Anda di halaman 1dari 44

Proses Pembentukan Urin

dan Refleks Miksi


Yose Ramda Ilhami
Outline
• Fungsi Sistem Urinarius
• Anatomi fungsional sistem urinarius
• Cara kerja dan pengontrolan nefron
• Refleks miksi
Fungsi Ginjal
• Eksresi produk metabolik sisa dan bahan kimia asing
• Urea  metabolisme asam amino
• Kreatinin  kreatin otot
• Asam urat  asam nukleat
• Pemecahan akhir Hb (bilirubin)
• Metabolit hormon
• Regulasi keseimbangan air dan elektrolit
• Eksresi air dan elektrolit = asupannya
• Mengatur tekanan darah
• Jangka panjang  Berperan dengan cara mengeksresikan sejumlah
tertentu Na dan air
• Jangka pendek  sekresi faktor vasoaktif (renin)
Fungsi Ginjal
• Regulasi keseimbangan asam basa
• Bersama dengan paru dan buffer cairan tubuh  mengeksresikan
asam dan pengaturan simpanan buffer cairan tubuh
• Regulasi pembentukan eritrosit
• Melalui sekresi eritropoietin
• Regulasi pembentukan vitamin D
• Sintesis glukosa
Anatomi Fungsional
• Sistem urinarius terdiri dari
• Ginjal  unit fungsional
• Ureter
• Vesica urinarius Komponen Konduksi
dan penyimpanan
• Urethra
Anatomi Fungsional
• Ginjal
• Cortex  bagian luar
• Medula  bagian dalam
• Unit fungsional ginjal  nefron
• Terletak pada cortex ataupun medula
Aliran Darah Ginjal
• Aliran darah renal 22% dari CO ≈ 1100
ml/menit
• Memiliki 2 pembuluh kapiler 
glomerular dan peritubular (dipisahkan
oleh arteriol efferent)  membantu
mengatur tekanan hidrostatik pada tiap
kapiler
• Pengaturan resistensi pada arteriol
afferent dan efferen  mengatur laju
filtrasi glomerulus dan reabsorpsi
tubular
Anatomi Fungsional
• Nefron terdiri dari
• Komponen vaskuler
• Arteriol afferen dan efferent
• Glomerulus
• Kapiler peritubular
• Vasa recta
• Komponen tubular
• Tubulus konvolutus proximal
• Tubulus konvolutus distal
• Ansa Henle
• Tubulus kolektivus
• Komponen tubovaskuler
• Apparatus juxtaglomerular
Nefron
• Fungsi nefron
• Filtrasi glomerulus
• Reabsorpsi tubular
• Sekresi tubular
• Eksresi
Nefron
• Lokasi filtrasi, reabsorpsi, sekresi dan eksresi
Filtrasi, Reabsorbsi dan Eksresi Zat
Nefron
Filtrasi
• Langkah pertama pembentukan urin
• Tidak ada fungsi urinarius lain tanpa proses filtrasi
• Terjadi pada glomerulus karena membran filtrasi dan
• Tekanan hidrostatik kapiler
• Tekanan osmotik koloid
• Tekanan hidrostatik kapsuler
Membran Filtrasi
• Kapiler sifatnya fenestata
• Adanya podosit dengan pedikel  filtrasi
• Membran basalis antara dua membran filtrasi
•  membuat barrier filtrasi  mencegah filtrasi protein plasma
Nefron
Filtrasi Glomerulus
• Penghambat
• Sel mesanglial  mempengaruhi aliran darah melalui
kapiler
• Lamina basalis mempengaruhi filtrasi melalui
• Adanya glikoportein yang bermuatan negatif  mencegah
masuknya protein plasma bermuatan negatif
• Podosit membentuk penghambat akhir untuk filtrasi
dengan membentuk celah filtrasi
Nefron
Filtrasi Glomerulus
• Daya
• Tekanan hidrostatik darah
• Tekanan filtrasi keluar 55 mmHg 
aliran tetap melewati kapiler karena
adanya hambatan jalan keluar
(arteriole efferent lebih kecil pada
diameter arteriol afferen
• Tekanan osmotik koloid
• Melawan tekanan hidrostatik 30
mmHg
• Karena adanya protein plasma
• Tekanan hidrostatik kapsular
• Melawan tekanan hidrostatik 15
mmHg
Nefron
Filtrasi Glomerulus
• Tekanan filtrasi 10 mmHg
• Tidak tinggi, tetapi memiliki area permukaan luas dan membran
filtrasi
• Menciptakan laju filtrasi glomerulus 125 ml/menit yang setara
dengan jumlah volume 180 L/hari melewati kapsul glomerular
• Volume plasma difiltasi 60 kali/hari
• Filtrate  harus direabsorbsi
• Dibutuhkan regulasi dari GFR
• Regulassi aliran darah melalui arteriol 
perubahan arteriol afferen dan efferen
Filtrasi Glomerulus
• Keadaan yang meningkatkan laju filtrasi
• Peningkatan tekanan hidrostatik kapiler glomerulus
• ↑ Tekanan arteri
• ↓ Resistensi arteriol afferent
• ↑ ringan dari Resistensi arteriol efferent
• Penurunan tekanan hidrostatik kapsul Bowman
• Penurunan tekanan osmotik koloid kapiler glomerulus
Regulasi GFR
• GFR tetap konstan  perubahan MAP
• Respon myogenik
• Respon terhadap regangan otot polos arteriol karena peningkatan
TD
• Peningkatan regangan menghasilkan kontraksi otot polos dan penurunan
diameter arteriol
• Mengakibatkan reduksi GFR
• Jika tekanan darah arteriol menurun sedikit, GFR hanya meningkat
sedikit ketika dilatasi arteriol
• Karena fakta bahwa arteriol ukurannya dekat dengan dilatasi maksimal
• Penurunan TD lebih lanjut (<80 mmHg)  menurunkan GFR dan
konservasi volume plasma
Regulasi GFR
• Umpan balik tubuloglomerular pada juxtaglomerular
apparatus
• Aliran cairan dimonitor pada tubulus diantara arteriol
afferen dan efferen
• Membentuk apparatus juxtaglomerular
• Sel tubular khusus pada JGA membentuk makula densa
• Sel kontraktil khusus pada arteriol afferen pada JGA disebut sel
JG
Apparatus Juxtaglomerular
Regulasi GFR
• Sel pada makula densa akan
memonitor konsentrasi NaCl
pada cairan yang masuk ke dalam
tubulus konvolutus distal
• Jika GFR meningkat  gerakan
NaCl juga akan meningkat
• Sel makula densa mengirimkan
pesan parakrin mengakibatkan
arteriol afferen berkontraksi,
menurunkan GFR dan pergerakan
NaCL
Regulasi GFR
• Hormone
• Autoregulasi memegang peran penting  sistem kontrol
ekstrinsik dapat mengakibatkan perubahan dengan melakukan
autoregulasi
• Mengubah resistensi arteriol  inervasi simpatis pada arteriol
• Bekerja pada reseptor alfa  vasokonstriksi
• Digunakan ketika TD turun secara drastis  untuk menurunkan GFR dan
menjaga volume darah
• Mengubah koefisien filtrasi
• Pelepasan renin dari sel granular dari JGA  inisiassi renin angiotensin
aldosteron system  angiotensin II  vasokonstriktor
• Protaglandin  vasodilator
• Hormone dapat mengubah konfigurasi sel mesanglial dan podosit  mengatur
koefisien filtrasi
• Autoregulasi tekanan
hidrostatik glomerulus dan
GFR
Regulasi GFR
• Sistem Renin-Angiotensin-Aldosteron
Reabsorpsi Tubuler
• GFR = 180 L/hari, >99% direabsorbsi
• Memungkinkan material untuk
dibersihkan dari plasma secara cepat
dan efektif
• Memungkinkan pengaturan
keseimbangan ion dan air
• Reabsorpsi
• Proses transport aktif dan pasif
• Sebgaian besar proses reabsorpsi terjadi
pada tubulus proximal
Reabsorpsi Tubuler
• Reabsopsi Na+  proses aktif
• Terjadi pada membran basolateral (Na+/K+ ATPase)
• Na+ dipompakan ke cairan interstitial
• K+ dipompakan ke sel tubuler
• Menciptakan gradien Na+ yang bisa digunakan untuk transport
aktif
Reabsorpsi
• Transpor aktif sekunder melalui gradien Na+
• Berguna untuk transpor glukosa, asam amino, ion dan metabolit
Reabsorpsi tubular
• Material terfiltrasi akan pergi ke kapiler peritubular
melalui bulk flow
• Tekanan hidrostatik rendah
• Tekanan onkotik koloid tinggi
Regulasi Reabsorpsi Tubuler
• Keseimbangan glomerulotubular  kemampuan intrinsik tubulus 
peningkatan laju reabsorpsi sebagai respon peningkatan aliran masuk
tubulus  mencegah cairan yang berlebih pada tubulus distal ketika
GFR meningkat
• Perubahan tekanan hidrostatik dan onkotik kapiler peritubuler
• Mekanisme tekanan-natriuresis dan tekanan-diuresis  peningkatan
tekanan arteri renal  menurunkan persentase reabsorbsi air dan Na
 perubahan tekanan hidrostatik kapiler peritubuler
• Kontrol hormonal
Efek Hormon terhadap reabsorbsi
Sekresi Tubular
• Merupakan pergerakan material dari kapiler peritubular dan
jaringan interstitial ke tubulus nefron
• Tergantung pada sistem transpor
• Memungkinkan pembuangan substansi yang tidak diinginkan
• Terjadi terutama dengan transport aktif sekunder
• Jika sesuatu difiltrasi, tidak di reabsorbsi dan disekresi maka laju
pembuangan dari plasma lebih besar dari GFR
Eksresi dan Pembuangan
• Filtrasi – reabsorpsi + sekresi = Ekskresi
• Laju eksresi tergantung pada
• Laju filtrasi
• Ada tidaknya reabsorbsi ataupun sekresi
Eksresi dan Pembuangan

• Inulin
• Difiltrasi tetapi tidak
direabsorbsi ataupun
disekresi
• Berguna untuk
menentukan laju
pembuangan dan fungsi
nefron
Eksresi dan Pembuangan
• Hubungan antara pembuangan dengan eksresi seperti hal berikut
Konsentrasi Urin dan Dilusi
• Urin akan keluar dari nefron dalam bentuk yang cair
 dalam kontrol hormonal  terjadi reabsopsi air
dan bisa menciptakan urin yang terkonsentrasi pekat
• Aldosterone  meningkatkan Na+/K+ ATPase 
reabsorpsi Na+ dan air
• ADH  membuka saluran air pada tubulus kolektivus 
reabsorpsi air secara osmosis
Miksi
• Proses miksi merupakan proses pengosongan vesika
urinaria ketika vesika terisi
• Terdapat dua langkah
• Vesika terisi secara progresif hingga tekanan pada dinding
meningkat melebihi ambang batas
• Refleks miksi  mengosongkan vesika atau jika gagal
dapat menimbulkan perasaan ingin BAK
• Sfinkter akan mengontrol
pergerakan keluar urine
dari vesika
• Sfinkter internal – otot
polos (involunter)
• Sfinkter eksternal – otot
skelet (volunter)
Refleks Miksi
• Refleks regangan dari reseptor regangan pada
dinding vesika dikonduksikan ke medula spinalis
melalui nervus pelvikus  kembali ke vesika
melalui serabut parasimpatis
• Ketika vesika terisi sebagian  kontraksi mikturisi
ini relaksasi secara spontan dalam beberapa waktu
 tekanan intra vesika kembali ke basal
• Ketika vesika mengisi lebih banyak  refleks miksi
menjadi lebih sering dan mengakibatkan kontraksi
otot detrusor lebih kuat
Refleks Miksi
• Merupakan siklus lengkap dari
• Peningkatan tekanan yang progresif dan cepat
• Periode tekanan kuat yang menetap
• Kembalinya tekanan ke tonus basal vesika
• Ketika refleks miksi belum berhasil mengosongkan vesika
saraf akan diinhibisi beberapa menit hingga 1 jam atau lebih
sebelum refleks lain terjadi  lebih sering dan lebih kuat
• Refleks miksi yang sangat kuat  refleks lain  penghambatan
sfinkter eksternal  pengeluaran urin (bisa dicegah dengan
sinyal konstriktor volunter dari otak yang lebih kuat)
Jalur Refleks Miksi
Kontrol Refleks Miksi
• Pusat yang lebih tinggi menjaga refleks miksi dihambat secara parsial
• Pusat yang lebih tinggi dapat menghambat mikturisi bahkan ketika
refleks miksi terjadi dengan kontraksi tonik dari sfingkter eksternal
• Ketika sudah waktu nya untuk berkemih  korteks dapat
memfasilitasi pusat miksi sakral  refleks miks  urinasi
• Pengeluaran urin secara volunter
• Kontraksi otot abdomen secara volunter  peningkatan tekanan pada vesika
dan memungkinkan urin masuk dalam leher vesika
• Stimulasi reseptor regangan  refleks miksi dan penghambatan sfingkter
eksternal

Anda mungkin juga menyukai