Anda di halaman 1dari 9

SINDROM METABOLIK

KELOMPOK 8:
Jacklyn G. Pungus
Thias Suleman
Sendy Mangundap
Wulandary Kindangen
Agnes Ratu
A. DEFINISI
Sindroma metabolic adalah sekumpulan
penyimpangan fungsi tubuh yang berupa obesitas
sentral (kegemukan terutama berdasarkan ukuran
lingkar perut yang berlebih), tekanan darah tinggi
(pra hipertensi atau hipertensi), dyslipidemia
(peningkatan kadar kolesterol terutama LDL,
trigliserida dan rendahnya kadar HDL), gangguan
resistensi insulin maupun diabetes mellitus.
Sindrom Metabolik adalah seseorang dengan memiliki sedikitnya 3
kriteria berikut :
• Obesitas abdominal (lingkar pinggang > 88 cm untuk wanita dan
untuk pria > 102 cm).
• Peningkatan kadar trigliserida darah (≥150 mg/dL, atau ≥1,69
mmol/L)
• Penurunan kadar kolesterol HDL (< 40 mg/dL atau < 1,03 mmol/ L
pada pria dan pada wanita < 50 mg/dL atau <1,29 mmol/L)
• Peningkatan tekanan darah (tekanan darah sistolik ≥ 130 mmHg,
tekanan darah diastolic ≥ 85 mmHg atau sedang memakai obat anti
hipertensi)
• Peningkatan glukosa darah puasa (kadar glukosa puasa ≥ 110
mg/dL, atau ≥ 6,10 mmol/ L atau sedang memakai obat anti
diabetes.
B. EPIDEMIOLOGI
Pada tahun 1988, Reaven menunjukkan berbagai faktor resiko: dislipidemi,
hiperglikemi dan hipertensi secara bersamaan dikenal sebagai multiple risk
factor untuk penyakit kardiovaskuler dan disebut dengan sindrom X.
Selanjutnya sindrom X ini dikenal dengan sindrom resistensi insulin. Dan
kemudian NCEP-ATP III menamakan dengan istilah Sindrom Metabolik.
Konsep Sindrom Metabolik ini telah banyak diterima secara Internasional.
Prevalensi Sindrom Metabolik bervariasi tergantung pada definisi yang
digunakan dan populasi yang diteliti. Berdasarkan data dari the Third
National Health and Nutrition Examination Survey. prevalensi sindrom
metabolik (dengan menggunakan kriteria NCEP-ATP III) bervariasi dari
16% pada laki-laki kulit hitam sampai 37% pada wanita Hispanik. Prevalensi
Sindrom Metabolik meningkat dengan bertambahnya usia dan berat badan.
C. ETIOLOGI
Etiologi Sindrom Metabolik belum dapat diketahui secara pasti.
Suatu hipotesis menyatakan bahwa penyebab primer dari sindrom
metabolik adalah resistensi insulin. Resistensi insulin mempunyai
korelasi dengan timbunan lemak viseral yang dapat ditentukan
dengan pengukuran lingkar pinggang atau waist to hip ratio.
Hubungan antara resistensi insulin dan penyakit kardiovaskular
diduga dimediasi oleh terjadinya stres oksidatif yang menimbulkan
disfungsi endotel yang akan menyebabkan kerusakan vaskular dan
pembentukan atheroma. Hipotesis lain menyatakan bahwa terjadi
perubahan hormonal yang mendasari terjadinya obesitas abdominal.
D. PATOFISIOLOGI
Menurut Prof. Reavan dan DeFronzo (1992) ternyata memang ada
resistensi insulin perifer yang menandai DM-2 pada kelompok ini.
Menurunnya toleransi glukosa pada usia lanjut ini berhubungan
dengan berkurangnya sensitivitas sel perifer terhadap efek insulin
(resistensi insulin). Ada juga factor sekunder yaitu perubahan pola
hidup dan timbulnya penyakit lain. Keduanya memang sama-sama
ditandai dengan hiperglikemi, namun dampak komplikasinya
berbeda.
Insulin merupakan hormon anabolik tubuh yang prinsipil, yang
mengatur perkembangan dan pertumbuhan yang sesuai dan juga
sebagai maintenance dari sistem homeostasis glukosa di seluruh
tubuh. Hormon insulin disekresi oleh sel β pulau Langerhan dari
organ pankreas.
E. PENATALAKSANAAN
Saat ini belum ada studi acak terkontrol yang khusus tentang
penatalaksanaan Sindrom Metabolik. Berdasarkan studi klinis,
penatalaksanaan agresif terhadap komponen2 Sindrom Metabolik
dapat mencegah atau memperlambat onset diabetes, hipertensi dan
penyakit kardiovaskular. Semua pasien yang didiagnosis dengan
Sindrom Metabolik hendaklah dimotivasi untuk merubah kebiasaan
makan dan latihan fisiknya sebagai pendekatan terapi utama.
Penurunan berat badan dapat memperbaiki semua aspek Sindrom
Metabolik, mengurangi semua penyebab dan mortalitas penyakit
kardiovaskular. Latihan fisik dan perubahan pola makan dapat
menurunkan tekanan darah dan memperbaiki kadar lipid, sehingga
dapat memperbaiki resistensi insulin.
1. Latihan fisik
2. Diet
3. Edukasi
4. Farmakoterapi
5. Pencegahan
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai