Anda di halaman 1dari 13

NILAI DALAM MANAJEMEN

DAN KEPEMIMPINAN
PENDIDIKAN ISLAM
Mohammad Assabiq
172011062
Pengertian Nilai dan Indikatornya

Nilai artinya sifat-sifat (hal-hal) yang penting atau berguna bagi kemanusiaan.
Maksudnya kualitas yang memang membangkitkan respon penghargaan. Nilai itu
praktis dan efektif dalam jiwa dan tindakan manusia dan melembaga secara obyektif
di dalam masyarakat. “Menurut Sidi Gazalba yang dikutip Chabib Thoha mengartikan
nilai sebagai berikut: Nilai adalah sesuatu yang bersifat abstrak, ia ideal, nilai bukan
benda konkrit, bukan fakta, tidak hanya persoalan benar dan salah yang menuntut
pembuktian empirik, melainkan penghayatan yang dikehendaki dan tidak
dikehendaki. Sedangkan menurut Chabib Thoha nilai merupakan sifat yang melekat
pada sesuatu (sistem kepercayaan) yang telah berhubungan dengan subyek yang
memberi arti (manusia yang meyakini)
Indikator Nilai

Semua lembaga pendidikan berorientasi pada mutu. Lembaga pendidikan


dikatakan ‘bermutu’ jika input, proses dan hasilnya dapat memenuhi
persyaratan yang dituntut oleh pengguna jasa pendidikan. Bila performance-
nya dapat melebihi persyaratan yang dituntut oleh stakeholder (user) maka
dikatakan unggul. Lantaran tuntutan persayaratan yang dikehendaki para
pengguna jasa terus berubah dan berkembang kualitasnya, maka pengertian
mutu juga bersifat dinamis, terus berkembang dan terus berada dalam
persaingan yang terus menerus
lanjutan

Sehubungan dengan hal tersebut, keberhasilan dalam implementasi


manajemen peningkatan mutu dalam lembaga pendidikan Islam setidaknya
bisa dilihat dari tiga indikator yaitu efisiensi, efektifitas, dan produktivitas. Tiga
indikator tersebut saling berkaitan satu dengan lainnya, walaupun pada
tataran praktik masing-masing bisa berdiri sendiri.
Efisiensi

Efisiensi menurut Dharma Mulyasa mengacu pada ukuran penggunaan daya


yang langka oleh organisasi . Efisiensi juga ditekankan pada perbandingan
antara input/sumber daya dengan out put. Sehingga suatu kegiatan dikatakan
efisien bila tujuan dapat dicapai secara optimal dengan penggunaan atau
pemakaian sumber daya yang minimal . Efisiensi dengan demikian merupakan
perbandingan antara input dengan out put, tenaga dengan hasil, perbelanjaan
dan masukan, serta biaya dengan kesenangan yang dihasilkan.
Efektifitas

Efektifitas merupakan sebuah fenomena yang mengandung banyak segi,


sehingga sedikit sekali orang yang dapat memaksimalkan keefektivitasan
sesuai dengan keefektifitasan itu sendiri . Atau dapat dikatakan bahwa
efektivitas masih merupakan sebuah konsepsi yang bersifat elusive (sulit
diraih) yang harus didefinisikan secara jelas. Sehingga efektivitas organisasi
atau lembaga pendidikan memiliki arti yang berbeda bagi setiap orang,
bergantung pada kerangka acuan yang dipakai.
lajutan
• Konsep efektifitas pendidikan mengacu pada kinerja unit organisasi, oleh sebab itu
maksud dari efektifitas sesungguhnya pencapaian tujuan, maka asumsi kriteria
yang digunakan harus mencerminkan sasaran akhir dari organisasi itu sendiri.
Efektifitas pendidikan dalam setiap tahapannya berproses pada das sollen dan
dessein dengan indikator-indikator sebagai berikut:
• a. Indikator input, meliputi karakteristik guru, fasilitas, perlengkapan dan materi
pendidikan serta kapasitas manajemen.
• b. Indikator proses, meliputi prilaku administratif, alokasi waktu guru, dan alokasi
waktu peserta didik.
• c. Indikator out put, berupa hasil-hasil dalam bentuk perolehan peserta didik
meliputi hasil prestasi belajar, sikap, keadilan dan persamaan.
• d. Indikator out come, meliputi jumlah lulusan ketingkat pendidikan berikutnya,
prestasi belajar di sekolah yang lebih tinggi dan pekerjaan serta pendapatan.
Produktivitas

Produktivitas merupakan perbandingan terbaik antara hasil yang diperoleh


(input) dengan jumlah sumber yang dipergunakan (output). Produktivitas
dapat dinyatakan dengan kuantitas maupun kualitas. Kuantitas output
merupakan jumlah lulusan, sedangkan input merupakan jumlah tenaga kerja
sekolah, dan sumber daya lainnya. Sedangkan produktivitas dalam ukuran
kualitas tidak dapat diukur dengan uang, ia digambarkan dari ketetapan
penggunaan metode dan alat yang tersedia sehingga volume dan beban kerja
dapat diselesaikan sesuai dengan waktu yang tersedia serta mendapatkan
respon positif bahkan pujian dari orang lain atas hasil kerjanya.
lajutan

nampak jelas bahwa pengukuran produktivitas pendidikan erat kaitannya


dengan pertumbuhan ekonomi, yang sangat bergantung pada akurasi
kerangka yang digunakan dalam analisis dan kualitas data. Dalam konteks ini
agaknya tidak perlu diperdebatkan bagaimana pengukuran pendidikan dalam
pertumbuhan ekonomi, sebab umumnya riset mengenai ini membuktikan
bahwa peranan pendidikan tetap substansial dalam pertumbuhan ekonomi.
Sehubungan dengan hal tersebut, untuk mengetahui produktivitas pendidikan
dalam konteks peningkatan mutu pendidikan, antara lain dapat dilakukan
dengan analisis efektifitas biaya, analisis biaya minimal, dan analisis manfaat
Pengertian Moral Islam

Manusia adalah makhluk yang harus bermoral, sebabnya ialah karena moral merupakan
tuntutan kodrat manusia. Prof. Dr. N. Dyarkara SJ mengatakan: “Kesusilaan adalah tuntutan
kodrat manusia. Tiap-tiap perbuatan yang tidak susila merupakan perkosaan terhadap
kodrat.”
Allah menyatakan bahwa manusia diciptakan-Nya dalam sebaik-baik kejadian (QS. At-Tiin: 4);
Artinya: “Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-
baiknya.”(QS. At-Tiin : 4)
Syahminan Zaini, Mengapa Manusia Harus Beragama, (Jakarta: Kalam Mulia, 1986), h.56.
lanjutan

Kemudian adapun pengertian moral dari segi bahasa berasal dari bahasa latin, mores
yaitu jamak dari kata mos yang berarti adat kebiasaan.
Di dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia dikatakan bahwa moral adalah penentuan
baik buruk terhadap perbuatan dan kelakuan dikatakan benar, salah, baik, atau
buruk.
• Selanjutnya pengertian moral dijumpai pula dalam The Advanced Leaner’s
Dictionary of Current English. Dalam buku ini dikemukakan beberapa pengertian
moral sebagai berikut;
• 1. Prinsip-prinsip yang berkenaan dengan benar dan salah, baik dan buruk.
• 2. Kemampuan untuk memahami perbedaan antara benar dan salah.
• 3. Ajaran atau gambaran tingkah laku yang baik.
Hubungan Antara Nilai dan Moral dalam
Management Pendidikan Islam

Pendidikan Islam bukan sekedar proses penanaman nilai moral untuk membentengi
diri dari akses negative globalisasi. Tetapi yang paling penting adalah bagaimana nilai
moral yang telah ditanamkan pendidikan Islam mampu berperan sebagai pembebas
dari himpitan kebodohan dan keterbelakangan.
Pendidikan Islam adalah pendidikan yang bertujuan untuk membentuk
manusia/pribadi muslim seutuhnya, mengembangkan seluruh potensi manusai baik
yang berbentuk jasmani maupun rohani. Menumbuh suburkan hubungan harmonis
setiap pribadi dengan Allah, manusia dan alam semesta. Dengan demikian
pendidikan Islam itu berupaya mengembangkan individu sepenuhnya, Maka sudah
sewajarnya untuk dapat memahami hakikat pendidikan islam itu bertolak dari
pemahaman terhadap konsep manusia menurut Islam, yaitu manusia itu merupakan
makhluk yang bermoral. Sehingga moral itu pun harus dibenahi dalam diri manusia
muslim secara utuh.
lanjutan

Untuk terciptanya fungsi tersebut yang terintegrasi dalam diri pribadi muslim,
maka diperlukan konsep pendidikan yang komprehensif yang dapat
mengantarkan pribadi muslim kepada tujuan akhir pendidikan yang ingin
dicapai, diantaranya yaitu pendidikan moral yang tertanam dalam diri seorang
muslim. Agar peserta didik dapat mencapai tujuan akhir pendidikan Islam,
maka diperlukan konsep pendidikan yang komprehensif yang dapat
mengantarkan pada tujuan tersebut.

Anda mungkin juga menyukai