Anda di halaman 1dari 41

GELOMBANG

Pendahuluan
Gelombang adalah gejala rambatan dari suatu
getaran/usikan. Gelombang akan terus terjadi
apabila sumber getaran ini bergetar terus
menerus. Gelombang membawa energi dari satu
tempat ke tempat lainnya.

Gelombang laut adalah bentuk permukaan laut yang


berupa punggung atau puncak gelombang dan
palung atau lembah gelombang oleh gerak ayun
(oscillatory movement) akibat tiupan angin, erupsi
gunung api, pelongsoran dasar laut, atau lalu lintas
kapal.
Pokok Bahasan:
Teori
Gelombang
Airy
Pembangkit
Gelombang Refraksi
Gelombang

Gelombang
Gelombang
Alam Difraksi
Gelombang

Gelombang Refleksi
Pecah Gelombang
A. Teori gelombang Airy

Teori paling sederhana adalah teori


gelombang Airy, yang juga disebut teori
gelombang linier atau teori gelombang
amplitudo kecil, yang pertama kali
dikemukakan oleh Airy pada tahun 1845.
Selain mudah dipahami, teori tersebut
sudah dapat digunakan sebagai dasar
dalam merencanakan bangunan pantai
Gambar.1
Definisi Gelombang 1

Beberapa notasi yang digunakan adalah:


d : jarak antara muka air rerata dan dasar laut (kedalaman laut).
η(x,t) : fluktuasi muka air terhadap muka air diam.
a : amplitudo gelombang.
H : tinggi gelombang.
L : panjang gelombang yaitu jarak antara dua puncak gelombang yang
berurutan.
T : periode gelombang yaitu interval waktu yang diperlukan oleh
partikel air untuk kembali pada kedudukan yang sama dengan
kedudukan sebelumnya.
C : kecepatan rambat gelombang = L/T.
k : angka gelombang = 2π/L.
σ : frekuensi gelombang = 2π/T.
Teori Airy
1. Profil Muka Air

2. Persamaan Gelombang

3. Cepat Rambat dan Panjang Gelombang

4. Klasifikasi Gelombang menurut Kedalaman Relatif

5. Kecepatan Partikel Air

6. Perpindahan Partikel

7. Tekanan Gelombang

8. Kecepatan Kelompok Gelombang

9. Energi dan Tenaga Gelombang


1. Profil muka air
Profil muka air merupakan fungsi ruang (x)
dan waktu (t) yang mempunyai bentuk
berikut ini. 𝑯
𝜼 𝒙, 𝒕 = 𝐜𝐨𝐬 𝒌𝒙 − 𝝈𝒕
𝟐

fluktuasi muka air adalah periodik


terhadap x dan t, dan merupakan
gelombang sinusoidal dan progresif yang
menjalar dalam arah sumbu x positif.
Gambar 2. Profil muka air karena adanya gelombang
2. Persamaan Gelombang
Teori gelombang amplitude kecil dapat diturunkan dari
persamaan kontinyuitas untuk aliran tak rootasi (persamaan
Laplace) yaitu: 𝟐 𝟐
𝝏 𝝋 𝝏 𝝋
+ =𝟎
𝝏𝒙𝟐 𝝏𝒚𝟐
Dengan:
𝜕𝜑 𝜕𝜑
𝑢= dan 𝑣=
𝜕𝑥 𝜕𝑦

Kondisi batas di dasar laut dari persamaan tersebut adalah


kecepatan vertical nol.
𝜕𝜑
𝑣= = 0 di 𝑦 = −𝑑
𝜕𝑥
Kondisi batas pada permukaan diperoleh dari persamaan
Bernoulli untuk aliran tak mantap
𝜕𝜑 1 𝑝
𝜕𝑡
+ 2 𝑢2 + 𝑣 2 + 𝑔𝑦 + 𝜌 = 0
Dengan g adalah percepatan gravitasi, p adalah tekanan,
dan 𝜌 adalah rapat massa zat cair
Apabila persamaan tersebut di linearkan,
yaitu dengan mengabaikan 𝑢2 dan 𝑣 2 , dan
pada permukaan 𝑦 =, serta mengambil
tekanan dipermukaan adalah 0 (tekanan
atmosfir), maka persamaan Bernoulli menjadi:
𝟏 𝝏𝝋
=− ԡ𝒚=
𝒈 𝝏𝒕

Dengan anggapan bahwa gelombang


adalah kecil terhadap kedalaman, maka kondisi
batas di 𝑦 = 0 adalah kira – kira sama dengan
𝑦 =. Dengan anggapan tersebut maka kondisi
batas pada permukaan adalah:
𝟏 𝝏𝝋
=− ԡ 𝒚=𝟎
𝒈 𝝏𝒕
 Persamaan tersebut diselesaikan untuk mendapatkan nilai 𝜑.
Berdasarkan nilai 𝜑 yang diperoleh tersebut, sifat – sifat
gelombang seperti fluktuasi muka air, kecepatan rambat
gelombang, kecepatan partikel dan sebagainya dapat
diturunkan. Penyelesaian persamaan diferensial tersebut
memberikan hal berikut ini:
𝒂𝒈 𝒄𝒐𝒔𝒉 𝒌(𝒅 + 𝒚)
𝝋= 𝒔𝒊𝒏(𝒌𝒙 − 𝝈𝒕
Dengan: 𝝈 𝒄𝒐𝒔𝒉 𝒌𝒅

𝜑 : Potensial kecepatan
𝑔 : Percepatan gravitasi
𝜎 : frekuensi gelombang
𝑘 : Angka gelombang
𝑑 : kedalaman laut
𝑦 : Jarak vertikan suatu titik yang ditinjau terhadap muka air
diam
𝑥 : Jarak Horizontal
𝑡 : waktu
3. Cepat rambat dan panjang gelombang
Cepat rambat (C) dan panjang gelombang (L)
diberikan oleh persamaan berikut ini.

𝒈𝑻 𝟐𝝅𝒅 𝒈𝑻 𝒈𝑻𝟐 𝟐𝝅𝒅 𝒈𝑻𝟐


𝑪= 𝒕𝒂𝒏𝒉 = 𝒕𝒂𝒏𝒉 𝒌𝒅 𝑳= 𝒕𝒂𝒏𝒉 = 𝒕𝒂𝒏𝒉 𝒌𝒅
𝟐𝝅 𝑳 𝟐𝝅 𝟐𝝅 𝑳 𝟐𝝅

Dengan k=2π/L

Jika kedalaman air dan periode gelombang diketahui,


maka dengan cara coba-banding (iterasi) akan
didapat panjang gelombang L.
4. Klasifikasi gelombang menurut
kedalaman relatif
Berdasarkan kedalaman relatif, yaitu perbandingan
antara kedalaman air (d) dan panjang gelombang (L)
, (d/L), gelombang dapat diklasifikasikan menjadi tiga
macam yaitu:
1. gelombang di laut dangkal jika d/L < 1/20
2. gelombang di laut transisi jika 1/20 < d/L <1/2
3. gelombang d laut dalam jika d/L > ½
Klasifikasi ini dilakukan untuk menyederhanakan rumus-
rumus gelombang.
- Apabila kedalaman relatif d/L adalah lebih besar
dari 0,5; nilai tanh (2πd/L) = 1,0 sehingga Persamaan
(2) dan (3) menjadi (untuk g=9,81 m/d2) :
𝑔𝑇
𝐶0 = = 1,56𝑇 (4)
2𝜋
𝑔𝑇 2
𝐿0 = = 1,56𝑇 2 (5)
2𝜋

Indeks 0 menunjukkan bahwa nilai-nilai tersebut


adalah untuk kondisi di laut dalam. Di laut dalam,
cepat rambat dan panjang gelombang hanya
tergantung pada periode gelombang T.
- Apabila kedalaman relatif kurang dari 1/20, nilai tanh
(2πd/L) = (2πd/L) sehingga Persamaan (2) dan (3)
menjadi :
𝐶= 𝑔𝑑 (6)
𝐿= 𝑔𝑑 𝑇 (7)
Di laut dangkal, cepat rambat gelombang hanya
tergantung pada kedalaman.

- Untuk gelombang di laut transisi, yaitu apabila 1/20 <


d/L < 1/2, cepat rambat dan panjang gelombang
dihitung dengan menggunakan persamaan (2) dan
(3).
5. Kecepatan partikel air
Komponen horizontal dan vertikal dari kecepatan dan
percepatan partikel mempunyai bentuk berikut ini.
𝜋𝐻 cosh 𝑘(𝑑+𝑦)
 𝑢= cos(𝑘𝑥 − 𝜎𝑡) (9)
𝑇 sinh 𝑘𝑑
𝜋𝐻 sinh 𝑘 (𝑑+𝑦)
 𝑣= sin(𝑘𝑥 − 𝜎𝑡) (10)
𝑇 sinh 𝑘𝑑
2𝜋2 𝐻 cosh 𝑘 (𝑑+𝑦)
 𝑎𝑥 = sin(𝑘𝑥 − 𝜎𝑡)
𝑇2 sinh 𝑘𝑑
2𝜋2 𝐻 sinh 𝑘 (𝑑+𝑦)
 𝑎𝑦 = cos(𝑘𝑥 − 𝜎𝑡)
𝑇2 sinh 𝑘𝑑
Kecepatan partikel maksimum terjadi pada permukaan
air dan berkurang dengan kedalaman sampai akhirnya nol
pada kedalaman relatif d/L = 0,5; seperti terlihat dalam
gambar (3).
Gambar.3 Distribusi kecepatan partikel
pada kedalaman
6. Perpindahan partikel
Kordinat horizontal dan vertikal dari gerak orbit partikel
terhadap pusat orbit diberikan oleh bentuk berikut ini.
𝑯 𝒄𝒐𝒔𝒉 𝒌 𝒅 + 𝒚
𝛏=− 𝐬𝐢𝒏(𝒌𝒙 − 𝝈𝒕)
𝟐 𝒔𝒊𝒏𝒉 𝒌𝒅

𝑯 𝒔𝒊𝒏𝒉 𝒌 𝒅 + 𝒚
𝛆= 𝐜𝐨𝐬(𝒌𝒙 − 𝝈𝒕)
𝟐 𝒔𝒊𝒏𝒉 𝒌𝒅
Selama penjalaran gelombang dari laut dalam ke laut
dangkal, orbit partikel mengalami perubahan bentuk.
Orbir perpindahan partikel berbentuk lingkaran pada
seluruh kedalamn di laut dalam. Di laut transisi dan
dangkal lintasan partikel berbentuk ellips. Semakin besar
kedalaman bentuk ellips semakin pipih, dan di dasar
gerak partikel adalah horizontal.
Gambar.4 Gerak orbit partikel air di
laut dangkal, transisi dan dalam
7. Tekanan gelombang

Tekanan yang disebabkan oleh gelombang


merupakan gabungan dari tekanan hidrostatis dan
dinamis yang disebabkan oleh gelombang, dan
mempunyai bentuk berikut ini. Gambar.5
menunjukkan distribusi tekanan tersebut
𝒑𝒈𝑯 𝐜𝐨𝐬𝐡 𝒌 𝒅 + 𝒚
𝒑 = −𝒑𝒈𝒚 + 𝒄𝒐𝒔(𝒌𝒙 − 𝝈𝒕)
𝟐 𝐜𝐨𝐬𝐡 𝒌𝒅

Gambar 5. Tekanan gelombang


8. Kecepatan kelompok gelombang
Kecepatan kelompok gelombang mempunyai
bentuk berikut : 𝟏𝑳 𝟐𝒌𝒅
𝑪𝒈 = 𝟐 𝑻 𝟏 + 𝒔𝒊𝒏𝒉 𝟐𝒌𝒅 = 𝒏𝑪

𝟏 𝟐𝒌𝒅
𝒏 = 𝟐 𝟏 + 𝒔𝒊𝒏𝒉 𝟐𝒌𝒅

9. Energi dan tenaga gelombang


 Energi total gelombang adalah jumlah dari energi
kinetik dan energi potensial gelombang. Energi
kinetik adalah energi yang disebabkan oleh
kecepatan partikel air karena adanya gerak
gelombang.
 Tenaga gelombang adalah energi gelombang tiap
satu satuan waktu yang menjalar dalam arah
penjalaran gelombang.
 Energi kinetik gelombang : 𝒑𝒈𝑯𝟐 𝑳
𝑬𝒌 =
𝟏𝟔

 Energi potensial gelombang: 𝒑𝒈𝑯𝟐 𝑳


𝑬𝒑 =
𝟏𝟔

 Energi total gelombang : 𝒑𝒈𝑯𝟐 𝑳


𝑬𝒕 = 𝑬𝒌 + 𝑬𝒑 =
𝟖
𝒏𝑬
 Tenaga gelombang : 𝑷=
𝑻

𝟏 𝟐𝒌𝒅
 Dengan : 𝒏 = 𝟏+
𝟐 𝒔𝒊𝒏𝒉 𝟐𝒌𝒅
B. Refraksi Gelombang

Refraksi terjadi karena adanya pengaruh perubahan


kedalaman laut. Di daerah yang kedalaman air lebih
besar dari setengah panjang gelombang, yaitu di laut
dalam, gelombang menjalan tanpa di pengaruhi
dasar laut. Tetapi di laut transisi dan dangkal, dasar laut
mempengaruhi gelombang.

Gambar 6. Refraksi
Gelombang
 Di pandang dua garis orthogonal yang melintas dari
laut dalam menuju pantai dan di anggap tidak ada
energi yang merambal ke arah garis puncak
gelombang seperti pada gambar berikut.

 Tenaga yang terkandung diantara dua garis orthogonal dapat


dianggap konstan. Apabila jarak antara garis orthogonal
adalah b, maka tenaga gelombang di laut dalam dan di suatu
titik yang ditinjau adalah:
𝒃𝒏𝑬 𝒃𝒏𝑬
𝟎= 𝟏 = 𝒌𝒐𝒏𝒔𝒕𝒂𝒏
𝑻 𝑻
Proses refraksi gelombang adalah sama dengan refraksi
cahaya yang terjadi Karena cahaya melintasi dua media
perantara berbeda. Karena adanya perubahan
kedalaman maka cepat rambat dan panjang gelombang
berkurang dari C0 dan L0 menjadi C1 dan L1. Sesuai
dengan hukum Snell, berlaku: 𝑪 𝟏
𝒔𝒊𝒏 𝜶𝟏 = ( ) 𝒔𝒊𝒏 𝜶𝟎
𝑪𝟎

Analisis refraksi dapat dilakukan secara analitis apabila


garis kontur lurus dan saling sejajar dengan menggunakan
hukum Snell secara langsung.
C. Difraksi Gelombang

Difraksi gelombang adalah fenomena dimana gelombang yang


datang terhalang oleh suatu rintangan seperti pemecah
gelombang atau pulau, maka gelombang tersebut akan
membelok di sekitar ujung rintangan dan masuk di daerah
terlindung di belakangnya. Dalam difraksi gelombang ini terjadi
transfer energi dalam arah tegak lurus penjalaran gelombang
menuju daerah terlindung.
Pada rintangan (pemecah gelombang) tunggal, tinggi
gelombang suatu tempat di derah terlindung
tergantung pada jarak titik tersebut terhadap ujung
rintangan (r), sudut antara rintangan dan garis yang
menghubungkan titik tersebut dengan ujung rintangan
(β), dan sudut antara arah penjalaran gelombang dan
rintangan (ϴ). Perbandingan antara tinggi gelombang di
titik yang terletak di daerah terlindung dantinggi
gelombang datang tersebut disebut koefisien difraksi K’.
𝑯𝑨 = 𝑲′ 𝑯𝑷

𝒓
𝑲 = 𝒇(𝜭, 𝜷, )
𝑳
A = titik yang ditinjau di belakang rintangan
P = Ujung pemecah gelombang
f(ϴ,β,r/L)= di berikan dalam table penyelesaian
matematis untuk difraksi cahaya (Panny and Price, 1952;
Sorensen, 1978). Difraksi gelombang air ini analog
dengan difraksi cahaya.
D. Refleksi Gelombang

Gelombang yang mengenai / membentur suatu


bangunan akan dipantulkan sebagian atau
seluruhnya.
Contohnya, refleksi gelombang di dalam
pelabuhan akan menyebabkan ketidak-tenangan di
dalam perairan pelabuhan.
Fluktuasi muka air ini akan menyebabkan gerakan
kapal-kapal yang ditambat, dan dapat menimbulkan
tegangan yang besar pada tali penambat. Pada
bangunan vertical, halus, dan diding tidak elastis,
gelombang akan dipantulkan seluruhnya.
Gelombang di depan bangunan vertikal disebut
dengan gelombang berdiri (standing wave). Besar
kemampuan suatu benda memantulkan gelombang
diberikan oleh koefisien refleksi, yaitu antara tinggi
gelombang refleksi Hr dan tinggi gelombang datang
Hi:
𝐻𝑟
𝑋=
𝐻𝑖

Koefisien refleksi
bangunan diestimasi
berdasarkan tes model.
Berikut pembagian
koefisien refleksi.
Bentuk Profil muka air di depan bangunan
vertical sebagai berikut:

Gambar 17. Profil muka air di depan


bangunan vertikal
Gerak gelombang di depan dinding vertical yang dapat
memantulkan gelombang dengan sempurna mempunya arah
tegak lurus pada dinding dapat ditentukan dengan superposisi dari
dua gelombang yang mempunya karakteristik sama tetapi arah
perjalanannya berlawanan. Superposisi dari kedua gelombang
tersebut menyebabkan terjadinya standing wave atau gelombang
berdiri. Untuk gelombang amplitude kecil, flaktuasi muka air :
𝐻𝑖
𝜂𝑖 = cos(𝑘𝑥 − 𝜎𝑡)
2
Tinggi gelombang di kolam perlabuhan harus
cukup kecil sehingga tidak mengganggu
kapal yang sedang melakukan bongkar
muat barang. Untuk itu, bangunan
pelabuhan dipilih sedemikian rupa sehingga
gelombang berdiri yang terjadi di kolam
pelabuhan tidak besar, yaitu dengan memilih
material yang mempunya koefisien refleksi
kecil.
E. Gelombang Pecah

 Jika gelombang menjalar dari tempat yang dalam menuju ke


tempat yang makin lama makin dangkal, pada suatu lokasi tertentu
gelombang akan pecah. Kondisi gelombang pecah ini tergantung
pada kemiringan dasar pantai dan kecuraman gelombang.
 Tinggi gelombang pecah dapat di hitung dengan rumus :
Hb / H’0 = 1 / 3,3(H’0 : L0)1/3

 Untuk rumus kedalaman air di mana gelombang pecah sbb :


db / Hb = 1 / b-(aHb : gT2 )
dimana a dan b merupakan fungsi kemiringan pantai m dan di berikan

dengan persamaan berikut :

a = 43,75 (1 – e-19m )

b = 1,56 / (1 + e-19,5m )

dengan :

Hb : tinggi gelombang pecah


H’0 : tinggi gelombang laut dalam ekivalen
L0 : panjang gelombang di laut dalam
db : kedalaman air saat gelombang pecah
m : kemiringan dasar laut
g : percepatan gravitasi
T : periode gelombang
Gelombang Pecah
• terjadi apabila gelombang dengan kemiringan
kecil menuju pantai yang sangat datar
-Spilling (kemiringan kecil),gelombang mulai pecah
pada jarak yg jauh dari pantasi dan
berlangsung berangsur-angsur

-Plungin terjadi apabila kemiringan gelombang dan


dasar laut besar sehingga gelombang pecah
g dengan puncak gelombang memutar.

terjadi pada kemiringan gelombang yang


sangat besar seperti yang terjadi pada pantai
-Surging berkarang.Daerah gelombang pecah sangat
sempit dan sebagian energi dipantulkan
kembali ke laut dalam.
F. Gelombang Alam

 Gelombang yang ada di alam adalah sangat


kompleks yang terdiri dari suatu
deretan/kelompok gelombang dimana masing-
masing gelombang dalam kelompok tersebut
memiliki tinggi dan periode berbeda.

Gambar 19. Pencatatan gelombang di suatu lokasi


Dalam bidang teknik sipil, parameter gelombang yang
banyak di gunakan adalah tinggi gelombang. Dalam
pengukuran gelombang ada dua metode untuk menentukan
gelombang

Elevasi rerata dari


permukaan air
Metode:
dan Kurva
gelombang

zero zero
upcrossing downcrossing
method method.
•diberi tanda titik perpotongan antara kurva naik dan garis nol, dan titik
tersebut di tetapkan sebagai awal dari satu gelombang. Mengikuti
naik-turunnya kurva, penelusuran di lanjutkan untuk mendapatkan
perpotongan antara kurva naik dan garis nol berikutnya.Titik tersebut di
Zero tetapkan sebagai akhir dari gelombang pertama dan gelombang
upcrossing kedua, jarak antara kedua titik tersebut adalah periode gelombang
pertama (T1). Sedangkan jarak vertikal antara titik tertinggi dan
terendah di antara kedua titik tersebut adalah tinggi gelombang
pertama (H1). Penelusuran di lakukan lagi untuk mendapatkan
gelombang kedua,ketiga dan seterusnya.

zero •prosedur yang sama, akan tetapi titik yang di catat adalah pertemuan
downcrossing antara kurva turun dan garis nol
G. Pembangkit Gelombang

 Angin yang berhembus di atas permukaan air yang


semula tenang akan menyebabkan ganguan pada
permukaan tersebut, dengan timbulnya riak
gelombang kecil di atas permukaan air. Apabila
kecepatan angin bertambah, riak tersebut semakin
besar dan jika angin berhembus terus akan terjadi
gelombang. Semakin lama dan semakin kuat angin
yang berhembus maka gelombang akan semakin
besar.
Tinggi dan periode gelombang yang di bangkitkan
di pengaruhi oleh kecepatan angin U, lama hembus
angin D, dan fetch F yaitu panjang permukaan laut di
mana angin berhembus.
Dalam peramalan gelombang, perluh diketahui
beberapa parameter berikut ini : 1.Lama
hembus
angin pada
fetch.

1.Panjang daerah
Kecepatan Parameter pembangkitan
rerata angin gelombang
untuk dimana angin
U di
permukaan peramalan mempunyai
kecepatan dan
air gelombang arah konstan
(fetch).

Arah
angin

Anda mungkin juga menyukai