Workshop Evaluasi Tengah Tahun Sulsel 2014
Workshop Evaluasi Tengah Tahun Sulsel 2014
ANALISA KINERJA DI
LESSON LEARNED
LAMPIRAN
Latar Belakang
Gambaran Umum Provinsi
UU No. 1/2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman
UU No. 20/2011 tentang Rusunawa
UU No. 28/2002 tentang Bangunan Gedung
UU No. 18/ 2008 tentang Pengelolaan Persampahan
PP No. 16/2005 tentang Pengembangan SPAM
PPNo. 81/2012 tentang Pengelolaan Sampah Rumah Tangga dan
Sampah Sejenis
PP No. 36/2005 tentang Peraturan Pelaksanaan UU Bangunan Gedung
SPM bidang PU dan Penataan Ruang
RPI2JM
Tahun 1 Tahun 2 Tahun 3 Tahun 4 Tahun 5
1 • INPUT
difokuskan
terhadap
efektivitas dan
efisiensi
1
2
• OUTPUT
terhadap
efektivitas &
efisiensi
pelaksanaan
2
• OUTPUT
• OUTCOM
efektivitas dan
efisiensi
pelaksanaan RKA-
KL ditahun
Difokuskan pd
berjalan
RKA-KL pencapaian
2
pelaksanaan E
• OUTPUT ditahun 3 outcome thp
RKA-KL • OUTCO Difokuskan 1,2,3 ,4
ditahun ME berjalan
3 pd • IMPACT berdasarkan
berjalan pencapaian 4 data tahun
outcome thp sebelumnya
1,2,3 (mis., jumlah
jiwa terlayani,
berdasarkan dsb)
data tahun
sebelumnya Fokus kepada
(mis., jumlah pencapaian
jiwa kinerja Ditjen
terlayani, Cipta Karya
dsb) terhadap isu-
isu nasional
(kemiskinan,
kesehatan,
dsb)
GEOGRAFI:
Letak Wilayah Sulawesi Selatan 0o12’ – 8’ Lintang Selatan dan 116o48’ – 122o36’ Bujur Timur yang
dibatasi Sebelah Utara Sulawesi Barat, Sebelah Timur Teluk Bone dan Sulawesi Tenggara,
Sebelah Barat Selat Makassar, Sebelah Selatan Laut Flores.
Luas Wilayah Sulawesi Selatan 46.717,48 km2 dengan Jumlah Penduduk 2009 ¬+ 8,3 Juta Jiwa
dan terdiri dari 24 Kabupaten/Kota yaitu 21 kabupaten dan 3 kotamadya yang memiliki 4 suku
daerah yaitu suku Bugis, Makassar, Mandar dan Toraja.
VISI :
“ Sulawesi Selatan Sebagai Provinsi Sepuluh Terbaik Dalam Pemenuhan Hak Dasar”
MISI :
Meningkatkan Kualitas Pelayanan untuk Pemenuhan Hak Dasar Masyarakat;
Mengakselerasi Laju Peningkatan dan Pemerataan Kesejahteraan Melalui Penguatan Ekonomi
Berbasis Masyarakat;
Mewujudkan Keunggulan Lokal Untuk Memicu Laju Pertumbuhan Ekonomi Wilayah;
Menciptakan Iklim yang Kondusif Bagi Kehidupan yang Inovatif;
Menguatkan Kelembagaan Dalam Perwujudan Tatakelola yang Baik.
Status : 2013
DAFTAR CLUSTER
PROVINSI SULAWESI SELATAN
KLUSTER
No KAB/KOTA
A B C D E
1 Wajo - - - -
2 Barru - - - -
3 Maros - - - -
4 Tana Toraja - - - -
5 Toraja Utara - - - -
6 Takalar - - - -
7 Luwu Timur** ** - - - -
8 Enrekang** ** - - - -
9 Pinrang** ** - - - -
10 Palopo** ** - - - -
11 Pare-Pare - - - -
12 Luwu - - - -
13 Gowa - - - -
14 Sidenreng Rapang* - * - - -
15 Makassar - - - -
16 Jeneponto - - - -
17 Bantaeng - - - -
18 Bulukumba - - - -
19 Sinjai - - - -
20 Selayar - - - -
21 Bone - - - -
22 Soppeng - - - -
23 Pangkep - - - -
24 Luwu Utara - - - -
* = Tahun 2013 masuk Kluster C, pada 2014 akan masuk menjadi Kluster A
** = Tahun 2013 masuk Kluster B, pada 2014 akan masuk menjadi Kluster A
Kinerja KIB 1 dan KIB 2
Kinerja Pencapaian SPM
Kinerja Pencapaian MDGs
KIB I KIB II
No Uraian Catatan
Satuan Volume Satuan Volume
IKK 23
Jumlah Pelayanan Air Lt/detik 1.145
1 Kws 102
Minum Jiwa 225.852
Desa 96
3 Rusunawa TB 15 TB 4
70.00
60.00 57.93 59.50
55.65
50.00 48.21 50.62
40.00 40.31 43.90 44.21 44.18
30.00
20.00 22.56 24.30
10.00 13.75 10.51 11.77 10.96 12.25 7.14 13.41 8.45 9.73
7.83 3.31 5.74
-
SPM Indikator
Tersedianya akses AM yang aman melalui Sistem Sangat buruk 40%
Penyediaan Air Minum dengan jaringan perpipaan Buruk 50%
dan bukan jaringan perpipaan terlindungi dengan Sedang 70%
kebuthan pokok minimal 60 l/orng/hr Baik 80%
Sangat Baik 100%
LUAS KAWASAN KUMUH
1,400.00
1,253.82
1,200.00
1,000.00
935.85
Luas (Ha)
800.00
642.91
600.00
400.00 414.58
272.73
200.00
142.86 119.6189.85
69.97 88.73 76.00
- 35.31 34.0263.27 16.17 24.3934.651.82 26.5142.73 42.0556.0715.85 11.38
CAKUPAN AIR LIMBAH SETEMPAT
100.00
Prosentase(%)
88.00 90.0089.00
89.00
80.00 76.00 74.00 74.00 72.00 74.00 65.00 69.0070.00 67.00 79.00 78.00 72.00 74.00 66.0077.00
60.00 68.0066.0068.00 64.0071.00
40.00
20.00
-
0.80
0.60
0.40
0.20
- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
SPM Indikator
Tersedianya sistem air limbah setempat yang
60%
memadai.
Tersedianya sistem air limbah skala komunitas/
5%
kawasan/kota
PENGURANGAN GENANGAN
120.00
60.00
50.00 50.00
40.00 40.54
36.84
33.33
28.57 30.00 28.89
25.81
20.00 21.21
17.86 19.35 17.39
10.34 11.11
8.00
5.00 2.56
- 1.55
70.00
63.38
60.00
50.13
49.04
50.00
45.12 45.52
43.74 44.37
42.92 42.54 42.18 42.31 42.36
Prosentase (%)
40.00
30.00
20.00
10.00
0.00
2009 2010 2011 2012
70.00
65.52
61.45 62.02
60.00 57.58
55.94
50.79
Prosentase (%)
49.36
50.00
44.18
40.00
30.00
20.00
10.00
0.00
2009 2010 2011 2012
To ra ja U ta ra W E
R
# Kota Pa lopo S
-3
-3
R
Ta na T oraja
R-B Luw u 0 30 60 90 120 Kilo me te rs
R-H
Enreka ng
R-B SU LAW E SI T E NG GAR A
Pinran g
R LE GE NDA
CLUS TE R 1 (KE BIJ AKAN NAS IO NAL)
Siden reng R ap pan g
Kota Pa re-Pare KS N
R-H R
W ajo
-4
-4
#
R-B-L PKN ; KS N
P KO TA PUSAKA
-5
-5
Jene po nto
R 100 110 120 130 140
-6
-6
0
0
Selaya r
B
AM
LPUN
G
KIJA
D KA
RTA
JW
AABARAT
-10
-10
Pro v ins i S ula w es i Se latan
-7
-7
KEM EN T R IAN P EK ER J AA N U M U M
D IR E KT O R AT J E N D ER A L C I PT A K AR Y A
Jalan Pa ttim ura 2 0
118 119 120 121 122
Keb ayoran Ba ru - Ja karta Sela tan
-2
N
Lu w u Uta r a W E
Lu w u Ti mu r
S
SUL A W E SI B AR AT To ra j a Uta r a
0 50 100 150 Kilo me ters
K ota P a l o po
Ta n a To r aj a
Lu w u
E nr e ka n g SUL A W E SI TE NG G A RA
P in ra n g
S id e n re n g R ap p a n g
-4
-4
K ota P a r e -p a r e W a jo
S op p e n g
B ar r u
B on e
P an g k e p
Ma r o s
K ota M a ka s sa r
S in ja i
G o wa
Ta ka l ar B ul u ku m b a
B an ta e n g
Je n e po n to
-6
-6
LE G EN DA
S el a ya r
0 Do k um en
1 Do k um en
2 Do k um en
3 Do k um en
4 Do k um en
5 Do k um en
6 Do k um en
7 Do k um en
S UB D IT E V A L UA S I K INE R JA
-8
-8
DIR E K T O RA T B IN A P R O G R A M
118 120 122
DIR E K T O RA T JE ND E R A L CIP T A K A R Y A
Sektor PLP
200
150
92.8
83.3 80.525 Total / Kebermanfaatan
76
100 70
Keberlanjutan
Kesesuaian
50
Keberfungsian
0
Air Limbah On Site Air Limbah Off Site TPAS Drainase Perkotaan Nilai Kebermanfatan
sektor PPLP
Sektor Pengembangan Permukiman
200
150
93.26 Total / Kebermanfaatan
85.795
78.33
100 Keberlanjutan
Kesesuaian
50 Keberfungsian
0
Rusunawa Agropolitan Nilai Kebermanfatan sektor Bangkim
Sektor PBL
160
140
120
72.666
100 Total / Kebermanfaatan
62.55
57.22 57.77
80 Keberlanjutan
60
Kesesuaian
40
Keberfungsian
20
0
RTH Revitalisasi Kawasan Tradisional / Bersejarah Nilai Kebermanfatan
sektor PBL
PENDATAAN KINERJA
Pendataan menjadi bagian penting dalam menggambarkan kinerja yang sebenarnya,
hingga saat ini, sulit sekali untuk mengumpulkan data kinerja khususnya yang terkait
dengan outcome dan impact;
Perlu dukungan dari Pemda Kab/Kota dan satker dalam menjawab kebutuhan data
kinerja khususnya outcome yang dikoordinir oleh Satker Randal;
Perubahan/revisi kegiatan dan lokasi pada DIPA seharusnya disampaikan ke Subdit.
Evaluasi Kinerja, melalui Konsultan Individual Evaluasi Randal, agar datanya lebih
akurat sehingga evaluasi dapat lebih optimal.
EFEKTIVITAS
Tingkat efektivitas terkait dengan ketersediaan dokumen perencanaan. Pada beberapa
kab/kota masih teridentifikasi belum memiliki kelengkapan dokumen perencanaan
sektoral, yang sebenarnya merupakan bagian dari Readiness Criteria;
Kab./Kota masih sangat memerlukan pendampingan dalam penyusunan dokumen
perencanaan masing-masing sektor. Kedepan diperlukan kajian yang lebih teliti lagi
terkait tingkat kesesuaian antara RTRW, dokumen perencanaan sektor, RPIJM
terhadap kegiatan yang dilaksanakan;
Dibutuhkan ketegasan dari satker sektor propinsi dalam meloloskan kegiatan yang
memiliki atau belum memiliki dokumen perencanaan.
SPM
Sebelum mengikuti PerMen PU No 1 Tahun 2014, Kab/Kota masih punya tugas
memenyelesaikan status SPM sebelumnya dengan gap pencapaian yang cukup besar;
RESPONSIVITAS
Realisasi dana APBD sebagai pendamping APBN di tahun 2010 tidak ada, akan tetapi di
tahun berikutnya menunjukan peningkatan yang sangat signifikan;
Indeks Fiskal Kab/Kota rendah tetapi komitmen akan dana APBD sebagai pendamping
APBN tinggi, ini menunjukan bahwa Kab/Kota tersebut sangat mendukung kegiatan
Ke Cipta Karya an;
Pada bidang Air Minum, realisasi SPM masih dibawah target 70%, hanya Kab.
Bulukumba yang sudah mencapai target SPM .
TANTANGAN
Bagaimana dengan keterbatasan APBD bidang CK dapat memaksimalkan
keberlanjutan dari kegiatan yang dibiayai oleh APBN untuk memaksimalkan manfaat;
Memaksimalkan pemanfaatan DAK dalam upaya pemenuhan target SPM dan MDG
untuk air minum. Misalnya, dibanding membuat sumur dalam dengan kapasitas yang
kecil, lebih baik memaksimalkan idle capacity ataupun untuk pemeliharaan jaringan;
Perlunya peningkatan peran dari satker sektor propinsi dalam pengawasan
pemanfaatan outcome/impact atas infrastruktur terbangun;
Diperlukannya koordinasi antara satker sektor, satker randal dan Subdit evaluasi
kinerja.