Anda di halaman 1dari 17

NAMA KELOMPOK :

DIANA PUSPITA R (RRC1C015061)

SITI HARTINA (RRC1C015005)

INDRI OKTAVIANI (RRC1C015053)

HESTI (RRC1C015093)

NIKA HERFITA (RRC1C015094)


AUDITING 2

SAMPLING AUDIT UNTUK


PENGUJIAN
PENGENDALIAN DAN
PENGUJIAN SUBSTANTIF
SAMPLING AUDIT

Standar Audit (SA 530) mendefinisikan sampling audit sebagai berikut :


Penerapan prosedur audit terhadap kurang dari 100%, unsur dalam suatu populasi audit yang
relevan sedemikian rupa sehingga semua unit sampling memiliki peluang yang sama untuk dipilih
memberikan basis memadai bagi auditor untuk menarik kesimpulan tentang populasi secara
keseluruhan.
Sampel Representif
Sampel representif adalah sampel yang memiliki karakteristik yang hampir sama
dengan karakteristik populasi. Hal ini berarti bahwa unsur sampel serupa dengan unsur yang
tidak diikutsertakan dalam sampel.
Statistik dan Sampling non Statistik serta pemilihan Sampel Probabilistik dan non-
probabilistik
1. Sampling statisti k dan non-statatistik
2. Pemilihan sampel profitabilitas dan non-profitabilitas.
3. Penerapan sampling statistik dan non-statistik dalam praktek serta pemilihan sampel
METODA PEMILIHAN SAMPEL NONPROBABILISTIK
Metoda pemilihan sampel non-probabilistik adalah metoda-metoda yang tidak
memenuhi persyaratan teknis untuk pemilihan sampai probabilistic.

 Pemilihan sampel.

a. Unsur yang paling mungkin berisi kesalahan penyajian

b. Unsur yang berisi karakteristik populasi tertentu

c. Unsur bernilai rupiah besar

 Pemilihan sampel blok.

Pemilihan Sampel Sembarang (Haphazard)

Pemilihan sampel sembarang adalah pemilihan unsur-unsur tanpa suatu


bias yang disadari auditor. Kelemahan paling serius pemilihan sampel sembarang
adalah sulitnya memegang teguh untuk sepenuhnya tidak bias dalam pemilihan.
METODE PEMILIHAN SAMPEL PROBABILISTIK
Untuk sampel probabilistic, auditor tidak menggunakan pertimbangan tentang unsur
sampel mana yang akan dipilih, kecuali dalam memilih metoda seleksinya.

Pemilihan sampel acak.


Dalam suatu sampel acak sederhana, setiap kombinasi unsur populasi mempunyai
kesempatan yang sama untuk dimasukan dalam sampel.

Pemilihan sampel sistematik.

Kentunganpemilihan sistematik adalah mudah penggunaanya.

Pemilihan sampel probabilitas .


Ada dua cara untuk memperoleh sampel seperti itu, yaitu :

a. Mengambil sampel yang kemungkinan terpilih setiap unsur individulnya proporsional dengan
jumlah rupiah di pembukuan.

b. Membagi populasi menjadi subpopulasi, biasanya dengan ukuran rupiah, dan mengambil
sampel yang lebih besar.
PEMILIHAN SAMPEL UNTUK TINGKAT PENYIMPANGAN

Auditor menaruh perhatian pada jenis-jenis


penyimpangan dalam populasi data akuntansi berikut:

a. Penyimpangan dari pengendalian yang ditetapkan klien.


b. Kesalahan penyajian rupiah dalam populasi data
transaksi.
c. Kesalahan penyajian rupiah dalam populasi detil saldo
akun.
PENERAPAN PEMILIHAN SAMPEL AUDIT NON-STATISTIK

Kita akan menggunaan contoh audit pada PT ABC untuk melukiskan langkah demi
langkah dalam pembahasan berikut.

1.Tetapkan tujuan pengujian audit.


2.Tentukan apakah audit sampling bisa
diterapkan.
3.Rumuskan atribut dan kondisi penyimpangan.
4.Rumuskan populasi.
Merencanakan
5.Rumuskan unit sampling.
Sampel 6.Tetapkan tingkat penyimpangan bisa
ditoleransi.
7.Tetapkan risiko penetapan risiko
pengendalian terlalu rendah yang bisa diterima.
8.Taksirlah tingkat penyimpangan populasi.
9.Tentukan ukuran sampel awal.
Sampling Audit Statistik
Metoda sampling statistic yang paling umum digunakan untuk pengujian
pengendalian dan pengujian substatif transaksi adalah sampling atribut.
(Sampling atribut yang dimaksud adalah sampling atribuk statistic. Samping
non-statistik juga mempunyai atribut, yaitu karakteristik dalam populasi yang
akan diuji, tetapi istilah sampling atribut hanya digunakan dalam sampling
statistic).

Distribusi Sampling
Distribusi sampling adalah frekuensi distribusi hasil dari seluruh sampel yang
mungkin dari suatu ukuran tertentu yang bisa dicapai dari suatu populasi yang berisi
sejumlah karakteristik spesifik.
Penerapan sampling atribut
1. Merencanakan sampel
2. Menggunakan tabel,

3. Pengaruh dari Ukuran Sampel.

Kebutuhan akan pertimbangan Profesional


Salah satu kritik terhadap pemakaian sampling statistic adalah
bahwa metoda statistic telah mengurangi penggunaan pertimbangan
professional auditor.
Sampling audit secara luas
digunakan dalam pengujian substantif. Baik
sampling audit statistik maupun nonstatistik
bermanfaat bagi auditor untuk memperoleh
bukti sebagai dasar alasan atas
pendapatannya.
Penerapan Pemilihan Sampel Audit Non-Statistik
 Terminologi atau istilah yang sama digunakan juga pada sampling statistik.
TERMINOLOGI DEFINISI
Terminologi berkaitan dengan
perencanaan Karakteristik atau atribut yang diuji
Characteristic or attribute dalam aplikasi
Risiko yang akan diambil auditor akibat
Acceptable risk of assessing control risk daripeneriman bahwa pengendalian
too low (ARACR) efektif atau tingkat kesalahan
penyajian rupiah yang dapat ditoleransi,
apabila tingkat penyimpangan populasi
yang sesungguhnya lebih besar dari pada
tingkat penyimpangan bisa ditoleransi
Tingkat penyimpangan yang diijinkan
Tolerable exception rate (TER) auditor dalam populasi dan masih akan
disimpulkan bahwa pengendalian
berjalan efektif dan/atau jumlah
kesalahan penyajian rupiah dalam
transaksi yang dapat yang dapat diterima
yang ditetapkan pada perencanaan
Estimated population exception Tingkat penyimpangan yang diharapkan
rate(EPER) auditor akan dijumpai auditor dalam
populasi sebelum pengujian dimulai
Ukuran sampel yang diputuskan setelah
Initial sample size mempertimbangkan faktor-faktor di atas
dalam perencanaan
Terminologi Berkaitan dengan Penyimpangan dari atribut dalam suatu
Evaluasi Hasil unsur sampel
Exception Jumlah penyimpangan dalam sampel
dibagi dengan ukuran sampel
 Merencanakan Sampel
 Memilih Sampel dan Melaksanakan
Tetapkan tujuan pengujian audit.
Prosedur Audit
Tentukan apakah audit sampling bisa diterapkan.
1. Pilihlah sampel
Rumuskan atribut dan kondisi penyimpangan.
2. Laksanakan prosedur audit
Rumuskan populasi.
 Mengevaluasi Hasil
Rumuskan unit sampling.
1. Lakukan generalisasi dari sampel ke
Tetapkan tingkat penyimpangan bisa ditoleransi.
populasi.
Tetapkan risiko penetapan risiko pengendalian
2. Lakukan analisis penyimpangan.
terlalu rendah yang bisa diterima.
3. Tentukan akseptabilitas populasi.
Taksirlah tingkat penyimpangan populasi.

Tentukan ukuran sampel awal.


Sampling Audit Statistik

Metoda sampling statistic yang paling umum digunakan untuk pengujian

pengendalian dan pengujian substatif transaksi adalah sampling atribut.(Sampling


atribut yang dimaksud adalah sampling atribuk statistic. Samping non-statistik juga
mempunyai atribut, yaitu karakteristik dalam populasi yang akan diuji, tetapi

istilah sampling atribut hanya digunakan dalam sampling statistic .


Distribusi Sampling

Distribusi sampling adalah frekuensi distribusi hasil dari seluruh sampel yang
mungkin dari suatu ukuran tertentu yang bisa dicapai dari suatu populasi yang
berisi sejumlah karakteristik spesifik.
Penerapan
sampling
1. Merencanakan sampel.
atribut
2. Penggunaan Tabel
3. Pengaruh dari Ukuran Sampel

Kebutuhan akan
pertimbangan
Profesional
Salah satu kritik terhadap pemakaian sampling statistic adalah
bahwa metoda statistic telah mengurangi penggunaan pertimbangan professional
auditor. Untuk memilih ukuran sampel awal, auditor terutama akan
menggantungkan pada TER dan ARACR yang membutuhkan pertimbangan
professional tingkat tinggi, demikian pula untuk EPER diperlukan penaksiran
yang cermat.
Pengujian Pengendalian dan Pengujian
Substantif Transaksi
 Metodologi Perancangan Pengujian Pengendalian Dan Pengujian Substantif Terhadap
Transaksi.
Metodologi yang digunakan dalam siklus penggajian dan kepegawaian sama dengan
metodologi pada siklus penjualan dan penagihan. Auditor harus memahami pengendalian intern
penggajian dan kepegawaian.Setelah memahami pengendalian intern, kemudian auditor dapat
mengestimasi resiko pengendalian yang direncanakan.
 Metodologi Perancangan Pengjuian Terinci Atas Saldo
Terbagi atas tiga tahap, yaitu:
1. Tahap Pertama,Mengidentifikasi resiko bisnis klien yang mempengaruhi kewajiban
penggajian.
2. Tahap ke Dua, Merancang dan melaksanakan pengujian pengendalian dan pengujian
substantif atas transaksi untuk siklus penggajian dan kepegawaian
3. Tahap ke Tiga, Merancang dan melaksanakan prosedur analitis untuk siklus penggajian
dan kepegawaian.

Anda mungkin juga menyukai