Anda di halaman 1dari 30

Disusun Oleh : Muhamad Rafik

Nim : 20170305020

Program studi Ners (Profesi)


Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan
1. TERAPI OKSIGEN
Terapi oksigen : Salah satu tindakan untuk meningkatkan tekanan
parsial oksigen pada inspirasi yang dapat dilakukan dengan
menggunakan nasal kanul, simple mask, RBM mask dan RBM mask

Indikasi

• Indikasi utama : hipoksemia→ PaO2 arteri <60 mmHg atau


SaO2<90%

• Kondisi lain misalnya:

trauma berat, infark miokard akut, renjatan, sesak napas, keracunan


gas CO, pasca anestesi
TUJUAN
• mempertahankan PaO2> 60 mmHg atau SaO2> 90%. Dengan demikian, hipoksia
jaringan dan beban kerja kardiorespirasi yang berlebih dapat dicegah
• dapat diberikan sebagai suplemen (< 30 hari) atau terapi (short term 30-90 hari
atau long term oxygen >90 hari)

Persiapan alat
• 1.Tabung oksigen ( oksigen dinding ) berisi oksigen lengkap dengan flowmeter
dan humidifier yang berisi aquades sampai batas pengisian
• 2.Nasalkanul(pemilihan alat sesuai kebutuhan)
• 3.Plester (jika di butuhkan)
• 4.Gunting plester (jika di butuhkan)
• 5.Cotton budd
PERSIAPAN PERAWAT
• Mengkaji data-data mengenai kekurangan oksigen ( sesak nafas, nafas cuping hitung,
penggunaan otot pernafasan tambahan, takikardi, gelisah, bimbang dan sianosis)

• Perawat mencuci tangan

• Memakai sarung tangan

Persiapan pasien
• Menyapa pasien (ucapkan salam)

• Jelaskan maksud dan tujuan tentang tindakan yang akan dilakukan

• Pasien diatur dalam posisi aman dan nyaman(semi fowler)


PROSEDUR KERJA
• Siapkan nasal kanul1 set tabung oksigen ( oksigen central )

• Hubungkan nasal kanuldengan flowmeter pada tabung oksigen atau oksigen dinding

• Bila hidung pasien kotor, bersihkan lubang hidung pasien dengan cotton budd atau tissu

• Cek fungsi flowmeter dengan memutar pengatur konsetrasi oksigen dan mengamati adanya gelembung
udara dalam humidifier

• Cek aliran oksigen dengan cara mengalirkan oksigen melalui nasal kanul kepunggung tangan perawat

• Pasang nasal kanulkelubang hidung pasien dengan tepat

• Tanyakan pada pasien, apakah aliran oksigennya terasa atau tidak

• Atur pengikat nasal kanul dengan benar, jangan terlalu kencang dan jangan terlalu kendor

• Pastikkan nasal kanul terpasang dengan aman

• Atur aliran oksigen sesuai dengan program

• Alat-alat dikembalikan di tempat semula

• Perawat mencuci tangan setelah melakukan tindakan

• Mengakhiri tindakan dengan mengucapkan salam


EVALUASI
• Respon pasien 15 menit setelah dilakukan tindakan
• Dokumentasikan :
a) Waktu pelaksanaan
b) Respon pasien

DAFTAR PUSTAKA
• Alimul, Aziz & Uliyah, Musrifatul. (2005). Buku Saku Praktikum:
Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta : EGC
• Korzier B, ERB Glenora, Berman A, Synder Shirlee J. (2010). Buku Ajar
Fundamental Keperawatan, konsep, proses, dan praktik. Jakarta: EGC
• Muttaqin, Arif. (2008) .Asuhan Keperawatan Klien Dengan Gangguan
Pernapasan. Jakarta: Salemba Medika
• Rasmin M. Terapi Oksigen: Mengenal terapi oksigen. 2006. Jakarta:
Perhimpunan Dokter Paru Indonesia. Hal.1-9.
2. POSTURAL DRAINAGE
• Merupakan tindakan perawatan dengan melakukan drainage postural, clapping dan

vibrating pada pasien dengan gangguan sistem pernafasan.

• Tindakan drainase postural merupakan tindakan dengan menempatkan pasien dalam

berbagai posisi untuk mengalirkan sekret di saluran pernafasan. Tindakan drainage

postural diikuti dengan tindakan clapping (penepukan) dan vibrasi.

• Clapping dilakukan dengan menepuk dada posterior dan memberikan vibrasi tangan

pada daerah tersebut yang dilakukan pada saat pasien ekspirasi

• Tindakan drainase postural tidak dapat dilakukan pada pasien dengan penyakit

tekanan intrakranial. Dispnea berat, dan lansia. Clapping juga tidak dapat dilakukan

pada pasien emboli paru, hemoragie, eksaserbasi dan nyeri hebat (seperti pasien

kanker)
TUJUAN :

• Meningkatkan efisiensi pola pernafasan.

• Membersihkan jalan napas.

ALAT DAN BAHAN:

• Pot sputum berisi desinfeksi

• Kertas tisue

• Dua balok tempat tidur (untuk drainage postural).

• Satu bantal (untuk drainage postural).

• Stetoskop.
LANJUTAN...
MENYIAPKAN ALAT :

• Bantal-dua atau tiga

• Papan pemiring atau pendongak (bila drainase dilakukan rumah)

• Tisu wajah

• Segelas air

• Wadah (sputum pot) bertutup berisi desinfektan

• Sarung tangan

PERSIAPAN PERAWAT DAN PASIEN :

• Memberitahu dan menjelaskan tujuan tindakan.

• Menyiapkan posisi pasien sesuai posisi drainase yang akan di lakukan (lihat gambar)

PERSIAPAN LINGKUNGAN :

• Gunakan sketsel saat melakukan prosedur, jaga privasi pasien

• Ciptakan lingkungan yang tenang


LANJUTAN...
PELAKSANAAN TINDAKAN :

• Cuci tangan dan mengenakan sarung tangan

• Pilih area yang tersumbat yang akan didrainase berdasarkan pengkajian semua bidang paru, data klinis, dan gambaran foto

dada.

• Baringkan klien dalam posisi untuk mendrainase area yang tersumbat. (Area pertama yang dipilih dapat bervariasi dari satu

klien ke klien lain.) Bantu klien memilih posisi sesuai kebutuhan. Ajarkan klien memposisikan postur dan lengan dan posisi

kaki yang tepat. Letakkan bantal untuk menyangga dan kenyamanan.*)

• Minta klien mempertahankan posisi selama 10 sampai 15 menit.

• Selama 10 sampai I5 menit drainase pada posisi ini, lakukan perkusi dada, vibrasi, dan/ atau gerakan iga di atas area yang

didrainase.

• Setelah drainase pada postur pertama, minta klien duduk dan batuk. Tampung sekresi yang dikeluarkan dalam wadah yang

bersih. Bila klien tidak dapat batuk, harus dilakukan penghisapan (saction )

• Minta klien istirahat sebentar bila perlu.

• Minta klien minum air hangat.

• Cuci tangan Anda.


LANJUTAN...
Evaluasi :
• Mukus encer
• Sekret dapat keluar
• Klien merasa nyaman

DAFTAR PUSTAKA
• Suparmi,Yulia.dkk. (2008). Panduan Praktik Kebutuhan Dasar
Manusia. Yogyakarta: PT Citra Aji Parama
• Tarwoto. wartonah (2010). Kebutuhan Dasar Manusia Dan Proses
Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika
• A. Aziz Alimul Hidayat, S.Kp, “Buku Saku Praktikum Kebutuhan Dasar
Manusia” Penulis: A. Aziz Alimul Hidayat, S.Kp, Musrifatul Uliyah,
S.Kp; Editor: Monica Ester.- Jakarta : EGC : 2004
3. PERKUSI DAN VIBRASI
Perkusi atau clapping : adalah tepukkan atau pukulan ringan pada dinding dada
klien menggunakan telapak tangan yang dibentuk seperti mangkuk dengan
gerakan berirama di atas segmen paru yang akan dialirkan. Perkusi dapat
membantu melepaskan sekresi yang melekat pada dinding bronkus dan
bronkiolus.

Vibrasi : adalah kompresi dan getaran kuat secara serial oleh tangan yang
diletakan secara datar pada dinding dada klien selama fase ekshalasi
pernapasan.Vibrasi dilakukan setelah perkusi untuk meningkatkan turbulensi
udara ekspirasi sehingga dapat melepaskan mucus kental yang melekat pada
bronkus dan bronkiolus. Vibrasi dan perkusi dilakukan secara bergantian.
LANJUTAN...
Menyiapkan alat :
• Celemek/perlak
• Bengkok
• Lysol
• Masker
• Handscoen
• Handuk/tissue
• Sarung tangan

Persiapan perawat dan pasien :


• Memberitahu dan menjelaskan tujuan tindakan.
• Menyiapkan posisi pasien dalam keadaan duduk tegak.

Persiapan lingkungan :
• Gunakan sketsel saat melakukan prosedur, jaga privasi pasien
• Ciptakan lingkungan yang tenang
LANJUTAN...
Prosedur
• Mencuci tangan dan menggunakan sarung tangan
• Menjelaskan prosedur perkusi dan vibrasi. Klien dianjurkan melakukan pernapasan diafragmatik. Posisi
klien sebaiknya posisi drainase.
• Melakukan perkusi pada dinding rongga dada selarna 1-2 menit
 Kosta paling bawah sampai ke bahu pada bagian belakang
 Kosta paling bawah sampai ke kosta atas pada bagian depan
 Jangan melakukan perkusi di atas tulang belakang, ginjal, hepar, limpa, dan skapula atau sternum.
• Menganjurkan klien menarik napas dalam perlahan-lahan, lalu lakukan vibrasi sambil klien mengeluarkan
napas perlahan-lahan dengan bibir dirapatkan.
• Meletakkan 1 tangan pada area yang ingin divibrasi dan letakkan tangan yang lain di atasnya.*)
• Menegangkan otot-otot tangan dan lengan sambil melakukan tekanan sedang dan vibrasi tangan dan lengan.
• Mengangkat tekanan pada dada ketika klien menarik napas.
• Menganjurkan klien batuk dengan menggunakan otot abdominalis setelah 3-4 vibrasi.
• Memberi klien istirahat beberapa menit
• Mengauskultasi adanya perubahan pada bunyi napas.*)
• Mengulangi perkusi dan vibrasi secara bergantian sesuai kondisi klien, biasanya 15-20 menit.
• Mendokumentasikan prosedur dan respons klien dalam catatan klien
LANJUTAN...
Evaluasi :
• Mukus menjadi encer
• Sekret dapat keluar
• Klien merasa nyaman

DAFTAR PUSTAKA
Medikal Bedah. Edisi 8. Alih Bahasa: Agung Waluyo,dkk. Jakarta:
EGC. Kusyati Eni Ns, dkk. 2006. Ketrampilan Dan Prosedur
Laboratorium Keperawatan Dasar. Jakarta: EGC. Cheap
Perry, Peterson, Potter. 2005. Buku Saku Ketrampilan Dan Prosedur
Dasar. Edisi5.Alih Bahasa:
Rosidah, Monika Ester. Jakarta: EGC. Brunner & Suddart. 2002. Buku
Ajar Keperawatan
4. NEBULIZER
PENGERTIAN
• Terapi inhalasi uap adalah cara pengobatan dengan alat nebulizer dapat mengubah
obat yang berbentuk larutan menjadi aerosol terus menerus, dengan tenaga yang
berasal dari udar yang dipadatkan, atau gelombang ultrasonik.aerosol yang
berbentuk dihirup penderita melalui mouth piece atausungkup Bronkodilator yang
diberikan dengan nebulizer . memberikan efek bronkodilatasi (pelebaran bronkus)
yang bermakna tanpa menimbulkan efek samping.
• Cara ini digunakan dengan memakai disposible nebulizer mouth piece dan
pemompaan udara (pressurizer) atau oksigen. Larutan nebulizer diletakan di
dalam nebulizer chamber. Cara ini memerlukan latihan khusus dan banyak
digunakan di rumah sakit. Keuntungan dengan cara ini adalah dapat digunakan
dengan larutan yang lebih tinggi konsentrasinya dari MDI. Kerugiannya adalah hanya
50 – 70% saja yang berubah menjadi aerosol, dan sisanya terperangkap di dalam
nebulizer itu sendiri. Jumlah cairan yang terdapat di dalam hand held
nebulizer adalah 4 cc dengan kecepatan gas 6 – 8 liter/menit. Biasanya dalam
penggunaannya digabung dalam mukolitik (asetilsistein) atau natrium bikarbonat.
Untuk pengenceran biasanya digunakan larutan NaCl.
TUJUAN
• Mengencerkan sekret agar mudah dikeluarkan
• Melonggarkan jalan nafas

KEBIJAKAN
• Pasien yang mengalami kesulitan mengeluarkan sekret
• Pasien yang mengalami penyempitan jalan nafas

PERALATAN
• Set nebulizer
• Obat bronkodilator
• Bengkok 1 buah
• Tissue
• Spuit 5 cc
• Aquades
• Tissue
Indikasi Nebulizer Therapy
Untuk memberikan medikasi secara langsung pada saluran
napas untuk mengobati, sebagai berikut:
• Bronchospasme akut
• Produksi mukus berlebihan
• Batuk dan sesak napas
• Epiglotitis
Keuntungan Nebulizer Therapy
• Medikasi dapat diberikan langsung pada tempat/sasaran aksinya
(spt paru) oleh karena itu dosis yang diberikan rendah.
• Dosis yg rendah dapat menurunkan absorpsi sistemik dan efek
samping sistemik.
• Pengiriman obat melalui nebulizer ke paru sangat cepat, sehingga
aksinya lebih cepat dari pada rute lainnya seperti subkutan atau
oral.
• Udara yang dihirup melalui nebulizer telah lembab, yang dapat
membantu mengeluarkan sekresi bronchus
Kontraindikasi
• Pasien yg tidak sadar atau confusion tidak kooperatif dengan
prosedur ini, membutuhkan pemakaian mask/sungkup;
tetapi mask efektivitasnya berkurang secara signifikan.
• Medikasi nebulizer kontraindikasi pada keadaan dimana suara napas
tidak ada atau berkurang, kecuali jika medikasi nebulizer diberikan
melalui endotracheal tube yang meggunakan tekanan positif. Pasien
dengan penurunan pertukaran gas juga tidak dapat
menggerakan/memasukan medikasi secara adekuat ke dalam
saluran napas.
• Pemakaian katekolamin pada pasien dengan cardiac iritability harus
dengan perhatian. Ketika diinhalasi, katekolamin dapat
meningkatkan cardiac rate dan dapat menimbulkan disritmia.
• Medikasi nebulizer tidak dapat diberikan terlalu lama
melalui intermittent positive-pressure breathing (IPPB),
sebab IPPB mengiritasi dan meningkatkan bronchospasme.
Next...
• Tahap PraInteraksi
• Mengecek program terapi
• Mencuci tangan
• Menyiapkan alat
• Tahap Orientasi
• Memberikan salam dan sapa nama pasien
• Menjelaskan tujuan dan prosedur pelaksanaan
• Menanyakan persetujuan/kesiapan pasien
• Tahap Kerja
• Menjaga privacy pasien
• Mengatur pasien dalam posisi duduk
• Menempatkan meja/troly di depan pasien yang berisi set nebulizer
• Mengisi nebulizer dengan aquades sesuai takaran
• Memastikan alat dapat berfungsi dengan baik
• Memasukkan obat sesuai dosis
• Memasang masker pada pasien
• Menghidupkan nebulizer dan meminta pasien nafas dalam sampai obat habis
• Bersihkan mulut dan hidung dengan tissue
• Tahap Terminasi
• Melakukan evaluasi tindakan
• Berpamitan dengan pasien/keluarga
• Membereskan alat
• Mencuci tangan
• Mencatat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan
5. TRANSFUSI DARAH
Definisi Tujuan Indikasi

• merupakan tindakan • Meningkatkan volume • pasien dengankadar


keperawatan yang darah sirkulasi (setelah hemoglibin di bawah 7
dilakukan pada klien pembedahan, trauma gr/dl
yang membutuhkan atau heragi).
darah atau produk darah • Meningkatkan jumlah sel
dengan cara memasukan darah merah dan untuk
darah melalui vena mempertahankan kadar
dengan menggunakan hemoglobin pada klien
set transfusi, transfusi anemia.
darah digunakan untuk • Memberikan komponen
memenuhi volume seluler tertentu sebagai
sirkulasi darah terapi sulih (misalnya:
memperbaiki kadar faktor pembekuan untuk
hemoglobin dan protein membantu mengontrol
serum perdarahan pada pasien
hemofilia).
Tahap Pra Interaksi

Membaca program tindakan


Menyiapkan alat : • Tempat Sampah
• Standar infus • Kasa steril
• Cairan steril sesuai instruksi • Sarung tangan
• Tranfusi set steril • Salf antibiotik
• IV kateter sesuai ukuran ( 18 ) • Plester
• Bidai atau ( k/p pada anak ) • Darah atau plasma
• Perlak dan pengalas • Obat antihistamin
• Tourniquet
• Tensi meter dan thermometer
• Instrumens steril
• ( pinset, gunting dan com ) • Formulir observasi khusus dan alat
• Kapas alkohol tulis
• Bengkok • Memasang sampiran
• Mencuci tangan
• Mendekatkan alat ke pasien
Next...
Tahap orientasi
• Memberi salam
• Menanyakan adanay keluhan
• Menjelaskan prosedur tindakan kepasien atau keluarga
• Memberikan kesempatan kepada pasien untuk bertanya
Tahap kerja
• Menggunakan sarung tangan
• Mengukur tanda vital
• Membebaskan lengan pasien dari baju
• Meletakan perlak dan pengalas di bawah lwngan pasien
• Menyiapkan larutan NaCl 0,9 % dengan tranfusi set
• Memasang infus NaCl 0,9 %
• Mengatasi tetesan tetap lancar
• Memastikan tidak ada udara didalam selang infus
• Mengontrol kembali darah yang akan diberikan kembali kepada pasien
1) Wanita
2) Identitas
3) Jenis dan golongan darah
4) Nomor kantong darah
5) Tanggal kadaliarsa
6) Hasil cross test dan jumlah darah
• Mengganti cairan NaCl 0,9 % dengan darah setelah 15 menit
• Mengatur tetesan darah
LANJUTAN...
Tahap terminasi
• Mengganti adanya reaksi transfusi dan komplikasi
• Mengevaluasi perasaan pasien
• Menyimpulkan hasil kegiatan
• Melakukan kontrak waktu untuk kegiatan selanjutnya
• Mengakhiri kegiatan
• Merapikan alat
• Melepas sarung tangan
• Mencuci tangan
• Mengukur tanda vital tiap 5 menit untuk 15 menit pertama, tiap 15 menit untuk jam
berikutnya dan tiap 1 jam sampai dengan tranfusi selesai

Dokumentasi
• Mendokumentasikan setiap tindakan : waktu pemberian, dosis, jenis transfusi yang
diberikan, reaksi transfusi atau komplikasi.

DAFTAR PUSTAKA
A. Aziz Alimul Hidayat, S.Kp, “Buku Saku Praktikum Kebutuhan Dasar Manusia”
Penulis: A. Aziz Alimul Hidayat, S.Kp, Musrifatul Uliyah, S.Kp; Editor: Monica
Ester.- Jakarta : EGC : 2004
TERIMA KASIH 

Anda mungkin juga menyukai