Anda di halaman 1dari 33

TONSILOFARINGITIS

Mutiara Riahna Sitepu


030.12.179
Definisi
• Faringitis  Peradangan dinding faring yang
dapat disebabkan oleh virus (40 – 60%), bakteri
(5 – 40%), alergi, trauma, toksin, dll
• Tonsilitis  peradangan dari tonsil palatina
yang merupakan bagian dari cincin waldeyer.
Tonsilitis dapat berkembang menjadi kronis
karena kegagalan atau ketidaksesuaian
pemberian antibiotic pada penderita tonsillitis
akut sehingga merubah struktur pada kripta
tonsil.
Anatomi
• Nasofaring
Depan : koana posterior
Atas : basis tengkorak
Belakang : vertebra servikal
Bawah : Palatum mole
• Orofaring
Depan : rongga mulut
Atas : nasofaring
Belakang : vertebra servikal 2-3
Bawah : tepi atas epiglottis
• Laringofaring
Depan : tepi belakang epiglottis
Atas : orofaring
Belakang : vertebra servikal 4-6
Bawah : tepi atas pintu masuk esofagus
Anatomi
Anatomi
FARINGITIS
• Peradangan dinding faring yang dapat disebabkan
oleh virus (40 – 60%), bakteri (5 – 40%), alergi,
trauma, toksin, dll

• Virus dan bakteri melakukan invasi ke faring dan


menimbulkan reaksi inflamasi lokal
• Penularan melalui sekret hidung dan ludah
(droplets infection)
• Menyerang anak usia sekolah, orang dewasa dan
jarang pada anak <3 tahun
Klasifikasi
• Akut
• Viral
• Bakterial
• Fungal
• Gonorea

• Kronik
• Faringitis kronik hiperplastik
• Faringitis kronik atrofi

• Spesifik
• Faringitis luetika
• Faringitis tuberkulosis
Faringitis virus

Infeksi virus Gejala rhinitis Faringitis

- demam
- Virus influenza - rinorea
- Coxsachievirus - mual,
- Cytomegalovirus - nyeri tenggorok
- Adenovirus - sulit menelan
- EBV - faring dan tonsil
- HIV tampak hiperemis
-Herpes Simpleks
Faringitis virus
• Terapi

- Non-medikamentosa : Istirahat, minum cukup,


kumur air hangat

- Medikamentosa : analgetik bila perlu, tablet


hisap, antivirus metisoprinol (Isoprenosine)
pada infeksi herpes simplex
Faringitis bakterial
• Etiologi
Grup A Streptokokus β Hemolitikus (dewasa 15%, anak 30%)
• Gejala
- Nyeri kepala hebat, muntah, demam dengan suhu tinggi,
tonsil membesar, faring dan tonsil hiperemis, eksudat
dipermukaan faring dan tonsil
- Beberapa hari kemudian : Timbul bercak petechiae pada
palatum dan faring, KGB leher anterior membesar, kenyal,
dan nyeri tekan
• Terapi
Kumur dengan air hangat, antibiotik, kortikosteroid, analgetik
Faringitis fungal
• Candida dapat tumbuh di mukosa rongga mulut
dan faring

• Gejala

Nyeri tenggorok, nyeri menelan, mukosa faring


hiperemis, tampak plak putih pada orofaring

• Terapi

Nystatin, analgetik
Faringitis kronis

Faringitis kronik Faringitis kronik


hiperplastik atrofi

Faktor predisposisi : Rinitis kronik, sinusitis, iritasi kronik


oleh rokok, minum alkohol, inhalasi uap yang merangsang
mukosa faring dan debu, pasien yang biasa bernapas
melalui mulut karena hidungnya tersumbat.
Faringitis kronis
FARINGITIS KRONIK FARINGITIS KRONIK ATROFI
HIPERPLASTIK

Terjadi perubahan mukosa dinding Sering timbul bersamaan dengan


posterior faring rinitis atrofi

Gejala : tenggorokan kering, gatal, Gejala : tenggorokan terasa kering


batuk berdahak dan tebal, mulut berbau

Pemeriksaan : tampak mukosa Pemeriksaan : mukosa faring


dinding posterior tidak rata ditutupi oleh lendir yang kental
bergranular dan bila diangkat tampak mukosa
kering
Terapi : Kaustik faring, obat Terapi :Ditujukan untuk rinitis
kumur/tablet isap, atrofinya, obat kumur, menjaga
antitusif/ekspektoran kebersihan mulut
Faringitis spesifik
• Faringitis luetika
• Etiologi : treponema palidum
• Gambaran klinik : tergantung stadium
penyakit primer, sekunder atau
tertier

• Faringitis tuberkulosa
• Proses sekunder dari TB Paru
• Gejala : KU pasien buruk, nyeri hebat
di tenggorok, nyeri telinga,
pembesaran KGB servikal
TONSILITIS
• Peradangan tonsil palatina yang merupakan
bagian dari cincin waldeyer

• Penyebaran infeksi melalui udara (airbone


droplets), tangan dan ciuman

• Dapat terjadi pada semua umur dan terutama


pada anak
klasifikasi
• Akut
• Viral
• Bakterial

• Membranosa akut

• Tonsilitis difteri
• Tonsilitis septik
• Angina Plaut Vincent
• Penyakit kelainan darah

• Kronik

Kronis
Tonsilitis virus
• Etiologi
Paling sering Epstein Barr Virus, hemofilus influenza,
coxschakie virus
• Gejala
-Menyerupai gejala common cold yang disertai rasa nyeri
tenggorok
-Tampak luka-luka kecil pada palatum dan tonsil yang sangat
nyeri
• Terapi
Istirahat, minum cukup, analgetika, antivirus (jika gejala berat)
Tonsilitis bakteri
• Etiologi

Grup A Streptokokus β hemolitikus (strept throat), Pneumokokus, Streptokokus


viridan, Streptokokus piogenes
• Gejala

Nyeri tenggorok, nyeri waktu menelan, demam tinggi, malaise, nyeri sendi, tidak
nafsu makan, rasa nyeri di telinga
• Pemeriksaan fisik

-Tonsil membengkak, hiperemis, dan terdapat detritus berbentuk folikel, lakuna,


atau tertutup oleh membran semu

-Kelenjar submandibula membengkak dan nyeri tekan


Tonsilitis bakteri
• Terapi

Antibiotik spektrum luas (Penisilin, Eritromisin), Antipiretik,


Obat kumur yang mengandung desinfektan
• Komplikasi
-Anak : Otitis media akut, sinusitis, abses peritonsil, abses
parafaring, bronkitis, glomerulonefritis akut, miokarditis,
artritis serta septikemia akibat infeksi vena jugularis eksterna
(sindrom Lemierre)

-Akibat hipertrofi tonsil  pasien bernafas melalui mulut,


tidur mendengkur (ngorok), gangguan tidur karena OSAS
Tonsilitis membranosa
• Tonsilitis difteri
• Tonsilitis septik (septic sore throat)
• Angina Plaut Vincent
• Penyakit kelainan darah
• Proses spesifik lues dan tuberkulosis
• Infeksi jamur moniliasis, aktinomikosis, &
blastomikosis
• Infeksi virus morbili, pertusis dan skarlatina
Tonsilitis difteri
• Etiologi
Coryne bacterium diphteriae

• Tersering pada anak berusia kurang dari 10 tahun,

frekuensi tertinggi pada usia 2-5 tahun

• Gejala - Umum
- Lokal  tonsil bengkak ditutupi bercak putih kotor makin
meluas membentuk membran semu
- Akibat eksotoksin

• Terapi
Antibiotika (penicillin atau eritromisin), Kortikosteroid, Antipiretik
• Komplikasi

Laringitis difteri, miokarditis, DC cordis, kelumpuhan otot palatum mole, otot mata,
otot faring, otot laring kesulitan menelan, suara parau & kelumpuhan otot-otot
pernafasan.
Angina Plaut Vincent
(Stomatitis ulcero membranosa)
• Etiologi:

Bakteri spirochaeta / triponema karena higiene mulut kurang & defisiensi vitamin C

• Gejala & tanda:

Demam sampai 39°C, nyeri kepala, gangguan pencernaan, nyeri dimulut, hipersalivasi,

gigi & gusi mudah berdarah

• Pemeriksaan

Mukosa mulut & faring hiperemis, tampak membran putih keabuan diatas tonsil,uvula,
dinding faring, gusi derta procesus alveolaris, mulut berbau (foetor ex ore), kelenjar
submandibula membesar

• Terapi :

Antibiotika spek. Luas 1 minggu, perbaiki higiene mulut, vit. C, vit. B kompleks
Tonsilitis kronis
• Faktor predisposisi:

Rangsang yang menahun dari rokok, makanan, higiene mulut


yang buruk, pengaruh cuaca, kelelahan fisik, pengobatan
tonsilitis akut yang tidak adekuat
• Gejala & tanda:
-Tonsil membesar
-Permukaan tidak rata
-Kriptus melebar berisi detritus
-Rasa mengganjal di tenggorok, kering dan nafas berbau

Patofisiologi
Proses penyembuhan
Epitel mukosa jaringan limfoid
Proses radang
dan jaringan diganti oleh jaringan
berulang
limfoid terkikis parut

Meluas sehingga Kripti melebar


menembus dan tampak diisi Pengerutan
kapsul tonsil oleh detritus

Perlekatan dengan
jaringan sekitar f0sa
tonsilaris
Komplikasi
Secara per-kontinuitatum :
• Rhinitis kronis
• Sinusitis
• Otitis media

Hematogen atau limfogen :


Endokarditis, arthritis, miositis, nefritis,
uveitis, iridosiklitus, dermatitis, pruritus,
urtikaria, dan furunkulosis.
TONSILEKTOMI
• Tonsilektomi : Operasi pengangkatan seluruh
tonsila palatina
• Tonsiloadenoidektomi : pengangkatan tonsil
palatina dan jaringan limfoid di nasofaring
yang dikenal sebagai adenoid atau tonsil
faringeal.
Grading pembesaran tonsil
• Ukuran tonsil dibagi menjadi :
Garis median Garis
paramedian
• T0 : Post tonsilektomi

• T1 : Tonsil masih terbatas dalam fossa


tonsilaris

T1 T4 • T2 : Sudah melewati pilar anterior, tapi


T3 belum melewati garis paramedian (pilar
T2 posterior)

• T3 : Sudah melewati garis paramedian,


belum melewati garis median

• T4 : Sudah melewati garis median


Indikasi tonsilektomi
• Indikasi absolut:
• Pembesaran tonsil yang menyebabkan
sumbatan jalan nafas atas, disfagia menetap,
gangguan tidur atau komplikasi kardiopulmuner
• Abses peritonsil yang tidak respon terhadap
pengobatan medis
• Tonsilitis yang menimbulkan febris dan konvulsi
(kejang demam)
• Biopsi untuk menentukan jaringan yang
patologis (dicurigai keganasan)
Indikasi tonsilektomi
• Relatif
• Terjadi 3 episode atau lebih infeksi tonsil per tahun dengan terapi
antibiotik adekuat
• Halitosis akibat tonsilitis kronik yang tidak membaik dengan
pemberian terapi medis
• Tonsilitis kronik atau berulang pada karier streptokokus yang tidak
membaik dengan pemberian antibiotik β-laktamase resisten
• Hipertrofi tonsil unilateral yang dicurigai merupakan suatu
keganasan
Kontraindikasi
• Kontraindikasi relatif
• Palatoschizis
• Anemia
• Infeksi akut saluran nafas atau tonsil (tidak termasuk abses
peritonsil)
• Poliomyelitis epidemica
• Umur kurang dari 3 tahun

• Kontraindikasi absolut
• Penyakit darah: leukemia, purpura, anemia aplastik, hemofilia
• Penyakit sistemik yang tidak terkontrol : DM, penyakit
jantung, dan sebagainya.

Anda mungkin juga menyukai