Anda di halaman 1dari 28

Hernia Pada

Anak
dr. Saddam Husein Damanik
Pendahuluan
• HERNIA  90% prosessus vaginalis tetap terbuka
(pada neonatus) dan 30% belum tertutup (pada
usia 1 th)
• Prosesus vaginalis akan obliterasi total beberapa
bulan setelah lahir
Anatomi
• Dinding perut mengandung struktur muskulo-
aponeurosis yang kompleks
o belakang → melekat pada vertebrae
o atas → melekat pada iga
o bawah → melekat pada tulang panggul
• Dinding perut membentuk rongga perut →
melindungi isi rongga perut
• Integritas lapisan muskulo-aponeurosis dinding
perut sangat penting untuk mencegah
terjadinya hernia bawaan, didapat, ataupun
iatrogenik
Anatomi
Anatomi
Klasifikasi
• Berdasarkan terjadinya • Strangulata
o Obstruksi
o Hernia bawaan/ kongenital
o Hernia didapat/ aquisita

• Berdasarkan letak
o Hernia diafragma
o Hernia inguinal
o Hernia umbilikal
o Hernia femoral
o dll

• Berdasarkan sifat
o Reponible
o Irreponible
• Incarserata
Lokasi Hernia
Anatomi Hernia
Anatomi Hernia
Patogenesis hernia pada
anak
Proc. Vaginalis terbuka

↑ tekanan intraabdomen

Obliterasi Proc. Vaginalis

Hernia
Insidens (0,8 - 4,4%)
Riw.
Usia J.Kelamin Lokasi
Keluarga
•< 1 • Domina • 60% • 11,5%
tahun n laki dekstra memiliki
• Puncak laki • 10% riwayat
 • 3:1-10:1 bilateral keluarga
beberap
a bulan
pertama
Faktor Risiko
Variasi Obliterasi Proc.
Vaginalis
Manifestasi Klinis
• Dijumpai oleh orang tua ketika mandi dan saat
pemeriksaan pada anak sehat
• Riwayat benjolan hilang timbul di daerah
selangkangan, labia, atau scrotum
• Benjolan muncul lebih jelas ketika terdapat
peningkatan tekanan abdomen
• Anak yang sudah lancar berkomunikasi akan
mengeluhkan rasa tidak nyaman di selangkangan
Pemeriksaan Fisik
Inspeksi
•Massa inguinal di region pubis

Palpasi
•Benjolan dapat digerakkan
•(anak)valsava maneuver
•(bayi)rangsang menangis
•Silk string sign, plastic baggie sign
Pemeriksaan Fisik
Radiologis – USG canalis
inguinalis

NORMAL

HERNIA
Penatalaksanaan
• Hernia inguinalis tidak akan sembuh spontan 
indikasi operasi
• Risiko tinggi inkarserata  90% komplikasi terhindar
bila dioperasi dalam 1 bulan sejak diagnosis
• Bayi prematur  rekomendasi operasi setelah
mencapai berat 2 kg
Teknik operasi
• Penderita dalam posisi supine dan dilakukan anestesi umum
• Dilakukan aseptik dan antiseptik pada lapangan operasi
• Lapangan operasi ditutup dengan doek steril
• Dilakukan insisi transversal 1/3 tengah pada skin crease abdomino
inguinal sejajar ligamentum inguinale
• Insisi diperdalam sampai tampak aponeurosis MOE
• Aponeurosis MOE dibuka secara tajam
• Funikulus spermatikus diidentifikasi kemudian mencari kantong
hernia di antromedial
• Isi hernia dimasukan ke dalam cavum abdomen
• Kantong hernia dipotong pada jembatan kantong proximal dan
distal. Kemudian kantong proximal diikat setinggi lemak
preperitonium
• Perdarahan dirawat, dilanjutkan menutup luka operasi lapis demi
lapis
Komplikasi
• Hematoma skrotalis
• Hidrokel
• Hernia inguinal rekurens
• Inkarserata
• Perdarahan
• Infeksi luka operasi
• Cedera usus
• Cedera vesicavoinoria
• Cedera vasdeferen
• Cedera testis,orchitis, atropi testis
• Cedera saraf intra ingunal, ilia hipogastrik atau genota femoral
Prognosis
• Secara umum prognosis hernia baik apabila segera
ditangani
• Hampir seluruh pasien pasca operasi membaik
• Mortalitas sangat jarang, dan umumnya terjadi
akibat hernia yang mencapai tahap strangulata
dan inkarserata
Referensi
• Wagner JP, Brunicardi FC, Amid PK, & Chen DC.
Inguinal Hernias, In: Brunicardi FC et al. Schwartz’s
Principle of Surgery 10th edition. McGraw-Hill: 2015
• Glick PL, Boulanger SC. Inguinal Hernias and
Hydroceles. In: Coran AG et al. Pediatric Surgery 7th
edition. Elsevier: 2012

Anda mungkin juga menyukai