Anda di halaman 1dari 31

TATA KELOLA KEUANGAN BLU

BIRO KEUANGAN DAN UMUM


Denpasar, 17 Desember 2016
DIFINISI BLU

Instansi di lingkungan Pemerintah yang dibentuk


untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat
berupa penyediaan barang dan/atau jasa yang
dijual tanpa mengutamakan mencari keuntungan
dan dalam melakukan kegiatannya didasarkan pada
prinsip efisiensi dan produktivitas.

pasal 1 PP no. 23/2005


TUJUAN BLU

Meningkatkan pelayanan kepada masyarakat dalam


rangka memajukan kesejahteraan umum dan
mencerdaskan kehidupan bangsa melalui:

Fleksibilitas dalam pengelolaan keuangan berdasarkan


prinsip ekonomi, efisien, efektif dan produktivitas.

Penerapan praktek bisnis yang sehat.

Pengamanan aset negara yg dikelola BLU.


MANFAAT BLU

Memberikan pelayan yang prima dengan berorientasi pada


kepuasan konsumen.

Mengoptimalkan PNBP dan mengefisienkan belanja BLU.

Mereformasi birokrasi BLU dan mewujudkan good governance


dengan melaksanakan prinsip efisien, efektif, ekonomis,
produktif, transparan dan akuntabel.

Melakukan pengelolaan keuangan yang mandiri dan otonom.


KARAKTERISTIK BLU

Berstatus hukum Menghasilkan semi Tidak


tetap sebagai barang/jasa (quasi mengutamakan
instansi vertikal public goods) yg mencari
K/L. dijual kepada keuntungan (laba).
masyarakat.

Dikelola dengan
melaksanakan Rencana kerja/anggaran
prinsip good dan pertanggungjawaban
Memiliki fleksibilitas dlm
governance dikonsolidasikan pada
(ekonomis, efisien, kementerian/lembaga
pengelolaan keuangan.
efektif, transparan, induknya.
dan akuntabel).
TATA KELOLA BLU
• Tunduk pada peraturan perundangan yang berlaku pada
masing-masing kementerian.
KELEMBAGAAN • Jika terjadi perubahan kelembagaan, berpedoman pada
ketentuan Menteri PAN & RB

•Terdiri atas Pemimpin, Pejabat Keuangan, dan Pejabat Teknis.


PEJABAT PENGELOLA •Dapat terdiri dari PNS dan profesional non PNS
•Nomenklatur pejabat pengelola BLU disesuaikan dengan
nomenklatur yang berlaku di Instansi BLU

• Pembinaan teknis oleh Menteri


PEMBINAAN DAN • Pembinaan keuangan oleh Menteri Keuangan
PENGAWASAN • Dalam pelaksanaanya, pembinaan dilakukan oleh Dewan
Pengawas

• Pejabat pengelola dapat diberi remunerasi


REMUNERASI • Ditetapkan berdasarkan peraturan Menteri Keuangan atas
usul Menteri
PEJABAT NAMA UNIT/PEJABAT
NO.
PENGLOLA BLU PADA PTN
1. Pimpinan BLU Rektor/Direktur

2. Pejabat Teknis
• Fakultas/Jurusan
• Lembaga/Unit Penelitian dan
Pengabdian Masyarakat
• Biro
• UPT
• Unit teknis lainnya

3. Pejabat Keuangan Pejabat yang tugasnya relevan (PR/


Kepala Biro yang mengelola
keuangan/pejabat yang ditunjuk)

4. Satuan Pemeriksaan Intern •Satuan Pengawas Intern (SPI)


•Inspektorat Jenderal Kemristek
dikti
7
Pejabat Keuangan:
a. mengkoordinasikan penyusunan RBA;
b. menyiapkan dokumen pelaksanaan anggaran;
c. melakukan pengelolaan pendapatan dan belanja;
d. menyelenggarakan pengelolaan kas;
e. melakukan pengelolaan utang-piutang;
f. menyusun kebijakan pengelolaan barang, asset tetap, dan investasi BLU;
g. menyelenggarakan system informasi manajemen keuangan; dan
h. menyelenggarakan akuntansi dan penyusunan laporan keuangan.

8
PENGELOLAAN KEUANGAN BLU
Perencanaan Keuangan :
- Menyusun RBA, yg sesuai dgn RKKL, bila RKKL berubah maka
RBA menyesuaikan.

Pelaksanaan Keuangan :
- Menyelenggarakan pengelolaan Kas yang sehat termasuk menyusun :
- SOP Penerimaan Kas
- SOP Pengeluaran Kas
- SOP mekanisme Pertangung jawaban Uang Muka Kerja dll.
- Mengelola piutang dan hutang dengan membentuk Unit Pengelola
Piutang dan Unit Pengelola Hutang tersendiri.

Pengelolaan Akuntansi Pelaporan :


- Menyusun Sistem Akuntansi Keuangan yg juga mengkonsolidasikan
Unit - unit usahanya baik berbasis SAP maupun berbasis SAK.
- Menyusun Sistem Akuntansi Biaya

10
Pengelolaan Barang :
- Menyusun Kebijakan dan Sistem Pengelolaan Barang secara memadai

Pengelolaan Kepegawaian :
- Menyusun peraturan internal tentang pengangakatan dan pemberhen-
tian pegawai BLU non PNS .
- Menyusun Sistem Remunerasi bagi pegawai.

11
Dalam menyusun Laporan Keuangan Berbasis SAK, BLU dapat
mempergunakan Aplikasi yang sudah dikembangkan oleh ITS.

Biro Keuangan Umum Setjen Ristekdikti telah meluncurkan Aplikasi


Sistem Informasi Monitoring Akun Saiba (SIMAS) berbasisi Web yang
mempermudah Kementerian Ristekdikti melakukan monitoring
masing masing rincian akun Laporan Keuangan Satuan Kerja
(termasuk BLU) sehingga diperoleh keseragaman penyajian di
Catatan Atas Laporan Keuangan (Ca LK), khususnya akun Kas di
BLU dan akun Setara Kas. Satuan Kerja BLU wajib mengisi rincian
akun pada aplikasi berbasis Web ini.

12
PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN

BLU menyusun Rencana Strategis Bisnis (RSB) lima tahunan dengan mengacu kepada
Rencana Strategis K/L (Renstra K/L) atau Renca Pembangunan Jangka Menengah
Daerah (RPJMD)

BLU menyusun RBA tahunan dengan mengacu kepada RSB

RBA disusun berdasarkan basis kinerja dan perhitungan akuntansi biaya menurut
jenis layanannya.

RBA BLU disusun berdasarkan kebutuhan dan kemampuan pendapatan yang


diperkirakan akan diterima dari masyarakat, badan lain, dan APBN/APBD.
RENCANA BISNIS ANGGARAN
1. RBA berfungsi sebagai dokumen penganggaran serta dasar pelaksanaan
kegiatan BLU.
2. BLU menyusun RBA tahunan dengan mengacu kepada rencana strategis
bisnis.
3. RBA memuat seluruh program, kegiatan, anggaran
penerimaan/pendapatan, anggaran pengeluaran/ belanja, estimasi saldo
awal kas, dan estimasi saldo akhir kas BLU.
4. RBA disusun berdasarkan:
a. basis kinerja dan perhitungan akuntansi biaya;
b. kebutuhan dan kemampuan pendapatan dan
c. basis akrual.
5. RBA menganut Pola Anggaran Fleksibel (flexible
budget) dengan suatu Persentase Ambang Batas
PENGGUNAAN STANDAR BIAYA

Standar
 Berdasarkan basis Biaya
kinerja Perhitungan
Gunakan
Sendiri
 Perhitungan Akuntansi (ditetapkan
Biaya sebagai SBK)
 Menyusun Std Biaya

RBA

X Perhitungan Akuntansi
Biaya SB Menkeu
X Berdasarkan basis Gunakan (SBU/SBM)
kinerja
X Menyusun Std Biaya

15
4 •UU APBN
PAGU PAGU RKA K/L (Oktober)
INDIKATIF ANGGARAN (Juli) •ALOKASI
(Maret) (Juni)
ANGGARAN
RBA (November)
RENSTR
A K/L RENJA 2
K/L 3 5
1
2 RBA
RSB BLU RBA 5
DEFINITIF

16
SUMBER PENDAPATAN BLU

Hasil kerja sama BLU


dengan pihak lain
dan/atau hasil usaha
lainnya (hasil usaha
Hibah tidak terikat
Pendapatan dari lainnya
dan/atau hibah
layanan a.l.pendapatan jasa
terikat
lembaga keuangan,
hasil penjualan aset
tetap, dan
pendapatan sewa)
BELANJA PTN PK-BLU

1. Terdiri dari unsur biaya sesuai struktur biaya dalam RBA


definitif
2. Diselenggarakan secara fleksibel mengikuti praktek bisnis
yang sehat
3. Fleksibilitas pengelolaan belanja berlaku dalam ambang
batas yang ditetapkan dalam RBA
4. Belanja melebihi pagu DIPA BLU namun masih dalam ambang
batas dapat dilakukan mendahului revisi DIPA BLU.
5. Belanja melebihi ambang batas harus mendapat persetujuan
Menkeu atas usulan pimpinan K/L (revisi DIPA).
6. Belanja BLU dilaporkan sebagai belanja barang dan jasa K/L
PENGESAHAN PENDAPATAN DAN
BELANJA PTN PK-BLU

1. Penggunaan dana yg bersumber dari pendapatan BLU dapat


digunakan langsung dan dipertanggungjawabkan dengan SP3B.
2. SP3B diajukan kepada KPPN setiap triwulan selambat-
lambatnya tanggal 10 setelah akhir triwulan. (paling kurang 1
kali dalam 1 triwulan.
3. Untuk SP3B Triwulan IV, pengajuannya mengikuti ketentuan
yang mengatur tentang Langkah-Langkah Akhir Tahun
Anggaran.
4. SP3B dilampiri Surat Pernyataan Tanggung Jawab (SPTJ).
5. Berdasarkan SP3B tersebut, KPPN menerbitkan SP2B sebagai
dasar realisasi penggunaan dana yang bersumber dari
pendapatan BLU.
Cut Cut Cut
Off Off Off Tidak ada
Cut Off
28/3 24/6 27/9

31/1
31/3 30/6 30/9
2

Realisasi Realisasi Trw. III Realisasi Trw. IV


Trw. I Realisasi Trw. II
Tgl 25/6 s.d. Tgl 27/9 s.d. 31/12
Tgl 1/1 Tgl 28/3 s.d. 23/6
26/9
s.d. 27/3

Pengajuan SP3B Pengajuan SP3B Pengajuan SP3B Pengajuan SP3B


Sesuai Langkah-
28/3 s.d. 31/3 24/6 s.d. 30/6 27/6 s.d. 30/9 langkah akhir TA.
Cut Cut Cut
Off Off Off Tidak ada
Cut Off
28/3 24/6 27/9

31/1
31/3 30/6 30/9
29/7 2
25/8

1. SP3B BLU Pertama di TRW. III diajukan tgl. 29/7 (untuk realisasi
penerimaan dan pengeluaran BLU tgl 24/6 s.d. 28/7

2. SP3B BLU Kedua di TRW. III diajukan tgl. 25/8 (untuk realisasi
penerimaan dan pengeluaran BLU tgl 29/6 s.d. 24/8

3. Dalam hal terdapat realisasi dari tgl. 25 s.d 26/9, harus


menyampaikan SP3B BLU Ketiga di TRW. III mulai tgl. 27 s.d. 30/9.
PENGELOLAAN KAS
1. BLU menyelenggarakan hal-hal sebagai berikut:
a) merencanakan penerimaan dan pengeluaran kas
b) melakukan pemungutan pendapatan atau tagihan;
c) menyimpan kas dan mengelola rekening bank;
d) melakukan pembayaran;
e) mendapatkan sumber dana untuk menutup defisit jangka pendek;
f) memanfaatkan surplus kas jangka pendek untuk memperoleh
pendapatan tambahan.
2. Pengelolaan kas BLU dilaksanakan berdasarkan praktek bisnis yang sehat.
3. Penarikan dana yang bersumber dari APBN/APBD dilakukan dengan
menerbitkan Surat Perintah Membayar (SPM) sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
4. Rekening bank sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c dibuka oleh
pimpinan BLU pada bank umum.
5. Pemanfaatan surplus kas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf f
dilakukan sebagai investasi jangka pendek pada instrumen keuangan
dengan risiko rendah.
PENGELOLAAN PIUTANG

1. BLU dapat memberikan piutang sehubungan dengan penyerahan barang,


jasa, dan/atau transaksi lainnya yang berhubungan langsung atau tidak
langsung dengan kegiatan BLU.
2. Piutang BLU dikelola dan diselesaikan secara tertib, efisien, ekonomis,
transparan, dan bertanggung jawab serta dapat memberikan nilai tambah,
sesuai dengan praktek bisnis yang sehat dan berdasarkan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
3. Piutang BLU dapat dihapus secara mutlak atau bersyarat oleh pejabat yang
berwenang, yang nilainya ditetapkan secara berjenjang.
4. Kewenangan penghapusan piutang secara berjenjang sebagaimana
dimaksud pada ayat (3) ditetapkan dengan Peraturan Menteri
Keuangan/gubernur/bupati/walikota, sesuai dengan kewenangannya,
dengan memperhatikan ketentuan peraturan perundang-undangan.
INVESTASI

BLU tidak dapat melakukan investasi jangka panjang, kecuali atas


persetujuan Menteri Keuangan/gubernur/bupati/walikota sesuai
dengan kewenangannya.

Keuntungan yang diperoleh dari investasi jangka panjang


merupakan pendapatan BLU.
PENGELOLAAN BARANG
1. Pengadaan barang/jasa oleh BLU dilakukan berdasarkan prinsip efisiensi dan ekonomis, sesuai dengan
praktek bisnis yang sehat.
2. Barang inventaris milik BLU dapat dialihkan kepada pihak lain dan/atau dihapuskan berdasarkan
pertimbangan ekonomis. Pengalihan dilakukan dengan cara dijual, dipertukarkan, atau dihibahkan.
3. Penerimaan hasil penjualan barang inventaris sebagai akibat dari pengalihan tersebut merupakan
pendapatan BLU.
4. Pengalihan dan/atau penghapusan barang inventaris dilaporkan kepada menteri/ pimpinan
lembaga/kepala SKPD terkait.
5. BLU tidak dapat mengalihkan dan/atau menghapus aset tetap, kecuali atas persetujuan pejabat yang
berwenang. Kewenangan diselenggarakan berdasarkan jenjang nilai dan jenis barang sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
6. Penerimaan hasil penjualan aset tetap sebagai akibat dari pengalihan tersebut merupakan pendapatan
BLU. Pengalihan dan/atau penghapusan aset tersebut dilaporkan kepada menteri/pimpinan
lembaga/kepala SKPD terkait.
7. Penggunaan aset tetap untuk kegiatan yang tidak terkait langsung dengan tugas pokok dan fungsi BLU
harus mendapat persetujuan pejabat yang berwenang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
8. Tanah dan bangunan BLU disertifikatkan atas nama Pemerintah Republik Indonesia/pemerintah
daerah yang bersangkutan.
9. Tanah dan bangunan yang tidak digunakan BLU untuk penyelenggaraan tugas pokok dan fungsinya
dapat dialihgunakan oleh menteri/pimpinan lembaga/kepala SKPD terkait dengan persetujuan Menteri
Keuangan/ gubernur/bupati/walikota sesuai dengan kewenangannya.
REMUNERASI BLU

Pimpinan BLU Menteri/Pimpinan Lembaga Menkeu c.q. Dirjen Anggaran dan


Perimbangan Keuangan

1 2 3
Usulan remunerasi
Usulan remunerasi Usulan remunerasi

Besaran remunerasi untuk


Pejabat Pengelola, Dewan Disetujui dan ditandatangani
Pengawas, Sekretaris Dewan
Pengawas dan Pegawai BLU
KMK Remunerasi
PENGAWASAN PK-BLU

27
27
Pengawasan Badan Layanan Umum

PP 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan BLU

Ps 34 : Dalam pelaksanaan pembinaan Menteri


Teknis membentuk Dewan Pengawas.

Ps 35 (1) : Pemeriksaan intern BLU dilaksanakan oleh


SPI yang merupakan unit kerja yang di
bawah pemimpin BLU.
(2) Pemeriksaan ekstern terhadap BLU dilaksa-
nakan oleh pemeriksa ekstern sesuai
peraturan perundang-undangan.
( yaitu : Badan Pemeriksa Keuangan / BPK )

28
Pengawasan Badan Layanan Umum

Permen 15 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata


Kerja Kemenristekdikti

Pasal 522 :
Inspektorat Jenderal mempunyai tugas menyelenggarakan pengawasan intern di
lingkungan Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi.

29
Pengawasan Badan Layanan Umum

Badan
Inpektorat
Jenderal
Pemeriksa
Kementerian Keuangan
(BPK)

2016
terdapat
29 PTN
berstatus
BLU

SPI Dewan
Pengawas

30
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai