Anda di halaman 1dari 27

LEUKEMIA AKUT

• Leukemia
- sekelompok penyakit keganasan
- ketidaknormalan genetik pbtkan sel darah 
proliferasi sel
- pertumbuhan sel lebih dari normal
pe↑ proliferasi dan pe↓ ke† sel spontan atau
keduanya  kerusakan fs ss tulang 
kegagalan ss tulang
- Gambaran klinis, hasil laboratorium dan respon
terapi bervariasi tergantung tipe leukemia.
• Leukemia
- keganasan paling sering pada anak
- ± 41% seluruh keganasan anak < 15 tahun
- AS: 4,1 kasus baru/th/100.000 anak < 15 tahun
- ALL ± 77% kasus leukemia anak
- AML ± 11%
- CML ± 2-3%
- JCML ± 1-2%
LEUKEMIA LIMFOBLASTIK AKUT (ALL)

Epidemiologi
- ± 2800 anak terdiagnosis ALL di AS tiap tahun
- Puncak kejadian 2-6 tahun ; > anak laki-laki
- sering pd ketidaknormalan kromosom (Sindrom Down,
Sindrom Bloom, ataksia-telangiektasia, Sind. Fanconi)
- kembar identik risiko kembar ke-2 > populasi umum
Risiko100% jika kembar I didx tahun I kehidupan
monokorionik
Jika kembar I ALL 5-7 tahun, risiko kembar kedua 2x
populasi umum, tidak memandang zigositas
• Etiologi
- tidak diketahui
- faktor genetik dan lingkungan
- Paparan radiasi pengobatan & diagnostik
dalam kandungan atau ms anak-anak
- Faktor lain  infeksi virus Epstein-Barr
pada beberapa negara berkembang yang
berhubungan dengan ALL sel B.
Patogenesis
• Secara fenotip sekitar 85% kasus ALL
diturunkan dari progenitor sel B, sekitar
15% dari sel T, dan sekitar 1% dari sel B
• Abnormalitas kromosom ditemukan pada
sebagian besar penderita ALL 
berhubungan dengan jumlah kromosom,
translokasi atau delesi, memberikan
informasi prognosis yang penting
Gambaran klinis
• tidak spesifik  anoreksia, lelah, iritabel,
demam subfebril
• Nyeri tulang / sendi ekstremitas bawah
• riwayat inf. saluran napas atas (1-2 bulan)
• gejala terjadi beberapa bulan
• tanda dan gejala kegagalan ss tulang lebih
jelas  pucat, kelelahan, memar, atau
mimisan, demam akibat infeksi.
LANJUTAN
• PF  pucat, tidak gairah, purpura,ptekiae 
kegagalan sumsum tulang
• proliferasi  limfadenopati, splenomegali, jarang
hepatomegali
• kekakuan tulang, pembengkakan sendi / efusi
• Tanda pe↑ TIK  SSP  jarang  edema papil,
perdarahan retina, lumpuh syaraf kranial
• Distres respirasi ~ anemia, obstruksi jalan napas
(massa mediastinum besar)  sering remaja ♂
Diagnosis
• gambaran darah tepi  kegagalan sumsum
tulang (anemia, trombositopenia); sel leukemia
jarang tampak
• jml leukosit total < 10.000/mm3
• Pem. ss tulang  aspirasi ss tulang, biopsi
 > 25% sel ss tulang limfoblas homogen
• Staging ALL  cairan serebrospinal (CSS)
• Jika limfoblas (+) dan lekosit CSS me↑  pd
dosis I kemoterapi intratekal
Diagnosis Banding
• Leukemia Myelogenous Akut (AML)
• neuroblastoma, rhabdomyosarkoma,
sarkoma Ewing, dan retinoblastoma
• anemia aplastik dan mielofibrosis
• anemia eritroblastik transien,
trombositopenia imun dan netropenia
kongenital atau didapat
• infeksi mononukleosis
• limfadenopati dan artritis reumatoid
Pengobatan

• Pilihan pengobatan didasarkan pada estimasi


risiko klinis relaps  subtipe
• Tiga faktor prediksi:
- usia pasien saat didiagnosis (usia 1-10 tahun)
- jumlah leukosit awal (< 50.000/mm3)
- kecepatan respon terhadap pengobatan
(misalnya seberapa cepat sel blas dapat
disingkirkan dr sumsum tulang atau darah tepi)
• Terapi awal untuk menghilangkan sel leukemia
dari sumsum tulang  induksi remisi
- 4 minggu
- vincristine tiap minggu
- kortikosteroid (deksametason atau prednison)
- L-aspariginosa atau aspariginosa jk panjang
- Citarabin atau metotrexat intratekal, keduanya
- risiko tinggi  daunomysin interval 1 mgg
- 98% alami remisi (< 5% blast dlm ss tulang
dan kembalinya netrofil dan trombosit
mendekati normal setelah 4-5 minggu
• Fase II  tx SSP utk cegah kekambuhan SSP
- Kemoterapi intratekal, berulang
melalui pungsi lumbal ~ kemoterapi sistemik intensif
- kekambuhan SSP < 5%
- pasien dengan gb risiko tinggi kekambuhan
SSP  radiasi otak dan ss tulang  limfoblas
di SSP dan me↑ hitung lekosit saat diagnosis

Sesudah induksi remisi  14-28 minggu terapi


multiagen, obat dan jadual tergantung risiko
• Merkaptopurin tiap hari dan metotreksat tiap minggu, dg
dosis intermitten vinkristin dan kortikosteroid  fase
pemeliharaan, 2-3 tahun, tgt protokol yang digunakan
Hambatan utama terapi  kekambuhan penyakit
• Kekambuhan sumsum tulang 15-20%  serius
• Kekambuhan SSP  td dan gejala me↑ TIK dan
kelumpuhan syaraf kranial
Dx sel leukemia pd SSP, jarang dg pencitraan
Pengobatan  intratekal & radiasi kraniospinal
Kemoterapi sistemik
• Kekambuhan testikuler 1-2%  pembengkakan
tak nyeri satu atau dua testes  biopsi testes
yang terkena  kemoterapi sistemik dan radiasi
lokal  survival rate baik
TERAPI SUPORTIF
• penting pada program kemoterapi agresif.
• myelosupresi berat  transfusi eritrosit
dan trombosit dan terapi antimikroba
empiris agresif untuk sepsis pada anak
panas dg netropenia
• profilaksis pneumonia Pneumocystis
carinii selama dan beberapa bulan ssd
terapi selesai
• penanganan profesional  penting
meminimalkan komplikasi dan
keberhasilan terapi yang optimal
PROGNOSIS

• harapan hidup jangka panjang, > 80% sesudah 5 tahun


• Faktor prognostik  pemilihan terapi, std penyakit, usia
pasien, dan kecepatan respon terapi awal
• Pengaruh buruk keberhasilan  usia < 1 th atau > 10 th
saat diagnosis, jml lekosit > 100.000/mm3 saat
diagnosis, atau respon lambat terhadap terapi awal.
• Abnormalitas kromosom (hipodiploidi, kromosom
Philadelphia dan t(4;11)  keberhasilan rendah
• Efek yang menguntungkan  respon cepat terhadap
terapi, hiperdiploidi dan perubahan gen
LEUKEMIA MIELOGENIK AKUT (AML)
• Epidemiologi
- 11% dari kasus leukemia anak di AS,
- ± 380 anak didiagnosis AML tiap tahun
- ketidaknormalan kromosom
- tidak terdapat predisposisi genetik atau
faktor lingkungan yang dapat
diidentifikasi pada kebanyakan pasien
Patogenesis
• > 30% sel ss tulang pada aspirasi atau
biopsi mengandung populasi homogen
sel blas dg gb-an yang sama dengan ciri
khas diferensiasi awal dari seri sel darah
mieloid-monosit-megakariosit
• Klasifikasi yang umum dari subtipe AML
adalah sistem FAB (tabel)  sistem ini
didasarkan hanya pada kriteria morfologi
Gejala klinis
• digantinya sel-sel ss tulang dg sel ganas
dan akibat kegagalan ss tulang
• tanda dan gejala yang jarang pada ALL 
nodul subkutan (lesi ”blueberry muffin”),
infiltrasi ginggiva, td DIC dan massa
khloroma atau sarkoma granulositik,
berhubungan dengan subtipe M2 dari AML
dengan translokasi t(8;21).
Diagnosis
• Analisis spesimen aspirasi dan biopsi
sumsum tulang  gambaran hiperseluler
sumsum tulang tdd pola monoton sel ~
subklasifikasi FAB
• Pengecatan khusus  identifikasi sel
mengandung mieloperoksidase 
leukemia berasal dari mielogenous
• Beberapa abnormalitas kromosom dan
petanda genetik molekuler adalah ciri khas
dari subtipe penyakit.
Pengobatan
• Kemoterapi multiagen agresif berhasil dalam
induksi remisi ± 80% pasien
• Transplantasi sumsum tulang saudara kandung
atau stem sel setelah remisi  bebas penyakit
jangka panjang 60-70% pasien
• Kemoterapi lanjutan pasien tdk dapatkan donor
cocok < efektif dibanding transplantasi ss tulang
• Terapi suportif pasien AML sama seperti ALL
• Terapi AML sebabkan penekanan sumsum
tulang berkepanjangan  infeksi serius sangat ↑
Kasus 1.
Seorang anak laki-laki, usia 9 tahun datang dengan
keluhan utama pucat. Sejak 3 bulan sebelumnya anak
sering panas nglemeng, tampak pucat, dibawa ke RSU
Pati dirawat 2 minggu, mendapat transfusi darah 2
kantong dikatakan sakit demam berdarah  pulang
paksa. Setelah di rumah beberapa hari kemudian anak
tampak lesu, aktivitas berkurang dan tampak pucat,
berobat jalan mendapat vitamin dan obat tambah darah.
Empat hari sebelum masuk RSISA gusi berdarah,
muntah coklat kehitaman. Pada PF ditemukan gizi
kurang, suhu 37,8°C (aksiler), konjungtiva anemis,
terdapat pembesaran kelenjar limfe di leher, multipel,
keras, di servikalis anterior dan posterior. Abdomen
tampak cembung, pembesaran hepar ½- ½ BH, tajam,
kenyal, rata. Limpa S II. Ekstremitas: pembesaran
kelenjar aksiler dan inguinal (+)
Kasus 2.
Seorang anak perempuan, 11 tahun, kiriman dari Spesialis
Anak dengan lekosit yang meningkat. Keluhan utama
perut membesar. Satu setengah bulan perut membesar
dan terasa sebah. Panas tinggi, hilang timbul sejak 1
minggu, badan terasa lemah. Selama 1 bulan dirawat di
RST dengan demam berdarah dan ditransfusi 17
kantong. Pada kulit timbul bintik-bintik merah seperti
digigit nyamuk dan lebam biru pada bekas infus atau
suntikan. Tidak ada keluarga yang sakit seperti ini. Pada
PF ditemukan abdomen cembung dan lemas.
Pembesaran hepar ¾ - ½ BH, kenyal. Limpa S IV. Pada
pemeriksaan laboratorium ditemukan leukositosis.

Anda mungkin juga menyukai