Anda di halaman 1dari 63

PERAN PEREMPUAN

DALAM PENANGANAN
HIV & AIDS
Muchlis Achsan Udji Sofro
KPA KOTA PEKALONGAN
3 Desember 2015

1
Muchlis Achsan Udji Sofro
• Tempat tgl lahir: Pemalang 19 Maret 1963
• Institusi : RSUP Dr Kariadi Semarang – Fakultas
Kedokteran Universitas Diponegoro
Pendidikan:
• Dokter : Fakultas Kedokteran UGM 1988
• SpPD : Fakultas Kedokteran UNDIP 2000
• KPTI : PB PAPDI Jakarta 2008
• Doktor : Fakultas Kedokteran UGM 2014
• Email : muchlis.aus@gmail.com
Pekerjaan
• Staf Pengajar FK UNDIP, FK UNIMUS
• Magister: Promosi Kesehatan, Epidemiologi, Kesehatan
Masyarakat, Ilmu Terapan, Gizi, Keperawatan
• Pasca Sarjana Universitas Diponegoro

• Ketua Tim HIV-AIDS RSUP Dr Kariadi Semarang


• Koord Pokja CST, KPA Prop Jawa Tengah
• Anggota Panel Ahli HIV-AIDS Kemenkes RI
• Anggota Komite Pengendalian Resistensi Antimikroba
Kemenkes RI
Jumlah Kasus HIV-AIDS yang Dilaporkan per tahun
2005 –Desember 2014

Kumulatif Pengidap HIV = 160.138


Kumulatif Penderita AIDS = 65.790

Mengapa Meningkat ?

4
Cascade ART Nasional sd Maret 2015
Anak
4%

Masuk perawatan HIV 174,923

Memenuhi syarat ART 121,521 Dewasa


96%

Pernah mendapat ART 97,378


Gagal follow up
17,709
Meninggal
55% 16,302
Rujuk keluar 7,859
On ART 53,233 Stop ARV 2,275

5
Proyeksi Infeksi Baru HIV sd 2025
(AEM projection 2012)

Lelaki seks Lelaki

Perempuan

6
Prevalensi HIV Menurut Kelompok Responden,
STBP 2007 and 2011

Lelaki seks Lelaki

7
Kasus
• Laki-laki 27 tahun
• Dirawat dr Bedah Urologi dengan Abses
Skrotum
• Dikonsulkan ke SpPD karena yang menunggu
“Pacar Cowoknya”

• Tes HIV: reaktif


• CD4 : 179 (Normal: 400 – 1400 sel/ml)
8
Fenomena Gunung Es
2006 dan 2015
Belum
23,8%
diketahui
statusnya

8,4%

Menular
2006 2015

HIV : 8.054 HIV : 160.138


AIDS : 8.194 AIDS : 65.790
TOTAL : 16.248 TOTAL : 225.918

ESTIMASI ODHA : 193.070 ESTIMASI ODHA : 691.823 9


Kasus
• Ibu hamil 4 bulan (anak ke 3)
– Anak 1: 3 tahun
– Anak 2: 1,5 tahun
• Tes HIV: reaktif (positif)  inisiatif sendiri
• CD4: 338 sel/ml (N: 400-1400 sel/ml)
• Jumlah virus (viral load): 58.100 copi/ml
• Langsung diterapi obat HIV (Antiretroviral):
– Menurunkan jumlah virus
– Mencegah penularan ke janin (Dari 40%  7%)

10
Langkah selanjutnya:
• Suami dianjurkan tes HIV
• Anak – anak dianjurkan tes HIV

• Jika hasil tes HIV suami positif  tertular dari


suami, karena Ibu tsb tidak pernah hub sex
dengan selain suami
• Jika hasil tes HIV suami negatif  tertular
dari siapa?
11
Perempuan Mudah tertular HIV

Mudah menularkan HIV


Mengapa ?

12
Permukaan selaput lendir tempat masuknya virus HIV  LUAS

Endometritis

Cervicitis

Vaginitis

Cairan Sperma + Infeksi Menular Seksual


13
Infeksi Menular Seksual
Kencing nanah
Sifilis
Gonore

Sunat/khitan  mencegah penularan HIV & IMS


14
Infeksi Menular Seksual
• Pintu masuk penularan HIV
• Pada Perempuan sering tanpa gejala
– Keputihan
– Warna kuning
– Berbau
– Jumlah lebih banyak
– Gatal atau panas di sekitar vagina
• Lindungi dengan Pengaman

15
Pasien HIV & AIDS tidak selalu
“Orang Nakal”
• Di RSUP Dr Kariadi, jenis pekerjaan ODHA:
– Dokter, Dokter Gigi
– Perawat, Bidan
– Guru, Kepala Sekolah, Kepala Madrasah
– Pelajar, Mahasiswa
– Karyawan swasta, PNS
– TNI, POLRI
– Ibu Rumah Tangga, (PSK)

16
Mengapa jumlah Kasus HIV
meningkat?

Virus HIV

Manusia Lingkungan

Peerilaku berisiko Tempat Hiburan


Kurang Pencegahan Permisif
17
HIV
– Virus: Retrovirus
• Semula hanya menyerang Limfosit T
• Sekarang: juga menyerang sel Dendritik, Makrofag
– Replikasi unik  manfaatkan fasilitas Limfosit T

– Sebabkan infeksi kronis  inflamasi kronis

18
TARGET SELULER INFEKSI HIV

• Target Utama :
– CD4 Limfosit T.
– Monosit dan makrofag.
• Virus memindahkan RNAnya kedalam
sel manusia :
– Terintegrasi kedalam materi genetik.
– Replikasi.
• Menghasilkan antibodi
SISTEM IMUN NORMAL

Stem cell

Myeloid precursor Lymphoid precursor Helper T cell


Platelets

Monocyte
Eosinophil Supressor T cell
Cytotoxic T cell
B Cell
Neutrophil

Mast cell
20
Basophil Macrophage Plasma Cell
Struktur HIV
 Envelop
 gp 120
 gp41
 Enzym
 Reverse transcriptase
 Integrase
 Protease

 Inti
 P17 (matrix)
 P24 (kapsid)
 P7/P9 (nucleocapsid)

21
HIV Genome
 HIV genome terdiri dari 2
strand RNA yg identik
 Viral genome mengkode
 Gag,pol&env mengkode
struktur, enzym & envelop
 Rev&tat mengkode regulator
protein
 Nef,vif,vpu&vpr mengkode
asesoris protein

22
PENULARAN HIV
SEXUAL Ibu ke Anak Darah
Jika tidak minum
obat ARV

•Tranfusi
•Heterosexual •Selama darah
•Homosexual kehamilan (10%)
•Berbagi
•Persalinan (20%) jarum
•Menyusui (10%) •Tertusuk
jarum (0,3%)
23
24
Pasien terinfeksi HIV bisa tanpa gejala
selama 5 tahun

• Sehat seperti orang tanpa infeksi HIV


– Sulit Terdiagnosis
• Mudah menularkan ke orang lain (tanpa
sadar)
• Setelah 5 tahun baru memasuki tahap AIDS

25
AIDS (Acquired Immune Deficiency
Syndrome)
• Timbul gejala dan tanda Infeksi Oportunistik
• Biasanya setelah 5 tahun virus HIV masuk

• Gejala:
– Demam > 1 bulan
– Batuk > 1 bulan
– Diare > 1 bulan
– Berat Badan Turun > 10%
– Kelainan kulit
26
Infeksi Oportunistik/Ikutan
• 1. Penyebab ODHA dirawat di Rumah Sakit
– Diagnosis primer (dibantu BPJS)
– TB Paru, Jamur di mulut, Toxoplasmosis,
Citomegalovirus, Herpes

• 2. Penyebab ODHA meninggal dunia


– Pemulasaran jenazah difokuskan untuk tidak
menularkan Infeksi oportunistik

27
AIDS Stadium 1: Tanpa Gejala
•Tidak ada penurunan berat badan
•Tanpa gejala atau hanya: Limfadenopati Generalisata Persisten

DD:
1. Limfadenitis
2. TB Kelenjar
3. AIDS stadium 1
4. Limfoma Maligna

28
29
Stadium 2: Sakit Ringan
- Penurunan BB 5-10%
- ISPA berulang: sinusitis, otitis
- Herpes zoster dalam 5 tahun terakhir
- Luka di sekitar bibir (kelitis angularis)
- Ulkus mulut berulang
- Ruam kulit yang gatal (seboroik atau prurigo)
- Dermatitis seboroik

30
DERMATITIS SEBOROIK = INFEKSI KULIT

31
Stadium 3: Sakit Sedang

-Penurunan BB > 10%


- Diare, demam yg tidak diketahui penyebabnya > 1
bulan
- Kandidiasis Oral atau Oral Hairy leukoplakia
- TB Paru dalam 1 tahun terakhir
- Limfadenitis TB
- Infeksi bakterial yang berat: Pneumoni, Piomiosis

32
Jamur di lidah
33
34
• Batuk >3 minggu
• Keringat Malam hari
• Berat Badan Turun

Stadium 3: TB Paru: Infiltrat di tengah


35
Stadium 4: Sakit Berat (AIDS)

-Sindroma Wasting (HIV) : kurus kering


-Kandidiasis esofagus
-Herpes simpleks ulseratif > 1 bulan
-Pneumonia Bakterial yang berat berulang dalam 6 bulan

-Limfoma
-Sarkoma kaposi
-Kanker leher rahim yang invasif

-Retinitis CMV
-Pneumonia Pneumosistis

36
DD: Keganasan: kanker usus

Stadium 4: Wasting sindrom


37
Stadium 4: Kriptokokus Meningitis :
Kesadaran menurun, demam tinggi, usia muda
38
Stadium 4 lanjutan
• Limfoma serebral atau B-cell, non Hodgkin
(Gangguan fungsi neurologis dan tidak ada
sebab lain, membaik dg ARV)
• Leismaniasis atipik meluas

• Gejala nefropati atau


• kardiomiopati terkait HIV
• (meninggal mendadak)
39
Penyakit Penyerta
• Diabetes Mellitus
• Penyakit Ginjal Kronis
• Penyakit Jantung Koroner
• Hepatitis B, C
• Tuberkulosis Paru

40
Kolaborasi TB-HIV
• Semua pasien HIV  skrining TB
– Anamnesis: batuk lama, keringat malam, BB turun
– Positif?  Ro Thorax & Sputum BTA
– Rawat Ruang Isolasi TB

• Semua pasien TB  skrining HIV


– Positif?
– Terapi ARV tanpa menunggu hasil CD4
– Pengobatan TB dimulai dulu 2 minggu  + ARV

41
PPIA (Pencegahan Penularan HIV dari
Ibu ke Anak)
• Semua Ibu hamil disarankan untuk Tes HIV
• Bila Positif: Langsung diterapi tanpa melihat
CD4
• Partus Operasi Secar
• Bisa partus normal jika:
– Sudah minum ARV minimal 6 bulan
– Viral load (jumlah virus): tidak terdeteksi
Peran Perempuan
dalam Penanganan HIV-AIDS
• 1. T emukan kasus HIV-AIDS
• 2. O bati pasien HIV-AIDS
• 3. P ertahankan ODHA agar tetap hidup
berkualitas

43
Diagnosis HIV (Temukan)
– Normalisasi Tes antibodi HIV

– Semua orang bisa Tes antibodi HIV

– Semakin cepat diketahui  semakin mudah


diobati dan tidak menular ke orang lain

44
Diagnosis

Symptoms

45
Infeksi Akut HIV : Periode Jendela
Antibody Titer Window Period

0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50

Days following HIV Acquisition


Periode Jendela = Waktu antara infeksi dengan terdeteksi antibodi HIV
PRIMARY (ACUTE) HIV

Infeksi HIV akut : Gejala penyakit

Infeksi akut HIV


10,000,000 30

1,000,000
HIV RNA (copies/ml)

25
100,000

Antibody Titer
10,000
20
1,000

100
15
10

1 10
0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50

Hari setelah penularan HIV


Gejala penyakit setelah tes antibodi HIV
PRIMARY (ACUTE) HIV

Gejala Klinis Infeksi akut HIV

Fever 86

Lethargy 74

Myalgias 59

Rash 57 N =160

Headache 55

Pharyngitis 52

Adenopathy 44

0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100

Patients %
Dainjurkan tes HIV pada gejala klinis di atas
From: Vanhems P, et al. AIDS. 2000;14:375-81.
Tes dan Konseling HIV
Lebih mudah dan sederhana N I
O T
Konseling dan Tes Sukarela Tes HIV atas Inisiatif Petugas
(KTS) = VCT R E
Kesehatan (TIPK)
• Atas permintaan dan S
kesadaran klien  Atas inisiatif petugas kesehatan M
– Konseling pra tes  pemberian informasi tentang HIV A
– Informed consent sebelum tes;
– Tes HIV  pengambilan darah untuk tes; L
– Konseling pasca tes  penyampaian hasil tes; dan I
– Rujukan ke layanan  konseling pasca-tes
PDP
 rujukan ke layanan PDP bagi yang
S
positif. A
 Tidak dilakukan jika pasien
S
menolak secara tertulis

49
Setelah Tes HIV Positif

Diperiksa Jumlah sel Kekebalan


Tubuh: CD4 (normal: 400-1400 sel/ml)

50
Kasus
• Seorang Isteri (35 tahun)
• Sehat, tidak ada gejala apa-apa
• Suami HIV positif
• Isteri dites HIV  positif (50% isteri tertular
dari suami)

• Diperiksa CD4: 150 sel/ml (normal: 400-1400)


– Kekebalan tubuh sudah menurun akibat serangan
virus HIV
51
Anaknya 2 orang
1. Lelaki (8 tahun)  tes HIV negatif
2. Peremputan (5 tahun)  tes HIV negatif

Isteri tersebut saat hamil belum tertular dari


suami  anaknya aman

52
Terapi ARV (Obati)

ARV: antiretroviral, obat untuk


menekan perkembangan virus HIV
Dibantu oleh pemerintah

53
Indikasi Pemberian obat Antiretroviral
Terapi lebih awal
Populasi Rekomendasi
Inisiasi ART pada orang terinfeksi HIV stadium klinis 3 dan 4,
Dewasa dan atau jika jumlah CD4 ≤ 350 sel/mm3
anak > 5 tahun Inisiasi ART tanpa melihat stadium klinis WHO dan berapapun
jumlah CD4
 Koinfeksi TB
 Ibu hamil dan menyusui terinfeksi HIV
 Koinfeksi Hepatitis B
 Orang terinfeksi HIV yang pasangannya HIV negatif
(pasangan serodiskordan), untuk mengurangi risiko
penularan
 LSL, PS, atau Penasun
 Populasi umum pada daerah dengan epidemi HIV meluas
Anak < 5 tahun Inisiasi ART tanpa melihat stadium klinis WHO dan berapapun
54
jumlah CD4
Kasus
• Perempuan, (Ibu RT) 29 tahun, HIV positif
• Maret 2015: CD4: 358  tidak diobati (>350)
• Juni 2015 : CD4 :301 (<350)

• Memulai minum obat Antiretroviral (ARV)

• Nopember 2015: CD4 : 450 (Normal: 400-1400)


• Tetap minum obat seumur hidup
Paduan ART Lebih mudah dan sederhana

Jenis ART Lebih mudah dan sederhana

Dewasa dan anak usia >5 tahun Anak usia <5 tahun

Mulai dengan salah satu paduan

TDF + 3TC + EFV Pilihan Pilihan Pilihan


Pilihan (kombinasi dosis NRTI NRTI ke-2 NNRTI
tetap/KDT) ke-1
TDF + 3TC (atau FTC) + Zidovudin
(AZT) Nevirapin
NVP
Stavudin Lamivudin (NVP)
alternatif AZT + 3TC + EFV (d4T) (3TC)
Tenofovir Efavirenz
AZT + 3TC + NVP
(TDF) (EFV)
Sudah dalam terapi lini pertama
Teruskan paduan yang sudah digunakan 56
Efek Samping obat ARV
Rejimen
57 Efek Samping Obat Pengganti
Neuropati o/k d4T atau pankreatitis Ganti d4T dengan AZT
Ganti d4T dengan TDF atau
Lipoatrofi oleh karena d4T
ABCa
Ganti NVP dengan EFV
d4T/3TC/ Hepatotoksik berat o/k NVP (kalau hamil ganti dengan NFV,
NVP LPV/r atau ABC)

Ruam kulit o/k NVP Ganti NVP dengan EFV

Stevens-Johnson syndrome o/k NVP Ganti NVP dengan PIb

Neuropati o/k d4T atau pankreatitis Ganti d4T dengan AZT


d4T/3TC/ Ganti d4T dengan TDF atau
EFV Lipoatrofi oleh karena d4T
ABCa
Toksisitas SSP o/k EFV Ganti EFV dengan NVP
Jangan Khawatir dengan Efek Samping
• Ada penanganannya
• Segera Lapor ke dokter yang merawat
• Manfaat obat ARV > daripada efek samping

58
Kepatuhan (Pertahankan)
• Disebut patuh minum obat ARV: > 95% obat ARV
diminum secara teratur selama satu bulan
• Selalu datang ke Klinik Care Support Treatment
(CST) untuk mengambil obat ARV
• Ingatkan: Pengobatan seumur hidup (mirip DM)

• Sebagian lost to follow up


• Alasan tidak melanjutkan terapi:

59
BERBAGAI ALASAN LOSS of FOLLOW UP
(n = 31) di RSUP Dr Kariadi Januari 2015
10

3 3

2 2

1 1 1 1 1 1 1

60
Peran Perempuan
• Mendorong anggota keluarga yang terinfeksi
HIV untuk patuh minum obat
• Bantu mengambil obat ARV secara teratur
(sebulan sekali)
• Berikan dorongan semangat untuk
– sehat dan tidak menularkan ke orang lain
– Mendekatkan diri kepada Allah

61
RINGKASAN
Peran Perempuan Atasi Infeksi Oportunistik
Minum ARV teratur

Individu Sehat Infeksi HIV AIDS Meninggal

Diagnosis dini Pemulasaran


Cegah jangan terinfeksi Terapi ARV Jenazah
HIV Edukasi: Menularkan
- Belum menikah: Tidak menularkan Infeksi Oportunistik
- tidak hub sex Pola hidup sehat
- Mau menikah: Mendekat ke Allah
- tes HIV
- Sudah menikah:
- Hindari sex
berisiko
- Keluarga
Sakinah
- Gunakan Pengaman 62
Terimakasih

63

Anda mungkin juga menyukai