Anda di halaman 1dari 31

Bilangan Kompleks

Bilangan
real (R)

Bilangan Bilangan
rasional (Q) irrasional (I)

Bilangan Bilangan Bilangan Bilangan


bulat ( J) pecahan desimal berulang desimal terbatas

Bilangan Bilangan
negatif cacah (W)

Bilangan Bilangan
nol asli (N)
Asli + nol

Imajiner
Definisi
• Bilangan kompleks z adalah bilangan dengan bentuk:
x  iy dengan i  1 = satuan imajiner

x adalah bagian real dan y adalah bagian imajiner dari z, ditulis x =


Re z, y = Im z.

• Bilangan kompleks tidak mengenal urutan

• Jika x = 0, maka z = iy yang merupakan bilangan imajiner murni.

• Konjugat kompleks dari bilangan kompleks, z = x + iy, dinyatakan


dengan z*,
z* = x – iy.

• Dua bilangan kompleks dikatakan sama jika dan hanya jika bagian
real dan bagian imajinernya sama
Bidang Kompleks
Bilangan kompleks bisa di-plot pada bidang dengan dua
koordinat saling tegak lurus:
 Sumbu-x horisontal, dinamakan sumbu real
 Sumbu-y vertikal, disebut sumbu imajiner

y Representasi z = x + iy secara
P
geometri sebagai titik P(x,y)
z = x + iy
pada bidang x-y, atau sebagai
vektor OP dari asal ke P(x,y).
O x
Bidang kompleks
Bidang x-y ini disebut
bidang kompleks
Menyatakan Bilangan Kompleks
satu bilangan kompleks z merupakan jumlah dari komponen
nyata dan komponen imajiner dan dituliskan
z  x  iy
bilangan kompleks bagian imajiner
bagian nyata

Im
z  x  iy z  r (cos   i sin  )
disebut iy 
modulus r
y  r sin 
modulus z  r  x 2  y 2
 z  x 2  y 2 (cos   i sin  )
x Re
disebut
argumen
 y x  r cos
arg z    tan 1  
x
Koordinat polar
x  r cos  , y  r sin 
z dalam bentuk polar: z  r (cos   i sin  )

r adalah nilai absolut atau modulus atau magnitude


dari z dan dinyatakan dengan |z|.

z  r  x 2  y 2  zz*

Catatan: zz  ( x  iy)( x  iy)


*

x y
2 2
Im

y
P
z = x + iy
r
|z |=
θ

O x Re

Bidang kompleks dalam bentuk polar

Secara geometri, |z| merupakan jarak titik z dari titik asal


dan θ merupakan sudut dari sumbu-x positif ke OP
dalam gambar di atas

 y
Dari gambar,   tan   1

x
θ dinamakan argument dari z dan dinyatakan arg z.

 y
  arg z  tan  
1
z0
x

Untuk z = 0, θ tak didefinisikan.

Bilangan kompleks z ≠ 0 memiliki banyak kemungkinan argument,


yang masing-masing berbeda menurut kelipatan 2π. Dengan
demikian arg z ditulis

 y
  tan    2n , n  0,1,2,...
1

x
Nilai θ berada pada interval (-π, π] disebut argument utama z (≠
0) dan dinyatakan dengan Arg z.
Contoh 1
Suatu bilangan kompleks dinyatakan sebagai:
z1  3  i 4
Sudut dengan sumbu nyata adalah
1  tan 1 (4 / 3)  53,1o

Pernyataan z1 dapat kita tuliskan


z1  32  42 cos 53,1o  i sin 53,1o 

 5 cos 53,1o  i sin 53,1o 
Contoh 2
Suatu bilangan kompleks dinyatakan sebagai:


z2  10 cos 20o  i sin 20o 
Pernyataan ini dapat kita tuliskan


z2  10 cos 20o  i sin 20o 
 10(0,94  i0,34)  9, 4  i3, 4)
Negatif dari Bilangan Kompleks
Nilai negatif dari suatu bilangan kompleks
adalah nilai negative dari kedua komponennya
Jika z  x  iy maka  z   x  iy

Im
iy  z  x  iy
r
  180o 
x Re
r

 z   x  iy
OPERASI HITUNG PADA
BILANGAN KOMPLEKS
DEFINISI 2
Bilangan kompleks z1=x1+iy1 dan bilangan kompleks z2=x2+iy2
dikatakan sama, z1=z2, jika dan hanya jika x1=x2 dan y1=y2.

DEFINISI 3
Untuk bilangan kompleks z1=x1+iy1 dan z2=x2+iy2 jumlah dan
hasilkali mereka berturut-turut didefinisikan sbb:
z1+z2 = (x1+x2) + i(y1+y2)
z1 • z2 = (x1x2 –y1y2) + i(x1y2+x2y1)
Himpunan semua bilangan kompleks diberi notasi ℂ
Jadi ℂ = { z | z = x + iy, x∈ℝ, y∈ℝ }.

Jika Im(z)=0 maka bilangan kompleks z menjadi


bilangan real x, sehingga bilangan real adalah keadaan
khusus dari bilangan kompleks, sehingga ℝ⊂ℂ .

Jika Re(z)=0 dan Im(z)≠0, maka z menjadi iy dan


dinamakan bilangan imajiner murni.

Bilangan imajiner murni dengan y=0, yakni bilangan i,


dinamakan satuan imajiner.
Sifat-sifat lapangan bilangan kompleks
Himpunan semua bilangan kompleks bersama operasi
penjumlahan dan perkalian (ℂ ,+,•) membentuk sebuah
lapangan (field).

Adapun sifat-sifat lapangan yang berlaku pada bilangan


kompleks z1,z2 dan z3 adalah sebagai berikut:
1. z1+z2∈ℂ dan z1•z2∈ℂ . (sifat tertutup)
2. z1+z2= z2+z1 dan z1•z2= z2•z1 (sifat komutatif)
3. (z1+z2)+z3= z1+(z2+z3) dan (z1•z2) •z3= z1•(z2•z3)
(sifat assosiatif)
4. z1•(z2+z3)=(z1•z2)+(z1•z3) (sifat distribtif)
5. Ada 0=0+i0∈ℂ , sehingga z+0=z (0 elemen netral
penjumlahan)
6. Ada 1=1+i0∈ℂ , sehingga z•1=z (1elemen netral
perkalian
7. Untuk setiap z=x+iyℂ, ada –z =–x–iy sehingga z+(-z)=0
8. Untuk setiap z=x+iyℂ, ada z-1=sehingga
z•z-1=1.
Kompleks Sekawan (konjugat)
Jika z = x + iy bilangan kompleks, maka bilangan
kompleks sekawan dari z ditulis z* , didefinisikan sebagai
= (x,–y) = x – iy.

Contoh:
sekawan dari 3 + 2i adalah 3 – 2i , dan sekawan
dari 5i adalah –5i.

Operasi aljabar bilangan kompleks sekawan di dalam


himpunan bilangan kompleks memenuhi sifat-sifat
berikut :
Teorema 1 :

a. Jika z bilangan kompleks, maka :

z 
*
1. *
z
2. z  z *  2 Re( z )
3. z  z *  2 Im( z )
4. z  z   Re( z )    Im( z ) 
* 2 2
b. Jika z1, z2 bilangan kompleks , maka:
 z1  z2   z1*  z2*
*
1.
 z1  z2   z1*  z2*
*
2.
 1 2   z1*.z2*
*
3. z . z
 1 2   z1* / z2* ,
*
4. z / z dengan z2  0
Teorema 2 :
A. Jika z bilangan kompleks, maka berlaku :

z   Re( z )    Im( z ) 
2 2 2
1.
2. z  z*

z  z  z*
2
3.
4. z  Re( z )  Re( z )
5. z  Im( z )  Im( z )
B. Jika z1, z2 bilangan kompleks, maka berlaku :
1. z1  z2  z1  z2
z1 z1
2. 
z2 z2
3. z1  z2  z1  z2
4. z1  z2  z1  z2
5. z1  z2  z1  z2

Tugas : Buktikanlah teorema A di atas dengan memisalkan


z = x+iy, kemudian berdasarkan hasil A, buktikan juga
teorema B!
Rumus Euler – bentuk lain dari polar
Bentuk polar dari bilangan kompleks dapat ditulis sebagai:
z  r (cos   i sin  )  x  iy
 rei
i
Bukti e  cos   i sin 

yang memberikan fungsi kompleks exponensial:


x  iy
e e
z
e e
x iy

 e x  cos y  i sin y 
cos  
2

1 i
e  e  i
Diperoleh juga:
sin  
2i

1 i
e  e  i 
Dalam istilah matematika,  yang dirujuk sebagai argument
dari z dapat bernilai positif atau negatif.

Dalam teknik,  umumnya dirujuk sebagai fase dari z dan bisa


bernilai positive atau negative, dinyatakan sebagai z

Magnitude dari z sama, baik dalam mathematika dan


teknik. Magnitude selalu > 0.
Im

z1
x
i1
r1 z1  r1e
+1
-2 Re
r2
 i 2
z2  r2 e
x r1 , r2 , 1 ,  2  0
z2
Contoh 1
Bilangan kompleks, z = 1 + i , memiliki magnitude

| z | (12  12 )  2

1  
dan argument : z  tan    2n    2n  rad
1

1 4 

Sehingga “argument” utama: Arg z   / 4 rad


Sehingga, dalam bentuk polar:

   i
z  2  cos  i sin   2e 4
 4 4
Contoh 2
Bilangan kompleks, z = 1 - i , memiliki magnitude

| z | zz *  | z | (12
 12
) 2

 1   
dan argument : z  tan    2n     2n  rad
1

 1   4 

Dengan demikian, argument utama: Arg z   rad
4
Dalam bentuk polar:

i   
z  2e 4
 2  cos  i sin 
 4 4
Contoh lain

Bagaimana dengan z1=0+i, z2=0-i, z3=2+i0, z4=-2?

z1  0  i1 z2  0  i1
 1ei 0.5  1e  i 0.5
 10.5  1  0.5

z3  2  i 0 z 4  2  i 0
 2e i0
 2e  i
 20  2  
Im

z1 = + i

0.5
z4 = -2 z3 = 2
● ●
Re

● z2 = - i
Operasi aritmatik dalam bentuk polar

• Representasi z dengan bagian real dan bagian


imajiner sangat bermanfaat dalam operasi
penjumlahan maupun pengurangan

• Untuk perkalian maupun pembagian, representasi


dengan bentuk polar dapat menunjukkan arti
geometrinya
Semisal ada 2 bilangan kompleks, z1 dan z2:
i1
z1  x1  iy1  r1e
 i2
z2  x2  iy2  r2e
z1  z2   x1  iy1    x2  iy2  Lebih mudah dengan
  x1  x2   i  y1  y2 
bentuk normal
daripada bentuk
polar

z1 z2  r1e i1
 r e 
2
 i 2
Lebih mudah
dikerjakan dengan
i (1  (  2 ))
 r1r2 e bentuk polar

Kalikan magnitude! Tambahkan fase


Untuk bilangan kompleks z2 ≠ 0,

z1 r1ei1 r1 i (1 ( 2 )) r1 i (1 2 )


 i2  e  e
z2 r2 e r2 r2

fase “dikurangkan”
magnitude “dibagi”

z1 r1
 z  1  ( 2 )  1   2
z2 r2

Anda mungkin juga menyukai