Anda di halaman 1dari 20

ASSALAAMU’ALAIKUM

SKRIPSI

 EFEKTIFITAS KOMPRES PANAS


TERHADAP NYERI PADA PASIEN YANG MEMGALAMI
EDEMA DI RUANG MASKIN
RSUD WALUYO JATI

 
OLEH :
 

 
MERAPI HARIYADI

 
  SEKOLAH
TINGGI ILMU KESEHATAN
“ARTHA BODHI ISWARA”
PROGRAM PENDIDIKAN S1 KEPERAWATAN
SURABAYA 2014
NYERI adalah pengalaman dan emosional yang tidak
menyenangkan akibat dari kerusakan jaringan yang aktual atau
potensial (Internasional Association for The Study of Pain, 1979).

Edema adalah penimbunan cairan secara berlebihan


diantara sel-sel tubuh atau didalam berbagai rongga tubuh.
Edema bisa salah satunya disebabkan oleh plebitis iv.

Dari study pendahuluan yang dilakukan peneliti pada bulan


Maret. di Rung Maskin RSUD Waluyo Jati Kraksaan, diperoleh
bahwa dari 10 pasien edema yang mengalami nyeri, 20% (2 orang)
mengalami nyeri berat, 60% (6 orang) mengalami nyeri sedang,
20% (2 orang) mengalami nyeri ringan. Dari semua pasien yang
mengalami nyeri baik ringan sampai berat belum ada yang benar-
benar diajarkan kompres panas sebagai pengobatan
nonfarmakologis dalam menurunkan intensitas nyeri.
Penggunaan kompres panas mempunyai keuntungan meningkatkan aliran darah
ke suatu area dan kemungkinan dapat turut menurunkan nyeri. Belakangan
mulai muncul anjuran dari dunia medis untuk menggunakan kompres panas,
pengobatan ini merupakan standart pada hidroterapi. Tetapi ini merupakan
strategi perada nyeri yang dapat dilakukan dengan mudah. (
http://www.medikaholistik.com.dr.yuda.turana.paintherapy.2004).
Berdasarkan uraian diatas, peneliti ingin mengetahui efektifitas penggunaan
kompres panas terhadap nyeri pada pasien yang mengalami edema di RSUD
Waluyo Jati Kraksaan.

Pembatasan Masalah
Dengan memperhatikan permasalahan yang ada di atas, maka penelitian ini dibatasi
pada ruang lingkup tempat penelitian yang akan dilakukan di RSUD Waluyo Jati
Kraksaan khususnya di ruang Maskin
Perumusan Masalah
Dan dapat dirumuskan suatu rumusan permasalahan sebagai berikut :“Bagaimana
efektifitas penggunaan kompres panas terhadap nyeri pada pasien
yang mengalami edema di RSUD Waluyo Jati Kraksaan.?”
Tujuan Umum
Mengetahui tingkat kefektifan penggunaan Kompres Panas
dalam menurunkan Nyeri pada Pasien Edema Di Ruang
Maskin RSUD Waluyo Jati Kraksaan.

Tujuan Khusus
Mengidentifikasi tingkat nyeri sebelum dilakukan kompres panas
pada pasien edema diruang Maskin RSUD Waluyo Jati Kraksaan.
Mengidentifikasi tingkat nyeri setelah dilakukan kompres panas
pada pasien edema diruang Maskin RSUD Waluyo Jati Kraksaan.
Menganalisis efektifitas penggunaan kompres panas pada pasien
edema yang mengalami nyeri RSUD Waluyo Jati Kraksaan.
MANFAAT PENELITIAN

Bagi Profesi Keperawatan

Bagi Institusi Kesehatan (Rumah Sakit)

Bagi Responden

Bagi Peneliti
KERANGKA KONSEP

Kompnen Pasien edema yang Faktor yang


Nyeri : mengalami nyeri mempengaruhi nyeri
pada pasien edema :
Physiologic •Pengalaman
Affective •ansietas
Efektivitas •Budaya
Cognitive
Behavioral •Usia
Sensori •Efek Plasebo
Stimulasi dan
masage kutaneus
Kompres dingin
•Komprespanas
Kompres panas
Nyeri Ringan
TENS
Distraksi Nyeri Sedang

Skala nyeri setelah


dilakukan kompres Nyeri Berat
panas
Hipotesis
HI = ada pengaruh efektifitas penggunaan kompres
panas terhadap penurunan nyeri akibat edema
Populasi :

Kerangka Kerja
Pasien edema di Ruang Maskin
RSUD Waluyo Jati Kraksaan
sebanyak 15 orang

Sampel :
Pasien edema di Ruang Maskin
RSUD Waluyo Jati Kraksaan yang
memenuhi kriteria inklusi sebanyak
10 responden

Sampling :
Purposive sampling

Desain Penelitian :
Pre eksperimental berbentuk one
grup pre test - post

Pengolahan Data :
Editing, Coding, Scoring, dan
Tabulating

Pengumpulan Data :
Lembar Observasi dengan VAS

Analisis Data : Uji WIlcoxon

Kesimpulan :
Ho diterima bila harga jumlah yang
terkecil T (dari perhitungan) lebih
besar dari harga T tabel
T hitung > T table, Ho diterima
Variabel Definisi Indikator Alat Ukur Skala Skor
Operasional
Independen Suatu metode 1. Gunakan Observasi Ordinal
Kompres kompres dengan termometer
Panas menggunakan untuk mengukur
suhu suhu
tinggi/hangat 2. Lama pemberian
berupa air yang kompres selama
dapat tiga hari 3-5 kali
memberikan rasa kompres/1 hari.
aman, nyaman, 3. Derajat
rileks dan pemberian
melancarkan kompres 40,5-
sirkulasi darah 460C pada usia
dibawah 2 tahun,
520C pada
dewasa.

Dependen Suatu bengkak Intensitas nyeri yang dapat Skala Analog Ordinal Penilaian skala
diukur secara obyektif
Edema nyeri yang disertai Visual (VAS) nyeri berdasarkan
(Observasi dan pengamatan
dengan respon skala nyeri 0-10)
observasi:
sakit sehingga -Nyeri Ringan Nyeri Ringan=0
dirasakan tidak -Nyeri Sedang Nyeri Sedang=1
nyaman -Nyeri Berat Nyeri Berat=2

Definisi Operasional
HASIL PENELITIAN
1.Data Umum
Data ini akan menggambarkan karakteristik responden yang
meliputi umur, jenis kelamin, pendidikan terakhir, Diagnosa Medis
dan Terapi Medis.
Diagram 6.1 Diagram Karakteristik Responden Berdasarkan Umur Responden Di
Ruang Maskin RSUD Waluyo Jati Kraksaan Tanggal 1-2 April 2014

Sumber : Data primer observasi penelitian 2014


Berdasarkan diagram 6.1 didapatkan bahwa dari 8 responden diperoleh prosentase umur terbanyak adalah
umur antara 25-5d0 tahun sebanyak 6 responden (70%), umur kurang dari 25 tahun hanya 1 responden
(12,5%), dan umur lebih dari 50 tahun hanya 1 responden (12,5%).
Diagram 6.2 Diagram Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Responden Di Ruang Maskin RSUD Waluyo Jati Kraksaan Tanggal 1-2 April 2014

Sumber : Data primer observasi penelitian 2014


Berdasarkan diagram 6.2 didapatkan responden laki-laki sebanyak 6 orang responden (75%) dan responden
perempuan senanyak 2 orang responden (25%).

Diagram 6.3 Diagram Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir


Responden Di Ruang Maskin RSUD Waluyo Jati Kraksaan Tanggal Tanggal 1-2
April 2014

Sumber : Data primer observasi penelitian 2014


Berdasarkan diagram 6.3 didapatkan bahwa pendidikan responden terbanyak adalah PT sebanyak 4 orang
(50%), tamat SLTP dan SLTA masing-masing 2 orang responden (25%).
Diagram 6.4 Diagram Karakteristik Responden Berdasarkan Diagnosa Medis
Responden Di Ruang Maskin RSUD Waluyo Jati Kraksaan Tanggal 1-2 April 2014

Sumber : Data primer observasi penelitian 2014


Berdasarkan diagram 6.4 didapatkan bahwa diagnosa medis terbanyak adalah kecelakaan lalu lintas
sebanyak 4 responden (50%), gagal ginjal kronik maupun akut 2 orang (25%), dan edema akibat kelebihan
cairan infus 2 orang (25%).

Diagram 6.5 Diagram Karakteristik Responden Berdasarkan Terapi Medis


Responden Di Ruang Maskin RSUD Waluyo Jati Kraksaan Tanggal 1-2 April 2014

Sumber : Data primer observasi penelitian 2014


Berdasarkan diagram 6.5 didapatkan bahwa terapi medis yang paling banyak digunakan adalah Ketorolac
yaitu dengan 6 orang responden (75%), dan sisanya 2 orang responden (25%) mendapatkan terapi Antrain .
Identifikasi Skala Nyeri sebelum dilakukan kompres panas.
Diagram 6.6 Skala Nyeri Responden edema sebelum dilakukan kompres
panas di Ruang Maskin RSUD Waluyo Jati Kraksaan tanggal 1-2 April 2014

Sumber : Data primer penelitian tahun 2014


Berdasarkan diagram 6.6 didapatkan skala nyeri responden edema sebelum dilakukan kompres
panas pada tanggal 1-2 April 2014 dengan 6 Responden (75%) mengalami nyeri sedang, sedangkan 2
responden (25%) mengalami nyeri berat.
Identifikasi Skala Nyeri pada edema setelah dilakukan kompres panas.
Diagram 6.7 Skala Nyeri Responden edema setelah dilakukan kompres panas
di Ruang Maskin RSUD Waluyo Jati Kraksaan tanggal 1-2 April 2014

Sumber : Data primer observasi penelitian tahun 2014


Berdasarkan Diagram 6.7 didapatkan skala nyeri responden edema sebelum dilakukan kompres panas
pada tanggal 1-2 April 2014 dengan 4 Responden (50%) mengalami nyeri ringan, sedangkan 2
responden edema mengalami nyeri sedang (25%), dan 2 responden edema lainnya mengalami nyeri
berat (25).
Efektifitas kompres panas pada pasien edema yang mengalami nyeri
Tabel 6.1 Distribusi Efektifitas Kompres Panas Terhadap Responden Edema yang Mengalami
Nyeri di Ruang Maskin RSUD Waluyo Jati Kraksaan tanggal 1-2 April 2014
Setelah Interval
Nyeri Ringan Nyeri Sedang Nyeri Berat
Sebelum Interval
(f) (%) (f) (%) (f) (%)
Frekuensi Prosentase Frekuensi Prosentase Frekuensi Prosentase

Nyeri Ringan 4 0 0 0 0 0
Nyeri Sedang 0 0 2 0 0 0
Nyeri Berat 0 0 0 0 2 0

Jumlah 4 0 2 0 2 0

T = 0 α = ≤ 0,05

Sumber : Data primer observasi penelitian tahun 2014


Berdasarkan tabel 6.3 menunjukkan bahwa skala nyeri pada pasien edema yang mengalami nyeri setelah dilakukan
kompres panas, turun dari nyeri sedang menjadi nyeri ringan setelah dilakukan kompres panas dimana sebelumnya
responden edema yang mengalami nyeri sedang sebanyak 6 responden (75%) menjadi 2 responden (25%), 4
responden (50%) yang mengalami nyeri ringan, 2 responden (25%) yang mengalami nyeri sedang dan 2 responden
(25%) masih tetap mengalami nyeri berat setelah dilakukan kompres panas.
PEMBAHASAN

Skala Nyeri Pada Pasien Edema Sebelum Dilakukan


Kompres Panas
Slaka nyeri adalah pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan akibat dari kerusakan jaringan
yang aktual atau potensial
yang dapat diukur secara obyektif tingkatan nyerinya.
Berdasarkan tabel 4.1 diatas, diketahui 8 responden edema (100%) yang mengalami nyeri yang berbeda-beda,
mulai dengan skala nyeri sedang sebanyak 6 orang (75%) dan skala nyeri berat sebanyak 2 orang (25%). Hal ini
disebabkan karena persepsi nyeri yang dialami tiap-tiap individu berbeda-beda. Brunner juga menyebutkan
bahwa persepsi nyeri seseorang dipengaruhi oleh banyak faktor, diantaranya umur seseorang, pengalaman masa
lalu, jenis kelamin dan lain-lain. Perbedaan faktor-faktor ini juga yang mempengaruhi cara atau koping tiap-tiap
individu berbeda satu dengan yang lainnya di dalam upaya untuk mengatasi nyeri.
Skala Nyeri Pada Pasien Edema Setelah Dilakukan
Kompres Panas
Berdasarkan tabel 4.2 diketahui skala nyeri pada pasien edema setelah dilakukan kompres panas yaitu 4
responden mengalami nyeri ringan, 2 responden mengalami nyeri sedang dan 2 responden mengalami nyeri
berat. Hal ini menunjukkan adanya penurunan skala nyeri pada pasien edema setelah dilakukan komres panas.
Brunner juga berpendapat bahwa skala nyeri dapat diturunkan dengan melakukan kompres panas secara
teratur. Kompres panas yang sederhana terdiri atas pemberian air panas pada buli-buli atau kain panas yang
kemudian ditempelkan pada lokasi nyeri.
Jadi dengan pemberian air panas pada buli-buli atau kompres basah guna untuk melancarkan peredaran darah
dan cairan didalam tubuh sehingga tidak terjadi kekakuan otot yang dapat meningkatkan nyeri itu sendiri.
Efektifitas Kompres Panas Pada Pasien Edema Yang
Mengalami Nyeri
Berdasarkan hasil uji test wilcoxon dengan menggunakan T
tabel untuk n = taraf kesalahan 5% (uji 2 pihak), maka T
tabel = 4. Oleh karena jumlah jenjang yang kecil 0 lebih kecil
dari 4, maka H1 diterima. Jadi dapat disimpulkan bahwa ada
pengaruh efektifitas penggunaan kompres panas terhadap
penurunan nyeri akibat edem.
Menurut Lorenzi dari beberapa penelitian menunjukkan
bahwa kompres panas dapat menurunkan nyeri pasca
operasi. Hampir semua orang dengan pengalaman nyeri
mendapatkan manfaat dari metode kompres. Pemberian
kompres panas dapat membantu mengurangi nyeri pada
edema.
Dari uraian diatas peneliti menyimpulkan bahwa kompres
panas efektif dalam menurunkan nyeri pada edema.
PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan analisa data dalam penelitian yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan sebagai
berikut :
Skala nyeri pada edema sebelum dilakukan kompres panas adalah sebagian besar mengalami nyeri
ringan.
Skala nyeri pada edema setelah dilakukan kompres panas di ruang Maskin RSUD Waluyo Jati
Kraksaan adalah sebagian besar mengalami penurunan rasa nyeri.
Ada pengaruh yang signifikan kompres panas terhadap skala nyeri pada pasien edema di ruang
Maskin RSUD Waluyo Jati Kraksaan.

Saran
Bagi Institusi Kesehatan
Dalam upaya pengingkatan kesehatan masyarakat khususnya dalam pemberian perawatan bagi
pasien edema yang mengalami nyeri, diharapkan semua pihak instansi kesehatan dapat
mengkombinasikan kompres panas sebagai pengobatan nonfarmakologis untuk menurunkan skala
nyeri.
Bagi Responden
Diharapkan kompres panas ini dapat dilakukan secara teratur sebagai usaha untuk menurunkan
nyeri, disamping tidak menimbulkan efek samping, kompres panas ini juga dapat mengurangi edema.
Bagi Peneliti
Pada penelitian ini masih banyak kekurangan yang harus disempurnakan, maka untuk peneliti
selanjutnya diharapkan dapat mengembangkan penelitian ini dengan metode penelitian yang lebih
baik dan dari tindakan-tindakan nonfarmakologi lainnya sehingga penelitian ini lebih sempurna dan
mencapai harapan peneliti.
TERIMA KASIH

WASSALAM

Anda mungkin juga menyukai