Anda di halaman 1dari 13

SISTEM IMUN HUMORAL

DAN SISTEM IMUN SELULAR


KELOMPOK 5 :
1. ARIF ADRIYANTO (P27903116003)
2. DWI PRADINA BUDIARTI (P27903116006)
3. GINA FUJIANA HAYATI NUFUS (P27903116012)
4. SYALMA WIJATAMA PUTRI (P27903116039)
SISTEM IMUN
HUMORAL imunitas yang dimediasi oleh
molekul di dalam darah, yang
disebut antibodi.
Mengapa
disebut
humoral?

karena melibatkan molekul-molekul yang larut


untukk melawan mikroba. Contoh molekul larut
yang bekerja pada pertahanan ini adalah Interferon
(IFN), Defensin, Kateisidin, dan Sistem Komplemen.
MEKANISME SISTEM IMUN HUMORAL

B limfosit akan mengenali benda antibodi akan menggumpalkan


asing tersebut, kemudian akan benda asing tersebut sehingga
memproduksi antibodi. menjadi tidak aktif, atau berperan
sebagai sinyal bagi sel-sel fagosit.

Antibodi umumnya tidak secara


langsung menghancurkan antigen Antibodi secara spesifik akan
yang menyerang. Namun, bereaksi dengan antigen. Spesifik,
pengikatan antara antigen dan berarti antigen A hanya akan
antibodi merupakan dasar dari kerja berekasi dengan dengan antibodi A,
antibodi dalam kekebalan tubuh. tidak dengan antibodi B.
RESPON IMUN HUMORAL
Terdapat 3 jenis sel limfosit B yaitu limfosit B
Di dalam imunitas humoral yang
plasma memproduksi antibodi, limfosit B
berperan adalah limfosit B atau sel B
pembelah menghasilkan limfosit dalam jumlah
berasal dari stem sel . Fungsi
banyak secara cepat, limfosit B memori
utamanya adalah mempertahankan
mengingat antigen yang pernah masuk ke
tubuh terhadap infeksi bakteri, virus
tubuh.
dan melakukan netralisasi toksin.

Fungsi sel B
Sel B memiliki fungsi esensial, yaitu :
Berdiferensiasi menjadi sel plasma yang menghasilkan imunoglobulin
Sel B mengalami pematangan dalam dua tahap, tetapi tidak seperti sel T, tidak matang
ditimus. Fase pertama pematangan sel B bersifat independen antigen. Dan fase kedua
adalah fase dependen – antigen, sel B berinteraksi dengan suatu imunogen, menjadi aktif
dan membentuk sel plasma yang mampu mengeluarkan antibodi.
Ada lima jenis IgG yaitu IgG, IgA, IgM,
IgD, IgE :

IgA ditemukan dalam jumlah yang sedikit


IgG merupakan komponen utama
didalam darah. IgA di dalam serum dapat
didalam Ig serum dengan kadar di
Amengagglutinasi kuman . Mengganggu
dalam darah sekitar 75 % dari semua
motilitasnya hingga memudahkan fagositosis
immunoglobulin.
oleh sel PMN.

IgD ditemukan dengan kadar yang sangat


IgM merupakan antibody dalam rendah didalam sirkulasi. IgD merupakan 1%
respon imun primer terhadap dari total immunoglobulin dan ditemuksan
kebanyakan antigen. IgM dapat banyak pada sel membran sel B bersama IgM
mencegah gerakan mikroorganisme dan berfungsi sebagai reseptor pada aktivasi sel
patogen, memudahkan fagositosis B.
dan merupakan aglutinator poten
protein.
IgE ditemukan dalam serum dengan kadar yang
rendah di dalam serum dan meningkat
pada penyakit alergi, infeksi cacing
Komponen sistem imun pada organisme ini
terdiri dari tiga substansi yaitu :

1. Komplemen
2. Interferon
3. Antibodi

Secara garis besar, ketiga komponen ini termasuk


kedalam respon imun spesifik yang merupakan respon /
tanggapan suatu sistem imun yang spesifik terhadap
benda / zat asing tertentu saja.
Peran Sel Imun humoral

Menyebabkan sitotoksisitas
Memungkinkan imunisasi pasif
Meningkatkan opsonisasi (pengendapan
komplemen pada suatu antigen sehingga kontak
lekat dg sel fagositik menjadi lebih stabil)
Mengaktifkan komplemen
Dapat menyebabkan anafilaksis
respon imun yang dilakukan
SISTEM IMUN oleh molekul-molekul
SELULER protein yang tersimpan
dalam limfa dan plasma
darah.

Fungsi utama sistem imun


spesifik seluler ialah untuk
pertahanan terhadap bakteri
yang hidup intraseluler, virus,
jamur, parasit dan keganasan

Mekanisme ini ditujukan untuk benda asing yang


dapat menginfeksi sel (beberapa bakteri dan
virus) sehingga tidak dapat dilekati oleh antibodi.
Jenis-jenis Sel
Sel T merupakan sel limfosit
yang pertama kali berinteraksi
1. Limfosit T dengan zat asing.

1. Fungsi regulator
2. Fungsi efektor

Berdasarkan fungsinya secara umum ada


tiga golongan utama dari sel T, yaitu :

• Sel sitotoksik (Tc)


• Sel T helper (Th) / CD4
• Sel T suppressor (Ts) / CD8
Makrofag yang diaktifkan mengahasilkan
monokin, beberapa diantaranya
2. Makrofag diperlukan untuk aktifasi sel T dan
mencetuskan inflamasi.

3. Sel NK/ natural Killer (NK) Sel-sel ini terlibat dalam


penghancuran non-spesifik
sel-sel sasaran yang diubah
virus, sel alograf, dan
penolakan tumor.
Mekanisme Imunitas Seluler

sistem imunitas seluler dimulai dari CD4 atau CD8 akan


limfosit T. Limfosit T memiliki fungsi mendeteksi keberadaan
regulator dan efektor antigen
• Fungsi regulator terutama
dilakukan oleh sel T helper / Th
(CD4).
• Fungsi efektor dilakukan oleh sel T
sitotoksik / Tc (sel CD8). Apabila dia berinteraksi dengan sel yang
tidak memiliki MHC maka dia akan
menganggap sel tersebut sebagai zat
asing. Sehingga sel T akan berdifensiasi
dan menyerang zat asing
Makrofag mengaktifkan sejumlah kecil
limfosit T helper yang memiliki
reseptor untuk antigen yang
dipertanyakan dengan menyajikan
antigen pada sel T bersama dengan
molekul “self-recognition”.
Perbedaan Sistem Imun Humoral Dan Seluler

1. Imunitas humoral oleh B- sel sementara imunita seluler


oleh sel T
2. Pada imunitas humoral, sel B mensekresikan antibodi
sedangkan pada imunitas seluler yang diperantarai sel,
sel T tidak mengeluarkan reseptor. Reseptor sel-T yang
terikat pada sel T dan seluler mengikat dengan antigen
sendiri.
3. Imunitas humoral yang lebih penting untuk
menghilangkan antigen larut dan menghancurkan
mikroorganisme ekstraselular sedangkan imunitas seluler
lebih penting untuk menghilangkan organisme
intraseluler (seperti virus).
4. Antibodi yang digunakan dalam imunitas humoral
sedangkan reseptor yang digunakan dalam imunitas
seluler diperantarai untuk membela terhadap patogen.
DAFTAR PUSTAKA

B. Karnen Garna, 2006, Imunologi Dasar edisi tujuh, Fakultas Kedokteran UI,
Jakarta.
C. Elizabeth J, 2009 buku saku patofisiologi edisi tiga, buku kedokteran, EGC :.
Perry & Potter.2005.Fundamental of Nursing, Edisi 2 Volume 2.Jakarta:EGC
Wartonah, Tarwoto. 2006. Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses
Keperawatan. Jakarta: EGC
W.F. Ganong, 2008. Buku ajar fisiologi kedokteran edisi 22, buku kedokteran,
EGC
Kresno, Siti Boedina. 1996. Imunologi : Diagnosis dan Prosedur Laboratorium.
Jakarta: Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia
Sudibyo. 1989. Dasar- Dasar Imunologi. Jakarta: CV. Sembiring
http://eprints.undip.ac.id/29074/3/Bab_2.pdf

Anda mungkin juga menyukai