terjadi
kesengsaraan;
6. Anak harus menikmati dan
sepenuhnya mendapat manfaat
dari program kesejahteraan dan
jaminan sosial, mendapatkan
pelatihan agar pada saat
diperlukan nanti dapat
dipergunakan untuk mencari
nafkah, serta harus dilindungi
dari segala bentuk eksploitasi;
7.
Anak harus diasuh
dan dididik dengan
suatu pemahaman
bahwa bakatnya
dibutuhkan untuk
pengabdian kepada
sesama umat
4 (empat) prinsip-prinsip
umum hukum
internasional (General
Principle of International
Law) yang terdapat dalam
Konvensi hak-hak anak,
sebagai berikut :
1. PRINSIP NON-DISKRIMINASI
(PRINSIP UNIVERSALITAS HAM).
PSL 12
berarti anak berhak
mendapatkan keadilan atas hak-
haknya tanpa dibatasi oleh
perbedaan ras, suku, agama,
status sosial, bahasa,
kewarganegaraan, dan lain
sebagainya. Setiap hak-hak anak
yang diakui dalam Konvensi
hak-hak anak harus
diberlakukan kepada setiap
2. PRINSIP HAK HIDUP, KELANGSUNGAN
HIDUP DAN PERKEMBANGAN
(INDIVISIBILITAS HAM).

 Prinsip ini menjelaskan tentang


jaminan terhadap kelangsungan
hidup anak. Segala potensi yang akan
membahayakan anak harus
diminimalisir dari semua lingkungan
kehidupan anak, misalnya seperti di
lingkungan sekolah dan rumah.
Negara peserta harus menjamin
sampai pada batas maksimal
kelangsungan hidup dan
perkembangan anak (Pasal 6 ayat (2)
Konvensi hak-hak anak).
3. PRINSIP KEPENTINGAN YANG TERBAIK
BAGI ANAK (BEST INTEREST OF THE CHILD).

Prinsip kepentingan yang


terbaik bagi anak (best interest
of the child), yaitu bahwa dalam
semua tindakan yang
menyangkut anak yang
dilakukan oleh lembaga-lembaga
kesejahteraan sosial pemerintah
atau badan legislatif,
kepentingan yang terbaik bagi
anak harus menjadi
4. PRINSIP PENGHARGAAN TERHADAP
PENDAPAT ANAK (RESPECT FOR THE VIEWS
OF THE CHILD).

Prinsip penghargaan terhadap


pendapat anak (respect for the
views of the child), yaitu bahwa
pendapat anak terutama jika
menyangkut hal-hal yang
mempengaruhi kehidupannya
harus diperhatikan dalam setiap
pengambilan keputusan.
Prinsip ini tertuang dalam Pasal
12 ayat (1) Konvensi hak-hak
UU PERLINDUNGAN
ANAK
Indonesia sebagai negara
yang telah meratifikasi
Konvensi hak-hak anak
melalui Keputusan Presiden
Nomor 36 Tahun 1990
tertanggal 25 Agustus 1990,
 telah mengintegrasikan hak-hak anak ke
dalam hukum nasional, yaitu kedlm UU
Nomor 23 Tahun 2002 tentang
Perlindungan Anak.

 Dengan dibentuknya UU yang scr


khusus memberikan
PERLINDUNGAN kepada anak
dan hak-haknya, berarti negara
telah memberi pengakuan dan
jaminan perlindungan terhadap
APA SAJA YANG TERMASUK DALAM
KATEGORI PEKERJAAN TERBURUK BAGI
PEKERJA ANAK?

pasal 74 ayat 2 UU. No 13/ 2003, meliputi:


 Segala pekerjaan dalam bentuk perbudakan atau
sejenisnya.
 Segala pekerjaan yang memanfaatkan,
menyediakan, atau menawarkan anak untuk
pelacuran, produksi pornografi, pertunjukan
porno atau perjudian.
 Segala pekerjaan yang memanfaatkan,
menyediakan atau melibatkan anak untuk
produksi dan perdagangan minuman keras,
narkotika , psikotropika dan zat adiktif lainnya
dan atau
 Semua pekerjaan yang membahayakan
JENIS-JENIS PEKERJAAN YANG
MEMBAHAYAKAN KESEHATAN DAN
KESELAMATAN KERJA

Pekerjaanyang dilakukan
pada lingkungan kerja yang
berbahaya meliputi :
Pekerjaan yang
mengandung bahaya fisik
Pekerjaan yang

mengandung bahaya
kimia
Pekerjaan yang
JENIS-JENIS PEKERJAAN YANG
MEMBAHAYAKAN MORAL ANAK

Pekerjaan pada usaha bar,


diskotik, karaoke, bola
sodok, bioskop, panti pijat
atau lokasi yang dapat
dijadikan tempat prostitusi
Pekerjaan sebagai model
untuk promosi minuman
keras, obat perangsang
seksualitas dan/atau rokok.
INSTRUMEN HAM
INTERNASIONAL
 Berikut beberapa instrumen hukum internasional
HAM :
1. Piagam PBB tentang HAM
2. Deklarasi Universal HAM
3. Perjanjian Internasional tentang Hak Sipil dan
Hak Politik serta Perjanjian tentang Hak
Ekonomi, Sosial dan Budaya.
4. Deklarasi Hak Bangsa atas Perdamaian dan
Deklarasi Hak atas Pembangunan
5. Deklarasi Wina
6. Beberapa konvensi atau traktat lainnya
• Hambatan –hambatan dalam pelaksanaan HAM
di Indonesia antara lain :
1. Masih kurangnya pemahaman tentang HAM
2. Masih kurang pengalaman
3. Kemiskinan
4. Keterbelakangan
5. Pemahaman HAM masih terbatas dalam
pemahaman gerakan
 Dalam memasuki abad ke-21 banyak
tantangan besar yang dihadapi dalam
penegakan HAM di Indonesia khususnya di
dalam reformasi hukum dan dapat
digabungkan ke dalam tiga model
lingkungan sebagai berikut :
1. Lingkungan yang memiliki aspek-aspek
nasional dan internasional.
2. Lingkungan strategis yang memiliki aspek
internasional.
3. Lingkungan strategis yang memiliki aspek
nasional.
• International Crime Court (Mahkamah
Pidana Internasional) merupakan
pengadilan internasional yang bersifat
permanen untuk mengadili para
pelaku kejahatan internasional.
• ICC dibentuk berdasarkan perjanjian
antarnegara yang diberi nama Statuta
Roma tahun 1998.
 Komunitas Internasional melalui Statuta Roma
telah menyepakati adanya 4 jenis kejahatan
yang masuk dalam kategori kejahatan
internasional, yaitu :
1. Kejahatan genosida
2. Kejahatan kemanusiaan
3. Kejahatan perang
4. Kejahatan perang agresi
PROSES PENEGAKAN HAM
DI INDONESIA
• Proses penegakan HAM di Indonesia dilakukan melalui
lembaga Komnas HAM dan Pengadilan HAM
• Komnas HAM dibentuk melalui Keppres No. 50 Tahun
1993 dan dalam perkembangannya diperkuat dengan UU
No. 39 Tahun 1999 tentang HAM.
• Tujuan Komnas HAM :
1. Mengembangkan kondisi yang kondusif bagi
pelaksanaan HAM, baik yang ada dalam perangkat
hukum nasional maupun Deklarasi Universal HAM
dan Piagam PBB
2. Meningkatkan perlindungan dan penegakan HAM
guna berkembangnya pribadi manusia Indonesia
seutuhnya dan kemampuannya berpartisipasi dalam
berbagai bidang kehidupan.
 Pengadilan HAM dibentuk Pemerintah
Indonesia berdasarkan UU No. 26
Tahun 2000 tanggal 23 November 2000
tentang Pengadilan HAM.
 Pengadilan HAM Indonesia berwenang
untuk mengadili pelanggaran berat
HAM setelah UU No 26 Tahun 2000
berlaku.
 Sumber :
 Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Tenaga
Kerja.
 Undang-undang No. 20 Tahun 1999 tentang Ratifikasi
Konvensi ILO No. 138 Tahun 1973 mengenai Batas Usia
Minimum Diperbolehkan Bekerja.
 Undang-Undang No. 1 tahun 2000 tentang Ratifikasi
Konvensi ILO No. 182 Tahun 1999 mengenai Pelarangan
dan Tindakan Segera Penghapusan Bentuk-bentuk
Pekerjaan Terburuk untuk Anak.
 Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No:
KEP. 235 /MEN/2003 tentang Jenis-Jenis Pekerjaan yang
Membahayakan Kesehatan, Keselamatan atau Moral Anak.
 Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No.
Kep. 115/Men/VII/2004 tentang Perlindungan bagi Anak
yang melakukan Pekerjaan untuk Mengembangkan Bakat
dan Minat.
 KHA Unicef 2000
 UUPA Departemen Sosial RI 2000
 Konten terkait
wasalam

Anda mungkin juga menyukai