Anda di halaman 1dari 23

Penegakan Diagnosis

Penyakit Kelenjar Saliva


(symptom, Pemeriksaan
klinis, Pemeriksaan
penunjang)
Oleh: DR.drg. Nila Kasuma, M.Biomed

Blok 13 -2017
Mukokel

 Merupakan lesi mukosa oral yang terbentuk akibat rupturnya glandula


saliva minor dan penumpukan mucin pada sekeliling jaringan lunak.
 Symptom: berupa massa, berfluktuasi , bewarna translusen kebiruan,
terkadang warnanya normal, apabila dipalpasi tidak tibul rasa sakit
 Pemeriksaan klinis: pemeriksaann keadaan abnormal seperti konsistensi,
dan warna dapat dilakukan dengan cara palpasi
 Pemeriksaan penujang : pemeriksaan laboratorium dan radiografi
Ranula

 Merupaka pembengkakan pada dasar rongga mulut yang berhubungan


dan melibatkan glandula sublingualis
 Simptom: translusen warna kebiru-biruan, unilateral, bentuk kuba
berflukuasi, tekanan menyebabkan lesi cekung
Sialolithiasis

 Struktur terkalsifikasi yang berkembang di dalam kelenjar atau sistem duktus


yang berasal dari nidul berupa debris dalam lumen duktus yang terdiposisi
kalsium
 Pemeriksaan penunjang: sialografi
 12 orang dari1000 populasi dapat terkena
 laki-laki memiliki resiko dua kali lebih rentan dibanding wanita, sedangkan
pada anak-anak jarang terjadi (Leung et al, 1999).
 Batu kelenjarbiasanya terjadi unilateral dan bukan merupakan penyebab
xerostomia (Zenk et al, 2004).

 Lokasi terjadinya sialolithiasis


 lebih dari 80% di kelenjar submandibula dan duktusnya
 6% di kelenjar parotis
 2% di kelenjar sublingual atau kelenjar saliva minor.
 batu kelenjar bulat atau ovoid, bewarna kekuningan.
 Batu kelenjar submandibular : 82% material inorganik dan 18% material organik .
 Batu kelenjar parotis tersusun atas 49% material inorganik dan 51% material
organik.
 Material organik tersusun atas karbohidrat dan asam amino.
 Bakteri tidak teridentifikasi di dalam batu kelenjar
 Mengandung :
 Hydroxiapatit
 magnesium
 potassium
 ammonia.
Symptom and clinical finding :

 Anamnesa dan pemeriksaan klinis sangat penting dalam mendiagnosis


sialolithiasis.
 Rasa sakit dan pembengkakan kelenjar pada saat makan dan respon
terhadap stimulus penting untuk ditanyakan pada pasien.
 Penyumbatan kelenjar saliva menyebabkan rasa sakit dan pembengkakan
yang menetap
 terkadang pus mengalir dari duktus dan terdapat infeksi sistemik
Pemeriksaan Penunjang

 Rontgen foto oklusal berguna untuk mendapatkan gambaran


radioopaquebatu kelenjar.
 Pada gambaran yang tidak radio opaque sebanyak 40 % terdapat pada
kelenjar parotis dan submandibular sehingga dibutuhkan sialography
 namun sialografi merupakan kontraindikasi pada infeksi akut atau alergi.
 Sialografi berperan pada pasien yang menunjukkan tanda-tanda
sialadenitis yang terjadi karena batu kelenjar yang terletak sangat jauh dari
duktus (Isacsson et al, 1984).
Sialolith in warthon duct Oclusal
radiography
Sialography
Treatment

 Akut: perawatan suportif


 analgesik, terapi cairan, antibiotik dan antipiretik
 suportif berupa pemijatan pada daerah kelenjar saliva.
 Jika batu kelenjar terletak di ujung orifis , dapat dilakukan pemijatan dari arah
posterior ke anterior pada orifis duktus kelenjar saliva (Williams, 1999).
 Jika terjadi pembengkakan dan infeksi, dapat diresepkan antibiotik
penicilinase resistant anti-staphylococcus (Pollack, 1997).
 Sialogogue (merangsang sekresi saliva)
Jika fase akut telah berlalu :

 Dalam keadaan sakit berulang, dilakukan tindakan bedah untuk drainase


dan pengangkatan batu kelenjar saliva .
 Batu kelenjar yang berada di orifis duktus dapat dikeluarkan dengan
menekan kelenjar saliva
 jika batu terletak lebih dalam dapat dilihat melalui pembedahan atau
sialoendoscopy. `
 Jika batu kelenjar terletak 1-2 cm lebih dalam dari orifis,Insisi dilakukan
tepat di batu kelenjar dalam arah longitudinal axis Setelah dikeluarkan ,
duktus tidak perlu ditutup agar mempermudah drainase.
Lithotripsy : pemecahan batu

 Extracorporeal Shock Wave Lithotripsy (ESWL)


 Endoscopic Intracorporeal Shockwave Lithotripsy (EISWL).
Metode ini memberikan tegangan ke permukaan batu kelenjar tanpa
merusak jaringan terdekat.
Fragmen yang diproduksi pada tindakan menggunakan ESWL, tidak boleh
melebihi besar duktus.
Lithotripsy memberikan hasil maksimal apabila diameter fragmen batu
kelenjar saliva tidak lebih dari 1,2 mm
Patient under lythotripsy treatment
Sialoendoscopy

 Sialoendoscopy merupakan teknik endoscopy


 biopsi kelenjar lunak
 prosedur eksploratif
 pengangkatan batu kelenjar
 Visualisasi akan membantu praktisi untuk mendiagnosis dan menentukan
perawatan invasif dengan komplikasi minimal.
Sialoendoscopy procedure
Sialadenitis

 Inflamasi kelenjar saliva


 Bacterial Sialadenitis:
 Acute Sialadenitis – inflamasi , pembengkakan kelenjar, sakit, demam ,
kemerahan , pus
 Chronic Sialadenitis - submandibular gland, kelenjar menjadi fibrous , eksaserbasi
akut

Acute
Treatment :

 Acute and sialadenitis :


 Hydration,
 antibiotics (oral Vs parentral)
 Kompres hangat
 Massage
 Sialogogues
 Oral antibiotics such as clindamycin (900mg i.v. q8h or 300mg PO q8h) provides
good coverage against typical organisms.
Viral Sialadenitis

Mumps (epidemic parotitis)


 Pada anak-anak
 Bengkak pada kelenjar parotis akibat Paramyxovirus, demam , sakit
kepala , tidak enak badan , sulit membuka mulut
 No specific antiviral agent treatment
 Treatment :
 analgetik ,
 hidrasi yang cukup
 Pencegahan : vaccination (MMR-Measles, Mumps and rubella) pada anak usia
1-4 tahun
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai