Anda di halaman 1dari 64

Dokterku Pilih Kasih

Jason Lam, Kelompok 7


Blok Etika, Hukum Kedokteran dan
Kedokteran Forensik
Learning Objective
1. MM Lafal Sumpah Dokter
2. MM Kejawiban Umum
3. MM SRT
4. MM SIP
5. MM KODEKI & Bioetika
6. MM Prima Facie
7. MM Macam-macam surat
8. MM Penyelenggara Praktik Kedokteran
9. MM Rekam Medis
Learning Objective 1

LAFAL SUMPAH DOKTER


Lafal Sumpah Dokter Indonesia
(Declaration of Geneve)
DEMI ALLAH SAYA BERSUMPAH BAHWA:
1. Saya akan membaktikan hidup saya guna kepentingan
kemanusiaan.
2. Saya akan memelihara dengan sekuat tenaga, martabat
dan tradisi luhur jabatan kedokteran.
3. Saya akan menjalankan tugas saya dengan cara yang
terhormat dan bersusila sesuai dengan martabat
perkerjaan saya sebagai dokter
4. Saya akan menjalankan tugas saya dengan mengutamakan
kepentingan masyarakat
5. Saya akan merahasiakan segala sesuatu yang saya ketahui
karena pekerjaan saya dan karena keilmuan saya sebagai
dokter
Lafal Sumpah Dokter Indonesia
(Declaration of Geneve) Cont...
6. Saya tidak akan mempergunakan pengetahuan
kedokteran saya untuk sesuatu yang bertentangan
dengan perikemanusiaan sekalipun diancam
7. Saya akan menghormati setiap hidup insani mulai dari
saat pembuahan
8. Saya akan senantiasa mengutamakan kesehatan
penderita
9. Saya akan berikhtiar dengan sungguh-sungguh supaya
saya tidak terpengaruh oleh pertimbangan
keagamaan, kebangsaan, kesukuan, perbedaan
kelamin, politik kepartaian atau kedudukan sosial
dalam menunaikan kewajiban terhadap penderita
Lafal Sumpah Dokter Indonesia
(Declaration of Geneve) Cont...
10.Saya akan memberikan kepada guru-guru saya,
penghormatan dan pernyataan terima kasih
yang selayaknya.
11.Saya akan perlakukan teman sejawat saya,
sebagaimana saya sendiri ingin diperlakukan
12.Saya akan menaati dan mengalamkan Kode Etika
Kedokteran Indonesia
13.Saya ikrarkan sumpah ini dengan sungguh-
sungguh dengan mempertaruhkan kehormatan
diri saya
Lafal Sumpah Dokter
Sesuai Pasal 1 Kode Etika Kedokteran Indonesia 2012
Demi Allah saya bersumpah/berjanji, bahwa :
1. Saya akan membaktikan hidup saya guna kepentingan
perikemanusiaan
2. Saya akan menjalankan tugas dengan cara yang terhormat
dan bersusila sesuai dengan martabat pekerjaan saya
sebagai dokter
3. Saya akan memelihara dengan sekuat tenaga martabat
dan tradisi luhur profesi kedokteran
4. Saya akan merahasiakan segala sesuatu yang saya ketahui
karena keprofesian saya
5. Saya tidak akan menggunakan pengetahuan saya untuk
sesuatu yang bertentangan dengan perikemanusiaan,
sekalipun diancam
Lafal Sumpah Dokter (Cont...)
Sesuai Pasal 1 Kode Etika Kedokteran Indonesia 2012
6. Saya akan menghormati setiap hidup insani
mulai saat pembuahan
7. Saya akan senantiasa mengutamakan kesehatan
pasien, dengan memperhatikan kepentingan
masyarakat
8. Saya akan berikhtiar dengan sungguh-sungguh
supaya saya tidak terpengaruh oleh
pertimbangan keagamaan, kebangsaan,
kesukuan, gender, politik, kedudukan sosial dan
jenis penyakit dalam menunaikan kewajiban
terhadap pasien
Lafal Sumpah Dokter (Cont...)
Sesuai Pasal 1 Kode Etika Kedokteran Indonesia 2012
9. Saya akan memberi kepada guru-guru saya
penghormatan dan pernyataan terima kasih
yang selayaknya
10.Saya akan perlakukan teman sejawat saya
seperti saudara kandung
11.Saya akan mentaati dan mengamalkan Kode
Etika Kedokteran Indonesia
12.Saya ikrarkan sumpah ini dengan sungguh-
sungguh dan dengan mempertaruhkan
kehormatan diri saya.
Learning Objective 2

KEWAJIBAN UMUM
Kode Etika Kedokteran Indonesia 2012
(Tentang Kewajiban Umum)
Pasal 1
• Setiap dokter wajib menjunjung tinggi, menghayati dan
mengamalkan sumpah dan atau janji dokter
Pasal 2
• Seorang dokter wajib selalu melakukan pengambilan
keputusan profesional secara independen, dan
mempertahankan perilaku profesional dalam ukuran yang
tertinggi
Pasal 3
• Dalam melakukan pekerjaan kedokterannya, seorang
dokter tidak boleh dipengaruhi oleh sesuatu yang
mengakibatkan hilangnya kebebasan dan kemandirian
profesi
Kode Etika Kedokteran Indonesia 2012
(Tentang Kewajiban Umum) Cont...
Pasal 4
• Seorang dokter wajib menghindarkan diri dari perbuatan yang
bersifat memuji diri
Pasal 5
• Setiap perbuatan atau nasihat dokter yang mungkin melemahkan
daya tahan psikis maupun fisik, wajib memperoleh persetujuan
pasien/keluarganya dan hanya diberikan untuk kepentingan dan
kebakan pasien tersebut
Pasal 6
• Setiap dokter wajib senantiasa berhati-hati dalam mengumumkan
atau menerapkan setiap penemuan teknik atau pengobatan baru
yang belum diuji kebenarannya dan terhadap hal-hal yang dapat
menimbulkan keresahan masyarakat
Kode Etika Kedokteran Indonesia 2012
(Tentang Kewajiban Umum) Cont...
Pasal 7
• Seorang dokter wajib hanya memberikan surat keterangan dan
pendapat yang telah diperiksa sendiri kebenarannya
Pasal 8
• Seorang dokter wajib, dalam setiap praktik medisnya, memberikan
pelayanan secara kompeten dengan kebebasan terknis dan moral
sepenuhnya, disertai rasa kasih sayang (compassion) dan
penghormatan atas martabat manusia
Pasal 9
• Seorang dokter wajib bersikap jujur dalam berhubungan dengan
pasien dan sejawatnya, dan berupaya untuk mengingatkan
sejawatnya pada saat menangani pasein dia ketahui memiliki
kekurangan dalam karakter atau kompetensi, atau yang melakukan
penipuan atau penggelapan
Kode Etika Kedokteran Indonesia 2012
(Tentang Kewajiban Umum) Cont...
Pasal 10
• Seorang dokter wajib menghormati hak-hak pasien, teman
sejawatnya, dan tenaga kesehatan lainnya, serta wajib
menjaga kepercayaan pasien
Pasal 11
• Setiap dokter wajib senantiasa mengingat kewajiban dirinya
melindungi hidup makhluk insani
Pasal 12
• Dalam melakukan pekerjaannya seorang dokter wajib
memperhatikan keseluruhan aspek pelayanan kesehatan
(promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif), baik fisik
maupun psiko-sosial-kultural pasiennya serta berusaha
menjadi pendidik dan pengabi sejati masyarakat
Kode Etika Kedokteran Indonesia 2012
(Tentang Kewajiban Umum) Cont...
Pasal 13
• Setiap dokter dalam bekerjasama dengan para
pejabat lintas sektoral di bidang kesehatan,
bidang lainnya dan masyarakat, wajib saling
menghormati
Learning Objective 3

SURAT TANDA REGISTRASI


Surat Tanda Registrasi
Pasal 29
Setiap dokter yang melakukan praktik kedokteran di
Indonesia wajib memiliki STR, yang diterbitkan oleh Konsil
Kedokteran Indonesia (KKI). Persyaratan dalam
memperoleh STR :
a. Memiliki ijazah dokter, dokter spesialis, dokter gigi, atau
dokter gigi spesialis
b. Mempunyai surat pernyataan telah mengucapkan sumah /
janji dokter
c. Memiliki surat keterang sehat fisik dan mental
d. Memiliki sertifikat kompetensi; dan
e. Membuat pernyataan akan mematuhi dan melaksanakan
ketentuan etika profesi
Surat Tanda Registrasi
Pasal 30
Dokter dan dokter gigi lulusan luar negeri yang akan
melaksanakan praktik kedokteran di Indonesia harus
dilakukan evaluasi, yang meliputi :
a. Kesahan ijazah;
b. Kemampuan untuk melakukan praktik kedokteran yang
dinyatakan dengan surat keterang telah mengikuti
program adaptasi dan sertifikat kompentensi;
c. Mempunyai surat pernyataan telah mengucapkan sumpah
/ janji dokter
d. Memiliki surat keterang sehat fisik dan mental; dan
e. Membuat pernyataan akan mematuhi dan melaksanakan
ketentuan etika profesi
Surat Tanda Registrasi
Pasal 31
STR sementara dapat diberikan kepada dokter
dan dokter gigi warga negara asing yang
melakukan kegiatan dalam rangka pendidikan,
pelatihan, penelitian, pelayanan kesehatan di
bidang kedokteran atau kedokteran gigi yang
bersifat sementara di Indonesia. STR
sementara ini berlaku selama 1 tahun dan
dapat diperpanjang untuk 1 tahun berikutnya.
Surat Tanda Registrasi
Pasal 32
STR bersyarat diberikan kepada peserta
pendidikan dokter spesialis atau dokter gigi
spesialis warga negara asing yang mengikuti
pendidikan dan pelatihan di Indonesia. Dokter
atau dokter gigi warga negara asing yang akan
memberikan pendidikan dan pelatih dalam
rangka alih ilmu pengetahuan dan teknologi
untuk waktu tertentu , tidak memerlukan STR
bersyarat tetapi harus mendapat persetujuan dari
KKI
Surat Tanda Registrasi
Pasal 33
Surat tanda registrasi tidak berlaku karena :
a. Dicabut atas dasar ketentuan peraturan
perundang-undangan
b. Habis masa berlakunya dan yang bersangkutan
tidak mendaftar ulang;
c. Atas permintaan yang bersangkutan;
d. Yang bersangkutan meninggal dunia; atau
e. Dicabut oleh Konsil Kedokteran Indonesia
Surat Tanda Registrasi
Pasal 34
Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara
registrasi, registrasi ulang, registrasi
sementara, dan registrasi bersyrat diatur
dengan peraturan KKI
Surat Tanda Registrasi
Pasal 35
Dokter atau dokter gigi yang telah memiliki STR mempunyai wewenang
melakukan praktik kedokteran sesuai dengan pendidikan dan kompetensi
yang dimiliki, yang terdiri atas :
a. Mewawancarai pasien;
b. Memeriksa fisik dan mental pasien;
c. Menentukan pemeriksaan penunjang;
d. Menegakkan diagnosis;
e. Menentukan penatalaksanaan dan pengobatan pasien;
f. Melakukan tindakan kedokteran atau kedokteran gigi
g. Menulis resep obat dan alat kesehatan;
h. Menerbitkan surat keterang dokter atau dokter gigi
i. Menyimpan obat dalam jumlah dan jenis yang diizinkan; dan
j. Meracik dan menyerahkan obat kepada pasien, bagi yang praktik di
daerah terpencil yang tidak ada apotik
Learning Objective 4

SURAT IJIN PRAKTIK


Surat Ijin Praktik
Pasal 36
Setiap dokter dan dokter gigi yang melakukan
praktik kedokteran di Indonesia wajib memiliki
SIP
Pasal 37
SIP dikeluarkan oleh pejabat kesehatan yang
berwenang di kabupaten/kota tempat praktik
kedokteran atau kedokteran gigi dilaksanakan. SIP
ini hanya diberikan untuk paling banyak 3 tempat,
dengan 1 STR hanya berlaku untuk 1 tempat
praktik.
Surat Ijin Praktik
Pasal 38
Untuk mendapatkan SIP, dokter atau dokter gigi harus :
a. Memiliki STR dokter atau surat tanda registrasi dokter
gigi yang masih berlaku
b. Mempunyai tempat praktik; dan
c. Memiliki rekomendasi dari organisasi profesi

SIP masih tetap berlaku sepanjang :


a. STR dokter atau dokter gigi masih berlaku;
b. Tempat praktik masih sesuai yang tercantum dalam
SIP
Learning Objective 5

KODEKI & BIOETIKA


Bioetika
• Beneficence
• Non-Maleficence
• Autonomy
• Justice
Beneficence
• Altruisme • Paternalisme
• Menjamin nilai pokok bertanggung jawab /
harkat dan martabat berkasih sayang
manusia • Menjamin kehidupan –
• Memandang pasien / baik – minimal
keluarga / sesuatu tak • Pembatasan goal – based
hanya sejauh • Maksimalisasi pemuasan
menguntungkan dokter kebahagiaan / preferensi
• Mengusahakan agar pasien
kebaikan / manfaatnya • Minimalisasi akibat buruk
lebih banyak • Kewajiban menolong
dibandingkan dengan pasien gawat darurat
keburukannya
Benificence
• Melindungi dan • Mengembangkan
mempertahankan hak- profesi secara terus-
hak yang lain menerus
• Tidak menarik • Memberikan obat
honorarium di luar berkhasiat namun
kepantasan murah
• Maksimalisasi kepuasan • Menerapkan Golden
tertinnggi secara Rule Principle
keseluruhan
Non-Maleficence
• Menolong pasien emergensi • Mencegah pasien dari
• Mengobati pasien yang luka bahaya
• Tidak membunuh pasien • Menghindari
(Euthanasia) misrepresentasi dari pasien
• Tidak menghina / mencaci • Tidak membahayakan
maki / memanfaatkan kehidupan pasien karena
pasien kelalaian
• Tidak memandang pasien • Memberikan semangat
hanya sebagai objek hidup
• Mengobati secara • Melindungi pasien dari
profesional serangan
• Tidak melakukan white
collar crime
Autonomi
• Menghargai hak • Melaksanakan informed
menentukan nasib sendiri, consent
menghargai martabat • Membiarkan pasien dewasa
pasien dan kompeten mengambil
• Tidak mengintervensi keputusan sendiri
pasien dalam membuat • Tidak mengintervensi atau
keputusan mengalangi autonomi
• Berterus terang pasien
• Menghargai privasi • Mencegah pihak lain
• Menjaga rahasia pasien mengintervensi pasien
• Menghargai rasionalitas dalam membuat keputusan,
pasien termasuk keluarga pasien
sendiri
Autonomi
• Sabar menunggu
keputusan yang akan di
ambil pasien pada kasus
non emergensi
• Tidak berbohong ke
pasien mesikipun demi
kebaikan pasien
• Menjaga hubuangan
(Kontak)
Justice
• Memberlakukan segala • Menjaga kelompok yang
sesuatu secara universal rentan
• Memberi kesempatan • Tidak melakukan
yang sama terhadap penyalahgunaan
pribadi dalam posisi yang • Bijak dalam makro alokasi
sama • Memberikan kontribusi
• Menghargai hak sehat yang relatif sama dengan
pasien kebutuhan pasien
• Menghargai hak hukum • Meminta partisipasi
pasien pasien sesuai dengan
• Menghargai hak orang kemampuannya
lain
Justice
• Kewajiban mendistribusi • Menghormati hak
keuntungan dan kerugian populasi yang sama-sama
secara adil rentan penyakit /
• Mengembalikan hak gangguan kesehatan
kepada pemiliknya pada • Tidak membedakan
saat yang tteapt dan pelayanan pasien atas
kompeten dasar SARA, status sosial,
• Tidak memberikan beban dll
berat secara tidak merata
tanpa alasan sah / tepat
KODEKI yang mengandung Dasar Bioetika

Pasal 5
Setiap perbuatan atau nasihat dokter yang
mungkin melemahkan daya tahan psikis maupun
fisik, wajib memperoleh persetujuan
pasien/keluarganya dan hanya diberikan untuk
kepentingan dan kebakan pasien tersebut
• KDB
– Autonomi, hak pasien atas informasi tentang dirinya
KODEKI yang mengandung Dasar Bioetika

Pasal 7C
Seorang dokter harus menghormati hak-hak
pasien, dan harus menjaga kepercayaan
pasien
• KBD
– Autonomi : Dokter menghargai hak pasien
menentukan nasib sendiri
– Justice : Menghargai hak orang lain
KODEKI yang mengandung Dasar Bioetika
Pasal 10
Setiap dokter wajib bersikap tulus ikhlas dan mempergunakan
segala ilmu dan keterampilannya untuk kepentingan pasien. Dalam
hal ini ia tidak mampu melakukan suatu pemeriksaan atau
pengobatan, maka atas persetujuan pasien, ia wajib merujuk pasien
ke dokter yang mempunyai keahlian dalam penyakit tersebut
• KBD
– Beneficence : Bersikap tulus ikhlas
– Non – maleficence : Dalam hal ia tidak mampu melakukan suatu
pemeriksaan atau pengobatan merujuk ke dokter ahli, ini menunjukan
tidak merugikan pasien (do not harm)
– Autonomi : Menghormati autonomi pasien dalam kalimat “atas
persetujuan pasien”
– Justice : Dokter tidak melakukan penyalahgunaan wewenang
KODEKI yang mengandung Dasar Bioetika

Pasal 11
Setiap dokter harus memberikan kesempatan
kepada psein agar senantiasa dapat
berhubungan dengan keluarga dan
penasehatnya dalam beribadat dan atau
dalam masalah lainnya
• KBD
– Autonomi : Menghargai privasi pasien
KODEKI yang mengandung Dasar Bioetika

Pasien 12
Setiap dokter wajib merahasiakan segala
seuatu yang diketahuinya terhadap seorang
pasien, bahkan setelah pasien meninggal
dunia
• KBD
– Autonomi : Menjaga rahasia pasien
KODEKI yang mengandung Dasar Bioetika

Pasal 13
Setiap dokter wajib melakukan pertolongan
darurat sebagai suatu tugas perikemanusiaan,
kecuali bila ia yakin ada orang lain bersedia
dan mampu memberikannya
• KBD
– Beneficence : Menolong tanpa pamrih
– Non maleficence : Menolong pasien emergensi
Learning Objective 6

PRIMA FACIE
Learning Objective 7

MACAM-MACAM SURAT
Learning Objective 8

PENYELENGGARA PRAKTIK
KEDOKTERAN
Pelaksanaan Praktik Kedokteran
Menurut Undang-undang No. 29 Tahun 2004
Pasal 39
Praktik kedokteran diselenggarakan berdasarkan pada
kesepakatan antara dokter atau dokter gigi dengan
pasien dalam upaya untuk pemeliharaan kesehatan,
pencegahan penyakit, peningkatan kesehatan,
pengobatan penyakit dan pemulihan kesehatan
Pasal 40
Dokter atau dokter gigi yang berhalangan
menyelenggarakan praktik kedokteran harus membuat
pemberitahuan atau menunjuk dokter atau dokter gigi
pengganti yang mempunyai SIP.
Pelaksanaan Praktik Kedokteran
Menurut Undang-undang No. 29 Tahun 2004
Pasal 41
Dokter atau dokter gigi tang telah mempunyai SIP dan
menyelenggarakan praktik kedokteran wajib memasang
papan nama praktik kedokteran. Bila dokter atau dokter
gigi berpraktik di sarana pelayanan kesehatan, pimpinan
sarana pelayanan kesehatan wajib membuat daftar dokter
atau dokter gigi yang melakukan praktik kedokteran.
Pasal 42
Pimpinan sarana pelayanan kesehatan dilarang
mengizinkan dokter atau dokter gigi yang tidak memiliki SIP
untuk melakukan praktik kedokteran di sarana pelayanan
kesehatan tersebut
Learning Objective 9

REKAM MEDIS
Rekam Medis
• Permenkes No. 269/Menkes/Per/III/2008
• Rekam medis adalah berkas yang berisikan
catatan dan dokumen tentang identitas
pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan
dan pelayanan lain yang telah diberikan
kepada pasien
Rekam Medis
• Pengobatan Pasien
– Rekam medis bermanfaat sebagai dan petunjuk untuk
merencanakan dan menganalisis penyakit serta
merencanakan pengobatan, perawatan dan tindakan
medis yang harus diberikan kepada pasien
• Peningkatan Kualitas Pelayanan
– Membuat rekam medis bagi penyelenggaraan paraktik
kedokteran dengan jelas dan lengkap akan
meningkatkan kualitas pelayanan untuk melindungi
tenaga medis dan untuk pencapaian kesehatan
masyarakat yang optimal
Rekam Medis
• Pendidikan dan Penelitian
– Rekam medis merupakan informasi perkembangan
kronologis penyakit, pelayanan medis, pengobatan
dan tindakan medis, yang bermanfaat untuk bahan
informasi bagi perkembangan pengajaran dan
penelitian di bidang kesehatan
• Pembiayaan
– Rekam medis dapat dijadikan petunjuk dan bahan
untuk menetapkan pembiayaan dalam pelayanan
kesehatan pada sarana kesehatan. Catatan tersebut
dapat dipakai sebagai bukti pembiayaan kepada
pasien
Rekam Medis
• Statistik Kesehatan
– Rekam medis dapat digunakan sebagai bahan
statistik kesehatan, khususnya untuk mempelajari
perkembangan kesehatan masyarakat dan untuk
menentukan jumlah penderita pada penyakit-
penyakit tertentu
• Pembuktian Masalah Hukum, Disiplin dan Etik
– Rekam medis merupakan alat bukti tertulis utama,
sehingga bermanfaat dalam penyelesaian masalah
hukum, displin dan etik
Tata cara penyelenggaraan
Pasal 5
Setiap dokter wajib membuat rekam medis dalam
menjalankan praktik kedokteran, yang harus dibuat
segera dan dilengkapi setelah pasien menerima
pelayanan. Setiap pencatatan ke dalam rekam medis
harus dibubuhi nama, waktu, dan tanda tangan dokter
yang memberikan pelayanan kesehatan secara
langsung. Bila terjadi kesalahan dalam pencatatan
dapat dilakukan pembetulan, yang hanya dapat
dilakukan dengan cara pencoretan tanpa
menghilangkan catatan yang dibetulkan dan dibubuhi
paraf dokter yang bersangkutan
Tata cara penyelenggaran
Pasal 6
Dokter, dokter gigi atau tenaga kesehatan
tertentu bertanggungjawab atas catatan atau
dokumen yang dibuat pada rekam medis
Penyimpanan, Pemusnahan dan Kerahasiaan

Pasal 8
Rekam medis pasien rawat inap di RS wajib
disimpan sekurang-kurangnya dalam jangka
waktu 5 tahun terhitung dari tanggal terakhir
pasien berobat atau dipulangkan. Setelah batas
waktu 5 tahun, rekam medis dapat dimusnahkan
kecuali ringkasan pulang ddan persetujuan
tindakan medik. Ringkasan dan persetujuan
tersebut harus disimpan selama 10 tahun
terhitung tanggal pembuatan ringkasan tersebut
Penyimpanan, Pemusnahan dan Kerahasiaan

Pasal 9
Rekam medis pada sarana pelayanan kesehatan
non RS wajib disimpan dalam jangka waktu 2
tahun terhitung dari tanggal terakhir pasien
berobat. Setelah batas waktu 2 tahun, dapat
dimusnahkan
Pasal 10
Rekam medis harus dijaga kerahasiaannya oleh
dokter, dokter gigi dan pimpinan sarana
pelayanan kesehatan
Penyimpanan, Pemusnahan dan Kerahasiaan

Pasal 11
• Rekam medis dapat dibuka dalam hal :
– Kepentingan kesehatan pasien;
– Memenuhi permintaan aparatur penegak hukum
dalam rangka penegakan hukum atas perintah
pengadilan;
– Permintaan atau persetujuan pasien sendiri;
– Permintaan institusi/lembaga berdasarkan ketentuan
perundangan;
– Kepentingan penelitian, pendidikan, dan audit medis,
sepanjang tidak menyebut identitas pasien
Penyimpanan, Pemusnahan dan Kerahasiaan

Pasal 11
Penjelasan isi rekam medis hanya boleh dilakukan
oleh dokter yang merawat pasien dengan izin
tertulis pasien atau berdasarkan peraturan
perundang-undangan. Pimpinan sarana
pelayanan kesehatan dapat menjelaskan isi
rekam medis secara tertulis atau langsung kepada
pemohon tanpa izain pasien berdasarkan
peraturan perundang-perundangan
Kepemilikan, Pemanfaatan dan Tanggung Jawab

Pasal 12
Berkas rekam medis menjadi milik saran
pelayanan kesehatan, sedangkan isi rekam
medis menjadi milik pasien, dalam bentuk
ringkasan rekam medis. Ringkasan tersebut
dapat diberikan, dicatat atau dicopy oleh
pasien atau orang yang diberi kuasa atau atas
persetujuan tertulis pasien/keluarga pasien
yang berhak untuk itu
Kepemilikan, Pemanfaatan dan Tanggung Jawab

Pasal 13
Pemanfaatan rekam medis yang menyebutkan
identitas pasien harus mendapat persetujuan
pendidikan dan penelitian tidak diperlukan
persetujuan pasien, bila dilakukan untuk
kepentingan Negara.
Pasal 14
Pimpinan sarana pelayanan kesehatan
bertanggung jawab atas hilang, rusak, pemalsuan
dan/atau penggunaan oleh pihak yang tidak
berhak terhadap rekam medis
Pengorganisasian
Pasal 15
Pengelolaan rekam medis dilaksanakan sesuai
dengan organisasi dan tata kerja sarana
pelayanan kesehatan
Pembinaan dan Pengawasan
Pasal 16
Untuk pembinaan dan pengawasan rekam medis
dilakukan oleh pemerintahan pusat, pemerintah
daerah, Konsil Kedokteran Indonesia dan
organisasi profesi terkait
Pasal 17
Bila terjadi penyimpangan dapat diberikan
tindakan administratif, yang dapat berupa
teguran lisan, teguran tertulis sampai dengan
pencabutan izin
Isi Rekam Medis
a. Identitas pasien
b. Tanggal dan waktu
c. Hasil anamnesis (sekurang-kurangnya keluhan,
riwayat penyakit)
d. Hasil pemeriksaan fisik dan penunjang medis
e. Diagnosis
f. Rencana penatalaksanaan
g. Pengobatan dan atau tindakan
h. Pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien
i. Persetujuan tindak bila perlu
Pasien Rawat Inap
a. Identitas pasien
b. Tanggal dan waktu
c. Hasil anamnesis (sekurang-kurangnya keluhan, riwayat penyakit)
d. Hasil pemeriksaan fisik dan penunjang medis
e. Diagnosis
f. Rencana penatalaksanaan
g. Pengobatan dan atau tindakan
h. Persetujuan tindakan bila perlu
i. Catatan observasi klinis dan hasil pengobatan
j. Ringkasan pulang (Discharge summary)
k. Nama dan tanda tangan dokter yang memberikan perlayanan kesehatan
l. Pelayanan lain yang telah diberikan oleh tenaga kesehatan tertentu
Pasien Gawat Darurat
a. Identitas pasien
b. Kondisi saat pasien tiba di sarana pelayanan kesehatan
c. Identitas pengantar pasien
d. Tanggal dan waktu
e. Hasil anamnesis (sekurang-kurangnya keluhan, riwayat penyakit)
f. Hasil pemeriksaan fisik dan penunjang medis
g. Diagnosis
h. Pengobatan dan/atau tindakan
i. Ringkasan kondisi pasien sebelum meninggalkan pelayanan unit gawat
darurat dan rencana tindak lanjut
j. Nama dan tanda tangan dokter, dokter gigi atau tenaga kesehatan
tertentu yang memberikan pelayanan kesehatan
k. Sarana transportasi yang digunakan saat dipindahkan ke sarana
kesehatan lain
l. Pelayanan lain yang telah diberikan kepada

Anda mungkin juga menyukai