Anda di halaman 1dari 42

Pembimbing

dr. Nanda Lessi Hafni Eka P, Sp M

Cecillia Cynthia
406162095
* Nama : Ny. Y
* Umur : 48 tahun
* Agama : Islam
* Pekerjaan : Ibu rumah tangga
* Alamat : Kp. Leuwibuluh
* Tanggal pemeriksaan: 26 Februari 2018
* Auto anamnesis pada tanggal 26 Februari 2018
* Keluhan utama:
Pasien datang ke poliklinik dengan keluhan mata kiri pandangan
kabur sejak ± 2 bulan SMRS.

* Riwayat Penyakit Sekarang


Pasien datang ke poliklinik mata RSUD Ciawi dengan keluhan
pandangan mata kiri kabur sejak ± 2 bulan SMRS. Pasien
mengaku awalnya 8 bulan yang lalu mata kanan yang terlebih
dahulu terasa kabur. Selain pandangan kabur pasien juga melihat
adanya bayangan bintik-bintik hitam. Sejak 3 bulan yang lalu
mata kanan pasien sudah tidak dapat melihat apa-apa.
Pandangan kabur awalnya lebih berat pada mata sebelah kanan,
namun kini sudah mengenai kedua mata. Namun dalam 2 bulan
terakhir ini, mata kiri terasa semakin berat buramnya hingga
hanya dapat melihat bayangan-bayangan. Ia mengaku hanya bisa
melihat lambaian dari jarak dekat. Riwayat mata merah, mata
gatal, belekan, mata seperti ada benda asing tidak ada. Riwayat
trauma pada mata tidak ada.
* Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien memiliki penyakit kencing manis sejak 9 tahun
yang lalu. Pasien mangaku awalnya jarang kontrol
penyakitnya ini. Pasien juga memiliki penyakit darah
tinggi yang menurut pasien jarang dikontrol. Pasien
tidak pernah memiliki keluhan serupa sebelumnya,
alergi obat ataupun makanan, dan darah tinggi juga
disangkal.

* Riwayat Penyakit Keluarga


Tidak ada anggota keluarga lain yang memiliki
keluhan serupa, tidak ada riwayat alergi, kencing
manis, dan darah tinggi pada keluarga pasien.
* Status Generalis
* Keadaan umum : Baik
* Kesadaran : Compos mentis
* Tanda Vital : TD 130/90 mmHg, HR 72x/menit,
Suhu 36,5 C, RR 20x/menit
* Kepala/Leher Normocephali, tidak ada pembesaran
kelenjar getah bening
* Mulut : Tidak dilakukan pemeriksaan
* Thorax, Jantung : Tidak dilakukan pemeriksaan
* Paru : Tidak dilakukan pemeriksaan
* Abdomen : Tidak dilakukan pemeriksaan
* Ekstremitas : Dalam batas normal
*
KETERANGAN OD OS
1. VISUS
- Visus NLP 1/300
- Koreksi - -
- Addisi - -
- Distansia pupil Tidak dilakukan Tidak dilakukan
2, KEDUDUKAN BOLA MATA
- Ukuran Normal Normal
- Eksoftalmus - -
- Endoftalmus - -
- Deviasi - -
- Gerakan Bola Mata Baik ke segala arah Baik ke segala arah
3. SUPERSILIA
- Warna Hitam Hitam
- Simetris Normal Normal
KETERANGAN OD OS
4. PALPEBRA SUPERIOR DAN INFERIOR
- Edema - -
- Nyeri tekan - -
- Ekteropion - -
- Entropion - -
- Blefarospasme - -
- Trikiasis - -
- Sikatriks - -
- Punctum lakrimal Normal Normal
- Fissure palpebral - -
- Tes anel Tidak dilakukan Tidak dilakukan
- 5. KONJUNGTIVA SUPERIOR DAN INFERIOR
- Hiperemis - -
- Folikel - -
- Papil - -
- Sikatriks - -
- Hordeolum - -
- Kalazion - -
KETERANGAN OD OS
6.KONJUNGTIVA BULBI
- Sekret - -
- Injeksi Konjungtiva - -
- Injeksi Siliar - -
- Injeksi Episklera - -
- Perdarahan - -
Subkonjungtiva/ke
mosis
- Pterigium - -
- Pinguekula - -
- Flikten - -
- Nevus Pigmentosus - -
- Kista Dermoid - -
- 7. SKLERA
- Warna Putih Putih
- Ikterik - -
- Nyeri Tekan - -
KETERANGAN OD OS
8.KORNEA
- Kejernihan Keruh jernih
- Permukaan Rata Rata
- Ukuran Normal Normal
- Sensibilitas Baik Baik
- Infiltrat - -
- Keratik Presipitat - -
- Sikatriks - -
- Ulkus - -
- Perforasi - -
- Arcus senilis - -
- Edema + -
- Test Placido Tidak dilakukan Tidak dilakukan
- 9.BILIK MATA DEPAN
- Kedalaman Tidak dapat dinilai Dangkal
- Kejernihan Tidak dapat dinilai Jernih
- Hifema - -
- Hipopion - -
- Efek Tyndall Tidak dilakukan Tidak dilakukan
KETERANGAN OD OS
10.IRIS
- Warna Coklat kemerahan Coklat
- Kripta - -
- Sinekia - -
- Koloboma - -
- 11.PUPIL
- Letak Tengah Tengah
- Bentuk Bulat Bulat
- Ukuran 6 mm 5 mm
- Refleks Cahaya - +
Langsung
- Refleks Cahaya - +
Tidak Langsung
- 12. LENSA
- Kejernihan Tidak dapat dinilai Jernih
- Letak Tidak dapat dinilai Tengah
- Test Shadow - -
- 13.BADAN KACA
- Kejernihan Jernih Jernih
KETERANGAN OD OS
14. FUNDUS OCCULI
- Batas Tidak tegas Tidak tegas
- Warna
- Neovaskularisasi + +
- Rasio arteri : vena 2/3
- C/D rasio Tidak dapat dinilai Tidak dapat dinilai
- Eksudat + +
- Perdarahan + +
- Sikatriks - -
- Ablasio - -
- 15. PALPASI
- Nyeri tekan - -
- Masa tumor - -
- Tensi Occuli N+1 Normal per palpasi
- Tonometry Schiotz 18.6 mmHg 11.7 mmHg
- 16. KAMPUS VISI
- Tes Konfrontasi Tidak dapat dinilai Tidak dapat dinilai
* Pemeriksaan GDS, GDP, GD2PP
* Pemeriksaan kolesterol darah
Pasien datang ke poliklinik mata RSUD Ciawi dengan
keluhan pandangan mata kiri kabur sejak ± 2 bulan SMRS.
Pasien mengaku awalnya 8 bulan yang lalu mata kanan
yang terlebih dahulu terasa kabur. Selain pandangan kabur
pasien juga melihat adanya bayangan bintik-bintik hitam.
Sejak 3 bulan yang lalu mata kanan pasien sudah tidak
dapat melihat apa-apa. Pandangan kabur awalnya lebih
berat pada mata sebelah kanan, namun kini sudah
mengenai kedua mata. Namun dalam 2 bulan terakhir ini,
mata kiri terasa semakin berat buramnya hingga hanya
dapat melihat bayangan-bayangan. Ia mengaku hanya bisa
melihat lambaian dari jarak dekat. Pasien memiliki
penyakit kencing manis sejak 9 tahun yang lalu. Pasien
mangaku awalnya jarang kontrol penyakitnya ini. Pasien
juga memiliki penyakit darah tinggi yang jarang dikontrol
OD OS
Visus NLP 1/300
TIO N+1 Normal per Palpasi
Cts Tenang Tenang
Cti Tenang Tenang
Cb Tenang Tenang
C Keruh , Edem Jernih
CoA Tidak dapat dinilai Dangkal
P Bulat , Uk 6mm, reflek (-) Bulat, Uk 5mm, reflek
(+)
I Coklat kemerahan Coklat
L Tidak dapat dinilai Jernih
F
* DIAGNOSIS KERJA
Proliferatif Diabetic Retinopathy ODS+
Neovaskular glaukoma OD +DM+HT
* DIAGNOSIS BANDING
Non Proliferatif Diabetic Retinopathy ODS
* PENATALAKSANAAN
* Timolol 0,5 % ED 2x1
* Rujuk ke spesialis mata untuk mendapatkan
tindakan selanjutnya
* Rujuk ke spesialis penyakit dalam untuk kontrol
penyakit sistemik
OD OS

Ad Vitam Malam Dubia ad malam

Ad Fungsionam Malam Dubia ad malam

Ad Sanationam Malam Dubia ad malam


* 2/3 post dind BM
* Membentang ke anterior-ora
serata
* Perlekatan erat pd disk optikus
dan ora serata
* tebal 0,1 mm pd ora serrata
dan 0.56 mm pd kutub posterior
* tengah retina posterior 
makula berdiameter 5.5-6 mm
Perdarahan
* Koriokapilaris  1/3 luar retina
(pleksiform luar dan lapisan inti
luar, fotoreseptor, RPE)
* Cabang-cabang dari a. centralis
retina 2/3 dlm retina
* Retinopati merupakan kelainan pada retina yg tdk
disebabkan radang
* Retinopati diabetikum (DR) komplikasi diabetes
melitus (DM) yg disebabkan oleh perubahan pd
pemb drh dlm mata atau merupakan penyakit
jaringan vaskuler retina akibat angiopati pd pemb
drh retina pd penderita DM
* Penyebab kebutaan
terbanyak di Indonesia yaitu
* Katarak (0.78%)
* Glaucoma (0.20%)
* Gangguan refraksi (0.14%)
* Gangguan retina (0.13%)
* Abnormalitas kornea
(0.10%)
* Indonesia menempati
urutan ke-4 penderita
diabetes melitus (DM)
terbanyak di dunia (Dinkes,
2012)
* Prevalensi DR:
Amerika Serikat (35%)
Australia (32,4%)
Asia (19.92%)
* Resiko mengalami retinopati pada pasien DM
meningkat sejalan dengan lamanya diabetes
* Pd DM tipe I ketika diagnosis ditegakka DR
ditemukan pada <5% pasien
* Setelah 10 tahun40-50%
* Sesudah 20 tahun  >90%
* Pd DM tipe II ketika diagnosis ditegakkan
25%
* Setelah 20 tahun >60%
* Durasi diabetes
* Jenis kelamin
* Kontrol gula darah yang buruk
* Keturunan
* Kehamilan
* Hipertensi
* Faktor risiko lain meliputi merokok, obesitas,
hyperlipidemia
a. Non-proliferative diabetic retinopathy (NPDR)
i. Mild NPDR
ii. Moderate NPDR
iii. Severe NPDR
iv. Very severe NPDR
b. Proliferative diabetic retinopathy (PDR)
c. Diabetic maculopathy
d. Advanced diabetic eye disease (ADED)
1. NPDR ringan.

- Setidaknya satu microaneurysm atau perdarahan intraretinal.


- Hard dan soft exudates mungkin ada atau mungkin tidak ada.
2. NPDR Sedang.
- Mikroaneurisma moderat / perdarahan intraretinal.
Atas dasar tingkat - IRMA ringan awal.
keparahan, NPDR - Eksudat keras / lunak mungkin atau mungkin tidak hadir.
diklasifikasikan: 3. NPDR yang berat. Salah satu dari (4-2-1 Rules) berikut:
- Empat kuadran mikroaneurisma berat / perdarahan intraretinal
- Dua kuadran venous beading.
- Satu kuadran perubahan IRMA.
4. NPDR sangat berat. Dua dari (4-2-1 Rules) berikut:
- Empat kuadran mikroaneurisma berat / perdarahan intraretinal
- Dua kuadran venous beading.
- Satu kuadran perubahan IRMA.
* PDR berkembang >50 persen kasus setelah sekitar 25
thn timbulnya penyakit.
* Ciri khas PDR adalah terjadinya neovaskularisasi
btk neovaskularisasi pd disk optik (NVD) dan / atau
tempat lain (NVE) di fundus, biasanya sepanjang
pembuluh retina temporal.
* Vitreous dettachment dan perdarahan vitreous dapat
terjadi di tahap ini.
* Atas dasar karakteristik risiko tinggi (HRCs) yg
dijelaskan oleh studi retinopati diabetes (DRS)
* 1. PDR tanpa HRC (PDR Awal)
* 2. PDR dengan HRCs (Advanced PDR)
Karateristik risiko tinggi (HRC) PDR adalah sebagai
berikut:
- NVD 1/4 sampai 1/3 dari area disk dengan atau tanpa
Perdarahan vitreus (VH) atau pra-retina haemorrhage
(PRH)
- NVD <1/4 area disk dengan VH atau PRH
- NVE> 1/2 area disk dengan VH atau PRH
* Perubahan di wilayah makularpengaruhnya terhadap
penglihatan
* Edema makula pada diabetes terjadi karena
peningkatan permeabilitas kapiler retina edema
makula yg signifikan secara klinis (CSME)  jika salah
satu dari tiga kriteria berikut tampak pd pemeriksaan
lampu celah/ Slit-lamp dengan lensa 90D:
* Penebalan retina pada atau di dalam 500 mikron dari
pusat fovea.
* Eksudat keras pada atau di dalam 500 mikron pusat fovea
berhubungan dgn penebalan retina yg berdekatan.
* Pengembangan zona penebalan retina satu diameter disk
atau ukuran lebih besar, setidaknya sebagian yang berada
dalam satu diameter cakram foveal pusat.
* Ini adalah hasil akhir dari PDR yg tidak
terkontrol. Hal ini ditandai dengan komplikasi
seperti:
* Perdarahan vitreous yg persisten
* Tractional Retinal dettachment
* Neovascular glaucoma
* Anamnesis
* Adanya riwayat diabetes mellitus, penurunan
ketajaman pengelihatan yg terjadi perlahan-
lahan tergantung dari lokasi, luas dan beratnya
kelainan. Pasien dapat mengeluhkan kesulitan
membaca, penglihatan kabur, melihat lingkaran
cahaya jika terjadi perdarahan vitreus, melihat
bintik gelap.
* Pemeriksaan Fisis
-Tes ketajaman penglihatan
-Dilatasi pupil
-Oftalmoskopi

* 3.Pemeriksaan Penunjang
- Foto funduskopi
- Slit lamp foto funduskopi biomicroscopy
- Fundal flourescein angiography
- Ocular Coherence Tomography (OCT)
- Pemeriksaan lab darah (glukosa, lipid)
* Skrining * Perawatan medis
1. Pengendalian faktor risiko
Setiap Sampai tidak ada sistemik
tahun retinopati diabetes atau
ada NPDR ringan 2. Modulasi farmakologisinhibitor
PKC, inhibitor VEGF, Aldose
Setiap 6 Pada NPDR sedang reductase dan ACE inhibitor, dan
bulan Antioksidan seperti vitamin E
Setiap 3 Pada NPDR berat 3. Steroid intravitreal  Implan
bulan intravitreal Flucinolone acetonide
Setiap 2 Pada PDR tanpa dan Injeksi intravitreal
bulan karakteristik resiko triamcinolone (2 sampai 4 mg)
tinggi
* Fotokoagulasi
* Bedah  vitrektomi
* Branch Retinal Vein Occlusion
* Central Retinal Vein Occlusion
* Macular drussen
* Hypertensive retinopathy
* Rubeosis Iridis progresif
* Glaukoma neuvaskular
* Perdarahan vitreus rekuren
* Ablasio retina
* Pendidikan pada pasien sangat penting untuk
memperoleh perbaikan dalam prognosis
pengobatan untuk pasien diabetes mellitus.
Setelah 20 tahun, 75% daripada pasien diabetic
dengan PDR akan menjadi buta jika diobati
dalam masa 5 tahun.
* Kontrol optimal terhadap kadar glukosa darah
dapat mencegah komplikasi retinopati yang
lebih berbahaya. Pada mata yang mengalami
edema makuler dan iskemik yang bermakna
akan memiliki prognosis yang lebih jelek
dengan atau tanpa terapi laser, daripada mata
dengan edema dan perfusi yang relative baik

Anda mungkin juga menyukai