No. RM : 1-15-33-59
Anamnesis (Autoanamnesa)
Kultur Darah
Hasil biakan darah yang positif memastikan demam
tifoid
Penatalaksanaan
1. Istirahat dan perawatan
2. Diet dan terapi penunjang
3. Pemberian antimikroba.
Obat-obat antimikroba yang sering digunakan untuk
mengobati demam tifoid adalah sebagai berikut:
Kloramfenikol 4 x 500 mg perhari p.o atau iv
sampai 7 hari bebas demam.
Tiamfenikol 4 x 500 mg
Kotrimoksazol 2 x 2 tablet
Ampisilin dan amoksisilin 50-150 mg/kgBB
Sefalosporin generasi ketiga
Golongan Florokuinolon
Norfloksasin dosis 2 x400 mg/hari selama 14 hari
Siprofloksasin dosis 2 x 500 mg/hari slma 6 hari
Azitromisin 2x 500 mg
PROLONGED FEVER
Prolonged Fever
Keganasan
ETIOLOGI
PROLONGED
FEVER
Penyakit Inflamatori
Pengobatan
Prolonged Fever terdapat diagnosis banding yang
banyak untuk mendapatkan diagnosis yang benar.
1. Infeksi
Pemeriksaan Fisik
Conjunctiva palpebrae inferior anemis
(+/+)
Ekstremitas pucat (+)
Tinjauan Pustaka
Anemia
Perdarahan (Anemia
AIHA normokrom Penyakit Kronis
normositer)
Anemia
Anemia adalah keadaan berkurangnya jumlah
eritrosit atau hemoglobin (protein pembawa O2) dari
nilai normal dalam darah sehingga tidak dapat
memenuhi fungsinya untuk membawa O2 dalam
jumlah yang cukup ke jaringan perifer sehingga
pengiriman O2 ke jaringan menurun.
Secara fisiologi, nilai normal hemoglobin bervariasi
tergantung umur, jenis kelamin, kehamilan, dan
ketinggian tempat tinggal. Oleh karena itu, perlu
diktahui batasan kadar hemoglobin pada anemia.
Klasifikasi Anemia
1. Berdasarkan Morfologi darah tepi
Anemia hipokrom mikrositer (MCV<80 fl, MCH<27pg)
Anemia normokrom normositer (MCV 80-95 fl, MCH
27-34 pg)
Anemia makrositer (MCV > 95 fl)
Diagnosis anemia
1. Pemeriksaan laboratorium
A. Pemerikaan penyaring
B. Pemeriksaan darah seri anemia
C. Pemeriksaan sum-sum tulang
D. Pemeriksaan khusus
Def. Besi: Serum Iron, TIBC(total iron bindingcapacity), feritin
serum, transferin dan pengecatan besi pada sum-sum tulang
Anemia megaloblastik: folat serum, vit B12, tes supresi
deoksiuridin dan tes schiling
Anemia hemolitik: bilirubin serum, coomb tes, Hb elektropoesis
Anemia aplastik: biopsi sum-sum tulang
Anemia Hemolitik Imun
Anemia hemolitik imun (autoimune hemolityc anemia =
AIHA/AHA) Merupakan suatu kelainan di mana terdapat
antibodi terhadap sel-sel eritrosit sehingga eritrosit mudah
lisis danumur eritrosit memendek.
Patogenesis dan etiologi yang kompleks mengharuskan
penanganan yang komprehensif tidak saja untuk mengatasi
masalah anemia namun juga pada penyakit yang
mendasari.
Keputusan pemberian terapi harus didasarkan pada proses
penegakaan diagnosis yang akurat. Pemeriksaan
laboratorium untuk penegakan diagnosis AIHA banyak
mengalami kemajuan namun perkembangan terapi AIHA
masih belum secepat pperkembangan penunjang diagnosis.
Klasifikasi Anemia Hemolitik Imun
Anemia Hemolitik imun dapat diklasifikasikan
sebagai berikut :
1. Anemia Hemolitik Autoimun Tipe Hangat
Sekitar 70% kasus AIHA memiliki tipe hangat, dimana
autoantibodi bereaksi secara optimal pada suhu 37 C
kurang lebih 50% pasien AIHA tipe hangat disertai
penyakit lain.
Gejala dan Tanda
Onset penyakit tersamar, gejala anemia terjadi
perlahan-lahan, ikterik, dan demam, urin berwarna
gelap. Urine berwarna gelap karena terjadi
hemoglobinuri.
Klasifikasi
Diagnosa
Diagnosa ditegakkan berdasarkan anamnesis
sistematis mengenai adanya rasa lelah, mudah
mengantuk, sesak nafas, cepatnya perlangsungan
gejala, riwayat pemakaian obat, dan riwayat sakit
sebelumnya.
Anemia Hemolitik Autoimun tipe hangat
Sekitar 70% kasus merupakan AIHA tipe hangat,
dimana autoantibodi bereaksi optimal dengan suhu 37
C
Laboratorium:
hemeoglobin di bawah 7 g/dl. Pemeriksaan coomb test
biasa positif.
Terapi:
Kortikosteroid : 1-1,5 mg/KgBB/hari
Splenoktomi
Gejala klinis:
terjadi agulitinasi pada suhu dingin. Hemolisis berjalan
kronik, anemia biasanya ringan, sering didapatkan
akrosianosis dan splenomegali.
Terapi :
- Thalasemia minor