Anda di halaman 1dari 23

Tuberkulosis Paru yang Dialami oleh

Anak Usia 5 Tahun

Billy gerson
102010345
Anamnesis
Anamnesis :
• Terdiri dari :
 Identitas
 Keluhan utama
 Laki-laki 5 tahun dengan keluhan batuk yang tidak kunjung sembuh sejak 2
minggu yang lalu.
 Riwayat penyakit sekarang atau riwayat perjalanan penyakit
 Apakah anak tersebut mengalami demam?
 Apakah batuknya disertai darah atau tidak?
 Apakah ada gejala mual dan muntah?
 Apakah anak tersebut merasa lemas, tidak enak badan?
 Riwayat penyakit dahulu
 Riwayat penyakit dalam keluarga
 Riwayat obat-obatan
 Riwayat sosial
Pemeriksaan Fisik
Untuk memperkuat temuan-temuan dalam anamnesis.
Tempat kelainan lesi tuberkulosis paru  Bagian apeks (puncak) paru.
Bila dicurigai infiltrat yang agak luas :
 Perkusi  Redup.
 Auskultasi  Suara napas bronkial + suara napas tambahan berupa ronki
basah, kasar, dan nyaring.
Bila infiltrat diliputi oleh penebalan pleura :
 Suara napasnya menjadi vesikuler melemah.
 Kavitas yang cukup besar :
 Perkusi  Suara hipersonor atau timpani.
 Auskultasi  Suara amforik.
Pemeriksaan Fisik
Bila tuberkulosis mengenai pleura :
– Terbentuk efusi pleura.
– Paru yang sakit akan terlihat agak tertinggal dalam pernapasan.
– Perkusi  Suara pekak.
– Auskultasi  Suara napas yang lemah sampai tidak terdengar sama sekali.

Inspeksi :
 Bentuk dada :
 Dada berbentuk tong (barrel shaped) pada anak yang berusia lebih dari 6
tahun dapat ditemukan dengan asma akut atau penyakit paru kronis seperti
fibrosis kistik.
 Pektus ekskavatum atau dada berbentuk corong (funnel shaped).
 Pektus carinatum adalah dada berbentuk seperti dada burung (pigeon shaped
chest).
Perkusi :
 Adanya hiperresonansi ditemukan pada penderita asma.
Pemeriksaan Fisik
Auskultasi :
 Suara napas anak cenderung bronkial.
 Rales :
 Suara gemercik.
 Biasanya pada akhir inspirasi  Menunjukkan adanya cairan atau eksudat di
dalam alveoli.
 Adanya bronkopneumonia, atelektasis, dan gagal jantung kongestif.
 Ronki :
 Suara inspirasi dan ekspirasi kasar.
 Pada anak menangis atau mengalami infeksi saluran napas bagian atas.
 Mengi :
 Vibrasi yang dapat didengar dan diraba terjadi ketika aliran udara
menyempit.
 Pada asma dan bronkiolitis.
 Bunyi peristaltik pada pemeriksaan paru  Adanya hernia diafragmatika.
 Bunyi gesekan pleura dijumpai pada pneumonia, abses paru, atau tuberkulosis.
Pemeriksaan Penunjang
Tes konfirmasi :
 Isolasi Mycobacterium tuberculosis.
 Spesimen  Bilasan asam lambung pagi.

Uji kulit tuberkulin :


 Untuk membantu diagnosis tuberkulosis.
 Menyatakan apakah seseorang individu sedang atau pernah mengalami
infeksi Mycobacterium tuberculosis.
 Dasar :
 Reaksi alergi tipe lambat.
 Setelah 48-72 jam tuberkulin disuntikkan, akan timbul reaksi berupa
indurasi kemerahan yang terdiri dari infiltrat limfosit.
 Hasil :
 Indurasi 0-5 mm artinya Mantoux negatif.
 Indurasi 6-9 mm artinya meragukan.
 Indurasi 10-15 mm artinya Mantoux positif.
 Indurasi >15 mm artinya Mantoux positif kuat.
Pemeriksaan Penunjang
Foto Rontgen Tuberkulosis Primer :
 Gambaran konsolidasi parenkim :
 Bersifat unifokal.
 Lobus bawah sering pada orang dewasa.
 Atelektasis :
 Anak-anak  Atelektasis segmental maupun lobar.
 Limfadenopati.
 Efusi pleura :
 Bersifat unilateral.
 6-7% penderita tuberkulosis primer.
 Gambaran miliar :
 Terlihat bilateral berupa nodul menyebar (difus) dengan ukuran 1-3
mm dan simetris.
Tuberkulosis Paru pada
Anak
Tuberkulosis paru :
 Penyakit radang parenkim paru karena infeksi kuman Mycobacterium
tuberculosis yang sering mengenai kelenjar limfe mediastinum pada anak-
anak.
 Gejala penyakit paru berupa demam, penurunan berat badan, dan batuk.
Etiologi
Mycobacterium tuberculosis :
 Batang gram positif, pleomorfik, tidak bergerak, tidak membentuk spora, panjang
sekitar 2-4µm.
 Aerob yang tumbuh pada media sintetis yang mengandung gliserol sebagai
sumber karbon dan garam amonium sebagai sumber nitrogen.
 Mikobakteria tumbuh paling baik pada suhu 37-41˚C.
 Menghasilkan niasin.
 Tidak ada pigmentasi.
 Dinding sel kaya lipid  Resistensi terhadap daya bakterisid antibodi dan
komplemen.
 Adanya M.tuberkulosis dalam spesimen klinik  Dideteksi menggunakan reaksi
rantai polimerase (RRP) yang menggunakan probe DNA.
Epidemiologi
• Angka infeksi tertinggi di Asia Tenggara, Cina, India, Afrika, dan Amerika latin.
• Tuberkulosis terutama menonjol di populasi :
– Stres nutrisi jelek, penuk sesak, perawatan kesehatan tidak cukup, dan
perpindahan tempat.
• Genetik  Peran kecil.
• Faktor-faktor lingkungan  Status sosial ekonomi.
• Pada orang dewasa  2/3 kasus terjadi pada orang laki-laki.
• Pada wanita di masa anak.
• Pada orang tua populasi kulit putih.
• Pada populasi kulit berwarna  Orang dewasa muda dan anak-anak umur kurang
dari 5 tahun.
• Di Indonesia, TB merupakan penyebab kematian nomor tiga setelah penyakit
kardiovaskular dan penyakit saluran napas pada semua kelompok usia, dan nomor
satu dari golongan penyakit infeksi.
Patofisiologis
Tuberkulosis primer
Kuman dibatukkan berupa droplet nuclei

Partikel menetap dalam udara bebas selama 1-2 jam

Terisap oleh orang sehat

Menempel pada saluran napas atau jaringan paru

Masuk ke alveolar bila ukuran partikel <5 mikrometer

Kuman akan dihadapi oleh neutrofil lalu makrofag

Kuman mati atau dibersihkan oleh makrofag


dan dikeluarkan dari percabangan trakeobronkial
Patofisiologis
Tuberkulosis primer
Kuman menetap di jaringan paru

Berkembang biak dalam sitoplasma makrofag

Kuman terbawa masuk dan bersarang di jaringan paru akan berbentuk sarang primer

Bila sampai ke pleura terjadilah efusi pleura

Bisa masuk melalui saluran gastrointestinal, jaringan limfe, orofaring, dan kulit

Terjadi limfadenopati regional

Masuk ke dalam vena dan menjalar ke paru, otak, ginjal, tulang.

Masuk ke arteri pulmonalis  Penjalaran ke seluruh bagian paru  TB milier.


Patofisiologis
Tuberkulosis primer
Sarang primer :
• Timbul peradangan saluran getah bening menuju hilus (limfangitis lokal).
• Pembesaran kelenjar getah bening hilus (limfangitis regional).
• Sarang primer limfangitis lokal disertai limfangitis regional disebut kompleks primer
(Ranke). Semua proses ini memakan waktu 3-8 minggu.

Kompleks primer dapat menjadi :


• Sembuh sama sekali tanpa meninggalkan cacat  Sering.
• Sembuh dengan meninggalkan sedikit bekas berupa garis-garis fibrotik, kalsifikasi di
hilus  ± 10% dapat terjadi reaktivasi.
• Berkomplikasi dan menyebar secara perkontinuitatum baik secara bronkogen,
linfogen, dan hematogen.
Gejala Klinis
• Umumnya menyerang paru-paru dan kelenjar limpa.
• Bentuk TB yang paling berbahaya merusak otak.

Tuberkulosis meningitis Muntah, kekakuan leher, kejang,


kehilangan kesadaran.
• Gejala awal :
– Badan tampak kurus karena berat badan turun.
– Batuk lama lebih dari 3 minggu.
– Demam lama berulang.
– Keringat malam.
– Tidak nafsu makan dan gagal tumbuh.
– Pembesaran kelenjar limfe tanpa nyeri dibagian leher, ketiak, dan lipatan paha.
Komplikasi
• Penyebaran melalui aliran darah  Kematian.
• Komplikasi terjadi pada anak kecil dalam 1 tahun setelah infeksi.
• Meningitis.
• Tuberkulosis pada tulang dan sendi :
– Akibat penyebaran melalui aliran darah yang terbentuk dalam waktu 3
tahun sesudah infeksi primer.
• Infeksi pada ginjal tidak menjadi nyata selama 5 tahun atau lebih.
Differetial Diagnosis (DD)
Pneumonia
– Inflamasi yang mengenai parenkim paru distal dari jalan napas besar
dan mengenai bronkiolus respiratorik dan alveolus.
– Pneumonia pada anak balita  Virus pernapasan.
– Anak umur sekolah  Mycoplasma pneumoniae.

Pneumonia bakterial
• Mikroorganisme  Masuk ke dalam paru melalui inhalasi udara dari
atmosfer.
 Melalui aspirasi dari nasofaring atau orofaring.
 Melalui penyebaran secara hematogen.
Differetial Diagnosis (DD)
Community acquired pneumonia :
 Disebabkan oleh Streptococcus pneumoniae.
 Gejala menggigil dan diikuti demam yang tinggi.
 Pada foto toraks  Konsolidasi.
 Sputum biasanya purulen dan berwarna seperti karat besi.

Penatalaksanaan :
• Oksigen 1-2 L/menit.
• Jumlah cairan sesuai berat badan, kenaikan suhu, dan status dehidrasi.
• Jika sesak tidak terlalu berat dapat dimulai makanan enteral bertahap melalui
selang nasogastrik dengan feeding drip.
• Jika sekresi lendir berlebihan  Inhalasi dengan salin normal dan beta agonis
untuk memperbaiki transport mukosilier.
• Koreksi gangguan keseimbangan asam basa dan elektrolit.
• Antibiotik  Ampisilin 100 mg/kgBB/hari dalam 4 kali pemberian + Kloramfenikol
75 mg/kgBB/hari dalam 4 kali pemberian.
Differetial Diagnosis (DD)
Bronkitis Akut
• Peradangan akut membran mukosa bronkus .
• Virus influenza, parainfluenza, adenovirus, serta rhinovirus.
• Bakteri  Mycoplasma pneumoniae.
• Biasanya sembuh dengan sendirinya.
• Gejala klinis :
– Infeksi saluran pernapasan bagian atas :
• Hidung buntu, pilek, dan sakit tenggorokan.
• Batuk dimulai dengan batuk yang tidak produktif di waktu malam.
• Udara dingin, banyak bicara, napas dalam, serta tertawa pemicu
batuk.
• Nyeri retrosternal dan rasa gatal pada kulit.
• Sesak napas pada penyakit kronik kardiopulmonal.
Differetial Diagnosis (DD)
Penatalaksanaan :
– Tirah baring.
– Menghindari udara dingin dan kering.
– Inhalasi uap air akan sangat membantu.
– Batuk diberikan obat batuk yang mengandung kodein atau
dektrometorfan.
– Antibiotik jika terdapat infeksi sekunder bakterial atau pada PPOK.
Penatalaksanaan
Medikamentosa
– Infeksi paru-paru :
• Pemberian isoniazid Dosis: 5 mg/kgBB, per oral dan rifampisin
Dosis: 10 mg/kgBB/hari, per oral selama 9 bulan atau pemberian
obat-obat tersebut selama 6 bulan dengan penambahan
pirazinamid Dosis: 15-30 mg/kgBB, per oral selama 2 bulan
pertama.
– Uji tuberkulin positif :
• Isoniazid yang diberikan selama 6 bulan atau keduanya, isoniazid
dan rifampisin, selama 3 bulan  Untuk mencegah penyebaran
melalui aliran darah.

Non-medikametosa
– Pemberian nutrisi yang adekuat.
– Obat harus diminum dengan teratur.
Pencegahan

Vaksinasi BCG.
 Di Indonesia, vaksin BCG merupakan vaksin yang diwajibkan pemerintah.
 Diberikan pada bayi yang baru lahir dan pada umur sebelum 2 bulan.
 Vaksin BCG juga diberikan pada anak usia 1-15 tahun yang belum
divaksinasi.
 Vaksin BCG dapat memakan waktu 6-12 minggu untuk menghasilkan
efek kekebalannya.

Terapi preventif.
 Untuk kuman tuberkulosis dengan cara memberikan OAT.
 Obat  INH dengan dosis 5 mg/kgBB yang diberikan setiap hari
sekurang-kurangnya selama 6 bulan.
Prognosis

 Minum obat secara teratur untuk memastikan kesembuhan.


 Dengan pengobatan  Pemulihan penuh sangat baik.
 Tanpa pengobatan  Berkembang dan menyebabkan
kecacatan dan kematian.
Kesimpulan

Pasien laki-laki berusia 5 tahun dengan gejala batuk selama 2 minggu


didiagnosis tuberkulosis paru pada anak

Anda mungkin juga menyukai