Anda di halaman 1dari 20

Kegawatdaruratan

Psikiatri
Aiman Idrus Alatas - 1102013015
Pembimbing : dr. Esther Sinswu, SpKJ
Pengertian

 Kondisi yang ditandai oleh adanya gangguan


pada pikiran, perasaan, dan perilaku seseorang
yang memerlukan perhatian dan intervensi
terapeutik segera. Termasuk di dalamnya
kondisi yang berhubungan dengan gaduh
gelisah (agitasi, agresif, perilaku kekerasan) dan
percobaan bunuh diri. Kondisi ini dapat terjadi
di dalam atau di luar gedung layanan kesehatan.
Tahap-Tahap

 Menentukan diagnosis awal Untuk evaluasi dibutuhkan:


• Wawancara Kedaruratan
 Melakukan identifikasi Psikiatrik
faktor-faktor presipitasi dan • Pemeriksaan Fisik
kebutuhan segera pasien

 Memulai terapi atau Hal yang harus diperhatikan


merujuk pasien ke fasilitas • Keamanan Pasien
yang sesuai • Medik atau Psikiatrik
• Piskosis
• Suicidal
• Kemampuan Merawat Diri
sendiri
Klasifikasi

 Kondisi gaduh gelisah

 Tindak kekerasan (violence)

 Tentamen Suicidum/percobaan bunuh diri

 Sindroma Neuroleptik Maligna


Keadaan Gaduh Gelisah

 Keadaan gaduh gelisah bukanlah diagnosis dalam


arti kata sebenarnya, tetapi hanya menunjuk pada
suatu keadaan tertentu, suatu sindrom dengan
sekelompok gejala tertentu. Keadaan gaduh gelisah
dipakai sebagai sebutan sementara untuk suatu
gambaran psikopatologis dengan ciri-ciri utama
gaduh dan gelisah.
Keadaan gaduh gelisah merupakan
manifestasi klinis salah satu jenis psikosis
 Delirium

 Skizofrenia katatonik

 Gangguan skizotipal

 Gangguan psikotik akut dan sementara

 Gangguan afektif bipolar, episode kini manik dengan gejala


psikotik

 Amok
Tanda-tanda adanya perilaku kekerasan yang
mengancam

 Pernah melakukan perilaku paranoid


tindakan kekerasan  Adanya halusinasi dengar
beberapa saat yang lalu yang memerintahkan
 Kata-kata keras /kasar untuk melakukan tindak
atau ancaman akan kekerasan.
kekerasan  Kegelisahan katatonik
 Membawa benda-benda  Episode manik
tajam atau senjata  Episode depresi agitatif
 Adanya perilaku agitatif  Gangguan Kepribadian
 Adanya intoksikasi tertentu
alkohol atau obat
 Adanya pikiran dan
Menilai resiko terjadinya
perilaku kekerasan
 Adanya ide-ide untuk melakukan kekerasan
 Adanya faktor demografik seperti jenis kelamin
laki-laki, usia 15 – 24 tahun, status sosioekonomi
yang rendah, dukungan sosial yang rendah
 Adanya riwayat kekerasan sebelumnya, penjudi,
pemabuk, penyalahgunaan zat psikoaktif,percobaan
bunuh diri ataupun melukai diri sendiri, psikosis

 Adanya stresor (masalah pernikahan, kehilangan


pekerjaan, dan lainnya)
Tatalaksana
Tindak kekerasan (violence)

Violence atau tindak kekrasan adalah agresi fisik yang


dilakukan oleh seseorang terhadap orang lain. Jika hal
itu diarahkan kepada dirinya sendiri, disebut mutilasi
diri atau tingkah laku bunuh diri (suicidal behavior).
Tindak
Tindak kekerasan (violence)

 Tujuan pertama menghadap pasien yang potensial


untuk melakukan tindak kekerasan adalah
mencegah kejadian itu

 Waspada terhadap tanda-tanda munculnya


kekerasan

 Evaluasi dan penatalaksanaan


Bunuh Diri

 Bunuh diri atau suicide atau tentamen suicidum


adalah kematian yang diniatkan dan dilakukan oleh
seseorang terhadap dirinya sendiri

 Macam-macam:

Bunuh diri egoistik

Bunuh diri altruistik

Bunuh diri anomik


Gangguan Jiwa yang sering
Berkaitan dengan Bunuh Diri

 gangguan mood, keterantungan alkohol,


skizofrenia.

 Pencegahan tindak bunuh diri yang terbaik adalah


dengan mendeteksi dini dan menatalaksana
gangguan jiwa yang mungkin menjadi faktor
kontribusi tadi.
Mengenali pasien yang
berpotensi bunuh diri
• Kemungkinan bunuh diri dapat terjadi apabila:
• Pasien pernah mencoba bunuh diri
• Keinginan bunuh diri dinyatakan secara terang-terangan
maupun tidak, atau berupa ancaman: “kamu tidak akan saya
ganggu lebih lama lagi”
• Secara objektif terlihat adanya mood yang depresif atau cemas
• Baru mengalami kehilangan yang bermakna (pasangan,
pekerjaan, harga diri, dan lain-lain)
• Perubahan perilaku yang tidak terduga: menyampaikan pesan-
pesan, pembicaraan serius dan mendalam dengan kerabat,
membagi-bagikan harta/barang-barang miliknya.
• Perubahan sikap yang mendadak: tiba-tiba gembira, marah
atau menarik diri.
Tatalaksana

Farmako
Nonfarmako
Hal-hal yang perlu diperhatikan untuk
menduga adanya resiko bunuh diri
 Adanya ide bunuh diri/percobaan bunuh diri sebelumnya
 Adanya kecemasan yang tinggi, depresi yang dalam & kelelahan
 Adanya ide bunuh diri yang diucapkan
 Ketersediaannya alat atau cara untuk bunuh diri
 Mempersiapkan warisan terutama pada pasien depresi yang agitatif
 Adanya krisis dalam kehidupan baik fisik maupun mental
 Adanya riwayat keluarga yang melakukan bunuh diri
 Adanya kecemasan terhadap keluarga jika terjadi bunuh diri
 Adanya keputus-asaan yang mendalam
Sindroma Neuroleptik Maligna

 Sindrom neuroleptik maligna adalah suatu sindrom


toksik yang behubungan dengan penggunaan obat
antipsikotik.

 Gejalanya meliputi : kekakuan otot, distonia,


akinesia mutisme dan agitasi.
Menurut DSM-IV-TR, diagnosis sindrom neuroleptik maligna
ditegakkan jika terdapat demam dan kekakuan otot yang parah
disertai dengan 2 atau lebih gejala berikut:

• Diaforesis • Tekanan darah yang


• Disfagia meningkat atau labil
• Tremor • Leukositosis
• Inkontinensia • Bukti laboratorium
• Penurunan kesadaran adanya kerusakan
• Mutism otot rangka
• Takikardia
Penatalaksanaan

 Evaluasi

 Terapi Psikofarmaka

• Amantadine 200-400 mg PO/hari dalam dosis


terbagi

• Bromocriptine 2,5 mg PO 2 atau 3 kali/hari , dapat


dianikan sampai 45 mg/hari

• Levodopa 50-100 mg/hari IV dlam infus terus-


menerus

Anda mungkin juga menyukai